Khalisa harus menelan pil pahit kala calon suaminya malah menikahi sahabatnya sendiri disaat pernikahan mereka hanya 1 minggu lagi. Sakit hati tentu saja Ia rasakan tapi karena tidak mau terlalu berlarut dalam kesedihan Ia akhirnya menerima tawaran Paman nya yang seorang Direktur sebuah rumah sakit untuk menjadi relawan di daerah terpencil.
Bertahun-tahun Ia menjadi relawan dan setelah semuanya selesai Ia memutuskan untuk pulang dan melepas rindu dengan keluarga nya. Namun, bukannya melepas rindu setelah pulang Ia malah harus menghadapi Arkana Xander Walton akibat perjodohan gila yang diatur keluarga nya.
" Tanda tangani kontrak itu! "
" Lebih baik batalkan saja pernikahan ini jika harus terikat kontrak. Aku tidak berminat untuk bermain dengan sesuatu yang sakral. "
Bagaimana kisah ke-dua nya yang harus bersatu disaat hati keduanya berbeda. Sanggup kah Khalisa hidup bersama Pria kejam nan gila seperti Arkan atau Ia akan menyerah.
Mari simak cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahrotul Wulandary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditinggal Malam Pertama
Prang
" Sialan! Bajingan itu telah berani merebut Wanita Ku! "
Lim yang melihat Tuannya mengamuk setelah pulang dari acara pernikahan Tuan Muda Arkan hanya bisa menelan ludah dan berdo'a agar nyawanya tetap aman. Tuannya menghancurkan apapun yang didepan matanya dan berteriak penuh amarah.
" Kendalikan diri Anda Tuan. " Bujuk Lim.
" Akan Aku bunuh Bajingan sialan itu! Jika se inci saja Wanita Ku disentuh olehnya Aku tidak akan segan membunuhnya didepan semua orang. " Katanya penuh emosi.
" Tenang Tuan. Kita bisa membuat perusahaan Tuan Arkan di luar negeri mengalami masalah sehingga Ia akan meninggalkan Nona Khalisa dimalam pertama mereka. " Usul Lim yang seketika membuat Tuannya berhenti dan tersenyum miring.
Benar. Mereka bisa membuat kekacauan yang mana hanya bisa diselesaikan oleh Arkan dan membuat Pria itu pergi meninggalkan Istrinya. Tak apa jika pernikahan mereka telah terjadi, namun akan Ia buat rumah tangga mereka retak dan Wanita nya membenci sosok Arkan. Benar itu adalah ide yang bagus.
" Aku akan membalas Mu, Bajingan. " Katanya tersenyum jahat.
🥜🥜
Serangkaian acara pernikahan telah selesai dan sekarang adalah waktu bagi semua orang untuk beristirahat. Tidak terkecuali Khalisa yang baru selesai membersihkan diri setelah seharian penuh menyambut para tamu yang terus berdatangan.
Dirinya juga keluarga yang lain memilih untuk menginap di hotel tempat resepsi pernikahan nya karena waktu yang sudah semakin malam juga tubuh yang sudah lelah. Melihat Jam yang menunjukkan pukul 21.00 malam, Khalisa yang memang belum menunaikan Solat Isya dengan cepat mengambil air wudhu dan menunaikan kewajiban nya.
10 menit berlalu dan Khalisa sudah berganti pakaian dengan mengenakan gamis berwarna Dusty lengkap dengan hijabnya takut jika nanti Suaminya masuk dan Ia malah tidak mengenakan hijab. Khalisa belum siap membuka auratnya didepan Suaminya. Biarkan Ia belajar perlahan dan bisa menerima semua jalan hidup yang telah Tuhan garis kan untuk nya.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 namun Arkan sama sekali belum terlihat batang hidungnya. Tadi setelah acara selesai, Arkan tiba-tiba langsung pergi meninggalkan nya diatas pelaminan. Khalisa merasa sakit dan berpikir jika Ia tidak dianggap karena sudah dua kali ditinggal seperti ini. Ia jadi meragukan pilihannya menyetujui pernikahan ini.
