Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 : Seperti Terbangun dalam Mimpi yang Lain
Saat aku membuka mata, aku berada di dalam air. Aku langsung panik dan berusaha menggapai ke atas permukaan karena aku sama sekali tak bisa berenang. Aku takut tenggelam. Bagaimana bisa aku di dalam air lagi padahal tadi aku sedang tidur di dalam kamar? Aku mencoba bernapas dan ternyata bisa. Apakah ini mimpi? Di sini gelap sekali. Hitam. Air yang sangat pekat. Mengingatkanku kepada malam itu, malam yang membawaku ke dunia ini.
Aku mulai tenang dan tak berusaha ke atas lagi karena ternyata aku bisa bernapas di dalam air dan aku jadi tahu benar jika ini adalah mimpi. Apakah pada akhirnya aku mati dan keluar dari tubuh Yrina? Entahlah. Aku tak tahu. Dunia itu juga bukan milikku dari awal. Semua yang di sana bukan untukku. Di duniaku yang semestinya pun, terasa seperti neraka dan ternyata di dunia Yrina, dia juga tidak disukai oleh saudara-saudaranya. Mengapa? Apa sebabnya? Aku terlarut dalam pikiranku. Lalu, apakah seperti ini rasanya terombang-ambing dalam ruang hampa? Tempat bagi jiwa-jiwa yang tersesat?
Saat aku mengarahkan pandangan ke depan. Gadis kecil itu ada di sana. Gadis yang ku selamatkan malam itu. Yrina kecil. Dia memandangku. Kami saling pandang dan aku berusaha berenang mendekat ke arahnya namun ia berenang menjauh. Banyak yang ingin ku tanyakan. Banyak yang ingin ku bicarakan.
Matanya memancarkan luka. Semua kesedihan langsung mengalir kepadaku. Apa ia marah dan menganggap aku merebut tubuhnya? Apa ia membenciku karena itu? Aku ingin memeluknya. Apa ia menyesal? Dia lalu membuka mulutnya.
"Hiduplah dengan baik, dan lebih baik daripada aku." Ucapnya.
Aku terbangun dari tidurku. Ternyata aku bermimpi dan kesedihan yang tadi ku rasakan masih sangat terasa. Aku memandang ke sekeliling. Cahaya matahari mulai masuk dan ada Catherine yang sedang membuka jendela, juga sudah ada sarapan yang tersaji di meja. Aku berusaha menepis sensasi yang kurasakan karena mimpi barusan. Aku langsung duduk dan menyapanya.
"Selamat pagi, Catherine." Sapaku.
"Selamat pagi, nona. Apa anda tidur dengan nyenyak?" Tanyanya.
"Iya." Jawabku dengan pelan. Menunduk dan memandangi lantai. Aku masih memikirkan ucapan Yrina yang asli di mimpiku.
"Nona."
"Iya?"
"Mengapa anda menangis?"
Aku seketika menoleh ke Catherine saat mendengar pertanyaannya. Menangis? Aku? Saat ku raba pipiku, pipiku basah. Benar saja, aku menangis. Aku langsung mengusap air mataku dan tersenyum. Aku tak ingin dia khawatir.
"Nona, apa ada yang sakit? Apa anda baik-baik saja?" Tanya Catherine. Dia langsung bersimpuh di hadapanku sambil memeriksa wajahku. Dia sangat khawatir.
"Aku baik-baik saja, Catherine. Kau tak perlu khawatir." Kataku sambil tersenyum. Aku tak ingin dia khawatir.
"Anda harus memberitahuku jika ada yang tidak beres nona. Anda baru pulih. Anda tak boleh sakit lagi." Katanya. Ia terlihat begitu bersungguh-sungguh.
Aku mengusap atas kepalanya dengan lembut sambil tersenyum.
"Berdirilah, sini, duduklah di sampingku!" Kataku sambil menepuk ruang kosong di atas kasur, di sampingku.
Catherine lalu duduk di sana sambil memandangku bertanya-tanya.
"Aku, dulu, orang seperti apa?" Tanyaku. Aku harus memastikan banyak hal. Apa yang dikatakan Yrina masih terngiang-ngiang di benakku.
Catherine tak langsung menjawab. Dia terdiam sebentar. "Anda sedikit keras, nona." Jawabnya pada akhirnya. Dia berbicara sangat pelan dan aku bisa merasakan jika dia sangat takut.
