"Lari bangsat" Teriak Zayyan dengan nafasnya yang memburu
"Gua udah ga kuat" Natasya merasa oksigen di dadanya mendadak habis, semua karena Zayyan yang mengaggu anjing gila di jalan sehingga anjing itu mengejar mereka.
"ada pohon sya manjat" pekik Zayyan membuat gadis itu terperangah. Di pandangnya pohon yang menjulang itu,Natasya meneguk ludahnya yang terasa tercekat, bagaimana bisa ia memanjat pohon setinggi harapan ibu itu.
*((yang mau lanjut ayo kita gasss....))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fata_morgana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#PERKARA COKELAT
"aaa...pelan pelan sya.."
ringis Zayyan dramatis. padahal Natasya melakukan nya dengan hati hati bahkan sesekali meniup nya.
"aduh...kalo gitu gue harus gimana dong.. tahan dikit kenapa sih Zayyan"
"ga bisa sya sakit baget"
lanjut cowok itu membuat Natasya kepalang bukan main, tentu saja gadis itu semakin khawatir. Karena luka Zayyan tidak bisa di obati, cowok itu selalu saja mengaduh sakit pada saat kapas baru menempel di bagian wajah nya yang terluka.
"Gue tiup ya" ucap gadis itu membuat Zayyan terkekeh dalam hati. padahal rasa sakit nya sudah tidak kerasa lagi. Namun cowok itu sangat suka melihat wajah khawatir Gadis itu. dengan pelan Natasya meniup niup wajah Zayyan guna sedikit menghilang kan rasa pedih saat di tempel kan obat.
"sedikit lagi ya..."
ucap Gadis itu membuat Zayyan mengagguk. setelah selesai dengan luka Zayyan barulah kedua nya mulai meninggal kan uks dan menuju ke kelas. Padahal Zayyan sudah di suruh oleh Natasya supaya cowok itu beristirahat saja di dalam uks. Namun Zayyan kekeuh mau tetap masuk dan mengikuti jam pelajaran.
"Btw si kulkas bernyawa itu kasi lo apa sih?"
tanya Zayyan menimbulkan kerutan di dahi Natasya.
"siapa?" Tanya gadis itu tak faham maksud pembicaraan Zayyan.
"yang itu ketos songong itu" jelas Zayyan muak jika harus menyebut nama Arkana.
"ga tau belum sempat ke buka" ucap gadis itu beralih kepada paper bag di tangannya. kemudian membuka bungkusan plastik itu, dan di dapat nya coklat di dalam nya. membuat senyum bianca merekah.
"cokelat Zayyan, ih...suka bangett"
Zayyan mendengus, lantas mengambil alih cokelat di tangan Natasya. membuat gadis itu kesel dengan tingkah nya.
"lo apaan sih Zayyan"
"ga usah di makan" ucap cowok itu kemudian dengan sengaja melempar cokelat pemberian Arkana ke dalam tong sampah. Natasya mengaga lebar tidak percaya dengan sikap Zayyan yang se enak nya. Cowok itu tak pernah bersikap seperti ini sebelum nya.
"Zayyan lo apaan si"
Gadis itu gregetan kepada cowok itu. Zayyan sangat aneh pagi ini. Natasya hendak mengambil kembali cokelat yang telah di buang oleh Zayyan lagi, Namun cowok itu sudah lebih dulu menahan nya.
" ga usah nerima pemberian cowok itu, kalo lo mau cokelat gue beliin buat lo"
tekan Zayyan, kemudian menarik lengan Natasya agar mengikuti nya ke kelas. jelas gadis itu berontak, ia tak mau membuang pemberian orang lain. Jika tidak di makan se enggak nya di berikan kepada orang lain. tidak mesti harus di buang. hal itu membuat Natasya kesel kepada Zayyan.
"Zayyan lo kok gini sih?"
"Zayyan lepasin tangan gue sakit"
Rintih Natasya membuat Zayyan tersadar atas tindakannya. cowok itu menatap pergelangan tangan Natasya yang memerah akibat kelakuanya.
"sorry sya gue ga sengaja"
Zayyan nampak sekali merasa bersalah kepada Natasya. cowok itu kini menatap lekat wajah Natasya yang melihat tajam ke arah nya.
"lo gila atau apa sih, itu cuma cokelat Zayyan, bukan racun"
ucap Natasya sudah mulai jemu meladeni tingkah konyol Zayyan.
