Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Arjuna bisa
Arjuna terdiam seribu bahasa saat di datangi oleh Kakak beradik yang tidak lain dan tidak bukan Ketua agensi tempat dia berada, sudah menjadi dugaan untuk Arjuna bahwa dia akan di datangi oleh mereka berdua. dia juga tau sebab meteka datang, karena selama ini memang dia hanya diam saja walau sudah tau semua nya.
Sayang nya Purnama dan Arya baru menyadari sekarang soal masalah ini, sehingga baru datang sekarang dan membahas masalah tentang kekuatan Arjuna. sebab selama ini mereka sudah melihat semua member, bahkan Sagara yang member baru saja sudah mereka ketahui kekuatan nya, hanya Arjuna yang masih di sembunyikan dan baru ini mau di desak.
"Jadi itu benar?" Purnama menatap Arjuna tajam.
Yang di tatap hanya terdiam menunduk karena takut juga, selain takut Arjuna pun merasa bersalah pada mereka berdua. kesan nya seolah dia tidak tau terima kasih, padahal Arya dan Purnama sudah menolong diri nya dan menerima dia sebagai member.
"Maafkan aku." Arjuna menunduk malu dan juga takut sekarang.
"Tidak perlu minta maaf, kami hanya ingin tau apa itu memang benar?" desak Arya.
"Iya, hanya saja aku tidak berani mengaku karena aku takut ramalan itu bida meleset." Arjuna mengaku juga pada akhir nya.
"Astaga, hampir satu tahun lebih aku kesana kemati mencari arwah yang bisa membaca masa depan dan kau sama sekali tidak ada bicara." Arya mengusap wajah nya kasar.
"Maafkan aku, bukan karena aku tidak mau menolong mu tapi aku tidak yakin dengan diriku sendiri." Arjuna memberikan alasan nya kenapa dia hanya diam saja walau Arya sudah pontang panting sibuk mencari arwah yanh bisa membaca masa depan.
Arjuna bisa melakukan itu namun dia tidak yakin dengan terawangan nya sendiri, bahkan dia seratus persen yakin Arya tak akan percaya dengan apa yang akan dia katakan. maka dari itu dia pun memilih untuk bungkam saja, dari pada salah dan ujung ujung nya menjadi malu.
Mana saat itu Arya sangat menggebu sekali mencari arwah nya, Arjuna takut malah akan mengecewakan Arya bila dia salah. jadi Arjuna pun berpikir bahwa solusi yang paling baik adalah diam saja, walau pun dia terus saja ketar ketir karena takut bila di tuduh tidak mau membantu Ketua nya yang sedang kesusahan.
"Sebelum kau ribut soal kutukan, tanpa sengaja aku sudah membaca soal masa depan Arka." lirih Arjuna.
"Apa yang kau lihat, Jun?" Arya tak sabar ingin mendengar nya.
"Tapi ini entah benar atau tidak, tolong kau jangan marah padaku bila seandai nya meleset." pinta Arjuna bersungguh sungguh.
"Tidak apa apa, katakan saja apa yang sudah kau lihat." Purnama juga membuka suara.
Arjuna mengusap tangan nya berulang kali agar rasa grogi di hati nya bisa hilang, walau pun sudah jadi hantu tapi tetap saja dia punya rasa grogi saat menghadapi ketua nya begini, takut salah dan nanti nya mereka sudah cemas duluan.
"Aku berjanji tidak akan marah walau misal nya kau salah pun." angguk Arya.
"Nah Arya sudah berjanji, jadi kau bisa mengatakan penderitaan macam apa yang akan Arka alami." Purnama juga tidak sabar.
"Aku mohon katakan lah, Juna! agar aku bisa mencari penawar walau hanya sedikit saja." Arya sampai memohon pada member nya.
"Hal ini lah yang membuat ku ragu pada diriku sendiri, kalian berulang kali mengatakan bahwa Arka akan menderita. tapi dari yang aku lihat, dia tidak menderita." ucap Arjuna.
"Maksud mu?" Arya mengerut bingung.
