Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1
Syut!
Bugh!
Pats!
"Akhh"
Dor!
"Rasakan inii! "
Bugh!
Sring!
Dor!
Dor!
Suara perkelahian terdengar semakin sengit dan panas, banyak diantara mereka tumbang bahkan mat* ditempat.
Perkelahian antar dua klan mafia yang dimana adalah salah satunya ingin menjatuhkan mafia yang lain Untuk merebut posisi tingkat pertama. Tentu saja hal itu tidak akan mudah bagi pemimpin mereka saat ini. Segala cara akan dia lakukan agar kelompok mafia yang ia pimpin akan terus berada di tingkat teratas.
"Menyerah lah kau gadis kecil! Apa salahnya biarkan aku menang kali ini, " Ucap ketua mafia bernama Andy
Ketua dari mafia black Dragon
"Cih! Menyerah? Aku? Tidak semudah itu. Meski titik darah penghabisan pun aku tidak akan menyerahkan posisi ini kepada klan mu. Aku tau maksud dan tujuan mu itu. Kau hanya ingin membuat kerusuhan dan mengembangkan bisnis haram mu itu, jangan kau kira aku tidak tahu akan hal busuk kau itu! " Balasnya sambil terus menangkis setiap serangan yang diberikan oleh sang lawan.
Dia adalah Hanna putri Atmaja ketua mafia bernama Flowers. Yaps! Dirinya juga mafia namun berbeda dengan kelompok mafia yang ia lawan saat ini. Mafia yang ia bangun justru memiliki niat baik dan hanya akan melawan orang orang jahat dan memberikan keadilan.
"Oh begitu kah? Ternyata kau cukup pintar juga ya gadis manis, " Jawab Andy sambil terus menyerang lawannya
Namun seperti nya dewa saat ini tengah tidak berpihak pada Hanna, ntah kenapa ia sedikit lengah kali ini. Akibat ke lengahan nya Andy berhasil menusuk kan belati yang telah ia lumuri dengan racun sebelum nya.
Hanna melotot kaget, seteguk darah keluar dari mulutnya dan jatuh begitu saja. Dengan setengah kesadaran yang ia miliki Hanna menatap tajam Andy yang saat ini tengah tersenyum remeh padanya.
"Demi dewa Neptunus, jika aku hidup kembali didunia selanjutnya. Aku bersumpah akan menghabisi seluruh keturunan mu, Andy! " Batin Hanna
Setelah mengucapkan sumpah serapah itu Hanna pun menghembuskan nafas terakhirnya. Akan tetapi sebelum itu Hanna masih sempat berbicara kepada Gavin, tangan kanan nya
"Peperangan selesai! Lihat ketua yang kalian agung agungkan ini telah mat* ditanganku, " desis Andy bersorak penuh kemenangan
Mereka yang tengah berperang itu pun seketika terhenti akibat teriakan dari ketua musuh mereka.
Mereka para anggota Flowers terdiam dengan pandangan yang lurus menatap ketua mereka yang telah terkapar
"Tidak! Hanna bangun! Gue mohon bertahan lah! " Ucap Gavin bersimpuh memangku Hanna yang saat ini tengah terbaring di pahanya.
"Kak, gue udah nggak kuat. Tolong jaga para anggota kita dan jadi lah pemimpin untuk menggantikan posisi gue, gue bersumpah! Jika suatu saat gue hidup kembali akan membalas para bedebah itu. Gue percaya lo kak, Gavin. " Dengan nafas yang tersengal Hanna berusaha untuk berbicara meski tak terlalu terdengar lirih dan pelan.
Namun Gavin tetap mendengarkan nya dengan sangat jelas. Gavin mahendra adalah kaki tangan Hanna di klan mereka, Gavin adalah satu satunya orang yang dapat Hanna percayai meski ada beberapa anggota inti lainnya.
"Tidak, Hanna. Jangan berkata seperti itu. Dari awal hingga seterusnya lo adalah pimpinan kita. Dan lo nggak bakal tergantikan sampai kapanpun itu! " Gavin berucap sambil menahan isak tangis nya.
Oh ayolah, Hanna itu sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, Gavin tak ingin kehilangan Hanna begitu saja.
"Kalian kenapa diam saja! Cepat bawa Hanna dari sini dan segera obati! " Tekan Gavin dengan intonasi yang tinggi
Para anggota inti seketika terkesiap, akhirnya mereka bergegas untuk membawa Hanna menuju rumah sakit. Sementara itu Gavin menatap Andy dengan nyalang bahkan urat matanya terlihat dengan jelas menandakan bahwa ia saat ini tengah dilanda kemarahan.
"Brengsek! Lo akan mati ditangan gue,"
Andy tersenyum remeh dengan pandangan mencemooh. " Silahkan, gue nggak takut meskipun gue mati hari ini juga, setidaknya gue sudah berhasil membun*h ketua kalian, hahaha" Andy menyahut dengan santai membuat Gavin semakin emosi.
