NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Bujang Lapuk

Terjerat Pesona Bujang Lapuk

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

"Kulihat-lihat, Om sudah menua, apakah Om masih sanggup untuk malam pertama?" ucap Haura menatap Kaisar dengan senyum sinis.

Kaisar berjalan ke arah Haura dan menekan gadis itu ke tembok. "Harusnya saya yang nanya, kamu sanggup berapa ronde?"

-

Karena batal menikah dengan William, cucu dari konglomerat terkenal akibat perselingkuhan William. Haura Laudya Zavira, harus menerima dijodohkan dengan anggota keluarga lain yaitu Om dari William, atas dasar kerjasama keluarganya dan keluarga William.

Tapi siapa sangka, laki-laki yang menggantikan William adalah Kaisar Zachary Zaffan—putra bungsu sang konglomerat, pria dewasa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat Belas

Waktu tampak berdetak lebih lambat dari biasanya di ruang tunggu rumah sakit yang dingin. Di sudut ruangan, Kaisar dan Yusuf duduk bersebelahan, sementara Kartini berdiri tak jauh dari mereka, menggenggam erat tas jinjing yang berisi buku catatan dan sedikit uang cash yang dibawanya. Raut wajah mereka penuh dengan kekuatiran, menunggu kabar dari ruang operasi yang tertutup rapat. Suara mesin pendingin yang berisik dan aroma antiseptik yang menyengat seolah memadukan suasana tegang ini menjadi semakin berat.

Kaisar, yang duduk di sisi kiri, sesekali melirik jam tangan di pergelangan tangannya. “Sudah hampir dua jam. Kenapa lama sekali, ya?” tanya Kaisar, suaranya sedikit bergetar.

Yusuf, abang angkatnya yang terlihat lebih tenang, menghela napas panjang. "Kamu bisa tenang, nggak? Semua gara-gara kamu! Jika terjadi sesuatu dengan papa, semua salahmu!" seru Yusuf dengan suara ketus.

Kartini menghampiri mereka, wajahnya terlihat lebih pucat daripada biasanya. “Kaisar, Yusuf, jangan terlalu khawatir. Kita harus tetap berdoa dan berharap yang terbaik untuk Papa,” ujarnya dengan suara rendah, berusaha tegar meski matanya mulai berkaca-kaca.

Mama Kartini tak ingin kedua anaknya bertengkar di saat pikirannya hanya tertuju pada sang suami. Membela putra kandungnya Kaisar, pasti akan membuat Yusuf makin murka.

Entah sudah berapa kali ia mengulangi kalimat yang sama, namun ketegangan dalam dirinya semakin sulit ditahan. Hati istri mana yang tidak bergetar saat menunggu kabar tentang suami tercintanya yang sedang berjuang untuk hidup di ruang operasi?

Tak jauh dari situ, salah satu perawat melintas, dan seperti biasanya, Kaisar tidak kehilangan kesempatan untuk menanyakan keadaan Papa Wijaya. “Permisi, Bu. Bagaimana kondisi Papa kami?” Ia bertanya dengan harapan.

Perawat itu memberikan senyum kecil, meski wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda yang menenangkan. “Kami masih melakukan prosedur yang diperlukan, mohon bersabar. Dokter akan keluar dan memberi kabar setelah semuanya selesai.”

Kaisar mengangguk, tetapi hatinya mulai bergetar hebat. Dia kembali duduk di dekat abangnya. Yusuf memandangi adiknya itu dan berbisik, "Jangan sok kuatir. Jika kamu menurunkan egomu untuk mendengar apa yang papa ucapkan, semua tak akan terjadi."

Kaisar hanya diam, tak menjawab apa yang Yusuf katakan. Dia sadar dengan kesalahannya.

Tak lama setelah itu, suasana sunyi yang mencekam tiba-tiba pecah ketika suara langkah sepatu dokter terdengar dari ujung koridor. Semua pandangan langsung tertuju pada sosoknya yang datang dengan ekspresi serius. Wajah dokter itu tidak menyiratkan kebahagiaan, dan itu cukup membuat jantung mereka berdegup kencang.

“Selamat pagi, saya dokter Ari, dokter yang menangani operasi ayah kalian,” ucapnya. Suaranya tegas tetapi terdengar berat.

“Mau tanya, Dok. Bagaimana dengan keadaan suami saya?” tanya Kartini, suaranya semakin parau.

