Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Di koridor utama perusahaan AL'X Company, suara langkah tegas Alexio menggema, membuat suasana yang semula riuh menjadi sunyi seketika. Dengan tubuh tegap, ekspresi wajah dingin, dan tatapan tajam yang mampu menusuk siapa saja, pria itu melangkah mantap menuju ruangannya.
Karyawan yang berpapasan dengannya buru-buru menundukkan kepala, memberi hormat tanpa berani menatap langsung. Aura berkarisma Alexio membuat siapapun merasa kecil di hadapannya. Dalam hati, mereka mengakui, pria itu benar-benar pewaris yang pantas dari Tuan Wiratama.
Namun, begitu Alexio masuk lift, suasana perlahan kembali normal. Satu per satu karyawan mulai berkumpul, berbisik-bisik, membicarakan sosok yang baru saja melewati mereka
“Tuan Alexio benar-benar seperti dewa. Wajahnya sempurna, tubuhnya atletis, dan karismanya tak tertandingi,” gumam seorang karyawan wanita sambil tersenyum malu.
“Aku setuju! Setiap berpapasan dengan beliau, rasanya jantungku mau meledak. Tapi, kenapa tuan Alexio terlihat sangat dingin, ya?" tambah yang lain.
“Mungkin dia belum punya seseorang yang membuatnya hangat,” celetuk karyawan pria, membuat mereka yang mendengar tersenyum geli.
“Aku dengar, dulu tuan Alexio di khianati oleh istrinya di hari pertama mereka menikah. Itu sebabnya, tuan Alexio tidak pernah muncul dan memilih tinggal di luar negeri. Mungkin karena hal itu yang membuat tuan Alexio menjadi seperti ini."
"Kasihan sekali, tuan Alexio. Entah, wanita bodoh mana yang menyia-nyiakan pria seperti beliau."
"Benar, saat beliau datang dan di perkenalkan oleh tuan Wiratama sebagai penerus perusahaan, aku berandai-andai, kalau saja aku bisa bersanding dengannya. Menjadi istri tuan Alexio pasti seperti hidup di surga,” ucap salah satu karyawan, tatapannya menerawang penuh impian.
Tapi, tanpa mereka ketahui, sosok yang mereka puja-puja itu sudah terikat dalam pernikahan. Sebuah fakta yang tersimpan rapat, jauh dari gosip yang beredar di antara mereka.
Alexio duduk di kursinya yang megah di ruangannya yang luas. Dia menatap layar laptop dengan tatapan serius sebelum akhirnya memencet tombol interkom di meja. Suaranya terdengar dingin namun tegas.
"Tony, masuk ke ruanganku sekarang."
Tidak membutuhkan waktu yang lama, pintu terbuka dan Tony, asistennya yang setia, masuk dengan sikap penuh hormat. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan Alexio?”
Alexio mengalihkan pandangannya dari layar laptop ke Tony. "Apa ada pesan dari Daddy sebelum dia pergi?" tanyanya.
"Tidak, tuan. Tuan besar hanya mengatakan jika anda akan segera datang menggantikan beliau."
Alexio mengangguk paham, kemudian kembali berkata, "aku ingin kau mencari posisi yang sesuai untuk Keyra di perusahaan ini. Pastikan posisi itu sesuai dengan kemampuannya, tapi jangan sampai terlalu mencolok."
Tony mengangguk paham, tetapi ekspresinya sedikit ragu. "Apakah saya juga perlu menjelaskan kepada para manajer divisi tentang kedatangannya?"
Alexio menatap tajam Tony, membuat pria itu langsung gugup. "Tidak perlu. Aku tidak ingin karyawan lain curiga bahwa dia masuk melalui jalur orang dalam. Atur semuanya dengan rapi. Jika ada yang bertanya, katakan dia melalui proses seleksi seperti karyawan lain."
"Baik, Tuan. Saya akan mengatur semuanya," jawab Tony dengan patuh.
Alexio melanjutkan dengan nada yang lebih pelan namun tetap berwibawa. "Keyra tidak boleh merasa bahwa dia istimewa hanya karena dia istriku. Aku ingin dia memiliki pengalaman yang adil di tempat kerja ini, tetapi aku juga tidak ingin ada yang menyulitkannya. Kau mengerti maksud ku, bukan?"
Tony mengangguk cepat. "Saya mengerti, Tuan Alexio. Saya akan memastikan semuanya berjalan sesuai keinginan Anda."
Alexio mengangguk singkat, memberikan tanda bahwa pertemuan itu selesai. Tony segera keluar, meninggalkan Alexio yang kini meraih ponsel yang tergeletak di depannya untuk menghubungi seseorang.
