NovelToon NovelToon
Rhapsody Di Atas Langit

Rhapsody Di Atas Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Galih Pratama

Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.

Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.

Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Sang Maestro Beraksi(3).

Xu Heng keluar dari kediaman keluarga Klan Zhen dengan berlari secepat kilat menuju gerombolan kultivator yang sekarang berdiri di depan Zhen Liang. Kedua belah pihak sama-sama belum bergerak, mereka tampak saling mengukur kekuatan masing-masing.

"Syukurlah bala bantuan datang di waktu yang tepat."

Xu Heng dapat menarik napas lega. Berpikir bahwa dirinya mungkin akan dihajar setengah mati sama seperti yang dialami Wang Jian, membayangkan ada diposisinya membuat Xu Heng memucat.

"Terima kasih anda sudah datang kemari dari jauh Senior Yang Jie."

"Tabib Xu Heng? Apa yang terjadi, bisakah kau menjelaskan semuanya. Aku bahkan melihat Wang Jian sampai dibuat seperti bubur."

Xu Heng menarik napas. Baru kali ini dirinya melihat Senior Yang sebegitu marahnya, kemudian menjelaskan semuanya.

"Monster yang kejam sekali..."

"Berapa usia bocah di depan kita? Dia seperti dua puluhan, tetapi aku yakin jika dirinya adalah senior yang bersembunyi dibalik penampilannya."

"Apapun itu bocah ini telah menyerang salah satu anggota kelompok kita. Kita semua akan membuat bocah itu mendapatkan pelajaran yang berharga." Yang Jie melihat kearah Zhen Liang dengan tatapan membunuh.

Siapa pikirnya hingga berani mencari gara-gara dengan kelompoknya. Yang Jie juga tidak peduli meski mereka adalah ladang uang mereka sebelumnya. Kelompok Ular Putih tidak mengenal ampun kepada siapapun.

"Kau bocah yang bernama Zhen Liang?" Yang Jie menghampiri pemuda dengan hawa membunuhnya. Dirinya kemudian memuji Zhen Liang saat keduanya baru bertemu pertama kali, "Kau memiliki mata yang menarik."

Yang Jie terkekeh. Mata pemuda di depannya mengatakan bahwa dirinya seolah sudah melalui segala penderitaan.

"Aku adalah Yang Jie, dikenal juga sebagai, Raja Ular."

"Aku tidak peduli." Zhen Liang langsung menjawabnya.

Mau sekuat apapun lawan, dirinya tidak takut. Zhen Liang juga tidak mempermasalahkan berapapun lawan yang muncul. Berapapun mereka, semua orang itu hanyalah sampah yang saling bekerjasama dan membuat keluarganya jatuh.

Zhen Liang pun melemaskan lehernya dan menariknya membuat tulangnya berbunyi, "Langsung saja siapa yang harus kubereskan duluan."

Urat-urat otot muncul di kepala Yang Jie, membuatnya merasakan pening tak tertahankan.

Semua orang di wilayah distrik utara, tidak ada yang tidak mengenal dirinya. Semua orang akan bergetar ketakutan dan bersembunyi. Tapi bagaimana Zhen Liang bisa begitu percaya diri setelah mendengar namanya?

"Pfft. Hahaha, Boss seperti tidak memiliki harga diri, lucu sekali."

"Serahkan saja bocah ini kepada kami, Boss bisa bersantai."

Anggota Kelompok Ular Putih kemudian maju satu persatu. Mereka tidak menyembunyikan aura dari tingkat kultivator Tahap-Master sama sekali, malah menyombongkannya dihadapan kultivator yang baru mencapai Tahap-Ahli.

Aura mereka yang sangat luar biasa satu persatu memenuhi seluruh kediaman milik Klan Zhen membuat tanah bergetar.

Semua orang menertawakan nasib Zhen Liang yang malang, sampai seseorang dari mereka tiba-tiba terjatuh tanpa sempat melawan. Orang itu kehilangan kesadaran hanya dengan ditunjuk orang tersebut

"Tidak. Tang Zhi! Bocah sialan, apa yang kau lakukan!" Seseorang melotot, dirinya dipenuhi kemarahan pada Zhen Liang.

"Sebelumnya, aku belum serius. Karena Wang Jian saja tidak membuatku berkeringat. Mari kita lihat, apakah jumlah kalian saja cukup untuk membawa perubahan."

Tiba-tiba mereka merasakan sesak di lehernya, dada mereka seolah ditekan sesuatu beban yang berat, bahkan ada salah satu dari mereka yang sampai mengompol. Aura membunuh Zhen Liang menelan aura semua orang.

