Bianca Adlova yang ingin hidup tenang tanpa ada kemunafikan.
Dia gadis cantik paripurna dengan harta yang berlimpah,namun hal itu tidak menjamin kebahagiaannya. Dia berpura-pura menjadi gadis cupu hanya ingin mendapatkan teman sejati. Tapi siapa sangka ternyata teman sejatinya itu adalah tunangannya sendiri yang dirinya tidak tau wajahnya.
Lalu bagaimana Bianca akan terus menyembunyikan identitas aslinya dari teman sekolahnya? Apakah dia akan kehilangan lagi seseorang yang berharga dalam hidupnya? ikuti kisahnya disini.
Selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alkeysaizz 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh lama..
Sepekan sudah berlalu..
Hari itu pun tiba,dimana sekolah mereka akan kedatangan tamu tangguh dari sekolah lain.
Acara pembukaan pun di sambut begitu meriah dengan pentas seni dan budaya.
Seluruh murid keluar satu persatu dari dalam mobil,menambah sorak sorai di lapangan sekolah.
Dada Bianca kembali bergemuruh,merasa sesak yang teramat sangat. Kedua matanya terpaku ke arah seseorang yang begitu ia kenali.
"Mereka...."
Jojo mendengar gumaman Bianca dari arah samping,kedua tangannya mengepal kuat dengan sorot mata yang kabur oleh genangan air yang menghalangi matanya.
Jojo mengikuti arah mata Bianca yang tertuju pada sosok siswa laki-laki yang berpenampilan sempurna sekaligus terlihat sombong. Hati Jojo ikut bergemuruh,ikut merasakan apa yang Bianca rasakan.
"Kenapa dengan hati gue..?Siapa orang yang udah bikin suasana hati si cupu seperti ini?!" gumam batinnya pelan.
Acara perkenalan pun berakhir dan mereka akan memulai pertandingan pertamanya.
Setiap bidang tertentu sudah di siapkan tempatnya,termasuk adu ketangkasan memanah dan Sains.
Bianca dengan segera pergi menyelinap tanpa ingin Jojo dan Remon tau. Memasuki arena memanah dan bertemu dengan beberapa orang siswa lawannya disana.
Semua mata menatap remeh,bahkan seseorang yang merasa paling super di antara mereka berjalan mendekat dan berdiri di hadapannya.
"Seriusan si cupu jelek ini mau ikut di pertandingan ini?" Ucapnya remeh menatap Bianca dari atas hingga bawah.
"Yang di butuhkan di sini ketangkasan juga ketepatan dalam membidik target! bukan omong kosong belaka dari gaya seseorang yang merasa paling istimewa!!"
Bianca menatap langsung orang tersebut yang merupakan sahabat lamanya dulu sekaligus sudah menjadi musuhnya kini.
"Renova Alqin!!"
"Diem Lo Cupu!! jangan berani Lo sebut nama gue dengan mulut Lo yang ,,iuuhh.. menjijikan!!" ledek Renova dengan gaya khasnya yang begitu angkuh.
"Elo kenal dia,Nov?" Aluna datang dan menghampiri mereka di tengah arena tersebut.
"Enggak! tapi sepertinya nama gue begitu populer di sekolah elo,Al. Sehingga si cupu pun sampai ikut tertantang ingin ikut lomba ini!"
Aluna terkekeh dan merangkul pundaknya akrab.
"Inilah si cupu yang gue ceritain waktu itu."
"Oh..jadi anak ini orangnya! nyali lo besar juga ya udah berani nantangin si Al?!" sinisnya menatap ke arah Bianca yang berpenampilan cupu.
"Sorry..gue harus pergi! gue gak ada waktu untuk dengerin ocehan kalian!" Kata Bianca tenang dan berlalu melewati semuanya disana.
"Kurang ajar! berani sekali dia ngomong gitu sama gue!!"
"Tenang Nov.. tenang.." Tahan Aluna .