"Bedebah sialan! Tidak akan semudah itu! Hanna tidak akan matii! " Tekannya dan kembali menyerang Andy dengan membabi buta
"Oh really? Baiklah mari kita lanjutkan pertempuran ini, " Jawab Andy menantang.
Gavin mengepalkan kedua tangannya sampai buku buku nya memutih. Tanpa aba aba peperangan pun berlanjut dengan Andy yang melawan Gavin
***
Sementara itu ditempat lain Hanna tengah dibawa menuju ruang operasi guna ditindak lanjuti. Para anggota inti tengah menunggu diluar. Mereka menunggu dengan rasa cemas berharap Ketua mereka Hanna dapat ditangani oleh para tim medis.
"Semoga Hanna baik baik saja, " Ucap Litha bersuara
"Ya, gue juga berharap begitu. Semoga aja yang kita takutkan tidak akan terjadi pada Hanna. " Jawab Bryan
Mereka yang menjaga disana semua mengangguk kan kepala seraya berucap amin didalam hati mereka.
Yang menjaga Hanna saat ini adalah para anggota inti yaitu ada, Bryan Mahendra sebagai tangan kirinya Hanna sama seperti Gavin Prasetyo tangan kanannya Hanna.
Lalu Aidan Nakhla Perdana sebagai Ahli IT. Ada Agam Cetta Arsenio, sebagai panglima perang dan yang terakhir Adira Talitha Tanjaya.
Mereka sebenarnya adalah orang orang biasa yang memiliki kemampuan masing masing. Namun naas nya hidup mereka tidaklah beruntung. Dengan keluarga yang tidak jelas seperti apa dan mereka memilih menjadi pemulung sekitar.
Beruntung nya waktu itu mereka bertemu dengan Hanna. Hanna yang merasa iba akhirnya menghampiri mereka dan mengajak mereka untuk gabung dengan klan yang baru saja ia dirikan. Beruntung Hanna tidak bersusah payah mengajarkan mereka yang ternyata mereka semua sudah ahli, dan hanya perlu dipoles sedikit saja.
Ceklek!
Pintu ruangan operasi terbuka menampilkan dokter yang khas dengan seragam nya. Dokter itu memandang para anak muda itu dengan pandangan iba, dokter itu tau dan bahkan sangat kenal dengan mereka, terlebih lagi mereka adalah para mafia nomor 1, yang tak terkalahkan itu. Namun sayangnya kali ini dewa Neptunus seperti nya sedang tidak berpihak pada mereka.
"Dokter, cepat katakan apa yang terjadi pada Hanna? Apakah dia baik baik saja, apakah operasi nya berjalan lancar? Katakan dokter, jangan diam saja! " Kata Litha dengan nada rendah namun tersirat ke khawatiran
"Litha tenanglah, berikan dokter itu ruang untuk berbicara. Jangan mencerca nya tanpa henti. " Sahut Agam menenangkan Litha
"Gimana bisa gue tenang Gam, lo tau sendiri gimana keadaan Hanna tadi. Luka yang ia dapatkan begitu parah! " Teriak Litha pada Agam.
Sungguh Litha Saat ini benar benar marah seharusnya tadi saat peperangan terjadi Litha berada dekat dengan Hanna jika terjadi sesuatu maka Litha akan bergerak cepat meskipun kekuatan nya jauh lebih besar Hanna, namun tak menutup kemungkinan akan ada saja musibah yang menimpa. Contohnya seperti saat ini
"Litha, tenanglah. Kita semua juga cemas, jadi biarkan dokter itu menjelaskan dulu bagaimana kondisi Hanna Saat ini. " Ujar Bryan, Litha pun akhirnyaa tenang dan mulai mengatur nafasnya
Aidan memandang dokter itu, "jelaskan, " Pintanya
Sang dokter pun mengangguk. "Begini, operasi nya berjalan lancar hanya saja, " Terlihat jelas jika dokter itu menghela nafas dengan berat
"Hanya saja apa? Katakan dengan jelas, dokter. " Kata Bryan dengan alis yang terpaut
"Huft! Mohon maaf sekali, dengan berat hati saya mengatakan ini. Saya dan para tim medis sudah berusaha semampu yang kita bisa. Akan tetapi Tuhan berkata lain. Hanna, ia telah berpulang ke sang Pencipta. " Terang dokter itu dengan hati yang berat.
Aidan, Bryan, Agam Dan Litha membeku di tempatnya . Apa? Apakah mereka tidak salah dengar dengan apa yang dokter itu katakan
"A- apa dok? Bisakah ulang sekali lagi? " Ucap Litha
"Kalian tidak salah mendengarnya. Hanna telah pergi meninggal kan kita untuk selamanya. Kalau begitu saya mohon undur diri untuk mengurus jazadnya. " Ucapnya menundukkan kepala
"Tidak! Ini pasti tidak mungkin kan, Hanna tidak mungkin meninggalkan kita. " Ucap Litha histeris
Bryan, Agam terdiam sementara Aidan menenangkan Litha dan menghubungi Gavin untuk segara datang dan memintanya untuk datang kerumah sakit.