NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Bayangan masa lalu

Matahari pagi yang cerah menyelimuti SMA Pelita Bangsa, menandai awal minggu baru yang penuh persiapan untuk Pekan Kreativitas Siswa. Aura antusias dan kesibukan terlihat di mana-mana, dari siswa yang sibuk menyiapkan karya seni hingga kelompok diskusi yang merancang strategi debat. Namun, di balik semua itu, di dalam ruang musik sekolah, Keisha dan Rama tengah menghadapi tantangan mereka sendiri.

Di depan piano yang telah menjadi saksi latihan mereka selama beberapa minggu terakhir, Rama memainkan melodi yang kini telah berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih kompleks. Nada-nada itu meluncur dengan lancar dari jemarinya, menyelimuti ruangan dengan keindahan yang tak terlukiskan. Keisha, yang duduk di dekatnya, memperhatikan setiap gerakan Rama dengan senyum bangga di wajahnya.

“Rama,” ujar Keisha setelah melodi itu selesai. “Kamu tahu nggak? Kamu nggak cuma main piano, kamu bercerita lewat musik.”

Rama menoleh dengan alis terangkat, jelas tidak terbiasa dengan pujian seperti itu. “Bercerita?” tanyanya datar.

Keisha mengangguk penuh semangat. “Iya! Tiap nada yang kamu mainkan punya emosi. Aku bisa merasakan kesedihan, harapan, dan perjuangan di dalamnya. Itu luar biasa.”

Sebuah senyum kecil—nyaris tak terlihat—muncul di wajah Rama, tapi dengan cepat ia menyembunyikannya. “Itu cuma latihan,” gumamnya sambil berpaling kembali ke tuts piano.

Namun, sebelum Keisha sempat merespons, pintu ruang musik terbuka dengan keras. Dani muncul dengan wajah penuh antusiasme.

“Eh, kalian lagi latihan?” tanya Dani, melangkah masuk tanpa menunggu jawaban.

Keisha menoleh dengan bingung. “Iya, kenapa?”

Dani mengeluarkan selebaran dari tasnya. “Aku baru dengar dari anak OSIS. Katanya, peserta lomba musik tahun ini bakal ada juri tamu spesial—guru musik terkenal dari luar negeri. Gila, kan? Ini kesempatan langka banget!”

Rama, yang awalnya tidak terlalu peduli, mendadak menghentikan gerakan jarinya di atas tuts piano. Wajahnya tampak berubah, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Keisha, yang memperhatikan perubahan itu, merasa ada sesuatu yang tidak beres.

“Rama, kamu kenapa?” tanya Keisha pelan setelah Dani pergi.

Rama menggeleng pelan, tapi wajahnya tetap terlihat tegang. “Nggak apa-apa,” jawabnya singkat, meski jelas-jelas ada sesuatu yang mengganggunya.

~

Sore itu, Keisha tidak bisa berhenti memikirkan ekspresi Rama. Ia tahu sesuatu yang besar sedang menghantui pikiran Rama, dan ia merasa perlu mencari tahu. Saat ia berjalan pulang, pikirannya terus memutar-mutar kemungkinan. Apakah juri tamu itu terkait dengan masa lalu Rama? Ataukah ada sesuatu yang lain?

Malam harinya, Keisha mencoba mencari informasi lebih banyak tentang lomba musik tahun ini. Ia membuka laptopnya dan mencari nama juri yang disebut Dani. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menemukan artikel tentang juri tamu tersebut—Seorang pianis terkenal bernama Adrian Pratama.

Keisha membaca profil Adrian dengan cermat. Ia adalah pianis muda berbakat yang telah memenangkan berbagai penghargaan internasional. Namun, ada satu detail yang membuat Keisha tertegun. Adrian ternyata pernah menjadi mentor di sebuah lomba musik tingkat SMP yang diikuti Rama tiga tahun lalu.

“Jadi, dia pernah kenal Rama,” gumam Keisha pelan. Perasaan campur aduk mulai memenuhi pikirannya. Jika Adrian benar-benar terkait dengan masa lalu Rama, maka tidak heran Rama terlihat terganggu.

~

Keesokan harinya, Keisha memutuskan untuk langsung menanyakannya kepada Rama. Ia menemui Rama di taman belakang sekolah, tempat favorit mereka untuk berbicara.

“Rama,” panggil Keisha, duduk di sampingnya.

Rama hanya menoleh sekilas sebelum kembali menunduk.