"Elo bisa balas si cupu nanti saat pertandingan di mulai. Sama persis seperti dulu,saat elo menjatuhkan seseorang yang elo benci!!"
Renova pun tersenyum licik,dan kembali menatap ke arah Bianca sinis.
"Elo bener Al..! gak boleh ada siapapun yang lebih dari gue! Baik dulu maupun sekarang!!"
Bianca terlihat sudah mulai bersiap-siap dengan semua perlengkapannya,juga seekor kuda hitam yang akan ikut lomba bersamanya saat memanah. Hembusan nafasnya terlihat berat,namun segera ia netralkan dan kembali fokus ke depan.
Remon berlari cepat menemui Jojo saat melihat Bianca memasuki arena memanah.
"Jo.." serunya dengan nafas terengah-engah.
"Kenapa lo Re?" tanyanya heran.
"Si cupu...hah..hah...si cupu dia.."
"Apaan ?kenapa si cupu?" tanyanya tegang.
"Dia ..dia ikut lomba memanah dan berkuda! dan sekarang mereka sedang siap-siap untuk bertanding.."
"Apa?" seru Jojo terkejut.
"Bianca...elo ya...." Geramnya yang langsung berlari menuju ke ruang Arena.
Pertandingan pertama pun di mulai,setiap siswa yang ikut tanding satu persatu gugur karena mendapat poin lebih rendah dari Renova dan juga Bianca. Kali ini keduanya kembali bertemu setelah beberapa tahun tidak berjumpa, dalam wujud Bianca yang berbeda.
"Jangan harap Lo bisa menang dari gue cupu!" Gumam Renova merasa sedikit terkejut dengan tatapan mata si cupu yang tak asing.
"Gue hanya bertanding di arena ini. Tanpa ingin menjatuhkan siapapun! tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk elo Renova Alqin!! Baru pertama dalam hidup gue ingin menjatuhkan seorang lawan hingga tersungkur ke tanah!!"
Degh!!
Renova seperti Dejavu dengan kata-kata si cupu, seolah mengingatkan nya pada seseorang yang ia buat terjatuh dengan kecurangan nya satu tahun lalu. Fokusnya terganggu hingga tak mendengar bunyi peluit tanda di mulainya pertandingan.
Bianca melarikan kudanya lebih dulu sambil tersenyum semirik,lalu Renova yang mendesis ketinggalan karena ulah Bianca. Jojo diam memperhatikan bahkan merasa jika Bianca begitu sangat mengenali lawan nya saat ini. Kedua kuda pun berlari begitu cepat,Bianca mengarahkan busur panahnya pada papan yang ia lewati begitu juga dengan Renova.
Jojo di buat terpana dengan kelihaian Bianca menunggangi kuda dan memanah, matanya nyaris tak berkedip saat menatap tatapan mata Bianca yang berubah menghitam dengan raut wajah yang begitu serius.
"Gila!! kenapa kita gak pernah tau kalau di cupu setangkas itu.."lirih Remon kembali berteriak memberi semangat ke arah Bianca.
Aluna hanya berdecih tapi tidak dengan Frederick yang menatap ke arah Bianca begitu berbeda.
"Fred...ayo kita pergi dari sini!" ajaknya sambil menarik tangan Frederick. Namun langkahnya tertahan saat genggaman tangannya di lepaskan oleh tunangannya itu.
"Fred..."
"Pertandingan belum selesai Aluna. Kita masih belum melihat siapa pemenangnya disini? Bukankah hal yang bagus,jika si cupu sampai memenangkan perlombaan ini? itu artinya sekolah kita memiliki seseorang yang berbakat. Dia mampu mengalahkan seseorang yang tangguh dan selalu mendapat gelar juara bertahan di seluruh sekolah."
Aluna terdiam tak bisa menjawab perkataan yang Frederick ucapkan.
"Jadi baiknya elo duduk tenang! jangan sampai bikin suasana hati gue buruk karena rasa cemburu elo!" tegasnya lagi menambah kekesalan di hati Aluna berlipat ganda.