Dokter Ari menarik napas dalam-dalam, tampak ragu untuk melanjutkan kata-katanya. “Saya … saya minta maaf. Kami telah berusaha sekuat tenaga, tetapi jantungnya tidak dapat dipulihkan. Kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi Tuhan berkehendak lain."

Satu kalimat itu seolah menghantam perasaan mereka seperti gelombang besar. Kaisar merasa dunia sekelilingnya berputar. “Tidak … Tidak mungkin!” teriaknya, berdiri dengan cepat. “Apa maksud dokter? Papa tidak bisa pergi begitu saja! Dia kuat! Papa tak akan meninggalkanku!"

Yusuf memegang tangan mamanya yang bergetar. “Bisa jadi ada kesalahan, Dok. Tolong … tolong periksa lagi!” seru Yusuf dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Sayang, kamu tenang,” ujar Kartini, terdengar gemetar, tetapi berusaha menahan tangisnya. Dia menarik Kaisar dan Yusuf ke dalam pelukannya. “Kita hadapi semua ini bersama. Kita tidak boleh kehilangan harapan.”

Dokter Ari hanya bisa menatap iba pada keluarga yang kini terpuruk. Dia tidak tahu harus berkata apa, terjebak antara harapan yang hampa dan kenyataan pahit yang terpaksa disampaikan. “Kami berusaha semaksimal mungkin, tetapi jantung ayah kalian benar-benar mengalami kerusakan yang parah,” ujarnya lagi dengan lembut.

Kaisar merasakan napasnya tersengal-sengal, wajahnya tampak membeku seolah kehilangan semua nyawa dalam tubuhnya. “Papa, aku belum siap kehilangan Papa,” bisiknya, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan.

“Tidak ada yang benar-benar siap untuk kehilangan orang yang kita cintai. Tapi, harus kita ingat jika semua yang hidup pasti akan pergi,” suara dokter menggetarkan, menciptakan suasana hening yang menyedihkan. “Tapi kita punya kenangan indah bersamanya. Ingatlah, kita tidak kehilangan dia selamanya; dia akan selalu ada di hati dan pikiran kita.”

Setelah beberapa menit yang terasa seperti berabad-abad, mereka berusaha memulihkan diri dengan pelukan erat. Saat kesedihan menyesak dada, ingatan tentang Pak Wijaya – sosok ayah dan suami terbaik – datang beruntun. Kecintaannya kepada keluarga, perhatian yang tiada henti, dan tentunya kebijaksanaan yang diberikan di setiap langkah mereka.

“Mama, bagaimana kita akan melanjutkan semua tanpa Papa?” tanya Yusuf dengan suara bergetar. Dalam hatinya, dia berharap Kaisar akan menyesali semua ini. Dan merasa sangat bersalah.

Kartini melepaskan pelukannya dan menatap kedua putranya dengan penuh kasih. “Kita akan melanjutkan hidup, Nak. Papa akan selalu bersama kita dalam cara-cara yang tidak terlihat. Kita harus menjaga kenangannya dan terus berjuang dalam hidup ini.”

Kata-katanya Mama Kartini memberikan sedikit ketenangan di tengah ketidakpastian yang membelenggu. Namun, Kaisar tak bisa mengingkari bahwa kehilangan itu terasa begitu menyakitkan. “Ini semua salahku, aku tak bermaksud membuat papa meninggal!" seru Kaisar sambil menarik rambutnya.

Kartini yang melihat putranya tampak frustasi lalu mendekatinya. "Tak ada yang salah. Semua atas kehendak Allah, kita hanya menjalankan saja."

"Aku yang membuat papa meninggal. Aku yang membuat papa meninggal ...," ucap Kaisar.

Kaisar jatuh terduduk di lantai. Tangannya terus saja menarik rambutnya dengan keras. Melihat itu, Mama Kartini lalu mendekati putranya yang tampak sangat frustasi.

'Kaisar, bangunlah Nak. Dengan menangisi kepergian papa, tak akan bisa mengembalikannya. Lebih baik sekarang kita urus kepulangan jenazah papa!' ajak Mama Kartini, tetap berusaha agar sang putra tidak merasa tertekan dan bersalah.

Yusuf datang mendekati adiknya. Dia berjongkok di depan Kaisar. Menarik kerah baju Kaisar.

