Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta
Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.
Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Tentang Faiza
Megan dan beberapa stafnya pergi ke rumah sakit ibu dan anak setelah acara rapat Rembug selesai. Setibanya di rumah sakit, Mitha dan mba Lasmi sedang berpelukan menunggu di luar ruang isolasi balita.
"Bagaimana anak saya Mitha?" Tanya Megan sedikit panik
"Faiza masih kejang pak, panasnya tinggi sekali Hiikkss" tanpa sadar Mitha bersandar ke lengan Megan. Megan mengelus punggung Mitha memberi ketenangan. Mereka seperti sepasang suami istri yang sedang panik karena anaknya dalam kondisi kritis.
Bu Laily langsung menarik lengan Mitha agar kedekatan mereka tidak mencolok di depan para staff dan ada juga kolega yang ikut menjenguk.
"Udah Mitha kamu duduk dulu di ruang tunggu, biar pak Lurah yang ke dalam" Bu Laily menarik Mitha menjauhi Megan.
"Bu Lurah kemana Mpok Lasmi?" tanya Bu Laily pada Lasmi
"Gak tahu saya juga Bu, pergi dari pagi katanya mau ke pameran. Tapi masa iya gak pulang-pulang" Lasmi terlihat kesal
"Ya sudah Mpok, istirahat dulu biar nanti jaganya gantian" pinta Bu Laily
Dokter spesialis anak keluar dari ruangan isolasi mencari keluarga pasien, Megan menghampiri dokter. "Saya Ayahnya, dok"
Dokter mengajak Megan untuk ke ruangannya, Megan duduk di depan dokter yang akan menjelaskan riwayat penyakit dari balita.
"Dari hasil uji laboratorium, anak bapak terkena virus DBD juga ada komplikasi dengan sel darah putih. Anak bapak membutuhkan transfusi darah Karena trombositnya semakin Menurun, tapi tipe darahnya sangat langka, yaitu AB negatif dengan Rh-null. Kami sudah menghubungi PMI tapi tidak tersedia di sana. Bisa bapak Carikan darah yang cocok?" dokter menjelaskan
"Saya ayahnya dok, bisa transfusi dari saya" Wajah Megan terlihat ragu, karena golongan darah Megan adalah O
"Baik, beberapa prosedur harus dijalaninya pak. Juga Dede Faiza harus kami opname di ruang ICU" Dokter mengarahkan Megan ke ruang laboratorium untuk mengambilkan sample darah dan transfusi. Benar saja Golongan darah Megan adalah O+ jadi tidak cocok jika transfusi ke Faiza. Dan seingatnya golongan darah Irish juga O minus.
Tanda tanya besar bagi Megan. Namun hal itu tidak ingin dia pikirkan sekarang karena yang terpenting adalah anaknya mendapatkan transfusi.
Megan meminta staffnya yang masih di sana untuk cek ke Laboratorium, barangkali ada yang bergolongan darah AB- .
Semua tidak ada yang cocok, hingga akhirnya Megan menghubungi Bara.
Bara ke rumah sakit untuk membantu cek laboratorium, tapi hasilnya juga nihil. Golongan darah Bara AB tapi tidak cocok untuk jenis Rh-null. Megan frustasi hingga mau tidak mau dia harus menghubungi Irish.
Irish yang sedang melakukan hubungan 'skibi dap' dengan Lingga tidak merespon. Dia dengan liar memenuhi hasratnya.
Mitha mencoba menghubungi Rey, menanyakan golongan darahnya. Dan keajaiban terjadi, Rey memiliki karyawan dengan golongan darah tersebut. Rey datang bersama karyawannya yang berprofesi sebagai OB untuk melakukan transfusi darah. Karyawannya itu memang sering diminta melakukan transfusi untuk golongan darah langka tersebut.
Setelah Faiza mendapatkan transfusi dan melewati masa kritisnya, Megan mendaftar ke laboratorium untuk memeriksa DNA anaknya. Selain untuk memeriksa akan adanya penyakit kronis dalam tubuh anaknya, dia juga sedikit terganggu dengan hasil golongan darah anaknya. Kenapa anaknya bisa memiliki golongan darah langka. Dia mendaftarkan test DNA garis keturunan. Kecurigaannya semakin kuat.