Anak-anak terdengar bersorak kembali saat Bianca dan Renova saling kejar di tengah arena. Keduanya memiliki poin seimbang bahkan sangat sulit bagi juri menentukan pemenangnya.
"Tinggal satu bidikan lagi.." Gumam Renova sambil mengarahkan busur panahnya,namun ia melihat jika si Cupu pun sedang melakukan hal yang sama. Dia pun dengan cepat mencari celah untuk membidik kuda Bianca agar lepas kendali dan membuatnya terjatuh. Senyumnya pun mengembang saat itu tiba,dia melesatkan panahnya ke arah papan sekaligus kuda Bianca.
Jleb..
Kuda yang Bianca tunggangi langsung meringkik ke atas ,menjadikan keseimbangan tubuhnya goyah,kuda itu terus loncat di tempat begitu kasar saat merasakan kesakitan di pahanya yang terkena anak panah.
Semua orang yang melihat nampak tegang,saat kuda itu berubah liar dan terus memberontak. Bianca berusaha tenang dan mencoba mencabut anak panah yang menancap di paha si kuda.
Renova tak membiarkan kesempatan nya begitu saja,ia langsung melarikan kudanya begitu cepat sehingga mendahului posisi Bianca.
Dengan cepat ia melesatkan anak panahnya ke papan terakhir dan...
Srlurp..
Krtakk...
Satu anak panah melesat menyusul dan menghancurkan batang anak panah Renova menjadi beberapa bagian dan terjatuh ke tanah.
Jleb..
Satu tembakan terakhir dengan poin sempurna menancap di tengah papan tersebut.
Semua orang terperangah, menatap tak percaya dengan apa yang Bianca lakukan. Gadis itu masih bisa bertahan dan menghancurkan anak panah lawan dengan posisi dirinya yang tak memungkinkan.
Posisi Bianca hampir terjatuh ke tanah sesaat kuda yang ia tunggangi mengamuk ketika anak panah yang ada di pahanya berhasil Bianca cabut.
Hoaaahh...
Arena kembali bergemuruh setelah beberapa detik hening karena keadaan yang tak terduga tersebut. Renova menatap tak percaya ke arah gadis cupu yang kini perlahan sudah duduk kembali di kudanya yang mulai tenang. Dia terlihat berbicara dengan kuda itu,mengelusnya lembut dan mengecupnya hangat.
"Cupu..!! i love you...!!" teriak Remon yang langsung mendapat tatapan sengit dari Jojo.
"Bercanda Jo.." lirihnya sambil berteriak kembali bertepuk tangan ke arah Bianca.
Semua juri nampak puas dengan pertandingan kali ini, mereka serempak tersenyum membuat Renova melemparkan busurnya ke tanah.
"Sialll!! mana mungkin gue kalah sama si cupu jelek itu!!" Lirihnya kesal.
Ia pun pergi dari sana dengan membawa segudang kekecewaan sekaligus pertanyaan yang mengganggu pikirannya.
Bianca perlahan turun dari kuda dan mendapat ucapan selamat dari beberapa orang.
"Kamu hebat,Bianca! ibu tak menyangka jika kamu akan setangkas dan sehebat itu!" puji Bu Amanda bangga.
" Terima kasih Bu. Tapi saya tidak ada apa-apa nya tanpa bimbingan dan arahan dari para pelatih semua."
Semua guru pun tersenyum bangga dan menepuk pundak Bianca yang langsung dapat merubah raut wajahnya.
Remon langsung berlari di ikuti Jojo dari arah belakang.
"Elo punya banyak rahasia apalagi setelah ini,cupu? gila ya Lo! gak bilang-bilang sama kita kalau elo ikutan lomba beginian!" monolog Remon membuat Bianca tersenyum.
Jojo dengan cepat menjewer kuping Bianca sehingga membuatnya memekik.
"Aws ..lepasin tangan Lo dari kuping gue Jo! bisa copot nanti wey..!!" namun Jojo tak mendengarkan teriakannya, malah memboyong tubuh Bianca keluar Arena.
