Pencinta makanan, pelit dan konyol, itulah Mu Lingyao. Anehnya, dia diberkati Dewa Koi. Karena membeli sebuah buku novel percintaan fantasi yang berakhir tragis dan berantakan, ia justru dibawa masuk ke dunia Beastman untuk menyelesaikan misi penyelamatan.
Pertama, jadilah istri dan permaisuri dari seorang Kaisar Duyung Biru—Long Mujue. Kedua, selesaikan misi-misi yang ada agar dua tokoh utama asli di dunia tersebut hidup sampai akhir. Kemudian Mu Lingyao menyadari jika isi novel tersebut lebih berdarah dari pada versi aslinya.
Dia hanya ingin makan, jalan-jalan dan menjadi permaisuri malas lalu dimanja oleh suaminya yang tampan. Kenapa begitu sulit dilakukan? Dia bahkan harus menyelesaikan krisis untuk mencegah kehancuran ras duyung biru.
Mampukah Mu Lingyao menyelesaikan misi dan menjadi permaisuri malas yang dimanja Long Mujue sampai akhir? Ikuti kisahnya hanya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selera Mu Lingyao Sedikit Menakutkan
“Tungku? Apa itu?” tanya Zhu Yu.
"Barang yang dirancang untuk memasak atau memanaskan sesuatu,” jawab Mu Lingyao sesuai dengan pengetahuannya.
Dia memberi tahu ketiganya tentang batu seperti apa serta ukuran yang diinginkan. Pada akhirnya, Zhu Yu dan Yue Yu yang mencari patahan batu di sekitar gua.
Setelah menemukannya, ketiga batu itu diletakkan mengelilingi api unggun. Barulah Mu Lingyao meletakan panci yang telah diisi air, memasukkan semua kepiting sampai air mendidih.
Entah karena panci yang terlalu kecil atau memang kepitingnya yang besar. Beberapa capit kepiting mencuat ke tepian panci, seraya mencoba untuk melarikan diri dari air panas.
Sesekali Mu Lingyao akan memukul capit kepiting dengan capitan makanan. Semua kepiting itu akhirnya gagal untuk menyelamatkan hidup kecilnya.
“...”
Ketiga putra duyung itu merasa jika Mu Lingyao tidak akan segan untuk memasak ikan apa pun di masa depan.
Mungkinkah ras manusia ini juga bisa memasak mereka menjadi ikan rebus?
“Kepiting akan matang setelah warnanya berubah. Lihat!”
Pikiran ketiga pria itu tergantikan dengan suara Mu Lingyao. Wanita itu rupanya telah mengangkat salah satu kepiting yang berubah menjadi warna oranye kemerahan, uap panas yang mengepul dari panci membuat Long Mujue khawatir.
“Biar aku yang mengangkat semua kepiting,” katanya.
Zhu Yu dan Yue Yu belum pernah melihat kejadian seperti ini sebelum nya.
“Bagaimana kepiting itu bisa berganti warna? Apakah merupakan spesies baru?” tanya Yue Yu.
Sudut mulut Mu Lingyao berkedut. “Bukan. Itu karena karena reaksi antara pigmen astaxanthin dan protein crustacyanin."
"Asta ... Crus— apa?" Zhu Yu tidak bisa memahaminya sama sekali.
Nah, Mu Lingyao lupa apa artinya. Jadi dia hanya bisa mengelak.
"Pokoknya sesuatu yang membuat kepiting berubah warna ketika dimasak."
Setelah semua kepiting diangkat, Mu Lingyao mengganti panci dengan wajan. Menumis semua bumbu yang telah ia haluskan sebelumnya.
Aromanya sangat harum hingga ketiga putra duyung itu merasa lapar.
Mu Lingyao memasak dengan cepat tanpa menjelaskan apa pun.
Kepiting dimasukkan ke dalam bumbu saus pedas asam manis lalu diaduk rata selama beberapa menit. Ketika air kuah mulai mengental, itu artinya sudah matang.
"Lihat, kepiting saus pedas asam manis yang nikmat siap untuk dimakan. Aku sudah lapar. Sayangnya tidak ada nasi," katanya.
"Nasi? Apa lagi itu?"
"Oh, itu makanan pokok untuk sebagian di antara ras ku. Padi yang dibersihkan hingga menjadi beras lalu dimasak menjadi nasi," jawab Mu Lingyao tanpa ragu sedikit pun.
Ketiga putra duyung itu tidak bisa membayangkannya, sehingga berhenti bertanya. Mereka fokus dengan kepiting lezat di dalam wajan.
Long Mujue memetik daun lebar yang kokoh untuk menaruh kepiting sehingga mereka bisa makan dengan leluasa.
"Selamat makan!" Mu Lingyao berdoa terlebih dahulu sebelum makan lalu menyantap daging kepiting yang lezat.
Zhu Yu dan Yue Yu saling berpandangan sebentar sebelum akhirnya mencicipinya sedikit. Barulah mata keduanya berbinar saat mencoba rasa daging kepiting yang kaya akan cita rasa.
"Ini enak sekali! Meski tidak selezat memakan daging tanpa dimasak, tapi rasa ini membuatku ketagihan." Yue Yu tidak berhenti makan saat bicara.
Zhu Yu sedikit batuk. "Mulutku rasanya mulai panas dan lidahku seperti terbakar."
"Itu karena rasa pedas." Mu Lingyao suka makanan pedas, jadi tidak masalah. "Bagaimana denganmu?" tanyanya seraya melirik Long Mujue yang duduk di sampingnya.
"Ini enak. Aku tidak tahu ada cara memasak seperti yang kamu sebutkan."
