Kiara Putri terpaksa pergi dari suaminya saat ia hamil besar. Ancaman dari istri pertama suaminya, membuat ia nekat perg apalagi setelah sang ibu meninggal karena ulah istri pertama suaminya.
Namun, setelah anak yang ia lahirkan berusia 7 tahun, ia terpaksa kembali ke kota untuk menemui laki-laki yang telah memperistri nya.
Bayu Aksara Yudhistira, laki-laki yang kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Ia tidak tahu bahwa selain Yumna Cempaka yang sudah berstatus mantan istrinya, ia masih punya istri lain bahkan juga seorang anak.
Bagaimana kehidupan mereka saat keduanya kembali di pertemukan?
Happy Reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA 7 Mantan Istri
Ayah Anakku (7)
Kiara kembali ke rumah dengan beberapa kantong belanjaan. Ada makanan siap makan dan juga bahan mentah yang akan ia olah besok.
" aku ingat kalau aku menguncinya," gumam Kiara. Ia curiga saat pintu depan tidak terkunci.
" apa mungkin ada pencuri?," Batin Kiara mulai gelisah.
Segera di ambilnya pot bunga yang ada di teras setelah meletakkan belanjaannya terlebih dahulu.
Kriettt
Perlahan, Kiara masuk ke dalam rumah. Ia tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Hingga.
" kaki siapa itu?," gumam Kiara melihat ada kaki di balik sofa.
Dengan mengendap-endap, Kiara melihat ke arah belakang sofa.
Deg
"Astaghfirullah. Pak Bayu..." Kiara meletakkan pot di atas lantai.
Dengan sedikit usaha, ia membalikkan tubuh Bayu yang saat itu dalam posisi tengkurap.
" Pak Bayu...Pak," Kiara menepuk-nepuk wajah Bayu.
Karena khawatir ia akhirnya menghubungi Bi Hana dan suaminya.
.
.
" Ibu tidak perlu khawatir, suami ibu baik-baik saja. Beliau hanya pingsan. Tidak ada yang perlu di khawatirkan," jelas dokter yang di panggil suami Bi Hana.
Kebetulan di sekitar sama ada klinik.
" Terimakasih, Dok," ucap Kiara saat mengantarkan dokter perempuan itu keluar.
" sama-sama, Bu. Kalau ada apa-apa ibu bisa hubungi saya,"
Kiara mengangguk dan kembali mengucapkan banyak terimakasih.
Kiara menuju dapur saat tadi ia melihat Bi Hana ada di dapur. suami Bi Hana sendiri sudah kembali ke rumah.
" Ini tinggal menunggu matang ya, Mbak Kia," ucap Bi Hana saat Kiara menghampirinya.
" Bibi seharusnya tidak repot-repot." Kiara tak enak hati.
" Tidak repot, Mbak. sudah lama Bibi tidak masak untuk Mbak Kia dan Pak Bayu," bibi Hana tersenyum.
Sementara Kiara sedikit tersentak. Benar, orang yang dia cari ada di sana. Tinggal menunggu waktu hingga mereka akan bertemu dan mungkin berbicara.
Kiara hanya menghembuskan nafasnya. Ia mencoba menguatkan dirinya sendiri.
" Bibi pamit ya, mbak. Kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk menelpon bibi," pesan Bi Hana sebelum pamit pulang.
" iya, Bi,"
Kiara melanjutkan masakan Bi Hana. Sebenarnya hanya masakan sederhana saja.
" Allah mengabulkan do'aku. Aku bisa bertemu dengannya tanpa harus bertemu Bu Yumna," gumam Kiara.
Tak sadar ia melamun sambil mengaduk SOP yang sedang ia masak.
Deg
" astaghfirullah," teriak Kiara saat merasakan sepasang tangan melingkar di perutnya.
" maaf, membuatmu terkejut," hembusan nafas yang menerpa lehernya membuat tubuhnya meremang.
" Pak Bayu ..." Lirih Kiara.
Tubuhnya mematung menerima perlakuan Bayu yg tak pernah ia rasakan dulu.
Bayu mematikan kompor dan membalikkan badan Kiara hingga mereka saling berhadapan. Masakannya sudah matang. Tapi, Kiara tidak sadar itu.
" kamu istriku. Kenapa panggilanmu seperti pelayan pada majikannya?," tanya Bayu membuat Kiara terdiam.
" Pak Bayu tahu siapa saya?," tanya Kiara.
Seingatnya, Bi Hana bilang kalau Bayu mengalami amnesia.
" Kamu Kiara Putri. Istriku," jawabnya singkat.
" Bapak ingat?,"
Bayu menggelengkan kepalanya membuat Kiara mengerutkan keningnya.
" Lalu?,"
" Dari foto dan berkas di atas nakas," jelas Bayu membuat Kiara mengangguk.
Sebelum pergi ke luar tadi, ia sempat membongkar brangkas di ruang kerja laki-laki itu yang ia tahu kodenya dari Bayu sendiri.
Kiara pikir ia tak akan membutuhkannya. Nyatanya kini informasi itu sangat membantunya. Dimana disana, ia akhirnya menemukan kartu nikah mereka.