Arkan sangat dingin dan sulit untuk Ia sentuh. Ia tidak dapat menebak apa yang Lelaki itu pikirkan. Baginya Arkan terasa terlalu jauh. Apa karena mereka baru menikah makanya belum terbiasa. Tapi Khalisa merasa berbeda, Ia merasa Arkan seperti mempermainkan nya. Memintanya kepada Keluarga nya dengan penuh effort yang bukan main tapi setelah mendapatkan nya malah mengabaikan nya layak pajangan.
Khalisa terus menunggu sampai suara ketukan pada pintu kamarnya membuat Khalisa beranjak.
" Maaf mengganggu Anda, Nona. Saya hanya ingin menyampaikan jika Tuan Arkan pergi keluar negeri dan menyuruh Anda untuk segera beristirahat. "
Dadanya bak dihantam batu besar mendengar ucapan pengawal Perempuan didepan nya. Sekuat tenaga Khalisa menahan air matanya dan tersenyum sebelum menutup pintu kamar.
Air matanya luruh mengetahui fakta jika Ia ditinggalkan saat malam pertama pernikahan nya. Bukan karena Ia berharap terjadi sesuatu. Tapi Ia merasa Arkan benar-benar hanya menganggap pernikahan ini sebagai permainan. Meninggalkan nya tanpa mengucapkan apapun.
" Ayolah Khalisa Kau tidak boleh menangis hanya karena ditinggal seperti ini. Mungkin saja hanya Kau yang berharap lebih pada pernikahan ini. " Monolognya yang malah membuat nya semakin menangis.
Mengapa Arkan melakukan semua ini jika hanya untuk menyakiti nya. Tadi saja Arkan bersikap sangat romantis bahkan tidak mau melepas rengkuhan pinggang nya sama sekali. Tapi sekarang Pria itu malah meninggalkan nya sendirian.
Sungguh Khalisa tidak menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini di malam pertama pernikahan nya. Bukankah Papa nya bilang Pria itu mencintai nya. Jika cinta mengapa melakukan semua ini. Atau Arkan berbohong saat mengatakan nya agar restunya berjalan mudah. Benar mungkin Pria itu berbohong.
" Astagfirullah. Kuatkan hamba Ya Allah." Khalisa menenangkan dirinya dengan beristighfar seraya mengusap dadanya.
Setelah dirasa cukup tenang Khalisa memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya dari pada memikirkan hal yang membuat hatinya sakit.
" Akan aku jalani sesuai kemauan Mu, Tuan Arkan. "
🥜🥜
Di belahan negara lain. Arkan baru saja mendarat setelah 3 jam terbang diatas awan. Dengan ditemani Asisten nya Arkan segera masuk kedalam mobil yang menjemputnya.
Lukas segera melaporkan kejadian yang menimpa salah satu perusahaan mereka di sana. Arkan mendengar nya dengan seksama dan sesekali rahangnya akan mengetat mendengar jika perusahaan nya mengalami kerugian cukup besar sampai setengah saham mereka di jual dengan harga rendah akibat kebocoran data-data penting.Apalagi kasus penggelapan dana yang baru Ia ketahui nyaris membuat perusahaan nya gulung tikar.
Bajingan mana yang berani mengusik nya. Mata tajam nya terus mengamati grafik saham yang terus menurun.
" Para ahli IT kita sedang berusaha memperbaiki sistem Perusahaan. Para Manajer dari setiap divisi sudah berada di ruang rapat untuk membahas masalah ini. "
" Bagaimana dengan pemegang saham? Kau sudah menemukan pelaku yang menjual saham perusahaan Ku dengan harga murah?"