Biasanya, ras mereka hanya akan membuat api unggun untuk penerangan di malam hari. Setiap rumah akan menyalakan api unggun kecil tapi tidak pernah menggunakannya untuk hal lain.
Ia baru tahu jika api sebenarnya bisa digunakan untuk memasak makanan seperti ini.
"Benarkah? Oh, kalau begitu aku benar-benar luar biasa." Mu Lingyao memuji dirinya sendiri tanpa rasa malu sedikit pun.
"Akan ada banyak makanan lain yang ku masak di masa depan. Aku juga ingin memasak daging sapi dan ayam. Pasti sangat lezat!" imbuhnya seraya membayangkan semua kemungkinan yang akan terjadi.
Zhu Yu dan Yue Yu tersedak setelah mendengar keinginan Mu Lingyao. Bahkan Long Mujue batuk karena terkejut.
"Ada apa? Apakah ada yang aneh?"
Mu Lingyao melihat ketiganya tampak bersikap tak biasa, apa ada yang salah dengan perkataannya?
Long Mujue menggelengkan kepala. "Jika kamu ingin makan daging, aku akan mencarinya di hutan. Hanya hewan atau binatang liar yang bisa diburu."
"Bukankah sapi hanyalah hewan pemakan rumput biasa? Tidak mungkin manusia binatang juga bukan?" tanya wanita itu.
"Sapi dan ayam liar di hutan memang bisa dimakan. Tapi ada ras sapi dan ayam di daratan yang merupakan manusia binatang."
"..."
Mu Lingyao terdiam. Hidupnya benar-benar tidak mudah untuk makan daging di zaman beastman ini.
Ketika mereka menjadi hewan sepenuhnya, Mu Lingyao tidak akan bisa membedakan antara hewan sungguhan dan mana yang jadi-jadian.
"Apakah ... manusia binatang bisa berbicara saat mereka dalam wujud penuh?" tanyanya.
"Benar." Long Mujue mengangguk.
Ia khawatir Mu Lingyao tidak akan bisa membedakan mereka di masa depan. Mengingat bahwa wanita itu bukan manusia binatang.
Mungkin di mata Mu Lingyao, semua hewan sama saja, seonggok daging.
"Tidak heran saat aku jatuh dari langit dan tidak sengaja memeluk seekor burung migrasi, burung itu bisa bicara dan mengataiku betina gila," gumam Mu Lingyao.
"...."
Betina mana yang begitu berani untuk melakukan sesuatu pada jantan tanpa pandang bulu?
Bukankah memang gila?
Pikiran ketiga putra duyung itu tampaknya sinkron.
Belum lagi, selera Mu Lingyao terhadap makan daging tampak agak menakutkan.
Setelah selesai makan, Long Mujue merencanakan untuk kembali ke istana lebih awal. Dia akan membawa Mu Lingyao sebagai pasangannya.
Zhu Yu dan Yue Yu tidak keberatan. Siapa yang tidak mau menerima pasangan yang begitu cantik.
"Tapi aku benar-benar tidak bisa berenang sejauh itu di lautan," kata Mu Lingyao seraya mengeluh.
Air laut yang sangat dingin. Tubuhnya tidak akan tahan sama sekali.
"Tapi kamu bisa berenang?" Long Mujue menaikkan sebelah alisnya.
Wanita itu menepuk dadanya dengan perasaan bangga. "Tentu saja. Walaupun tubuhku kecil, gerakan renangku cepat."
Di sekolah dulu, dia mengikuti ekstrakulikuler renang. Guru sering memujinya karena cepat belajar. Padahal semua itu berkata keberuntungan yang dimilikinya.
Tapi dia benar-benar tidak bisa berenang terlalu lama di lautan. Dia bukan Xiao Fu.
Di Ruang Koi, Xiao Fu yang berwujud anak kecil kini memutar bola matanya.
Apakah Mu Lingyao memujinya karena pandai berenang?
Atau mengejeknya karena benar-benar seekor ikan?
Long Mujue tersenyum dan menyentuh rambut Mu Lingyao yang sangat halus. Ia ketagihan untuk mengelusnya lagi. Dia tidak pernah menyentuh rambut sehalus ini. Bahkan ibu dan neneknya tidak memilikinya.
"Jangan khawatirkan itu. Ras ikan memiliki pil ajaib yang mampu membuat manusia binatang yang berasal dari daratan bisa bernapas di dalam air."
"Apakah hal seperti itu ada?" Mu Lingyao berharap.
Jika benar-benar ada, ia tidak sabar untuk mengarungi lautan dan menangkap beberapa ikan untuk dimakan.
"Tentu saja." Long Mujue mengangguk. Melihat Mu Lingyao tampak antusias, ia lega.
"Mari pergi besok pagi. Cuaca malam hari di musim gugur sangat dingin. Tidak cocok untuk berenang." Long Mujue menatap ke luar gua yang mulai gelap.
"Baiklah." Mu Lingyao benar-benar tidak sabar untuk mencobanya. "Aku tidak sabar untuk makan ikan panggang besok pagi."
"...."
Tidakkah kamu sadar bahwa kami bertiga juga ikan? Batin Long Mujue tampak tidak berdaya.
Ia tiba-tiba khawatir jika Mu Lingyao akan berubah menjadi predator dan memakan mereka di tengah malam.
𝙠𝙖𝙨𝙞 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙖𝙨𝙖𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙢𝙪𝙨𝙪𝙝𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙥𝙚𝙣𝙞𝙨𝙞𝙧𝙞𝙣 𝙝𝙞𝙝𝙞𝙞