"Katakan semua nya, agar kami lebih jelas memahami nya." desak Purnama sudah tidak sabar lagi.
"Arka tidak akan menderita dalam masalah apa pun, justru orang orang lah yang akan menderita karena ulah nya." ujar Arjuna.
"Hah?"
"Kedua anak kalian akan berbeda pendapat, perang di antara kedua nya pasti akan terjadi." jelas Arjuna lagi sambil menatap wajah Arya dan Purnama bergantian.
"Apa itu ada kaitan nya dengan banyak nya orang yang meninggal itu, Juna?" Arya lemas juga mendengar nya.
"Benar! burung gagak sudah memberikan pertanda, akan banyak nyawa melayang karena ulah anak mu." angguk Arjuna.
Lemas Arya karena ini akan jadi masalah untuk diri nya pula, Arka tidak menderita kalau kata Arjuna. justru orang orang yang akan menderita karena ulah dia, namun kutukan Aryo saat itu mengatakan bahwa Arka akan menderita.
Tapi Purnama juga tidak bisa percaya seratus persen pada Arjuna, sebab di awal tadi dia sudah berpesan agar jangan seratus persen percaya dengan ramalan nya. karena itu bisa saja salah, maka nya mereka pun tidak bisa juga mau gegabah.
...****************...
Azan shubuh mulai terdengar dan semua tetangga sudah mulai sibuk membantu untuk mengurus mayat anak anak nya Tuan Tomo, ada dua mayat yang harus mereka bantu hari ini. untung nya laki laki dan perempuan, sehingga bisa bersamaan pula mereka mengurus nya.
Razi akan di urus oleh para pria dan Sukma yang di urus dengan para wanita, begitu pula orang tua nya. Bu Dian memandikan jasad sang anak, dan Tomo memandikan Razi, walau sambil berderai air mata tapi mereka masih mampu juga melakukan nya, Bu Dian yang berulang kali sempoyongan karena menahan sedih.
"Ibu dulu memandikan mu sambil tertawa, Sukma! tapi sekarang Ibu menangis, padahal sudah Ibu bilang kan saat Ibu meninggal nanti maka kamu yang memandikan." Bu Dian mencium kening putri nya.
"Kita harus cepat ya, ini sudah berbau tubuh Sukma." ujar Mak Sabar yang memang biasa membantu memandikan mayat.
"Ayo, Bu! Sukma kasihan kalau terlalu lama." Delisa juga sedih sebenar nya.
Dengan hati hati mereka menyiramkan air ketubuh nya Sukma yang di jahit agar kembali utuh itu, sebagian memang sudah berbau karena ini masuk hitungan dua hari mayat Sukma di biarkan, maka nya mereka memandikan nya cepat cepat agar segera selesai.
"Aaaahhh!" Melisa kaget dan memekik kencang.
"Ada apa, Mel?!" Delisa menatap Kakak nya yang pucat.
"T-tidak!" Melisa menggeleng karena dia tidak mau cerita.
"Cepat lah, jangan banyak tingkah agar kita segera menguburkan Sukma." Delisa kesal lama lama.
Melisa cuma diam saja tidak menyahut ucapan adik nya, sebab tadi dia yakin sekali tangan Sukma bergerak dan memegang lengan nya kencang. oleh sebab itu Melisa pun terpekik kaget, membuat yang lain menatap nya heran.
"Gosok kuku nya dengan ini." Mak Sabar memberikan cotton bud.
"Aku kaki saja, Mak." Melisa pindah pada ujung kaki.
"Sini biar aku saja, Mak." Delisa tak sabar dengan ulah Kakak nya.
Maka mereka pun pindah tempat agar tidak ada keributan yang terjadi, Melisa juga yakin tak akan melihat penampakan aneh sehingga membuat dia sport jantung.
Maaf ya guys, belum bisa up lima memang sslama beberapa hari ini karena lagi sibuk banget othor.
salah satu di antaranya atau ke duanya 🤔
tapi nanti takut salah,mlah bukan ke 2nya,,,kasihan yg di tuding 😁😁😁
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..