" Mereka meminta untuk melakukan pertemuan secepatnya, Tuan. Beberapa pemegang saham mengancam akan mencabut infestasi dan menjual nya kepada pihak lain dengan harga murah. " Lukas mengamati raut wajah Tuannya yang sangat menyeramkan. Entah tragedi apa yang akan terjadi setelah mereka sampai di perusahaan.
Arkan tersenyum miring, ancaman mereka tidak berarti sama sekali baginya. Kehilangan inves tidak berpengaruh besar padanya. Perusahaan nya adalah perusahaan terbesar dengan saham yang selalu mendominasi.
" Bagaimana dengannya? Apa pengawal perempuan yang Ku minta sudah datang? " Pertanyaan dari Tuannya langsung Ia mengerti kemana arahnya. Mengabdi selama bertahun-tahun tentu membuat Lukas sudah mengenal betul tabiat Tuannya yang kejam.
" Ayla sudah memberitahu Nyonya jika Anda pergi keluar negeri. Setelah itu Nyonya langsung masuk kedalam kamar. " Jawab Lukas.
Arkan tersenyum sinis. Apa Perempuan itu menangis didalam kamar karena Ia tinggalkan. Karena ingin tau apa yang dilakukan Istrinya, Arkan melihat rekaman CCTV di dalam kamar pengantin mereka. Tentu bukan hal yang sulit baginya karena hotel itu berada dibawah naungan perusahaan nya.
Namun tidak sesuai ekspektasi ternyata Perempuan itu malah sudah tidur nyenyak lengkap dengan hijabnya. Arkan menertawai pikiran nya sendiri yang terlalu percaya diri jika Perempuan yang sudah sah menjadi Istrinya itu menangis karena Ia tinggalkan begitu saja.
Merasa sedikit geram Arkan mematikan rekaman CCTV kamar hotel Istrinya kemudian menendang kasar kursi kemudi yang membuat Lukas terkejut.
" Apa Kau tidak bisa mengemudi dengan cepat, Ha! Jika 5 menit belum juga sampai akan Ku potong kaki Mu! " Ancamnya melampiaskan emosinya pada supir yang bersalah. Lukas menelan ludahnya melihat wajah Tuannya yang semakin menggelap entah karena apa.
Tak lama kemudian mereka sampai di lobby perusahaan yang sudah disambut oleh puluhan pengawal yang siap mengawal keselamatan Tuan mereka. Menjadi orang yang memimpin perusahaan terbesar se Asia sekaligus membuat nya menjadi orang paling berkuasa, membuat nyawa Pria itu selalu dalam bahaya setiap detiknya. Maka tak heran jika kemanapun Ia pergi maka puluhan pengawal akan mengikuti nya.
" Apa yang kalian kerjakan selama ini sampai membuat perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar. " Murka Arkan kepada Karyawannya.
" Buang laporan tidak berguna ini! Saya ingin kejelasan dari kalian semua atas penggelapan dana oleh bawahan kalian sendiri. Jika Saya tidak puas maka nyawa kalian akan hilang. " Arkan mengeluarkan senjata api yang selalu Ia bawa dibalik jas mahalnya.
Para Manajer perwakilan divisi menelan ludah melihat senjata api yang dikeluarkan Tuan mereka. Tubuh mereka bergetar ketakutan takut nyawa mereka akan melayang jika sang Tuan besar tidak puas dengan jawaban mereka.
Terkutuklah mereka yang telah melakukan penggelapan dana sampai membuat mereka dalam bahaya. Tuan Mereka terlihat sangat murka dengan wajah menggelap juga tatapan yang sangat tajam juga menusuk.
Arkan beberapa kali memukul meja dan melontarkan pertanyaan yang membuat semua orang ketakutan bukan main. Lukas hanya bisa pasrah melihat salah satu Manajer sudah tumbang karena berusaha mengelak pertanyaan Tuannya.
" Cari bedebah itu dan bawa ke hadapan Ku dalam keadaan hidup atau mati. " Titahnya terdengar begitu kejam bagi siapapun yang mendengar nya.
