Seorang Presdir Perusahaan dikota Medan, dia pergi meninggalkan perusahaannya selama beberapa tahun lamanya, dia memilih untuk
mengasingkan diri disebuah Kuil.
Setelah beberapa tahun dia kembali dengan perubahan yang yang sangat besar, dia mampu menjadi Dokter Tradisional dan mampu seni bela diri.
Semoga para pembaca bisa terhibur dengan cerita ini. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Mirna Yang Angkuh
“Prook, Prook” Suara tepuk tangan terdengar arah seberang.
“Waaooww,, Luar biasa, sebuah pertunjukan kasih sayang yang sangat membagongkan, Hahaha” Ejek Mirna yang datang dari arah kamarnya.
Alex dan Geona melihat kearah sumber suara tersebut, Geona menyipitkan kedua matanya ketika melihat sang adik berjalan kearah mereka, dengan menggunakan pakaian yang kurang bahan.
“Kau mau kemana? Apakah kau sudah sangat miskin sehingga berpakaian seperti itu, Hah!” Tergur Alex dengan amarahnya.
“heem Ayah memang gak zaman! Apa yang salah dengan gaun ini, ini adalah Fashion terbaru yang dirancang oleh Ivan Gunawan, sang desainer terkenal saat ini” Balas Mirna dengan nada ketusnya, tanpa merasa risih dengan penampilannya itu.
“Mirna! Betul apa yang Ayah katakan, Gaun itu terlalu terbuka untuk dipakai, kita harus menghormati adat kita, dan kita harus sesuai dengan ajaran Agama” Jawab Geona dengan sedikit menasihati.
Mirna langsung menatap Geona dengan tatapan tak suka, kemudian dia memiringkan kepalanya menatap kearah Geona.
“Apa hak mau nasihati aku? Hah! Urus dulu dirimu yang pembawa sial itu, kau harusnya belajar denganku supaya kau bisa terbang keatas puncak, bukan hanya menjadi seorang yang tidak berguna seperti ini” ketus Mirna dengan nada yang sangat tajam.
Alex sangat marah mendengar perkataan putri keduanya itu, mengepalkan tangannya yang sudah terlihat ketuaan itu.
“Tutup mulutmu Mirna! Kau harus jaga kata-katamu! Dia adalah saudaramu, apalagi kakakmu!” Ucap Alex tersulut emosi.
“Apa yang Ayah katakan? Saudara? Saudara darimana? Dari bali? Saya tidak pernah menganggap dia saudaraku! Ibunya kan berbeda dengan ibuku, jadi tidak ada alasan untuk menganggapnya sebagai saudara” Ujar Mirna dengan angkuh, sambil dia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
“Kau!” Teriak Alex sambil menunjuk mirna, namun dengan tiba-tiba dia merasakan sakit yang sangat keras diuluhatinya, dia langsung memegang dadanya menahan sakit.
“Ayah, Ayah harus jaga kesehatan Ayah, jangan sampai penyakit ayah kambuh lagi” tegur geona dengan menahan ayahnya.
“Ayo yah, Geona antar ayah kekamar untuk istirahat” ucap geona lebih lanjut, sambil dia memapah sang Ayah kekamar.
Alex tidak berkomentar, dia langsung mengikuti Geona yang memapahnya ke kamar, Sementara Mirna langsung berlenggang pergi keluar.
“Ayah harus istirahat, Geona panggil dokter dulu” Ujar Geona yang langsung menghubungi sang dokter, untuk memeriksa kondisi sang Ayah.
Setelah sang Dokter datang, dia langsung mengecek kondisi Alex Sitanggang.
Sang Dokter menggelengkan kepalanya dengan berat, dia menghembuskan nafasnya berat sambil membereskan peralatan medisnya.
“bagaimana Dokter? Bagaimana Kondisi Ayah saya?” tanya Geona dengan perasaan cemas.
“Emm, begini Nona! Tuan Alex telah sembuh dari Operasinya, tapi...” ucapan Sang Dokter terjeda.
“Tapi Apa Dok? Apakah ayah mengidap penyakit lain?” Tanya Geona dengan cepat.
“Iya Non, menurut pengamatan saya, ada pembekuan darah diulu hati tuan besar” ujar sang Dokter menjelaskan.
“Apa! Apakah Dokter tidak salah menilai?” tanya Geona lagi dengan penuh harap.
“Tidak Non, tapi sebaiknya Tuan besar dibawa saja dirumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut” Kata Sang Dokter dengan pelan.
Alex mengangkat tanganya keatas, dia melihat sang Dokter.
“Jadi emang benar apa yang dikatakan anak muda itu?” tanya Alex dengan wajah penuh pertanyaan.
“Apa maksud Tuan anak muda, saya tidak mengerti tuan” ujar sang Dokter dengan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Alex.
