6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
"Apa? wanitamu? Bagaimana bisa?" tanya Steven yang merasa tidak terima dengan pengakuan Adrian.
Padahal khayalannya sudah begitu tinggi untuk bisa memiliki wanita mungil itu, tanpa ada penghalang apapun dan semuanya akan berjalan lancar.
Tapi tiba-tiba Adrian membuat harapannya hancur seketika.
Dan bukannya menjelaskan lebih rinci agar Steven tenang, Adrian justru pilih untuk mengabaikannya. Kembali melanjutkan langkah dan menyapa sang tuan acara.
Yang penting sekarang Steven tahu, bahwa Ansara adalah miliknya.
Sementara Rania yang ditinggal begitu saja benar-benar merasa kecewa, dia langsung menunjukkan raut wajahnya yang protes pada om Beni.
"Mana? Kata Om Adrian akan menuruti semua perintah om Beni? Kata Om, Adrian pasti menerima perjodohan kami? Tapi apa ini? Adrian justru mempermalukan aku," ucap Rania, mengungkapkan semua kekecewaannya.
Malam ini dia sudah berusaha keras untuk tampil sebaik mungkin, mulai dari memilih gaun sampai riasan yang cantik.
Tapi ternyata hasilnya sia-sia, bukannya membuat Rania jadi memiliki hubungan yang dekat dengan Adrian justru malah semakin menjauh.
Jika sudah seperti ini maka tak ada harapan di masa depan mereka bisa saling terhubung lagi.
"Tenanglah Rania, Adrian mungkin hanya terkejut karena itulah dia bersikap seperti ini. Tapi yang jelas Om sudah memperkenalkanmu pada semua orang bahwa kamulah calon istri Adrian. iya kan?" tanya om Beni.
"Besok om hanya perlu menemui kedua orang tua Adrian," timpal om Beni pula, sebisa mungkin meyakinkan Rania agar tidak ragu.
Bagaimanapun rencana perjodohan ini harus berhasil, karena hanya dari perjodohan inilah dia bisa mendapatkan uang untuk menutup semua kerugian yang telah dia perbuat di perusahaan.
Ancaman Adrian yang hendak melakukan audit di perusahaan yang dia pimpin cukup membuat Beni ketar-ketir, secepatnya Beni harus segera mendapatkan suntikan dana dari keluarga Rania.
"Baiklah, aku akan coba mempercayai om sekali lagi," balas Rania lirih.
Acara makan malam yang dia pikir akan jadi awal mula hubungannya dengan Adrian, kini malah berakhir berantakan.
Nyaris jam 9 malam akhirnya Adrian tiba di apartemen. Tiba di ruang tengah dia tidak melihat Ansara ataupun televisi yang menyala.
Bibir Adrian tersenyum kecil karena menduga kini Ansara sudah tidur di dalam kamarnya, jadi dia langsung menuju ke sana.
Dan benar saja, dilihatnya Ansara telah tertidur pulas dengan memeluk guling.
Adrian mendekat sampai berdiri di samping ranjang, melihat wajah Ansara yang cantik dan begitu menenangkan.
"Ternyata kamu benar-benar tidur, ku pikir akan tetap menungguku pulang," ucap Adrian lirih, bicara pelan-pelan sekali agar tidak mengganggu tidur kekasihnya.
Adrian kemudian berjongkok dan mengecup bibir Ansara dengan lembut, ciuman rindu, cinta dan kasih sayang yang tulus.
Bersyukur pula malam ini Ansara benar-benar tidak ikut pergi dengannya ke acara makan malam tadi, jika Ansara sampai ikut pasti semuanya akan semakin runyam.
Malam akhirnya bergulir.
Meski pagi ini Adrian tidak meminta dibangunkan pagi-pagi tapi Ansara sudah bangun saat pagi buta. Ansara tidak ingin kejadian seperti kemarin kembali terulang.
Tiba-tiba Naura datang dan membuatnya merasa seperti di gerebek.
Ansara juga memberanikan diri untuk mengintip kamar Adrian, ingin melihat benarkah sang kekasih semalam pulang ke apartemen ini, bukan ke rumah istri sahnya.
Melihat Adrian tidur dengan pulas di sana, Ansara tersenyum dan merasa lega.
Ansara kemudian menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah selesai langsung membersihkan tubuh dan berdandan cantik siap ke kantor.
"Aku harus memeriksa Adrian dulu, dia sudah siap atau belum," gumam Ansara setelah semuanya beres untuknya.
Namun langkah kaki Ansara terhenti di ruang tengah ketika malah mendengar suara bell berbunyi.
Tanda bahwa ada tamu di depan sana.
"Siapa? Apa asisten Juan dan Naura?" ucap Ansara, bertanya-tanya sendiri. Tapi biasanya asisten Juan akan langsung masuk karena asisten Juan juga memiliki kartu akses untuk masuk ke sini.
Tapi kenapa pagi ini harus menekan bell.
Dengan pikiran yang penuh pertanyaan, akhirnya Ansara membuka pintu. Dan melihat seorang pria paruh baya berdiri di depan sana.
Meski susah berumur namun pria ini nampak masih berkharisma, terlihat jelas jika pria tersebut bukan orang biasa.
Di mata Ansara pria ini juga nampak tak asing, tapi dia lupa pernah bertemu dimana.
"Maaf, anda siapa?" tanya Ansara.
"Aku ayahnya Adrian, Pak Gionino," jawab ayah Gio.
Deg! jantung Ansara seperti hendak copot saat ini juga, rasanya Ansara ingin pingsan.
knp Alana gk dsni ya ampun Thor jgn jauh" main nya ,..❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Di tamatkan dulu kisah mereka ya Kak Lunoxs
Sehat dan semangat kak buat lanjutkan novel Ansara dan Adrian🥰😘
ditunggu kelanjutannya ya thor