"Aneh"
Kemudian Natasya pergi melewati Zayyan begitu saja membuat cowok itu lantas mengejar nya.
"sorry sya gue juga ga tau"
mohon Zayyan namun tak di gumbris oleh Natasya. gadis itu benar-benar mendiami Zayyan.
***
Kini di kelas satwa suasana nya kian mencekam. semua nya nampak terdiam, menatap ke arah ketiga manusia penghuni Einstein yang berdiri di depan kelas mereka.
Dilara gadis yang paling mencolok di antara ketiga nya. cewek itu melihat ke semua pencuru kelas mencari sesosok anak manusia yang sangat mengaggu ketenaran nya selama ini. mata nya menatap lekat setiap penghuni di sana tanpa terlewat kan satupun. Setelah mendapat kabar dari Deva, gadis itu langsung menerobos ke kelas satwa mencari si biang onar yang selalu mendekati Arkana.
Dante Dan Kevan mendengus, padahal masih pagi, Tapi kelakuan manusia biadap ini sangat di luar jangkauan. sangat mengaggu ketentraman dan kedamaian satwa mereka.
"NATASYA MANA"
Vera membuka suara, langsung ke intinya.
Tidak ada yang menanggapi, membuat gadis itu naik tensi. Dante yang melihat gadis itu kebakaran jenggot nampak terkekeh. baru aja kemaren nyari masalah sama Natasya kini gadis itu kembali berulah.
"Woy...penghuni Einstein di tolak di sini, soal nya gada yang ngelayanin kedatangan lo di mari"
Dante kembali dengan perkataan sarkas nya. cukup muak melihat wajah manusia manusia seperti Dilara.
"udah tau di tolak seharus nya sadar diri aja si saran gue" Kevan ikut menimpali. membuat yang lain pada cekikikan.
"Gue ga ada hal sama lo, kasih tau gue kemana jalang itu sekarang juga"
Titah Dilara penuh penekanan, setiap perkataan nya sangat mencekam dan siap menerkam siapa saja yang mengusik nya.
"terkadang saya muak dengan wajah orang orang yang merasa tinggi, sebab meraka lupa kalo jatuh sakit"
Ucap Farhan terkesan sarkas, meskipun mengungkap kan secara tidak langsung, Namun Dilara tau maksud cowok itu.
Gadis itu mengepal kan tangan nya di bawa sana. muak dengan wajah menjengkelkan kan para satwa di depan nya.
"Gue tanya sekali lagi man..."
"Sya gue beneran minta maaf..gue salah seharus nya gue ga buang cokelat yang di kasih arkana buat lo, gue minta maaf sya"
"sya dengerin gue dulu"
Natasya yang melihat kedatangan Dilara di kelas nya sempat terpaku di tempat nya. Berbeda dengan Zayyan yang menanpilkan wajah muak.
Dilara sempat mendengar pertikaian mereka. Dan yang paling membuat gadis itu marah adalah Mendengar Arkana memberi cokelat kepada Natasya. kemudian Gadis itu berjalan ke arah Natasya yang masih berdiri di ambang pintu. tatapanya kian menajam. Sedangkan yang di tatap masih tidak memberikan reaksi apapun.
"udah sejauh mana hubungan lo sama Arkana?"
Ucap Dilara tanpa bertele tele. Natasya mengernyit heran lantaran gadis itu tak faham ke mana arah pembicaraan Dilara.
"sorry gue ga sempat buat dengerin omong kosong lo"
Jawab Natasya langsung berjalan melewati Dilara yang masih menunjukan ekspresi ga suka nya terhadap Natasya.
"JAWAB GUE BANGSAT... UDAH SEJAUH MANA LO NGEDEKETIN ARKANA"
kali ini Dilara kian menggebu gebu, cukup sudah bersabar atas sikap Natasya yang kurang ajar menurut nya. Di tambah lagi dengan ingatan yang mengigat kan nya pada saat melihat foto di mana Arkana mengelus kepala Natasya. Dan hal itu membuat emosi Dilara semakin naik ke Ubun.
Natasya berbalik menatap dingin ke arah Dilara. Gadis itu masih dalam mode nyaman nya. menganggap dilara hanya bakteri yang mengganggu ketenaran orang saja.
