NovelToon NovelToon
Balasan Buat Suami Selingkuh

Balasan Buat Suami Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna

Menikah dengan pria idaman adalah dambaan tiap wanita. Adelia menikah dengan kekasihnya bernama Adrian. Di mata Adelia Adrian adalah laki-laki yang baik, taat beragama, perhatian sekaligus mapan. Namun ternyata, setelah suaminya mapan justru selingkuh dengan sekretarisnya. Apakah Adelia mampu bertahan atau justru melangkah pergi meninggalkan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arga Ulang Tahun

Lilin-lilin kecil menjadi saksi ulang tahun Mas Arga, ia memang sengaja menyewa sebuah villa di puncak untuk kami. Ah, membayangkannya saja aku jadi merinding. Apakah Mas Arga ada niat buruk padaku?

"Kok malah jadi diem?" Aku pingin ada yang menyanyikan lagu ulang tahun untukku," pinta Arga.

"Ah, Mas Arga kekanakan deh," kata Adelia tersipu malu.

Ia pun menyanyikan happy birthday untuk Arga dengan merdu. Arga sampai melongo di buatnya.

"Suaramu bagus sekali, Del. Kalau aku enggak lihat langsung pasti orang-orang mikirnya ada penyanyi di  sini," puji Arga.

"Ah, mas ini bisa saja deh. Pasti bilang begitu biar aku tidak malu kan, kalau suaraku sebenarnya jelek," kata Adelia.

"Enggak bener, kok. Suaramu memang bagus," kekeh Arga.

"Ya, udah kok malah jadi berdebat. Potong kuenya dong," pinta Adelia.

Arga meniup lilinnyq terlebih dahulu, lalu mengucapkan doa di hatinya. Ia lalu menyerahkan potongan kue itu pada Adelia.

"Buat aku?" tanya Adelia.

"Iya, memang ada orang lain di sini?" tanya Arga. Adelia melihat ke sekeliling memang tidak ada siapapun di sana. Kecuali dirinya dan Arga.

"Di makan kuenya, aku suapin," kata Arga. Awalnya Adelia mau menolak, tapi Arga sudah menyodorkan potongan kue di bibir Adelia. Apalagi Arga membersihkan bibirnya yang belepotan kena krim dengan tissue. Adelia kembali merasakan gejolak aneh di hatinya.

"Mas_."

"Udah, biar Mas bersihin dulu bibirmu," ucap Arga lirih. Sentuhan jari Arga sesaat membuat getaran aneh di bibir Adelia. Apalagi kepala Arga miring dan sangat dekat dengan wajahnya.

"Boleh, Mas menciummu?" tanya Arga lembut.

"Tap _ tapi, Mas_"

Arga sudah tidak tahan lagi, entah setan apa yang merasuki dirinya. Ia langsung menarik tengkuk Adelia dan melumat bibir itu dengan lembut. Rasanya manis sekali. Bibir itu selalu ia impikan tiap malam, ingin ia melumatnya setiap saat namun belum ada keberanian.

Adelia yang tengah berdiri kaku menerima serangan Arga tidak bisa melawan. Sialnya, sebagai janda ia merindukan sentuhan itu. Ia bahkan membiarkan lidah Arga mengabsen mulutnya lebih intens. Dan tanpa sadar, lidah Adelia juga menyambutnya.

Seperti mendapatkan lampu hijau, Arga semakin memperdalam ciumannya. Bahkan ia memberanikan diri mengusap gundukan kenyal yang bersembunyi di balik gaun berleher rendah yang di kenakan Adelia.

"Maaas... ," desah Adelia. Lidah Arga menyusuri leher Adelia lalu mulai turun ke arah bukit kenyal itu. Untung mereka merayakan ulang tahun di rooftop villa, jadi tidak ada yang melihat adegan mesra itu.

Adelia mendorong Arga, ia berjuang keras agar tidak terbawa suasana.