"Tugasmu sudah selesai , kau bisa kembali." Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, Alexio memutuskan teleponnya begitu saja. Dia beranjak dari kursi kepemimpinannya, menatap kosong ke arah jendela besar ruangannya. Ada rasa cemas yang tak biasa menyelimuti hatinya. Keyra adalah wanita yang cukup pintar , tetapi dia juga ingin memastikan bahwa dunia kerja di perusahaannya tidak akan membebani istrinya secara berlebihan.
...****************...
Di ruang VIP restoran yang elegan, Kevin dan Alex terlihat tidak sabar menunggu informan mereka yang sangat terpercaya. Siapa lagi jika bukan Amelia.
Gadis itu adalah sahabat Keyra, tetapi dia juga orang yang membantu mereka menyatukan Keyra dan Alexio sehingga keduanya bisa menikah.
Dan kini, ekspresi kedua pria paruh baya itu menunjukkan harapan dan antisipasi saat Amelia masuk dengan penuh percaya diri, menyapa mereka
"Selamat siang, Uncle." Amelia menyapa dengan senyuman tipis sambil duduk di kursi yang disediakan.
"Kami menunggu kabar baik darimu, Amelia," ujar Alex dengan nada penuh harap. "Jadi, bagaimana hubungan Alexio dan Keyra?"
Amelia menyesap teh yang telah disediakan sebelum mulai berbicara. "Hubungan mereka sudah jauh lebih baik. Bahkan, aku bisa memastikan bahwa ada kemajuan signifikan. Mereka sudah lebih dekat dan bahkan... lebih intim." Dia menatap kedua pria itu, memberikan jeda untuk melihat reaksi mereka.
Kevin tersenyum lebar, wajahnya tampak lega. "Ini kabar baik! Sepertinya, keinginan kita untuk segera menimang cucu dari mereka akan segera terkabul!" serunya dengan penuh semangat.
Alex juga tampak puas, tetapi Amelia segera melanjutkan, mengingatkan mereka untuk tidak terlalu cepat merasa senang. "Namun, ada satu hal yang ingin aku katakan, terutama pada uncle Alex."
Alex memandangnya dengan penuh perhatian. "Apa itu?"
Amelia menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan. "Mungkin ada baiknya uncle menanyakan langsung pada Alexio tentang perasaannya pada Keyra. Apakah dia mulai mencintainya, atau hanya menjalani hubungan ini karena tanggung jawab? Aku juga khawatir, jangan-jangan Alexio hanya melihat Keyra sebagai pemuas hasratnya semata, tanpa benar-benar mencintainya."
Kevin mengerutkan dahi, tidak senang dengan kemungkinan itu. "Apa maksudmu, Mel? Setelah semua ini, kau masih ragu dengan Alexio?"
Amelia mengangguk. "Bukan hanya aku, tapi putrimu juga ragu, uncle. Jadi, kita perlu memastikan Keyra tidak diperlakukan dengan tidak adil. Lagi pula, kita tahu masa lalu Alexio dengan mantan istrinya cukup rumit. Jangan sampai Keyra menjadi korban dari bayang-bayang masa lalunya."
Alex menghela napas panjang, memikirkan saran itu. "Kau benar. Aku tidak ingin Keyra terluka. Aku akan berbicara dengan Alexio tentang ini. Jika dia masih terjebak dengan masa lalunya, maka dia harus menyelesaikannya terlebih dahulu." Membutuhkan waktu yang lama untuk Alexio menyembuhkan luka di hatinya, bahkan pria itu sampai tinggal di luar negeri selama 10 tahun. Dan selama itu, Alex belum pernah sekalipun melihat ataupun mendengar Alexio dekat dengan wanita manapun. Apa benar, Alexio masih terjebak dengan masa lalunya?
Kevin mengangguk, setuju. "Kita harus memastikan putra putri kita tidak terjebak dalam perasaan di masa lalu mereka, agar hubungan mereka berjalan lancar."
Amelia tersenyum puas melihat kedua pria itu mau mempertimbangkan sarannya. "Aku yakin, dengan sedikit dorongan, semuanya akan berjalan dengan baik. Aku memang setuju menjadi mata-mata kalian, selain aku membutuhkan uang, tapi aku juga tidak akan membiarkan sahabatku terluka untuk kedua kalinya."
Percakapan mereka berlanjut, mereka senang dengan perkembangan hubungan Alexio dan Keyra. Namun, mereka juga menyadari pentingnya memastikan hubungan ini didasarkan pada cinta yang tulus, bukan sekadar kewajiban atau pelarian dari masa lalu.