6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 29 - Keributan
"Suntikan dana? Balas budi?" tanya Adrian setelah sang om Beni selesai bicara.
"Pertama perusahaan kita tidak perlu suntikan dana apapun, jika om sampai membutuhkan suntikan dana di perusahaan cabang berarti ada yang salah dengan pengelolaan keuangannya. Haruskah aku melakukan audit?" timpal Adrian, suaranya bengis sekali. Tak ada sedikitpun rasa sungkan yang dia tunjukkan.
"Dan apa? balas budi? selama ini aku dan ibu hidup di bawah kekuasaan ayah kandungku, Gionino Abraham. Bukan di bawah kekuasaan om Beni," tegas Adrian.
Di masa lalu mungkin dia hanya bisa diam, tapi sekarang pun posisinya tak main-main. Dia adalah pemimpin tertinggi di perusahaan Abraham Kingdom.
Adrian juga telah memahami semua data dan dokumen, bahkan termasuk korupsi yang dilakukan oleh kedua Omnya.
Jika selama ini Adrian diancam dengan menggunakan nama ibu, maka kini dia bisa balik mengancam menggunakan data rahasia tersebut.
Audit internal perusahaan adalah hal yang paling ditakuti oleh kedua om Adrian.
Dan mendengar penolakan Adrian yang tegas, membuat Beni mengepalkan kedua tangannya. Lalu tersenyum miring kembali menatap remeh.
'Baru segini jalanmu tapi sudah berlagak sekali, Gio mungkin memang ayah kandungmu. Tapi kamu dibesarkan oleh laki-laki pecundang!' maki Beni di dalam hati.
Masa lalu Adrian dan Aruni sebelum bertemu dengan Gio tak akan pernah dia lupakan, justru terus ingin menggunakannya sebagai senjata.
Sampai detik ini bahkan Beni masih mengawasi Ayah sambung Adrian yang masih di penjara. Beni yakin, kelak Hendra bisa dia manfaatkan.
"Selama ini aku tidak pernah mengusik om Beni, aku diam saja apapun sikap om Beni padaku. Tapi sekarang aku tidak akan tinggal diam," ucap Adrian.
"Semakin lama akhirnya aku bisa melihat sifatmu yang sesungguhnya, rakus sama seperti ayah sambungmu Hendra," balas Beni.
"Aku tidak rakus, apa yang aku miliki sekarang adalah hakku. Justru Om yang tidak tahu diri, hanya ipar ayahku tapi seolah darah Abraham mengalir di tubuh Om Beni."
"Kurang ajar kamu Adrian!"
"Jangan pernah lagi bersikap seolah bisa mengendalikan hidupku dan ibuku. Atau jika tidak, maka hidup Om yang akan aku kendalikan."
Tangan Beni makin terkepal kuat saat mendengar semua ucapan Adrian, pada akhirnya dia memutuskan untuk langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Pergi dengan raut wajah yang nampak jelas jika marah, kepalanya benar-benar terasa mendidih.
'Meskipun kamu menolak perjodohan ini tapi aku akan tetap melakukannya!' batin Beni yang juga tak ingin rencananya gagal.
Ketika keluar dari ruangan Adrian, Beni bahkan sampai membanting pintu. Membuat Ansara dan Jessi sama-sama terkejut di buatnya.
"Astaga," gumam Jessi setelah Beni menghilang masuk ke dalam lift.
"Kurang ajar sekali tamu itu, sebenarnya dia siapa?" ucap Ansara, yang tak terima kekasihnya diperlakukan dengan kasar.
"Apa kamu tidak tahu sekretaris Ansara, itu adalah omnya Adrian, adik ipar ayahnya Adrian," jelas sekretaris Jessi.
Mendengar jika keduanya memiliki hubungan saudara membuat Ansara jadi terdiam. Melihat keributan tersebut Ansara yakin pasti ada masalah di dalam keluarga sang kekasih.
Ansara jadi bertanya-tanya sendiri, apalagi semalam Adrian baru saja makan malam dengan keluarganya.
'Ya Tuhan ada apa ini? semoga semuanya baik-baik saja,' batin Ansara.
Ansara cemas keributan ini ada hubungan dengannya, dengan status Ansara yang menjadi simpanan Adrian.
makanya ans tanya ans tanya sama Adrian biar kamu ga menduga2 terus
ga mudah di tindas
dari kecil udah kenyang sama hal2 seperti ini
tenang ans itu tak ada sangkutanya sama hubungan mu.
lanjut