"Mas Arga... tolong hentikan," ucap Adelia parau.

Mendengar permohonan Adelia, akhirnya Arga sadar jika dirinya sudah kelewatan. Ia lalu mengakhirinya.

"Maaf, aku terbawa suasana," kata Arga. Ia membantu Adelia merapikan bra nya. Dua gunung besar hampir saja keluar dari sarangnya.

"Sudah, biar aku sendiri," tolak Arga.

"Kamu marah?" tanya Arga cemas. Ia takut setelah ini Adelia akan menghindarinya.

"Tidak, Mas. Aku tahu Mas lagi khilaf," jawab Adelia. Ia pun mengambil tas mungilnya di kursi.

"Aku antar pulang," tawar Arga.

"Tidak usah, nanti aku bisa pesan taksi," kata Adelia gugup. Ia juga malu karena ia juga sempat menikmati sentuhan Arga dan terbuai dalam permainannya.

Adelia berjalan agak cepat, namun Arga terus saja mengikutinya. Hingga Adelia menuruni tangga, Arga juga ikut turun. Sepertinya, ia memang tidak ingin kehilangan Adelia di sisinya.

"Del."

Arga menarik lengan Adelia, lelaki itu mengungkung Adelia dalam rangkulannya.

"Del, tolong jangan pergi. Temani aku di sini," pinta Arga.

Adelia tidak berani menatap mata Arga, ia sadar tatapan Arga bisa saja menghipnotisnya. Karena lelaki itu terlalu tampan buatnya. Dan apalagi, ia bisa merasakan benda keras di balik celana Arga juga mendesaknya.

"Maas_"

Arga kembali membungkam bibir Adelia dengan bibirnya. Rupanya udara dingin di puncak, membuat Arga butuh kehangatan. Ia memang sengaja mengajak Adelia ke puncak untuk menghabiskan malam bersama.

Adelia sampai kehabisan nafas karena Arga terlalu lama menciumnya. Ia tidak menyangka ciuman Arga begitu buas. Seolah pria itu memang sedang membutuhkannya.

Lalu Arga melepaskan pagutannya, ia mengusap bibir Adelia dengan lembut memakai jarinya.

"Duduklah sebentar, akan ku buatkan coklat panas untuk menghangatkanmu," kata Arga.

"Tapi, Mas aku mau pulang," pinta Adelia.

"Kau sudah janji apapun permintaanku kau akan mengabulkannya. Jadi, tolong temani aku malam ini saja," kata Arga.

"Mas, aku takut kita keblabasan. Dan aku juga takut aku tidak bisa mengendalikan diriku," terang Adelia.

"Ini bukan cinta, Mas. Ini nafsu!" Adelia meninggalkan Arga. Ia mencoba menguatkan dirinya agar tidak tergoda dengan pesona Arga. Bagaimanapun Adelia takut menjalin hubungan seperti itu. Apa bedanya dia dengan Salsa yang suka tidur dengan sembarang lelaki. Ia mempercepat langkahnya, dan untung saja taksi yang di pesannya sudah datang.

Arga berlari mengejar Adelia, terlambat Adelia sudah masuk ke dalam mobil. Arga mengetuk pintu kaca mobilnya, namun Adelia tidak mau membukanya.

"Jalan, Pak!" perintah Adelia. Arga kaget mobil itu berjalan menjauhinya. Ia berlari mengejar taksi itu sampai ngos-ngosan.

"Adelia!" teriaknya.

Ia menyesal telah membuat wanita yang di cintainya pergi menjauh. Harusnya, ia tidak terlalu gegabah. Adelia masih terluka, ia belum percaya pada laki-laki sepenuhnya. Arga mengira Adelia menerima ciumannya berarti sudah mau membuka hatinya. Dugaannya salah, Adelia hanya terbawa suasana. Arga mengusap rambutnya kasar.

"Aaargh!" teriaknya.

