NovelToon NovelToon
BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nyai Gendeng

Sebuah Seni Dalam Meracik Rasa

Diajeng Batari Indira, teman-teman satu aliran lebih suka memanggilnya Indi, gadis Sunda yang lebih suka jadi bartender di club malam daripada duduk anteng di rumah nungguin jodoh datang. Bartender cantik dan seksi yang gak pernah pusing mikirin laki-laki, secara tak sengaja bertemu kedua kali dengan Raden Mas Galuh Suroyo dalam keadaan mabuk. Pertemuan ketiga, Raden Mas Galuh yang ternyata keturunan bangsawan tersebut mengajaknya menikah untuk menghindari perjodohan yang akan dilakukan keluarga untuknya.
Kenapa harus Ajeng? Karena Galuh yakin dia tidak akan jatuh cinta dengan gadis slengean yang katanya sama sekali bukan tipenya itu. Ajeng menerima tawaran itu karena di rasa cukup menguntungkan sebab dia juga sedang menghindari perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya di kampung. Sederet peraturan ala keraton di dalam rumah megah keluarga Galuh tak ayal membuat Ajeng pusing tujuh keliling. Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyai Gendeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lamaran

Pertemuan Dua Keluarga

Tepat satu minggu setelah Ajeng dan Galuh mengunjungi kampung halaman Ajeng untuk bertemu mima dan babah, kini giliran mereka akan mempertemukan kedua belah pihak keluarga. Dengan mobil yang sudah disiapkan untuk mengangkut keluarga besar Galuh, mereka berangkat menuju ke kampung halaman Ajeng kembali.

Ajeng sendiri bersama Galuh dalam satu mobil yang sama. Keduanya lebih banyak diam ketika berada di dalam mobil, hal yang tidak mereka duga adalah saat mereka akan mempertemukan keluarga besar mereka seperti ini, mereka malah jadi canggung.

Dari tadi, Ajeng melirik Galuh yang tak banyak bicara seperti biasanya. Lelaki itu juga tampaknya lebih fokus menyetir saat ini daripada mengajaknya berbicara atau sekedar menggodanya seperti biasa.

"Tumben tumben lo diem, biasanya ada aja yang lo komentarin dari gue," ujar Ajeng kepada Galuh yang kemudian menoleh kepadanya lalu kembali melengos dan memandang ke depan.

Mobil keluarga Galuh berada di belakangnya saat ini dengan supir keluarga yang sudah membawa kanjeng ibu dan kanjeng romo beserta ayunda Sekarwangi juga beberapa kerabat mereka yang lain.

"Lo sendiri dari tadi diem. Deg-degan kan lo, berasa kayak gue lagi ngelamar lo beneran kan?" goda Galuh uga akhirnya kepada Ajeng yang segera memberengut.

Sekarang, Ajeng justru tampak lebih sopan, dengan setelan kebaya modern berwarna merah. Sekilas ia mirip sekali dengan gadis-gadis Bali ketika sedang memakai kebaya. Tak menampik, kecantikan dalam diri perempuan itu mengusik kelelakiannya saat ini. Karena itulah, saat ini Galuh lebih banyak diam daripada berbicara atau menggoda Ajeng. Ia mengakui tidak tahan melihat Ajeng yang begitu cantik dengan setelan kebaya nya apalagi wajahnya juga dihias dengan sedikit make up yang membuatnya nampak natural dan segar untuk dipandang.

"Lo tahu enggak sih, seumur-umur, gue pakai kebaya kayak gini cuman dua kali. Waktu gue masih kecil, waktu ikut pawai karnaval keliling, sama sekarang bareng sama lo," ujar Ajeng yang kemudian disambut tawa oleh Galuh.

"Kayak gini aja, Ajeng, lo lebih sopan tapi nggak menghilangkan sisi seksi dalam diri lo. Gue malah lebih senang lihat lo kayak gini, daripada lo pakai baju yang kelihatan pusarnya, bikin masuk angin!"

Ajeng jadi tersipu juga mendengar Galuh menggoda sekalian mengolok dirinya seperti itu.

"Gue terpaksa dandan kayak ginian! Tadi kakak lo bilang ke gue kalau gue tuh mesti pakai baju kayak gini kalau lagi acara lamaran," sanggah Ajeng cepat.

"Memang. Makanya lo juga sebisa mungkin buat jaga sikap!"

Ajeng mengerucutkan bibirnya mendengar hal itu dari Galuh. Sudah terbayangkan di depan matanya, bawa nanti setelah ia menikah dengan Galuh, hidupnya pasti akan banyak diatur oleh keluarga besar dari lelaki itu.

"Gue sekarang paham, kenapa lo kayak gini," ungkap Ajeng sambil memandang ke arah Galuh yang masih menunggunya untuk melanjutkan kata-kata.

"Kenapa emang?" tanya Galuh.

"Dari kecil gue yakin, lo itu pasti sangat diatur oleh keluarga besar lo. Makanya sekarang setelah lo gede dan udah bisa ngatur hidup lo sendiri, lo milih tinggal sendirian di apartemen daripada tinggal di rumah keluarga besar lo yang juga besar itu."

Galuh tersenyum mengangguk ia mengacungkan jempol kepada Ajeng, membenarkan pendapat Ajeng barusan.

"Seratus persen. Apa yang lo bilang itu adalah bener. Gue sama kayak lo, nggak suka diatur-atur. Gue butuh kebebasan, karena itu gue tuh nggak bisa ngikutin jejak ayunda gue atau sepupu-sepupu gue yang lain yang hidupnya selalu didikte oleh keluarga besar kami."