Dalam satu tarikan napas, Zhen Liang kemudian menghilang dari tempatnya. Satu orang tiba-tiba terjatuh. Mereka bertanya apa yang dilakukan Zhen Liang barusan, tetapi belum sempat mencari tahu apa yang terjadi Zhen Liang kembali menghilang.

"Tidak, Tidak, Tidak mungkin!"

"Feng Jun! Wu Shan! Yan Bo! Jin Li! Zhou Ming! Semua orang!"

"Ada apa ini?! Apa-apaan ini semua sialan...!!!"

Zhen Liang tersenyum, dia menghilang dan kembali lagi ke tempatnya, menggunakan kedua jari telunjuknya dia menuding satu persatu orang dari jarak jauh.

Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!

Apa yang ada di depan Yang Jie sekarang, hanya ada teriakan kematian dari teman-temannya yang saling bersahutan. Zhen Liang menghancurkan mereka semua dengan telunjuknya.

"Sialan! Dasar bocah bajingan.....!!!" Yang Jie tidak bisa membiarkan Zhen Liang berbuat seenaknya, dia berlari kearah bocah itu kemudian mengeluarkan tekniknya.

Teknik Ular King Kobra! Jurus Semburan Tujuh Racun!

Tapi karena terlalu lincah, Zhen Liang berhasil menghindar dan bergerak dengan lebih cepat lagi menggunakan Rhapsodes pada semua orang.

"Gyaaaah! Boss selamatkan kami!"

"Boss! Aku tidak ingin berakhir seperti ini!"

"Apa yang salah di sini Boss!"

Zhen Liang tertawa, kemana sebenarnya keberanian mereka sekarang. Semua kesombongan itu menghilang seolah tidak pernah ada. Meski begitu ada beberapa yang mencoba melawan walau tahu bahwa ini adalah usaha yang percuma.

Kedua tangannya seolah menjadi senapan, Zhen Liang terus bergerak dan menembak semua orang mengerahkan ujung jari telunjuknya.

Hebatnya, semua itu dilakukan dari jarak jauh. Jika ada orang yang mendekat, Zhen Liang akan mengelak dan terus menembakinya sampai posisinya aman, dirinya terus bergerak ke semua tempat seolah sedang menari.

Dalam waktu setengah jam, pembantaian terlihat di depan mata Yang Jie. Di tengah semua itu berdiri seorang iblis yang tersenyum gembira.

"Iblis! Iblis! Orang itu adalah Iblis!"

Yang Jie yang ketakutan berlari dengan kaki lemasnya, dia terus memaksakan kakinya untuk berlari dan terus bergerak, jika berhenti maka dirinya akan menjadi salah satu korban di sana. Dia berlari tanpa berbalik sekalipun bahkan tanpa mempedulikan nasib teman-temannya.

Yang Jie mempertaruhkan seluruh tenaga yang tersisa untuk menuju markas dari kelompok mereka.

Melihat pemandangan di depannya, Zhen Lia mematung dan menutup seluruh wajahnya dengan tangan. Sebuah adegan yang tidak layak untuk dilihat, berulangkali dirinya terus menjerit di sana saat melihat Kakaknya membunuh dengan wajah datar.

*

"Akhirnya selesai semuanya."

Setengah wilayah dari kediaman Klan Zhen telah bersimbah dengan darah dan mayat. Zhen Liang menghela napas panjang mengetahui semuanya sudah berakhir. Sekarang, napasnya memburu setelah melakukan Rhapsodes tanpa kenal lelah.

Beberapa saat kemudian dirinya berbalik dan menemukan Xu Heng saja yang tersisa.

"Hai!"

"Hi-Hiiiiiiihhhh!!!"

Melihat iblis itu menoleh padanya, tubuhnya menegang dan seluruh bulu kuduknya berdiri. Bagaimana bisa seseorang begitu kejam membantai setengah kelompok ular putih seorang diri tanpa membiarkan mereka untuk memberikan beberapa kata terakhir?

"To-Tolong ampuni aku!" Xu Heng berlutut dan menundukkan kepalanya.

"Mengampunimu katamu?" Zhen Liang tersenyum. "Lalu apakah kau sadar apa yang telah kau perbuat?"

Mendengar Zhen Liang menggunakan nada marah seketika tubuhnya memucat, dirinya tahu bahwa dia tidak akan pernah diampuni.

"Kakak!" Zhen Lia yang berlarian tiba-tiba memeluk Kakaknya. Dia menangis sejadinya dan bersyukur kepada langit bahwa Kakaknya masih hidup tanpa kekurangan apapun.

1
Azekkin Ajah
They think we've game over, but the game is never over...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!