Ayah Anakku
Ayah Anakku (1)
" Nda, aku mau sekolah di sana!," tunjuk bocah laki-laki yang tahun baru ajaran ini sudah harus masuk SD. Usianya sudah tujuh tahun
" Itu sekolah Bang Raka. Bagus," jelasnya lagi membuat kening sang bunda semakin berkerut.
Raka adalah anak tetangga sebelah rumah mereka.
" Aksa, tahu dari mana kalau itu sekolah Bang Raka?,"
" Bang Raka bilang, sekolahnya dekat alun-alun kota. Cat gedungnya berwarna Biru,"
Kiara pun akhirnya paham. Bagaimana sang putra bisa tahu kalau gedung yang di tunjuk adalah tempat Raka bersekolah.
" Ya sudah. Nanti coba bunda tanya ya. Hari ini hari Minggu, sekolah libur,"
Aksara hanya mengangguk. Ia berlari ke arah seorang laki-laki yang menyewakan mobil mainan yang bisa ia tumpangi dan di lakukan menggunakan remote control.
Kiara tersenyum melihat sang putra yang mulai asyik bermain.
Ia melihat ke arah gedung sekolah. Ada keraguan dalam hatinya. Bukan perkara uang yang harus di bayarkan apalagi itu sekolah swasta. Tapi, semua berkas miliknya tertinggal di kota. Lebih tepatnya tak sempat ia bawa saat ia kabur ke desa itu.
Flashback on
" Apa?? Kamu hamil??," tanya sang pria dalam sambungan telepon.
Kiara terpaku saat mendengar suara suaminya di balkon kamar mereka. Ia tidak bisa melihat bagaimana ekspresi laki-laki itu. Senangkah?.
Bodoh. Sudah pasti Pak Bayu senang kan? Kiara menertawakan dirinya sendiri. Mana mungkin ada laki-laki yang tidak senang saat istri yang di cintai hamil.
" Jangan g1la. Aku tidak akan menceraikan Kia. Dia istriku, dia mengandung anakku," tegasnya membuat Kiara mematung.
Kiara menunduk mengusap perut buncitnya. Helaan nafas berat terdengar.
Tak ingin ketahuan menguping, ia pun duduk di kursi yang menghadap meja riasnya.
" Kenapa belum siap? Katanya mau makan sate ayam di tempatnya?," Bayu mengerutkan keningnya.
Ya, sebelumnya Kiara sangat menginginkan olahan ayam itu. Dengan bumbu kacang sangat menggiurkan. Tapi, saat mendengar obrolan laki-laki yang bergelar suaminya, ia jadi tak berselera.
" Pak Bayu bisa ceraikan aku. Bu Yumna sudah mau hamil kan sekarang? Jadi Bapak tidak memerlukan lagi anak yang ada dalam kandunganku," ucap Kiara.
" Kamu menguping?," Bayu tampak tidak suka.
" Tidak sengaja. Tadi mau ajak Pak Bayu keluar, tapi bapak sedang serius bicara di telpon."
Bayu menghela nafasnya.
" Tidak akan ada perceraian. Kamu dengar kan? Tidak akan pernah ada perceraian antara kita. Aku bahkan berniat mensahkan pernikahan kita secara negara." tegas Bayu membuat Kiara terkejut. Ini di luar perjanjian pernikahan mereka.
Sejak menemani kehamilan Kiara, Bayu semakin terikat dengan gadis muda itu. Walaupun ia tak pernah menyentuh Kiara lebih dalam karena kehamilan Kiara terjadi dengan proses inseminasi, Bayu mulai nyaman. Ikatan batin ia dan sang calon buah hati begitu kuat.
Ia pun merasa jauh lebih nyaman bersama Kiara ketimbang Yumna.
" Tapi, Pak. Bu Yumna..."
" Yumna itu urusanku. Yang pasti harus kamu ingat adalah tidak akan ada perpisahan, bahwa status pernikahan kita akan sah secara negara tidak lama lagi. Kamu dan Yumna akan memiliki status yang sama,"
Kiara hanya diam. Firasatnya tak baik dengan apa yang di rencanakan oleh laki-laki berpostur gagah itu.
Istri pertama Bayu pasti tidak akan menyukainya. Sekarang saja ia bisa melihat tatapan benci Yumna padanya. Karena Bayu lebih banyak menghabiskan waktu dengannya.
" Ayo pergi sekarang!,"
Akhirnya Kiara hanya manut saja. Mengikuti apa yang suaminya perintahkan.
...******...
Kenalkan, perempuan yang baru lulus sekolah menengah atas ini namanya Kiara Putri. Dia adalah istri kedua seorang Bayu Aksara Yudhistira.