“Aku cari tahu soal juri tamu itu,” kata Keisha tanpa basa-basi. “Dia pernah jadi mentor di lomba musik yang kamu ikuti waktu SMP, kan?”

Rama mendadak terdiam. Jari-jarinya yang sebelumnya bermain dengan rumput berhenti. Untuk beberapa detik, ia hanya duduk tanpa suara, sebelum akhirnya menghela napas panjang.

“Iya,” jawabnya pelan. “Dia ada di sana waktu itu.”

Keisha menunggu, memberikan Rama ruang untuk melanjutkan ceritanya.

“Adrian adalah salah satu juri sekaligus mentor waktu itu. Dia yang bilang aku punya bakat besar, dan dia juga yang memotivasi aku buat ikut lomba itu,” lanjut Rama, suaranya penuh kepahitan. “Tapi dia juga orang pertama yang bilang aku nggak akan berhasil kalau terus menyimpan keraguan.”

Keisha mengerutkan kening. “Keraguan? Maksudnya?”

Rama menatapnya, kali ini dengan mata yang penuh emosi. “Dia tahu aku ragu dengan diriku sendiri. Dan waktu aku gagal di lomba itu, kata-katanya jadi nyata. Aku merasa dia benar, aku nggak cukup baik. Itu sebabnya aku berhenti.”

Keisha merasa hatinya mencelos mendengar cerita itu. Ia tidak tahu bahwa luka Rama begitu dalam, hingga membekas sampai sekarang. “Tapi Rama, itu kan masa lalu. Kamu sudah banyak berubah sejak saat itu.”

Rama menggeleng pelan. “Aku nggak tahu apakah aku siap untuk menghadapi dia lagi. Kalau aku gagal kali ini, itu akan membuktikan kalau aku memang nggak punya harapan.”

Keisha meraih tangan Rama dengan lembut, membuatnya terkejut. “Dengar, Rama. Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kamu sudah membuktikan bahwa kamu bisa bangkit, bahkan berani mencoba lagi. Itu jauh lebih berarti daripada hasil akhirnya.”

Rama menatap tangan Keisha yang menggenggam tangannya, lalu menghela napas panjang. Meskipun ia tidak menjawab, Keisha bisa merasakan dinding di hatinya mulai retak sedikit demi sedikit.

~

Hari-hari berikutnya, latihan mereka berjalan lebih intens. Keisha memastikan Rama tetap fokus pada musiknya, meskipun tekanan dari gosip di sekolah dan bayang-bayang masa lalu semakin membebani. Setiap kali Rama terlihat ragu, Keisha ada di sana untuk memberinya semangat.

Namun, di tengah kesibukan itu, masalah baru muncul. Salah satu teman sekelas mereka, Ardi, yang juga ikut lomba musik, mulai menyebarkan desas-desus bahwa Rama hanya memanfaatkan Keisha untuk mendapatkan perhatian.

“Keisha, kamu hati-hati sama Rama, deh,” kata Ardi saat istirahat. “Dia tuh pendiam bukan karena keren, tapi karena ada sesuatu yang dia sembunyiin.”

Keisha memandang Ardi tajam. “Maksud kamu apa?”

“Ya, aku dengar dia dulu gagal di lomba besar. Jadi, sekarang dia cuma mau buktikan sesuatu buat egonya sendiri.”

Keisha merasa darahnya mendidih, tetapi ia mencoba tetap tenang. “Kamu nggak tahu apa-apa tentang Rama. Jadi, lebih baik kamu berhenti bicara hal yang nggak penting.”

Ardi tertawa kecil, tapi tidak mengatakan apa-apa lagi. Keisha tahu ia harus kuat, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Rama.

~

Seminggu menjelang lomba, Rama akhirnya menunjukkan sesuatu yang mengejutkan Keisha. Ia telah menambahkan bagian baru pada melodi mereka, membuatnya lebih kompleks dan emosional. Saat Rama memainkannya, Keisha hampir tidak percaya bahwa melodi itu berasal dari tangan yang sama yang dulu penuh keraguan.

“Rama, itu... luar biasa,” kata Keisha dengan mata berkaca-kaca.

Rama menatapnya dengan senyum kecil. “Ini berkat kamu, Keisha. Kalau bukan karena kamu, aku nggak akan ada di sini.”

Keisha merasa dadanya menghangat. Ia tahu, perjalanan mereka masih panjang, tetapi untuk pertama kalinya, ia melihat harapan nyata di mata Rama. Dan itu sudah cukup baginya untuk terus berjuang bersama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!