"Pak, bisa tolong lepaskan. Ini tidak nyaman,"
Bagaimana tidak nyaman? Bayu masih meletakkan kedua tangannya di pinggang Kiara.
" Kenapa tidak nyaman? Kamu kan istriku," jawabnya santai.
Kiara menghembuskan nafasnya. Ia sepertinya memang harus berbicara dengan laki-laki itu.
Ia masih bingung dengan sikap Bayu padanya.
" mari duduk dulu, Pak. kita bicara,"
" Jangan panggil Pak. Panggil mas. Aku suamimu," ketus Bayu membuat Kiara melongo.
Sikap Bayu baru pertama kali ini ia lihat.
" Baiklah, Mas," jawab Kiara sedikit kaku.
" Tapi, aku lapar. Ayo makan dulu,"
" Huffth, baiklah,"
Kiara melayani Bayu. Laki-laki itu makan dengan lahap. Sementara ia sendiri makan dengan canggung.
Ingatannya melanglang buana ke masa ia masih tinggal di rumah itu. Bayu jarang makan dengannya di satu meja yang sama. Hanya sesekali saja.
Sikapnya pun cenderung datar.
" Pak, bisa bicara sekarang?,"
Bayu menatap tajam Kiara.
" Sudah aku bilang rubah panggilanmu. Aku suamimu,"
Kiara meringis. " Maaf, Pa... Mas,"
" Ayo," Bayu menarik Kiara ke ruang tamu. Kini mereka duduk di sofa dengan saling berdampingan.
" Mas, saya duduk di sana saja," Kiara tak nyaman duduk sedekat ini dengan Bayu. Apalagi Bayu terus menggenggam tangannya.
" Tidak." jawabnya tegas.
" Hah. Baiklah,"
Hening sejenak.
" Katanya mau bicara?," tanya Bayu yang tidak mengalihkan tatapannya pada jari mungil yang ia mainkan.
" Ehem. Begini... Mas," ucap Kiara yang hampir kembali memanggil Bayu dengan sebutan Pak. " Saya..."
" Ck, aku bukan saya," ralat Bayu.
" Maksudnya, aku dengar dari Bi Hana kalau mas mengalami amnesia. Apa itu benar?,"
" Ya,"
" Lalu?,"
" Apanya yang lalu?,"
" Kalau amnesia, kenapa mas bersikap seperti ini padaku?,"
" Bersikap seperti apa? Aku rasa sikapku biasa saja. Sikap seorang suami pada istrinya," jelasnya.
Kiara menggaruk tengkuknya. Mereka memang suami istri. Tapi, hubungan mereka tidak sedekat itu juga.
Ia sedikit frustasi. Bingung bagaimana menjelaskannya.
" Aku memang amnesia." Bayu menegakkan tubuhnya. Suaranya lebih serius sekarang. Namun, genggaman tangan itu tak terlepas sama sekali.
" Aku lupa sebagian ingatanku. Namun, kamu masih aku ingat. Kamu dan mereka yang ada dalam hidupku sejak kecil, aku ingat. Karena tidak semua memori aku lupa,"
Kiara terdiam. Ia mendengarkan dengan baik.
" Tentang pernikahan, aku tahu dari informasi orang suruhan ayahku. Termasuk rumah ini yang baru aku tahu kemarin," jelasnya lagi.
" Bagaimana dengan Bu Yumna?. Mas ingat dengannya?,"
" Mantan istriku itu jadi bagian yang aku lupakan."
" Tunggu, mantan istri?," Kiara terkejut.
.
.
" Dimana Bayu?," tanya Galih pada Chandra.
" Pak Bayu keluar, Pak. Saya tidak tahu beliau kemana. Saya melihatnya pergi dengan tergesa-gesa,"
" Baiklah."
Galih kembali pergi. Ia menghubungi seseorang yang pastinya tahu keberadaan Bayu.
" Dimana dia?,"
"...."
" Ok. Pantau terus,"
Galih melangkahkan kakinya keluar perusahaan. Ia langsung masuk ke dalam mobil yang sudah siap membawanya ke suatu tempat.
" Tuan, tadi saya melihat mobil wanita itu,"
" Dimana?," Galih tahu siapa wanita yang dimaksud. Siapa lagi kalau bukan mantan menantunya.
" Di depan perusahaan. Bahkan dia turun ke bagian security menanyakan keberadaan Tuan Bayu. Dia datang bersama putrinya,"
" Wanita itu tidak mengindahkan peringatan ku rupanya." tangan Galih terkepal. Geram dengan semua sikap Yumna.
" Dia bahkan menyuap security kita agar memberinya informasi jika Tuan muda datang perusahaan,"
" Mantan istri Bayu itu sepertinya harus di beri peringatan lagi," kesal Galih.
Dulu ia kecolongan karena terlalu percaya pada Yumna. Hingga persel1ngkuhan itu terkuak. Kini, ia tidak akan melakukan kesalahan lagi.
" Terus awasi pergerakan wanita itu."
" Baik,"
" Suaminya bagaimana?,"
" Dia tidak ikut campur dengan apa yang dilakukan istrinya,"
.
.
TBC