✍🏻 Spin-off Dearest Mr Vallian 👇🏻
Cinta itu buta, tapi bagaimana jika kau menemukan cinta saat kau memang benar-benar buta? Itulah yang di alami Claire, gadis berusia 25 tahun itu menemukan tambatan hatinya meskipun dengan kekurangannya.
Jalinan cinta Claire berjalan dengan baik, Grey adalah pria pertama yang mampu menyentuh hati Claire. Namun kenyataan pahit datang ketika Claire kembali mendapatkan penglihatannya. Karena di saat itu juga, Claire kehilangan cintanya.
"Aku gagal melupakanmu, aku gagal menghapus bayang-bayangmu, aku tidak bisa berhenti merindukanmu. Datanglah padaku, temuinaku sekali saja dan katakan jika kau tidak menginginkanku lagi." Claire memejamkan matanya mencoba merasakan kembali kehadiran kekasih hatinya yang tiba-tiba menghilang entah kemana.
📝Novel ini alurnya maju mundur ya, harap perhatikan setiap tanda baca yang author sematkan disetiap paragraf 🙂
Bantu support dengan cara like, subscribe, vote, dan komen.
Follow FB author : Maria U Mudjiono
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Demi sahabatnya, akhirnya Ben sampai di Paris untuk memastikan jika kekasih sahabatnya itu baik-baik saja. Namun yang membuat Ben heran adalah, ketika dirinya sampai Paris, semua informasi tentang Claire menjadi tertutup. Berbagi macam cara Ben lakukan untuk mendapatkan informasi, bahkan sekedar dimana Claire tinggal saja, Ben tidak tahu.
"Ini sangat aneh," gumam Ben keluar dari kantor imigrasi untuk kesekian kalinya. Petugas imigrasi itu mengatakan jika tidak boleh mengatakan privasi seseorang, padahal sebelumnya Ben sangat mudah mendapatkan informasi dari imigrasi atau lembaga lainnya, apalagi jika sudah menggunakan uang, maka semuanya akan lancar. Tapi kali ini uang Ben tidak berlaku, meskipun nominal yang Ben tawarkan tidak sedikit.
Disisi lain, Adeline sudah mempersiapkan segala kebutuhannya dan Grey untuk pergi berbulan madu. Entah apa di pikirkan wanita itu, yang dengan percaya diri menyiapkan semuanya meskipun Grey dengan tegas menolak ritual bulan madu.
"Kau yakin Grey setuju pergi berbulan madu?" tanya Barbara melihat putrinya sangat antusias mengepak pakaian.
"Mom, meskipun aku dan Grey belum saling mencintai. Tapi Grey adalah pria normal, dan aku tahu bagaimana cara meluluhkan nya." ucap Adeline yakin.
"Kau memang putri Mommy. Ingat, jangan sampai Grey lepas dari tangan mu!" Barbara memperingatkan putrinya.
"Never," sahut Adeline tersenyum. Barbara keluar dari kamar Adeline setelah memastikan jika putrinya benar-benar melakukan apa yang seharusnya, yaitu menaklukkan Grey.
"Kau tidak akan pernah menyangka jika aku melakukan ini, Mom." gumam Adeline. "Ini hidupku, dan aku ingin hidup dengan caraku." Adeline berharap jika rencananya berjalan lancar.
Tak lama pintu kamar Adeline dibuka dengan kasar oleh seseorang, dia adalah Grey yang datang dengan wajah dinginnya. Adeline hanya melirik sekilas lalu kembali merapikan pakaian dalam koper.
"Aku tidak tahu jika selain murahan, kau juga bodoh dan tuli!" ucap Grey yang emosi.
"Kau pulang lebih cepat dari biasanya," kata Adeline sama sekali tidak memperdulikan ucapan Grey dan amarah pria itu.
"Apa mau mu!" Adeline tersenyum tanpa menghentikan pekerjaannya.
"Aku istrimu, aku hanya menginginkan hak ku." kata Adeline, kali ini wanita itu menatap Grey. "Aku ingin bercinta dengan suamiku, bukankah ini hal yang wajar?" mendengar itu Grey tersenyum sinis menatap Adeline dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Jadi kau ingin aku menyentuhmu?"
"Ya, tapi tidak disini. Aku ingin kita bercinta di tempat yang spesial," ucap Adeline dengan nada sensual.
"Tentu saja spesial, karena itu hanya akan terjadi dalam mimpi mu!" tegas Grey, namun Adeline malah tersenyum. "Aku Grey Anderson yang tidak akan pernah memakai barang bekas!" pungkas Grey keluar dari kamar Adeline dengan membanting pintu.
"Kecuali pakaian Ben!" ucap Grey dalam hati mengingat pernah memakai pakaian Ben saat tinggal di bengkel.
Meskipun mendapat kata-kata pedas dan penolakan dari Grey, tapi Adeline sama sekali tidak sedih. Wanita itu malah terus berkemas dan bersenandung riang seolah tidak terjadi apa-apa.
***
📍Paris, Prancis.
Sara membawa Claire memasuki kamarnya sewaktu Claire kecil dulu. Wanita itu tampak heran karena ada dua ranjang dalam kamar itu.
"Kenapa ranjangnya ada dua?" tanya Claire dengan polosnya. Sara tersenyum dan membelai wajah Claire, lalu menarik putrinya duduk di salah satu ranjang.