Di mobil Adelia menangis, ia mulai takut dengan perubahan sikap Arga. Pertemanannya sudah tidak seperti dulu. Ia harus menjaga jarak demi kebaikan dirinya. Adelia belum ingin membuka hatinya untuk pria lain. Ia takut dan terlalu takut untuk di sakiti lagi.

Arga masih saja merutuki kebodohannya, karena tidak sabar mengira Adelia akan langsung menerimanya. Ia pergi terlihat takut padanya. Arga menyesal mengapa dirinya terlalu terburu-buru.

Ia berjalan mondar-mandir di ruang tengah bingung harus berbuat apa. Ia sudah berusaha menelepon Adelia namun tidak di angkat. Arga makin resah gelisah memikirkan hubungannya dengan Adelia.

Adelia sudah sampai di apartemennya, ia langsung saja masuk ke kamarnya. Namun sepertinya, hidung Adelia mencium sesuatu. Bau apa ini?

"Ini seperti bau bensin," gumam Adelia.

"Tidak, ada yang tidak beres. Aku harus segera keluar dari tempat ini. Namun karena lantainya licin, Adelia terpeleset jatuh. Baru ia akan bangkit tiba-tiba api berkobar dimana-mana.

"A ... api!"

"Tolooong!" teriak Adelia. Ia tidak tahu darimana datangnya api itu berasal. Adelia panik, ia ketakutan setengah mati. Bau asap membuatnya sesak nafas, ia bingung harus kemana karena api sudah mengepungnya.

"Tolooong!" Adelia jatuh pingsan, karena kekurangan oksigen. Samar-samar ia mendengar seseorang meneriakkan namanya dari luar. Suara itu Adelia tidak mengenalnya, tapi kemudian Adelia sudah jatuh pingsan tidak ingat apa-apa lagi. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Mobil pemadam kebakaran sudah datang, Adelia terselamatkan hanya saja ada luka bakar di wajahnya.

Di rumah sakit, seseorang sudah membawa Adelia di ruang ICU. Keadaan Adelia kritis, ia mengalami koma. Seorang pria tampan di sampingnya sampai kuat menangis melihat Adelia tak berdaya tidur di atas brankar dengan tusukan jarum infus di tangannya. Ia kelihatan menyesal sekali, mengapa datang terlambat.

"Adelia, maafkan aku. Harusnya aku mengantarmu pulang," kata Arga Dwinata.

---Bersambung---

1
Sitifirash Sulaiman
aku benci dgn adelia sok mahal
Sitifirash Sulaiman
perempuan bodoh
Nunung Nurhayati
/Heart//Rose/
Marine Calista
Lumayan
Marine Calista
Biasa
Tuti Chandra
gantian lihat kehancuran salsa dan adrian yg sudah menanti di dwpan matta
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Ilyas Ari
bagus thor ceritanya
Ilyas Ari
Buruk
Sunaryati
Nah sebentar lagi hidupmu akan hancur, Adrian dan Salsa harus membayar apa yang diperbuatnya
Mundri Astuti
lanjut thor
Sri Rahayu
Luar biasa
Sunaryati
Ulah Salsa ini, bukan salahmu Arga, jika tidak pergi denganmu mungkin malah sudah terbakar. Mudah-mudahan mudahan segera sembuh dan pelakunya tertangkap
rasyidfatir: iya kk, mksih komen2nya
total 1 replies
Uthie
itu Adrian msh punya mobil... katanya mobil inventaris kantor?!??
Uthie
sukurin 😝😝
Uthie
sukurin 😝
Uthie
harus di begtu kan emang 💪😡
Uthie
Maaf.. baru mampir 👍♥️
Sunaryati
Nah itu akibat kamu hay memikirkan dirimu sendiri tanpa peduli istri, sampai tao tahu jati diri istri yang sesungguhnya
Sunaryati
Rasakan Adrian hasil yang kau tanam.
rasyidfatir: 😃😃😃iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!