NovelToon NovelToon
Hasrat Cinta Alisyah dengan 2 Pria Tampan

Hasrat Cinta Alisyah dengan 2 Pria Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Bad Boy
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rifa Riris

Apa yang akan kalian pilih, jika kalian di minta untuk memilih antara menikah dengan pria yang tak lain adalah sahabat kecil kalian, atau dengan pria yang kalian cintai, tapi tanpa adanya hubungan yang pasti?

Pilihan seperti itu lah yang kini di hadapi oleh Alisya, si gadis bodoh perihal cinta. Tapi siapa sangka di cintai dan menjadi hasrat cinta dua pria tampan, kaya dan terbilang incaran para kaum hawa lainnya.

Akankah salah satu dari mereka akan menjadi jodoh Alisyah? atau malah tak dari satupun mereka yang dapat menjadi jodoh Alisya.

*lebih bijak dalam membaca yah kakak*

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 hari sial

Pagi harinya

Dengan langkah yang ia percepat. Alisya keluar dari apartemen nya.

"Aduh! Gara-gara ngimpi hal kotor itu, aku sampek harus bangun kesiangan. Kuota habis, lupa nggak beli lagi."

Gerutuan Alisya seakan menemaninya pada pagi hari itu.

Brak

Cukup keras Alisya menutup pintu mobil. Dan hendak melajukan mobilnya. Akan tetapi, sialnya mobil yang biasanya tak ada masalah itu. Kini mendadak tak mampu untuk ia nyalakan.

"Aduh! Apalagi sih ini."

Meski Alisya berusaha sebisa mungkin untuk menyala kan mobilnya. Tapi tetap saja mobil itu tak dapat menyala sama sekali.

"Kalau kayak gini bisa telat beneran aku."

Dengan perasaan kesal, marah bahkan perasaan pagi itu sangat tak karuan. Alisya pun keluar dari mobil. Dan berlari kearah halte bus yang lumayan tak jauh dari tempat tinggalnya.

Serasa tak mempedulikan mata yang menatap kearah dirinya. Alisya tetap berlari cukup kencang, ingin menaiki taxi pun terlalu lama karna harus memesan dulu jika di daerah itu.

Bus pun berhenti. Dengan cepat Alisya, bergegas naik bus.

"Huffttt... " Hembusan nafas Alisya.

Lemas dan lelah. Hingga pantat Alisya ia taruh langsung di kursi paling belakang, di samping jendela.

Mata indahnya menatap kearah pemandangan di luar. Entah bisa sampai di kampus tepat waktu atau tidak, yang terpenting sekarang dirinya sudah berusaha sebaik mungkin.

'Sial! Sial! Bener-bener sial mulu deh aku dari malam kemarin. Ini semua karna saran sih kiran. Kalau aja aku nggak lihat kayak gituan. Nggak bakal aku sampek ngimpi hal sekotor itu tadi malem.' Ucap Alisya dalam hatinya.

Kepala yang Alisya sandarkan pada kaca jendela bus.

Beberapa saat kemudian

Bus telah sampai di tempat tujuan.

Kali ini bukan hanya lari kecil. Akan tetapi, Alisya berlari cukup kencang.

Semua mahasiswa yang menatap kearah Alisya berbisik seakan heran dengan sikap tak biasanya dari Alisya.

Kini Alisya seperti orang yang tengah ceroboh karna melakukan kesalahan.

Dari arah agak jauh kedua teman Alisya menatap temannya yang berlari kearah kelas.

"Itu kan Alisya!" Ucap Kiran.

"Ngapain dia lari-lari?" Sahut ira.

"Lagi lomba marathon kali." Celetuk Kiran.

Sontak kedua gadis itu pun tertawa bersama.

Sedangkan disisi lain Alisya yang sampai di kelasnya pun terheran.

"Loh kok nggak ada orang!"

Mata nya masih menelisik kedalam kelas yang tak ada orang satu pun.