Istri pertama yang bernama Yumna Cempaka, tidak mau mengandung dan melahirkan karena tidak ingin repot merasakan apa yang ibu hamil rasakan.
Dengan persetujuan Yumna, Kiara menjadi istri siri Bayu yang hanya bertugas untuk hamil dan melahirkan keturunan Yudhistira saja. Saat anak itu lahir, bahkan anak itu akan jadi milik Yumna dan Bayu,masuk ke KK mereka.
Kiara sendiri adalah anak dari salah satu pelayan di kediaman orang tua Yudhistira. Demi pengobatan sang ibu yang mulai sakit-sakitan, ia pun rela menerima tawaran majikannya.
...******...
Sejak obrolan itu, Bayu lebih sibuk. Jarang menemui Kiara yang memang tinggal terpisah. Di sebuah rumah yang letaknya di pinggiran kota.
" Kiara!!! Kiara!!! Dimana kamu!!," teriakan itu menggelegar.
Kiara yang terperanjat. Bahkan wadah berisi makanan ikan itu pun langsung masuk ke dalam kolam.
Kiara hanya menghela nafas. Entah badai apa yang akan terjadi. Dari suaranya saja, kakak madu nya itu pasti dalam keadaan emosi.
"ini pasti soal rencana pak Bayu," gumam Kiara yang langsung beranjak menuju sumber suara.
" Ada apa, Bu??,"
Plakkk
" Bu!!..." pekik Kiara terkejut dengan serangan mendadak Yumna.
" Jangan pura-pura kamu. Kamu pasti sudah tahu kan kalau Mas Bayu mau menjadikan kamu istri kedua secara sah?," emosi sudah sampai ke ubun-ubun.
Tamparan keras di pipi Kiara tidak terelakkan.
" Saya sudah menolak, Bh. Tapi, Pak Bayu tetap ngotot dengan rencananya," jawab Kiara. Ia sedikit menundukkan wajahnya.
Ia bisa saja melawan. Tapi, kondisinya tidak memungkinkan. Keselamatan sang ibu dan calon buah hatinya di pertaruhkan. Jika saja Bayu ada disana, ia tenang. Tapi, jika Yumna bisa datang, itu artinya Bayi sedang sibuk.
" Alah... kamu pasti bohong."
" Saya serius, Bu. Ibu sendiri tahu saya tidak bisa berpendapat apapun. Semua keputusan ada di tangan Pak Bayu."
Yumna sadar dan tahu itu. Tapi, ia menutup mata. Ia menjadikan Kiara sasaran kemarahannya karena pada Bayu ia jelas tidak berani. Ia pun tidak bisa melawan Bayu.
" Kamu tahu kan aku sedang hamil anak Mas Bayu?,"
Kiara mengangguk.
" Jadi, kamu sudah tidak dibutuhkan lagi,"
Jlebb
" Saya tahu. Tapi, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau Pak Bayu menahan saya, apa yang bisa saya perbuat?," Kiara bingung harus bagaimana. Keduanya sangat menakutkan.
Bayu menahannya tapi Yumna malah mendorongnya pergi.
" Kamu tidak akan pergi?"
" Maaf, Bu. Kalau Pak Bayu tidak berkenan, apa yang bisa saya lakukan?," Kiara mengulang pertanyaannya.
Jika dibandingkan dengan Yumna, jelas Bayu lebih berkuasa.
" Jadi, kamu berniat menyaingi ku?," Yumna berkacak pinggang. Menatap rendah Kiara.
Lihatlah perbedaannya sangat besar. Bagaimanapun kasta itu nyata.
" Kamu tahu kan kalau aku bisa melakukan apapun? Bahkan pada ibumu yang tak berdaya itu?,"
Deg
" Bu, Tolong jangan libatkan ibuku," Kiara mengiba. Ibunya tak berdaya.
" Kalau bukan karena ibumu aku yakin kamu tidak akan mau menikah dengan suamiku kan?,"
Kiara mematung. Benar, pernikahan ini terjadi karena ibunya yang sakit. Demi membayar biaya pengobatan sang ibu.
" Pergi sekarang juga atau kamu akan menyesal," ancam Yumna.
Kiara terdiam. Sakit di pipinya tak lagi terasa. Kini yang ia pikirkan adalah keselamatan sang ibu. Ia sudah tidak punya siapa-siapa selain ibunya.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
dpt notip lngsng meluncur baca
2025-01-16
0
𝐈𝐬𝐭𝐲
aku mampir thor...
2025-01-17
0
yulithong
aku mampir kak
2025-01-16
0