“Begini Dokter.... Blak, Blak” Alex menjelaskan apa yang telah dialaminya kepada Sang Dokter, yang membuat Geona membelalakan matanya, sambil kedua tangannya menutup mulutnya.
“Kenapa Ayah tidak cerita pada geona yah? Bagaiman kalau sempat terjadi hal yang tidak kita inginkan kepada Ayah?” Ucap Geona dengan matanya yang sudah mengeluarkan Air bening, sambil dia memeluk Ayah dengan erat.
“Ayah tidak apa-apa sayang, kamu tau sendiri kan, ayah sudah tidak apa-apa sekarang ini” ujar Alex sambil mengusap-usap rambut sang anak.
Setelah menjelaskan semuanya, sang Dokter langsung meninggalkan kediaman Alex Sitanggang, dengan diantarkan oleh Geona.
Geona kembali kekamar sang Ayah “Ayah! apakah pemuda yang ayah katakan itu dia benar datang kemari, kalau boleh biar saya mencarinya dan membawanya kemari, supaya dia langsung mengobati ayah secepatnya” Ucap Geona dengan sangat cemas.
“Ayah Yakin dia akan menempati janjinya, kamu tenang saja” Ujar Alex dengan santai.
Geona tidak lagi menanggapi perkataan sang Ayah, dia hanya menganggukan kepalanya.
Keesokan harinya, Farel menelpon Pak Juni untuk datang ke Mansionnya, karena untuk sementara dia lebih memilih untuk tinggal dirumah saja.
“Hallo Pak Jun! Saya tunggu bapak dirumah” Ucap Farel diujung Teleponnya.
Sembari menunggu kedatangan Pak Juni, Farel menempatkan diri untuk berlatih.
“hah, sudah berapa hari saya tidak berlatih, otot-ototku jadi kaku semua” Ucapnya sambil dia menggerak-gerakan tubuhnya.
Farel menyilangkan kakinya dilantai, sambil dia fokus untuk berlatih, tanpa disadari dia dikelilingi sinar keemasan yang sangat berkilau, dari belakang keluar Naga emas dan mengelilingi tubuhnya.
Lima menit kemudian cahaya dan Naga Emas yang mengelilingi Farel perlahan menghilang, dan Farel membuka kedua matanya, dari dahinya berjatuhan keringat yang membuat pesona ketampanannya semakin berkilau.
Farel merasakan kekuatannya telah terisi, sehingga dia merasakan tubuhnya sangat ringan, kemudian dia berjalan kearah ruang tamu setelah dia mendengar ada suara mobil yang memasuk pelataran rumahnya.
“Tok Tok Tok” suara pintu diketuk.
“Masuk” Ucap Farel memberi ijin untuk masuk.
“Tuan” Sambut Pak Juni dengan memberi hormat
“Silahkan duduk Pak Jun” Sambut Farel dengan sangat ramah.
Farel duduk dikursi Sofa dengan menyilangkan kaki kananya keatas, sambil dia menatap Pak Juni.
“Pak Jun, saya tidak kekantor untuk sementara waktu, saya harap jika ada masalah diperusahaan untuk segera melaporkan kepada saya” Ucap Farel dengan tegas.
Pak Juni berkeringat dingin mendengar perkataan Farel padanya, dia seakan kaku tidak bisa menjawab dan memberi komentar disetiap pertanyaan yang Farel lontarkan.
“Em, em, be, begini Presdir” Ucap pak Juni dengan masih terbata-bata.
Farel mengerutkan keningnya karena melihat tingkah pak Juni yang sangat gugup, dia menelisik dan memindai Pak Jun dengan Indra penglihatannya, namun dia tidak menemukan penyakit Pak Juni.
“kenapa pak Juni sepertinya sangat gugup, dan keringat dingin? Apakah Pak Juni sakit” tanya Farel dengan menyelidik.
“Ti, tidak Presdir, saya hanya gugup saja, karena saat ini Perusahaan mengalami masalah” Jawab Pak Juni dengan suara yang gemetar.
Farel hanya mengerucutkan bibirnya ketika mendengar perkataan Pak Juni barusan, dia heran dengan tingkah Pak Juni yang terlihat gemetar hanya karena masalah perusahaan.
“Memangnya masalah apa Pak Jun? Kenapa harus gugup seperti itu, apapun masalahnya anggap biasa saja” jelas Farel dengan santai sambil menyeruput Teh yang baru saja disajikan Pak Efo.
“Ayo minum dulu tehnya, baru nanti jelaskan apa persoalan masalahnya” Ujar Farel dengan masih mode santainya.
“begini Presdir, kita sedang menghadapi masalah krisis keuangan diperusahaan, karena Manager Keuangan sudah melakukan Korupsi dan sudah melarikan diri diluar negeri” Ucap Pak Juni dengan Hati-hati, dia takut Farel akan murka ketika mendengar kenyataan yang terjadi.