"Gue lagi gada energi buat pura pura suka sama lo hari ini, pergi sebelum gue tambah muak"
"SIALAN..."
Dilara hendak berjalan ke arah Natasya, namun keburu di cegat oleh Zayyan. Cowok itu menatap dingin Dilara di depannya. Gadis sialan itu tidak ada capek capek nya mengaggu orang.
"balik ke kelas lo sialan, sebelum gue buat lo ngerangkak dari sini"
"WOOOO....SUHU KITA NI.."
"MANTAP SUHU.."
Dante bersorak heboh bersama Kevan. membuat suasana kelas semakin mencekam. terutama Dilara yang merasa terintimidasi dengan tatapan yang di tujukan Zayyan kepada nya. Namun berusaha nampak biasa saja seolah olah gadis itu tidak takut kepada ancaman Zayyan.
"lepasin gue bangsat"
"Gue lepas kalo lo cabut dari sini"
ucap Zayyan penuh penekanan di setiap perkataan nya. Vera dan Viola nampak tak bisa berbuat apapun sekarang. mereka hanya berdiri di belakang Dilara, bahkan keduanya tak berani bersitatap dengan Zayyan.
"LEPAS SIAL" kembali gadis itu berontak dalam cekalan Zayyan. akan tetapi cowok itu tidak ada niatan sedikit pun untuk melepas cekalan itu.
"perlu gue seret"
tanpa berlama lama Cowok itu langsung menyeret paksa Dilara supaya keluar dari kelas nya. membuat cewek itu terhuyung huyung. kemudian Zayyan melepas kasar cekalan nya setelah Dilara berada di ambang pintu.
"ga usah kesini lagi, kalo gue liat lo bertingkah lagi di sini, abis lo sama gue"
peringat cowok itu setelah nya berbalik meninggal kan Dilara di ambang pintu,dan menuju ke arah Natasya. Gadis itu masih berdiri di tempat nya. Dilara masih tampak kesel kepada Natasya, namun Vera keburu menahan gadis itu untuk tidak lagi maju.
"sampai sini aja dulu, kita ga bisa lawan mereka disini Dil"
peringat Vera dan di angguki oleh Viola.
"kita harus susun rencana dulu" sambung Viola. meskipun masih dalam keadaan marah, kini Dilara meninggalkan kelas Natasya dan bergegas pergi. gadis itu akan kembali membuat perhitungan dengan Natasya, liat dan tunggu saja.
Zayyan cowok itu berjalan ke arah Natasya. gadis itu menatap jengah ke arah Zayyan, yang menghampiri nya.
"sya...udah dong marahan nya..gue minta maaf, nanti gue beliin lo coklat yang banyak lebih besar dari pemberian si kulkas itu"
Zayyan kembali ke setelan awal nya, memohon kepada Natasya agar gadis itu tidak mendiaminya lagi.
"ga,udah sana jauh jauh dari gue, gue muak liat muka lo"
sarkas Natasya masih merasa jengkel kepada Zayyan atas perihal tadi.
"Si Zayyan pas tadi aja dia kayak pahlawan, waktu di marahin doi balik ke setelan pabrik"
"Diem lo"
Dante tertawa terkikik melihat Zayyan yang terlihat kesel ke arah nya.
"syaa" mohon cowok itu lagi.
"maafin gue ya"
"Awas sana"
"HAaa....haa....."
"Manpusss lo Zayyan di diemin sama Natasya"
"selingkuh lo ya.."
"Diemin aje sya sampai tukang haji jadi bubur"
"Bangsat..."
muak mendengar perkataan temannya, kini cowok itu berjalan ke arah Dante dan Kevan. kedua cowok itu nampak sudah siaga kepada terhadap Zayyan takut takut di hajar oleh cowok itu.
"maju lo sini by one kita"
ucap Zayyan kepada kedua teman nya itu"
"ga Zay, becanda gue tadi"
"iya zayn lo bawa perasaan banget kayak cewek" Lanjut Kevan menimpali perkataan Dante.
"sini maju lo anjing biar gue kasi paham sama lo"
"tumbuk aja Zayyan, dua curut itu memang sangat meresahkan penghuni satwa dan lainnya"
kini Felicia tampak bersemangat mengkompori Zayyan, sedangkan Adit cowok itu hanya terkikik geli melihat pertikaian temannya itu.
"ADA APA INI RIBUT RIBUT DI JAM SAYA?"
***