"Ini adalah kamarmu dan Sera. Kau pasti juga lupa dengan saudara kembarmu," Sara mengambil sebuah bingkai foto yang terdapat potret putri kembarnya. "Lihatlah," ucap Sara. Claire menyentuh bingkai foto itu dan menatapnya dengan seksama.
"Jadi, aku kembar?" Claire masih tidak percaya jika dirinya kembar. Kecelakaan itu benar-benar menghapus seluruh ingatan Claire saat masih kecil.
"Kenapa aku tidak bisa ingat apapun?" Claire mulai menangis. Entah berapa banyak waktu berlalu dan terlewatkan begitu saja tanpa kebersamaan keluarga.
"Tidak apa-apa jika kau lupa, yang penting kau sudah kembali. Kita bisa membuat kenangan baru, bersama-sama." Sara memeluk Claire.
"Sora!" seru seseorang membuka pintu kamar. Dia adalah Sera, dengan nafas terengah-engah mulai mendekati saudara kembarnya.
"Kau benar-benar kembali?" mata biru itu mulai berkaca-kaca. "Mom, dia Sora." Sara mengangguk dan kembali menangis.
"Sora, a-aku minta maaf. A-aku, a-aku..." air mata Sera mengalir lebih lancar dari pada kata-katanya. "Tolong maafkan aku," Sera menangis dan bersimpuh dikaki Claire.
"Hei, apa yang kau lakukan. Bangunlah, jangan seperti ini." ucap Claire. Namun Sera semakin tergugu, begitu pula dengan Sara yang hanya bisa mengusap punggung Sera yang bergetar hebat.
"Aku mohon, kalian jangan menangis. Aku masih hidup dan...." akhirnya Claire ikut menangis dan tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.
Bohong jika Claire bilang hidupnya baik-baik saja. Delapan belas tahun hidup dalam kegelapan dan tanpa ingatan, itukah yang di katakan baik-baik saja? Meskipun Claire mendapatkan kasih sayang dari keluarga Burnet, tapi setelah mengetahui kenyataan jika dirinya hanya anak angkat begitu melukai hatinya.
"Apakah kau hidup dengan baik?" tanya Sera. Kini mereka berada di ruang keluarga, bersama Sara dan Nick.
"Aku hidup dengan baik, meskipun dalam kegelapan." sahut Claire mengingat kehidupannya saat masih buta. "Bahkan setelah ayah dan ibu meninggal, aku bisa bekerja untuk menafkahi diriku sendiri." Claire tersenyum. Namun tidak dengan Nick, Sara dan Sera.
"Maafkan aku, Sora." rasa bersalah Sera semakin besar setelah tahu jika kecelakaan itu membuat Sora buta dan hilang ingatan.
"Meskipun aku tidak tahu apa salahmu, tapi aku memaafkan mu. Jadi berhenti minta maaf padaku," ucap Claire membuat Sera kembali meneteskan air matanya.
"Sayang, meskipun sudah delapan belas tahun berlalu. Kami tidak berhenti mencari mu, kami sangat menyayangimu." ucap Sara menatap sendu Claire.
"Aku memang tidak mengingat kalian, tapi aku bisa merasakan kasih sayang kalian." kata Claire.
"Apa mereka memperlakukan mu dengan baik? Maksud Daddy, keluarga itu." tanya Nick, Claire tersenyum.
"Aku tahu ke khawatiran Daddy, tapi aku bisa mengatakan jika mereka memperlakukanku dengan sangat baik. Mereka tidak punya anak, itu sebabnya mereka mengadopsi seorang anak, walaupun dengan cara yang salah." kata Claire.
"Meskipun mereka baik padamu, bukan berarti Daddy bisa memaafkannya. Karena keegoisan nya, kami kehilanganmu. Jika mereka tidak melakukan tindakan ilegal itu, Daddy pasti bisa menemukan mu dan kita tidak akan berpisah sekian lama." ucap Nick sangat tidak terima dan tidak rela keluarga Burnet mengadopsi putrinya. Sayangnya Nick tidak bisa melampiaskan amarah itu karena mereka sudah meninggal.
"Semua sudah berlalu, Dad. Aku sudah menerimanya sebagai takdir yang harus aku jalani, bukankah sekarang aku sudah kembali pada kalian." sebenarnya Claire juga sama tidak terimanya seperti Nick, meskipun selama ini keluarga Burnet memberi nya kasih sayang yang utuh.
"Aku berharap, jika kelak takdir membawa Grey kembali padaku. Sekian tahun aku berpisah dengan keluarga kandung ku, kali ini aku tidak ingin berpisah lama dengan cintaku. Grey, segera lah datang padaku." batin Claire, berharap jika takdir tidak mempermainkan hidupnya lagi.
*
*
*
*
*
TBC
Halo-halo para readers author 🤗
Bagaimana puasanya? Lancar kan? Udah ada yang bolong belum?
Salam hangat juga bagi readers author yang nonis🙌🏻
Btw author lagi pingin baca novel anak SMA, tapi belum nemu yang pas dan cocok buat author baca. Barang kali readers ada recommend judul dengan genre SMA milik author lainya, boleh tulis di kolom komentar yaaa.
Harry merasa tak bisa menempatkan diri, padahal Nick sudah menganggap Harry seperti sahabatnya. Gua rasa Sara Dan Nick bs menerima nya..