"Prosedur bisa dilakukan saat ini pak, menunggu hasilnya paling cepat satu Minggu" Seorang tenaga laboratorium menjelaskan
Megan keluar dari ruang laboratorium dan menghampiri Mitha yang duduk sendirian, semua staff dan Lasmi sudah pulang. Mitha meminta Lasmi pulang agar bisa beristirahat, agar besok bisa gantian dengannya.
"Boleh saya minta nomer telepon Rey? Saya mau mengucapkan terimakasih karena sudah membantu" Megan duduk di sebelah Mitha
"Telepon pakai ponselku aja bang" Mitha menyodorkan ponselnya dengan wallpaper wajah Faiza yang imut. Hati Megan serasa tercubit, Mitha begitu sayang pada anaknya.
Megan menghubungi Rey dan berbincang sebentar, hanya mengucapkan terimakasih dan berjanji akan menjaga Mitha sesuai keinginan Rey.
Mitha terlihat lelah, matanya terpejam dengan kepala di sandarkan ke tembok. Megan tidak tega melihatnya, dengan hati-hati kepala Mitha dia sandarkan pada bahunya yang kokoh. Gadis itu menurut, karena kepalanya sempat pusing kebanyakan menangis. Mereka tidur dalam keadaan duduk di kursi ruang tunggu dengan posisi yang sama.
Pagi menjelang, Mitha terbangun dengan posisi tidur miring di kursi ruang tunggu dan sudah diselimuti Megan dengan jaketnya.
Tak lama Megan datang dengan bungkusan makanan dan minuman dari cafe coffe. Menyiapkan makanan tersebut untuk sarapan
"Mitha, sarapan dulu" Megan menyentuh tangan Mitha dengan lembut, gadis itu hanya mengangguk
"Gimana Dede Faiza bang?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Demamnya sudah turun, tapi trombositnya masih rendah, Mit" Megan menyodorkan teh hangat untuk Mitha
"Iya bang, nanti saya ambil sendiri. Terima kasih sebelumnya" Mitha menolak suapan dari tangan Megan. Tapi Megan memaksa. Akhirnya Mitha membuka mulutnya untuk menerima suapan nasi uduk dari Megan.
"Jam berapa bang Tara bangun? Saya kok tiba-tiba sudah terbaring di kursi sini bang" Tanyanya kebingungan
"Kamu semalem itu tidur di pelukanku terus, kamu nyaman banget ya tidur di dada dan pelukanku" bohong Megan demi menggoda Mitha
"Jangan ngarang bang, mana ada saya peluk bang Tara" Pipi Mitha serasa panas bersemu merona
"Mau lihat CCTV? Atau fotonya? Nih Abang ada kok fotonya" Megan berpura-pura membuka galeri
"Gak usah, gak usah" Mitha menutup wajahnya malu. Megan merasa menang, dia tersenyum lebar.
Mereka menunggu Faiza dipindahkan ke ruangan perawatan, sampai siang pun Irish tidak menghubungi suaminya dan dari laporan Lasmi kalau Irish belum pulang sejak semalam. Megan tidak peduli, justru tanpa kehadiran Irish dia semakin dekat dengan Mitha.
"Kamu ga usah masuk hari ini, Mit. tunggu Faiza dipindahkan ke ruangan perawatan. Aku harus balik ke kantor karena ada kunjungan Kasi kesra Kecamatan" Megan menyiapkan barang-barang Faiza di ruang perawatan
"Baik bang, kalau Bu Lurah ke sini saya gimana bang? Saya pulang aja ya bang kalau Bu Irish ke rumah sakit" Mitha menatap Megan
Megan kembali duduk di samping Mitha, "Aku pastikan dia tidak akan ke sini, aku titip Faiza sama kamu ya Mitha" Megan menggenggam tangan Mitha dan mengecup tangan gadis itu, sebelum berangkat kerja Megan mengelus pipi Mitha dengan gemas.