"Sekarang kau puas. Kau yang telah membuat papa meninggal. Apa salahnya mendengar ucapan papa!" seru Yusuf.

"Yusuf ... cukup! Semua sudah takdir dan kehendak Tuhan. Jangan saling menyalahkan," ucap Mama Kartini dengan suara pelan.

Apakah Mama Kartini tak merasa kehilangan sang suami? Tentu saja. Dia sangat sedih dan terluka. Namun, dia sadar, jika dia larut dalam kesedihan, tak akan bisa mengembalikan sang suami. Apa lagi dia melihat putranya sangat terpukul dan merasa sangat bersalah. Dia tak mau membuat Kaisar merasa sangat bersalah, walau memang ada kesalahan darinya.

"Semua salahmu. Kau yang telah membuat papa pergi untuk selamanya!" ucap Yusuf sekali lagi sebelum akhirnya pergi meninggalkan sang adik untuk mengurus administrasi kepulangan jenazah papa Wijaya.

1
Kimo Miko
seru thor kayak tom and jerry.. 👍💪
Heryta Herman
selingkuh itu penyakit ga ada obat
tukang selingkuh,sekali selingkuh nti nya akan tetap selingkuh walaupun mulut berkata tdk mau...anganmu terlalu tinggi william...kata maaf dan rasa cinta saja tdk cukup membangun kembali rmh tangga yg sdh kamu rusak..
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Heryta Herman
ingin hidup senang tanpa usaha,dan cuma mengandalkan tubuhmu untuk menjerat laki" kaya.
hanya itu ke ahlianmu angel..kau tak mau usaha dgn ririk peluhmu sendiri,tak mau hidup susah tapi mau hidup enak secara instan😂..
skrng kau menerima segala hasil tindakan burukmu terhadap orang...nikmati karmamu angel...

😂
Phi Pesek
👍
Heryta Herman
begitulah rasa yg haura punya sewaktu kamu merebut tunangannya..sama sakitnya sprti apa yg kamu rasakn skrng kayla..karma sdh mendatangimu..
Heryta Herman
akhirnya semua perbuatan busuk william sdh di ketahui,walaupun masih samar"...kalian sdh mendptkan karma nya masing"..
tunggu hingga keluarga besar mengetahui kebusukan kalian semua..tamparan keras untuk yusuf dan istrinya yg tamak kuasa...
Heryta Herman
hadduuh..polosnya jawabanmu kaisar...mbah google di bawa"..tdk kreatif tapi cukup puitis..bolehlah..hahaha...dasar si bujang lapuk bucin...😂
Heryta Herman
william..kau itu memang pecundang...sekali pengkhianat tetap pengkhianat...kau tukang selingkuh...beruntung nya haura tdk jadi menikah dgn pecundang gila sprti mu..
Heryta Herman
kayla mersa menjadi yg tersakiti,padahal dia juga sdh menyakiti hati wanita lain..hukum tabur tuai itu ada..karma di bayar kontan...semoga semua hal buruk teekuak dgn segera...
puas rasanya membaca di bab ini...
terima kasih thor...😅
Heryta Herman
haduuh thor..kenapa harus ada lagi pelakor ulat bulu gatel sih...
tlng bikin kaisar menjadi pria tegas yg menolak wanita ulet bulu masuk dlm kehidupan rmh tangganya bersama haura,thor..
bikin keluarga besar william malu dgn sikap mereka sendiri...🙏
Heryta Herman
hahaha..good job haura...
jangan mau di remehkan dgn wanita murahan manapun...
Kimo Miko
memding bujang lapuk daripada kamu suka celap celup nana ninu.... gak jelas
Kimo Miko
kilaf kok kererusan nana ninunya to wil... kalau kilaf itu sekali la kamu... itu bukan kilaf namanya doyan burger .
Kimo Miko
lebih baik sakit dahulu karena mengetahui sesungguhnya sebelum menikah. daripada sudah menikah baru mengetahui semuanya pihak cewek kan rugi habis habisan💪
Nani Te'ne
suka
Leni Manzila
berharap visual Pria dewasa matang sedikit brewok wkwkwk
Sutrisno Sutrisno
Biasa
Sutrisno Sutrisno
Kecewa
Ray
ya... rabb....malunya sampai ke tulang 🤣🤣🤣🤣
Shadriana Ana
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!