Aluna menyadari jika tatapan Frederick pada Bianca tidaklah biasa,matanya berbinar dengan senyum yang begitu menawan. Ini baru pertama kalinya Aluna melihat senyum itu. Senyum seorang Frederick yang tak pernah ia tunjukan di depan siapapun termasuk di depannya.
Aluna pun pergi dengan membawa kemarahan bersamanya, bahkan semua itu ia lampiaskan kepada Lyra dan Ami.
Di ruangan lain.
Bianca kini duduk di temani Remon ,lalu Jojo pun kembali datang kesana dengan membawa beberapa es batu dan air mineral. Jojo langsung menempelkannya pada bahu Bianca yang berdenyut sakit.
Remon dan Bianca sama terkejut dengan apa yang Jojo lakukan,semua orang hanya melihat kemenangan dan aksi Bianca yang luar biasa,tapi Jojo justru menangkap hal yang lain. Rasa sakit dari bahunya yang kembali terasa.
Remon pun perlahan pergi,dan meninggalkan keduanya di ruangan itu. Dia mengerti jika kali ini dirinya tak berhak ikut campur saat keduanya terdiam seribu bahasa.
"Sorry ..gue gak bilang sama elo sebelumnya.." Lirih Bianca memecah keheningan di antara mereka.
Jojo hanya diam tak membalas ucapan gadis itu.
Bianca pun menghela nafasnya kembali sambil merasakan kenyamanan di bahunya saat Jojo menekan beberapa butir es batu di balik sapu tangannya.
"Jangan elo lakuin lagi hal ini,cup?" kali ini Jojo yang berbicara begitu lirih.
"Gue begitu khawatir saat liat Lo menahan rasa sakit saat kuda itu berubah liar karena tembakan anak panah yang Renova Lesatkan dengan sengaja."
Bianca terdiam , ternyata Jojo menyadari hal itu,jauh dari perkiraannya. Bianca pun perlahan tersenyum merasakan kehangatan di hatinya.
"Bagaimana kalau elo terluka? bagaimana kalau elo sampai jatuh dan terinjak oleh kuda itu?" Seru Jojo yang kini tengah tegang di selimuti oleh rasa khawatirnya sendiri.
"Bagaimana kalau elo.."
Cup.
Bianca membenamkan bibirnya di atas bibir Jojo lembut. Kedua mata Jojo langsung melotot tak berkedip,mencoba merespon setiap kejadian yang baru saja terjadi.
"Maaf..." lirih Bianca yang perlahan melepaskan ciumannya.
Dengan cepat Jojo meraup wajah Bianca kembali dan mencium bibirnya lebih lama. Tak ada perlawanan dan penolakan dari Bianca. Entahlah...sejak kapan perasaan itu muncul. Yang jelas saat ini keduanya tengah meleburkan perasaannya masing-masing.
Akhirnya,Jojo pun melepaskan ciumannya setelah beberapa menit berlalu,kedua pipi keduanya nampak merona merah dengan nafas yang terengah-engah karena nafas yang mulai menyempit. Jojo mengusap bibir Bianca yang nampak basah dan sedikit bengkak karena ulahnya.
"Gue ..gue suka sama elo cup! Bahkan lebih dari itu! Gue gak tau sejak kapan perasaan itu muncul?..gue benar-benar gak ngerti dan sangat takut kehilangan elo!... jadi... tolong jangan bikin jantung gue gak aman karena ulah Lo yang di luar kendali.." ungkapnya dengan berani.
Bianca hanya menundukan kepalanya tanpa mampu membalas tatapan Jojo yang begitu lekat ke arahnya. Wajahnya terasa begitu panas bahkan mulutnya mendadak kelu, tak tau harus menjawab apa.
"Oh my Gosh !! jantung gue mau copot!!" Teriak batin Bianca berguling-guling ria.
hapoy Reading semuanya 🥰🥰🤗