Dengan nafas tersengal-sengal Alisya berucap. Sambil matanya yang menatap kearah jam tangan yang ia kenakan. "Prasaan baru jam segini." Imbuh Alisya. "Apa kelas nya udah selesai yah?" Terka Alisya.

Merasa tak menemukan seseorang di kelas. Alisya beranjak keluar, dan mendapati salah satu teman yang satu jurusan dengannya. "Eh Sifa!" Panggil Alisya langsung.

"Eh Alisya! Kamu habis ngapain kok sampek keringet tan kayak gitu?"

"Ha!" Alisya tersenyum getir, sambil mengusap keringat di dahinya. "Nggak papa, biasa lari pagi."

"Ohh... " Jawab Sifa.

"Emm... Oh Iyah, ini kelas kok sepi. Apa udah selesai mata kuliah hari ini." Tanya Alisya.

Sifa menatap heran kearah Alisya. "Emang kamu nggak lihat grup? Kan hari ini dosennya ganti, dan jam kelasnya di undur setengah jam. 10 menitan lagi kelas dimulai."

"Apa?"

Tubuh Alisya melemas. Gadis itu terduduk di kursi yang berada di sampingnya.

"Ehh... Alisya! Kamu nggak papa?"

Alisya menggelengkan kepalanya. Seraya berkata. "Nggak papa, aku cuman pengen istirahat bentar."

"Ohhh... Yaudah kalau gitu, aku ke kelas duluan yah." Ucap Sifa.

"Em." Balas Alisya.

Melihat Sifa yang telah masuk kedalam kelas. Alisya pun mengacak rambutnya dengan asalan. "Ihhh.... Udah kayak orang gila tadi, dan ternyata kelas nya di undur. Bener-bener apes banget sih hari ini."

Tak lama suara gadis yang tak lain adalah Kiran. Terdengar di telinga Alisya.

"Alisya!" Panggil Kiran.

Ira berjalan di samping Kiran. Sembari tersenyum manis.

"Eh, ratu kita ngapain tadi lari-lari?" Tanya Kiran, yang kini telah duduk di samping Alisya. "Sambil ngacakin rambut sendiri lagi, udah kayak orang gila aja."

Kiran diberi tatapan tajam oleh Alisya.

Merasa tak enak hati karna mendapat tatapan mematikan itu, Kiran pun tersenyum renyah. "Emm.... Kok lihatin nya kayak gitu? Ok! Ok! Gue diem." Imbuh Kiran.

Sedangkan Ira melihat kearah dahi Alisya yang ada bekas keringat. Bahkan wajah Alisya terlihat seperti orang kurang tidur. "Alisya kamu sakit?" Tanya Ira.

Berbanding ketika dengan Kiran.

Alisya dapat dibilang lebih manja dan jujur pada Ira. Karna gadis itu yang dapat di ajak curhat dengan serius, dibanding Kiran. Yang selalu becanda, dan terbilang tak pernah dapat diajak bicara serius.

"Ira!!! Aku capek!" Alisya bergelayut di lengan Ira dengan manja.

"Yaelah prasaan tadi ama gue nggak gitu amat." Protes Kiran, sambil menatap malas.

"Biarin! Syirik amat lo." Balas Alisya.

Seperti biasa penengah dari pertengkaran mereka adalah Ira si paling bijak di antara mereka bertiga.

"Udah-udah, 5 menit lagi udah mulai kelasnya. Kita masuk yuk! Lanjut nanti aja cerita nya." Sahut Ira.

Senyuman penuh siasat pun Kiran tunjuk kan.

"Ngapain lo senyum kayak gitu? Nakutin amat." Ucap Alisya.

Bibir Kiran ia dekatkan kearah telinga Alisya. Sambil berbisik pelan. "Nanti malem ke club yuk."

"Nggak!" Sentak Alisya langsung.

Tak peduli, dengan Alisya yang selalu sewot dengan apapun yang di lakukan Kiran. Sekarang Ira hanya mampu tertawa ringan melihat tingkah kedua temannya.

Terbilang seperti musuhan. Akan tetapi jika salah satu dari mereka ada yang di sakiti oleh siapapun, maka mereka akan saling menjadi garda terdepan satu sama lain.

