Gadis muda, bernama[resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [hari ramadhan],berusia 35 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan prontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
babb 7
Pada sore hari setelah pulang kerja.gadis itu berangkat mengaji,bersama saudara nya yang lain.
Di tengah perjalanan dia bertemu dengan mail yang sedang berbincang dengan temannya.ia hanya tersenyum menganggukkan kepalanya
"Res, ditempat kerja kamu ada lowongan lagi gak? Kata nenek aku harus kerja bareng kamu" Tanya wati mengalihkan perhatiannya
"Kalau ada pun,males aku,kerja bareng kamu, masa kemana-mana mesti barengan terus, anak kembar bukan, apa lagi kamu tukang rusuh, ujung ujungnya aku juga yang di salahin kalau terjadi sesuatu" Gerutu resa dalam hati
"Gak ada.kemarin mbak ika bilangnya hanya membutuhkan satu orang"
"Yah... Masa sih.tadinya kalau ada kan enak kalau kerja bareng kamu"
"Iya,enak di kamu.enggak di aku" Batin resa menatap pada lawan bicaranya,
Bagaimana resa mau.sedangkan wati selalu merecoki resa dalam segala hal.dia selalu mengadu domba dirinya pada teman atau siapa pun yang dekat dengan dia.sudah cukup kenyamanannya di rumah dia usik.apa yang di lakukan nya akan tetap salah di mana mereka.
dia tak bisa seperti adiknya itu,yang akan berontak jika tidak merasa bersalah,ya pasti akan di lawan, sedangkan resa.hanya bisa diam,menerima apapun yang di tuduhkan padanya.
"Teh teh.cowok yang lagi sama kang mail itu kenapa sering nongkrong depan masjid sini ya,padahal kan dia bukan orang sini" Tanya tina sambil melirik ke belakang tempat para pria berkumpul
"Sok tahu kamu tin"
"Iya teh. aku inget ko,tiap kita berangkat ngaji,pasti ada dia disitu, masa teteh gak tahu sih.orang tiap sore aku liat dia" bisik tina,wati memicingkan mata pada kedua gadis di belakangnya.penasaran dengan apa yang sedang mereka bahas.
"Apa urusannya kita tin! kalau dia sering nongkrong di situ" Jawab resa tak begitu peduli dengan pembahasan adiknya.karena suasana hatinya sedang menahan kesal pada saudaranya yang sedang berjalan di depan nya.
"Sungguh enak makan konyal
Apalagi di tambah sayur asem
Ayo, jangan mudah kesal
Nanti,wajahmu tambah asem" berpantun
Resa hanya mencebik dan mempercepat langkahnya
Pada pukul 08:00 malam, mail dan juga teman nya masih berada di tempat yang sama, saat melihat kepulangan resi mail mengikuti sampai ke depan pintu
"Kang mail ngapain ngikutin kita,rumahnya kan di belakang sana,bukan di sini" Tanya tina
"Apaan sih minggir kamu,anak bocah gak perlu
tahu urusan orang dewasa" jelas mail mengingatkan tina
"Res, resa tunggu, jangan masuk dulu itu ada teman yang nunguin dari sore,mau ngobrol sama kamu" Cegah mail pada resa saat ingin masuk ke dalam rumah
"Apaan sih kang, aku gak kenal sama tu orang, ngapain ngajak ngobrol segala"
"Hayoo, aku bilang juga apa teh.di bilangin gak percaya,pasti tu cowok ada maksud,sering nongkrong di depan" Todong tina
"Ya makanya, minta waktunya sebentar,sekalian kenalan,kalau kamu gak mau berduaan, saya temenin gak usah takut,kita ngobrol di teras saja akang udah ijin sama mamah kamu tadi" Tawar mail meyakinkan resa
"Ya udah,boleh" Jawab resa pasrah
"Sip,sambil nunggu akang manggil si nathan,mending kamu buatin kita kopi hitam ya" Pinta mail sambil pergi untuk memanggil teman nya
"Cie... Ada yang di apel'in" Usil tina cengengesan
"Apaan sih dek, jangan usil jadi orang, cepat itu ambilin kopi sama gulanya" Ujar resa
"Ini, aku kedepan duluan, mau lihat cogan (cowok ganteng) yang mau ngapelin kakak" Ujar tina berlari
Resa membawa nampan yang ber isi 2 kopi untuk tamu tak diundang nya ke depan,terdengar suara tawa dari mereka yang sedang bercanda dengan tina,memang tina itu gampang berbaur dengan orang baru,beda dengan resa juga dian yang pendiam,sulit untuk berinteraksi dengan orang baru
"Wah wah lihat,calon idaman mu ini than,dingin dingin gini di suguhi kopi sama goreng singkong pula, mantap " Ujar mail mengambil nampan yang resa sodorkan
Resa duduk di sebelah tina.sesaat hening tanpa suara,mereka hanya saling lirik dan tersenyum penuh tanya
Hingga di kagetkan oleh suara mail
"Ayo nathan.bicara kamu teh,masa cuman diam aja, katanya mau mengenal lebih jauh,giliran udah ada di depan mata malah di diemin"
Nathan hanya tersenyum kikuk, mungkin ia bingung mau memulai dari mana
"Hadeh.malah diem dieman"ujar tina lalu bernyanyi
Capek deh terserah kamu
Capek deh benci-benci aku
Capek deh masa bodo aku
Capek deh kamu kok gitu ih
Capek deh bete bete aku
Capek deh aku gak ququ
Capek deh capek capek aku
Resa menyenggol tina sambil melotot memintanya untuk diam lewat sorot matanya
"kang, emang beneran yang mau sama teh resa,gak asik ngobrol sama dia mah,paling jawaban nya iya iya aja,atau enggak cuman nganggukin kepala dan menggeleng" Usil tina
"Hahaha... Benar kamu tin.mau jadi apa mereka kalu sama sama pendiam, cakep aja gak menjamin kamu bisa naklukin hati orang than " Timpal mail yang mentertawakan 2 orang di depan nya, mereka sama sama kaku gak bisa basa basi sama sekali, yang asik ngobrol hanya mail dan tina saja.mereka ber 2 hanya jadi penyimak
hingga tina sudah merasa ngantuk ia berpamitan untuk pergi tidur duluan,tak lama nathan pun berpamitan karena di rasa sudah malam, takutnya resa juga sudah ingin tidur
"Hadeuh gini amat ya nungguin yang ngapel.mana pada diem dieman aja,katanya mau ngobrol,giliran udah di temuin malah kaya patung " Ujar mail sambil bangkit dari duduknya untuk mengantar kepulangan nathan kedepan,
Setelah nathan pergi gegas mail meng hampiri resa yang sedang membereskan gelas
Sedangkan Wati berdecak kesal setelah mengintip dari jendela kamarnya,iri dengkinya itu yang selalu menimbulkan rasa tidak suka pada orang.