"Bang, jangan bersikap manis sama aku, ntar aku jatuh cinta"
"Ya harus dong, masa Abang aja yang cinta sama kamu" wajah Mitha mengernyit
"Gak usah gombal ahh, palingan besok omongan sama perbuatan beda lagi" Ketus Mitha
"Apa iyak aku begitu?" tanyanya dengan watados (wajah tanpa dosa)
"Eyaakkk..." Mitha mengejeknya dengan wajah jutek
"Cup!" Lagi-lagi Megan berani mengecup pipinya. Mitha memukuli punggung Megan dengan sengit
"Makin berani aja yaa!! Dasar Lurah Mesum!!" Mitha mencubit pinggang Megan dengan kencang
Megan hanya terbahak melihat ekspresi Mitha yang malu-malu kucing.
****
Di Sebuah kamar Hotel
Seorang pria berperut buncit itu, memandangi wanita yang ada dalam pelukannya.
"Kamu makin Hot aja, Beib. Kenapa gak mau pulang, Abang sampe kelelahan melayani mu" Tanya Lingga
"Aku bosan dengannya bang, dia terlalu green flag. Gak ada tantangan, membosankan!" Jawab Irish sambil menghisap alat kecil yang berisi cairan nikotin beraroma
"Dia yang green flag atau kamu yang binal?" Lingga terganggu dengan asap yang keluar dari mulut dan hidung wanita itu
"Kalau terlihat asliku, dia akan menceraikanku bang"
"Suamimu Megan, kan? Kemarin Abang ketemu dia di pameran. Dia lelaki yang gagah dan ganteng sepertinya dia sehat, masa dia tidak bisa memuaskan mu, beib."
"Entahlah bosen aja, dia gak bisa mengigit seperti Abang qiqiqi" Irish kembali menghisap Vape nya
"Nah gitu dong! Abang jadi senang dengarnya" Lingga terkekeh
"Abang kapan pulang ke Riau?" tanya Irish
"Kenapa beib, kamu ketagihan dengan Abang?" Irish mengangguk manja
"Kamu boleh memilikiku beib, tapi jangan rusak keluargaku. Aku sayang pada istri dan anak-anakku. Kita hanya pasangan have fun aja, oke?!"
"Tapi aku mau bertemu tiap hari bang!" Suara Irish mendesah manja
"Kamu pindah lah ke Riau, jadi sugar babyku" Lingga mengeratkan pelukannya
"Anakku? Abang mau tanggung?" Lingga mengernyit
"Anakmu kan punya bapak, kenapa aku yang tanggung. Ingat kita hanya pasangan have fun" Irish melerai pelukannya dari Lingga
"Gak usahlah kalau gitu bang" Irish merajuk
"Trus bagaimana dengan suamimu, mau kamu tinggalin?" Merasa di tolak Lingga tidak terima
"Dia memang mau menceraikanku, aku masih bertahan karena untuk menafkahi anakku, bang" Irish memunggungi Lingga
"Berikan anakmu padanya, kamu ke Riau sendiri. Akan aku jamin kehidupanmu di sana" Rayu Lingga
"Anakku bukan anaknya, bang" Lirih Irish
"Lalu?" Lingga penasaran karena Irish pergi setelah wanita itu melakukan HS dengannya waktu pendakian di gunung bromo
"Entahlah, aku juga lupa. Habis malam itu kita bertengkar, aku pergi menumpang kendaraan wisatawan asing. Mereka membawaku minum-minum, ya Abang tahu lah kalau aku habis minum gimana.." Jawaban Irish membuat Lingga Skeptis dan speechless
"Ya Tuhan, Irish kamu membuatku muak. Pergilah kamu, pulanglah!!" Lingga duduk lalu berjalan ke kamar mandi
Irish yang merasa diusir, segera bersiap merapihkan diri dan bersiap keluar kamar. Sebelum keluar kamar dia mengirimkan pesan pada kontak Lingga "Abang boleh membuang ku, tapi kartu As Abang sudah aku pegang. Ingat! laporan korupsi Abang masih kusimpan"
Irish pergi dengan membanting pintu kamar hotel.
Geemeess sama Irish !! Semoga di dunia nyata ga ada orang seperti itu, ya gaes yak..
kasian Mitha berjuang & cape sendiri, msh ada dokter Aldi yg siap menerim 😊
kit ati simegan iku..arogan sekali
udah lah Mitha lepaskan aja Megan, sekalian ga boleh dikasih akses buat ketemu Fayza & calon dd bayi jg biar tau rasa si Megan