"Kau tak perlu takut. Jawablah dengan jujur! Aku ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku ingin menebus semua kesalahanku." Kataku, berusaha menenangkannya.
"Anda, sering marah dan sangat kasar." Cicitnya. Dia tak berani menolehku dan terus menunduk.
"Apa aku pernah memukulmu?"
Dia mengangguk pelan. Aku terkejut. Yrina, sebenarnya kau orang seperti apa? Mengapa kau sampai tega memukul gadis semanis Catherine?
"Apa aku juga begitu ke semua orang?"
"Iya, nona. Tapi anda tak perlu khawatir. Anda sekarang sudah berubah dan jauh jadi lebih baik dan juga penyayang. Anda sangat berbeda. Anda tak perlu khawatir, nona." Katanya terburu-buru.
Aku mengiyakan dalam hati. Ingin ku menjawab hal itu sudah pasti karena aku bukan Yrina yang asli karena aku jiwa yang berbeda.
"Maaf, Catherine." Kataku pelan. "Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf."
Hiduplah dengan baik dan lebih baik dariku.
Ucapan Yrina yang asli masih terus terngiang. Aku pastikan akan memperbaiki segalanya. Aku bersumpah. Yrina apapun hal buruk yang telah kau lakukan akan ku tebus semuanya. Rasa takut terbesit di hatiku, aku takut jika Yrina yang asli kembali dan aku harus meninggalkan tubuh ini. Aku sangat takut. Hanya di dunia ini aku bisa merasakan cinta dari orang tua kepada anaknya. Apakah hari itu akan benar-benar tiba?
"Jangan minta maaf, Nona. Bersama dengan anda beberapa hari ini membuatku sadar jika anda sebenarnya adalah orang baik." Catherine menangis.
Aku memeluknya dengan erat dan ia langsung menangis meraung-raung dan tubuhnya bergetar. Pasti dia sangat terluka atas semua perbuatan Yrina dulu. Gadis semanis Catherine sudah sangat terluka karena Yrina, bagaimana bisa?
Selesai bersiap-siap dan sarapan, aku langsung turun dari kamarku dan menuju halaman selagi menunggu mama selesai bersiap. Kami akan pergi ke ibukota untuk menemui keluarga raja sekaligus tunanganku, Si Putra Mahkota. Aku menyapa semua orang yang ku temui meskipun mereka terlihat setengah bingung, kikuk serta ketakutan. Aku akan pastikan jika Yrina yang sekarang tidak kasar dan pemarah. Banyak tukang kebun yang kelihatan sibuk mengganti Bunga Lily of The Valley dengan Bunga Mawar. Aku memuji hasil kerja mereka dan mereka tersenyum dengan penuh tekanan. Aku memaklumi hal itu. Sejujurnya menyenangkan melihat Bunga Mawar menggantikan Bunga Lili Lembah, Bunga Lili Lembah memang cantik, namun dia beracun. Aku tak menyukai hal itu. Aku lebih suka Bunga Mawar Merah. Catherine berjalan pelan di belakangku sambil terus tersenyum. Aku suka melihat senyuman gadis itu, dia sangat polos dan manis.
Aku memutuskan untuk berjalan-jalan santai di taman untuk melihat bunga-bunga baru yang akan ditanam. Cuaca yang hangat membuatku serasa hidup. Ini adalah hidup keduaku yang benar-benar gila. Aku memejamkan mata pelan untuk menikmati cahaya matahari yang sangat hangat. Cahayanya menyirami tubuhku hingga rasanya masuk ke dalam jiwaku. Ini terlalu indah untuk menjadi nyata. Iya, ku rasa ini mimpi. Mimpi indah yang membuatku tertidur selamanya. Jika ini benar mimpi, maka tolong biarkan aku tidur selamanya. Aku berjanji akan memperbaiki diri Yrina yang asli dan akan hidup dengan baik dan bahagia sesuai keinginan yang ia sampaikan. Keinginan itu juga yang selalu ingin ku wujudkan. Sebuah dunia dimana aku dicintai orang tuaku meskipun aku menjadi orang lain. Dan lucunya ku rasa aku bermimpi dalam mimpiku. Mimpi dimana aku bertemu Yrina kecil yang asli.