Ajeng mengangguk-angguk mengerti, sepertinya ia mulai memahami karakter dari Galuh yang sebenarnya lelaki itu adalah lelaki yang menyenangkan. Terbukti ada banyak sekali perempuan yang merasa nyaman berada di dekat lelaki itu walaupun ia dikenal playboy, tetapi Galuh sebenarnya adalah lelaki yang baik. Dia juga punya jiwa humor yang sering menghibur orang lain sehingga membuat orang itu akan betah dan nyaman berada di dekatnya.

Akhirnya setelah membahas sedikit mengenai kehidupan singkat masing-masing dari mereka berdua dan diselingi oleh tawa keduanya, suasana kembali hening dan sunyi. Ajeng beberapa kali menguap dan terlihat mengantuk karena semalam dia pulang hampir pagi karena mengikuti briefing dari atasannya dulu di klub malam.

"Lo tidur aja deh, kalo udah nyampe gue bisa bangunin kok," ujar Galuh yang seakan mengerti bahwa calon istri bohongannya itu sedang mengantuk berat saat ini. Ajeng menguap untuk terakhir kali kemudian mengangguk perlahan, matanya mulai terpejam. Ia mulai masuk ke alam mimpi dengan Galuh yang sesekali masih menatapnya sambil tersenyum jahil.

Mobil di belakang masih mengiringi mobil Galuh yang berada di depan sebagai petunjuk jalan. Galuh berharap sekali keluarga besarnya bisa menerima keluarga besar Ajeng ketika nanti sampai di kampung halaman perempuan itu.

Beberapa jam berlalu, akhirnya perjalanan mereka sampai di depan rumah kediaman keluarga Ajeng yang sangat asri dan membuat kanjeng romo juga kanjeng ibu merasa nyaman ketika baru saja menjejakkan kaki di depan rumah itu. Ternyata keluarga Ajeng sudah mempersiapkan acara kecil-kecilan untuk menyambut kedatangan keluarga besar Galuh. Mereka lalu merasa sangat terhormat dan tersanjung, untuk kesan pertama di mata mereka keluarga Ajeng adalah keluarga yang sangat baik dan mereka pun mulai bisa mengakrabkan diri.

"Selamat datang, Besan, maaf kami hanya menyambut seadanya. Semoga calon besan kami ini berkenan untuk masuk kedalam kediaman kami yang sederhana ini." Mima dan bapak berkata dengan sopan namun respon yang diberikan oleh kedua orang tua Galuh adalah hal yang sangat menyenangkan. Bahkan kanjeng Romo tak segan-segan langsung memeluk babah yang segera menyambutnya begitu juga dengan Mima dan kanjeng ibu yang sudah seperti kawan lama saja.

"Lo lihat kan, seakrab itu mereka sekarang," bisik galuh kepada Ajeng yang segera mengangguk.

"Baik kalau begitu, kita mulai saja acaranya ya biar tidak berlarut-larut dan untuk mempersingkat waktu agar kedua besan saya ini bisa segera istirahat dan menikmati alam sekitar desa kampung kami," kata Mima membuka acara yang segera disambut oleh babah dengan anggukan setuju.

Acara lamaran pun berlangsung dengan lancar dimana Galuh telah menyematkan cincin di jemari manis Ajeng yang menerimanya dengan tersipu. Dalam hati Ajenv kini terbesit satu hal, seandainya saja ini adalah betulan, pasti dia akan merasakan menjadi orang yang paling bahagia sedunia saat ini. Sayangnya lamaran itu juga pernikahan nanti hanyalah sebuah kepalsuan yang sengaja dilakukan oleh dua orang yang sedang terjebak dalam permainan mereka sendiri.

Ajeng beberapa kali melihat cincin yang tersemat kini di jari manisnya, beberapa kali pula Galuh terlihat melirik ke arah dirinya yang tampak tersipu malu itu.

"Nanti ketika Ajeng sudah menjadi menantu kami, dia wajib untuk tinggal di rumah kami. Kami tidak akan mengizinkannya untuk tinggal di tempat lain."

Ajeng dan Galuh lalu menoleh, tinggal di kediaman kanjeng ibu dan romo sama sekali tidak ada di dalam rencana mereka!

1
YuWie
waduhhh..kanjeng ibu..mata2 nya Banyak. Konyol gak sih pas jari ajeng dan galuh ketuker2..hihi
YuWie
jiannn pasangan absurd oigh..tapi luciui
Nyai Gendeng
makasih kakak♥️
YuWie
yang bener luh galuh..gak bakal jatuh cinta tapi bucin iya...cieee
YuWie
Diajeng punya sex appel brati ya Luh Galuh... baru jilat es cream aja sdh bikin kamu bayangin yg enggak2
YuWie
tuh cantik larasnya..modern..kenapa gak mau. Ternyata Galuh tukang celupan ya..kasihan perawan diajeng donk
YuWie
kan seru kan interaksi si banhsawan dan si bertender
YuWie
bukan bikin sial..tapi malah jodohmu itu bangsawan..xixixi
YuWie
enak lho ini gaya ceritanya asyik untuk dibaca.. next klo sdh ada vote ku vote lah..skrg ku favoritnya..tapi lanjutin ceritanya sampe tamat bakal alway ku dukung kak othor.
YuWie
satpam gak estetik ya diajeng
YuWie
hihihi..aturan beol bgmn tuh. Ngenden harus tetep gantheng dan cantik kali yaaa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Gohan
Saya benar-benar merasa terhubung dengan tokoh utama dalam kisah ini.
Nyai Gendeng: trimakasih, gengs💗
total 1 replies
Trunks
Cinta dalam setiap kata.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!