"Bagus bener nasib si resa.di taksir banyak cowok,mana udah dapat kerja lagi,padahal udah aku jelek jelekin sama si hasan juga,tetep aja dia masih di kejar kejar para cowok sampai sekarang,ibarat mati satu tumbuh seribu ini mah, apa si istimewanya tuh anak"sungut wati berapi api
"Gimana res, kamu tertarik gak sama tu orang. memang cakep sih.tinggi,putih berkarisma,kerjaan nya bagus,bisa buat kantongmu tebal.cuman ya itu.dia orangnya pendiam, kalau kamu gak mau juga gak apa apa sih.dia penasaran saat liat kamu beberapa hari lalu saat ikut main kesini,tapi tadi dia udah ngasih nomor hp nya sama si tina" Ujar mail panjang lebar karena resa hanya diam menyimak pembicaraan mail tanpa menjawabnya.kemudian dia menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar
"Memang susah kalau bicara sama orang pendiam"
"Ya sudah sana masuk.udah malam ini, akang mau pulang aja,titahnya nya sambil berlalu pergi
"Makan siang pake tempe
sore dikit pake jagung
Tampangnya memang oke
Tapi sayang otak nya linglung
Ujar tina ber pantun saat melihat kakanya masuk kamar
" Maksud kamu apa tin,di bilangin juga,jangan usil sama orang, nanti kalau di dengar orang nya kan gak enak"
"Teteh itu gak ngerti,apa pura-pura gak peka sih,kang nathan itu hanya diam seribu bahasa saat ada teh resa padahal tadi sebelum teteh kedepan dia ikut nimbrung pembicaraan aku sama kang mail,malah sempet minta nomor hp, ya udah aku kasih no aku aja, tetehkan udah banyak yang naksir ya. "ujar tina menatap pada resa,mencoba menyembunyikan perasaan yang telah timbul pada sosok pria yang lagi lagi tertuju pada kakaknya.
"Apa aku mundu aja ya,dari pada harus bersaing dengan kakak sendiri" Batin tina berusaha menguatkan tekadnya
"Suka suka kamu ajalah tin,toh teteh gak tertarik sama sekali sama tuh orang,hati teteh masih terjaga untuk satu orang" Timpal resa
"Halah,yakin?.emang masih suka tukar kabar, sampai kapan nunggu,umurnya aja masih 19 tahun, udah terima yang pasti pasti aja,misalnya kang hasan gitu,kan cakep lebih dewasa lagi"
"Udah ach,kamu gak usah ikut ikutan ngomporin, hati itu gak bisa di paksain tin,mau berpaut pada siapa juga gak ada yang bisa nyegah" Keluh resa menatap sang adik dan membatin
"Mana mungkin aku tega,menerima seseorang yang kamu cintai tin,jangan kamu pikir teteh gak tau.sedangkan menyebut namanya saja,matamu berbinar bahagia"
Sebenarnya dia juga merasa bimbang,hatinya masih mengharapkan rizki,tapi mengingat hubungan LDR an yang sedang di jalaninya mulai terasa hambar.membuat harapannya goyah,mungkin dia bisa saja berpaling pada yang lain.gak dipungkiri,resa juga mulai mengagumi hasan yang gigih mengejarnya.dia mengingat pesan hasan sebelum pergi merantau ke ibu kota
"Assalamualaikum res, akang mau pamit ke Jakarta,ada kerjaan di sana sama kang husen"
"Mudah mudahan sepulang dari sana kamu udah bisa nerima akang ya,akang udah siapin cincin untuk menghitbah kamu,di tunggu yah,jangan berpindah ke lain hati."
Bagaimana kisah resa berlanjut, akan kah dia menerima kehadiran hasan atau tetap menunggu cinta pertamanya.