"Udah yok ra, kita masuk kekelas. Nanti kita ketularan hedon lagi." Imbuh Alisya.

Alisya pun beranjak dari duduknya, sembari merangkul lengan Ira.

"Yah kok gue ditinggalin sih?" Ujar Kiran. "Emang beneran lo nggak mau sya."

"Syo sya syo sya, Alisya nama gue." Protes Alisya.

Mereka bertiga pun masuk kedalam kelas. Sambil Ira yang mendengar perdebatan antara kedua temannya itu.

Sembari duduk, dengan posisi bersebelahan dan Alisya yang berada di tengah.

Kiran berbisik di telinga Alisya. "Eh sya, entar malem ke club lah, cuman temen nin gue doank!"

"Nggak!"

"Kenapa? Lo bilang kemarin seru." Tanya Kiran.

"Lo tau nggak sih? Gue kenak sial tadi malam sampai hari ini itu cuman gara-gara lo."

"Lah! Kok gara-gara gue?"

Belum sempat Alisya menjawab ucapan Kiran. Suara pria yang tak lain adalah dosen pengganti pun menyeruak di ruang kelas itu.

"Selamat siang semuanya."

Semua mahasiswi berdecak kagum. Menatap pria dengan postur tubuh yang pas. Mata bak elang, bibir yang seakan melambai untuk di sapa dengan bibir pula.

"Wihh... Cakep amat dosennya." Celetuk Kiran.

"B aja." Jawab Alisya.

Kini Ira ikut menimbrung. "Sya, Kali ini aku minta maaf, tapi aku nggak setuju ama ucapan kamu. Dia ganteng banget Sya."

Alisya dan Kiran tersentak kaget. Baru kali ini ia melihat Ira mengatakan dengan terang-terangan tentang pria yang tampan, apalagi seorang dosen.

"Tuh kan? Nih mata Alisya emang, yang katarak." Seakan bangga mendapat belaan dari Ira. Langsung Kiran memanfaatkan itu untuk mengejek Alisya.

"Mata lo itu yang kotor, selalu lihat hal mesum mulu." Celetuk Alisya.

Sontak Kiran tertawa sedikit kencang.

"Kalian! Kenapa ketawa?"

Deg

Mata Alisya terpaku pada sorot mata dosen pengganti itu. Tapi anehnya, kini pikiran kotor Alisya malah menatap kearah sesuatu yang sangat intim dan tak pantas untuk ia lihat sekarang.

Sesekali Alisya menelan ludahnya sendiri. Masih teringat jelas mimpi nya semalam. Tentang Revan yang bertelanjang di depannya.

"Ma-maaf pak!" Ucap kiran.

Seakan sedang menunggu Alisya juga minta maaf. Akan tetapi Alisya malah diam seribu bahasa sambil memandang kearah pria itu.

"Eh sya!" Sentak Ira dan Kiran pada sahabatnya.

Karna terkejut. Alisya malah berdiri dan berteriak. "Cukup!"

Kiran seakan menahan tawa. Dan Ira pun ingin tertawa tapi tak tega melihat seisi ruangan menatap kearah sahabatnya sekarang.

Alisya menggigit bibir bawahnya. Malu hingga ingin rasanya menghilang saat itu juga.

Dengan nada bicara yang dingin dan ketus, dosen pengganti itu angkat bicara. "Kalau kamu ingin saya cukup untuk berbicara, kamu bisa gantikan saya di depan. Atau kalau kamu nggak mau, bisa juga keluar dari kelas saya."

Mendadak suasana menjadi tegang.

Bersambung.

1
kipi
lanjut Thor, ceritanya bagus poll
kipi
bagus poll/Heart/
ChoIruelz FriendsTer
Lanjut Thor💯
Rifa Riris
Novel dengan segala pemikiran dewasa nya
Rifa Riris
Selamat datang kalian semua...semoga suka dengan novel ku ini yah, di peringatkan lagi untuk bijak dalam membaca /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!