WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!
[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]
---
Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.
---
“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.
Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”
“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.
Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 7
Seharusnya Amara sudah bisa menebak jawaban seperti apa yang akan diberikan Damien. Seharusnya Amara tidak ambil hati, seharusnya Amara bersikap biasa saja, seharusnya Amara tidak memberikan ekspetasi apapun pada jawaban Damien.
Sebab sejatinya pernikahan mereka adalah sebuah pernikahan kontrak dan sudah kesepakatan dari awal mereka tidak akan melibatkan perasaan dan akan berpisah dengan tenang di kemudian hari. Tetapi entah kenapa setelah mendengar jawaban Damien yang seperti itu Amara malah sakit hati.
Damien menjunjung tinggi reputasinya dan akan selalu seperti itu. Amara harus kembali menanamkan fakta itu dalam pikirannya.
Amara menggeleng pelan. Tidak boleh. Dia tidak boleh berubah menjadi lemah seperti ini, apalagi sakit hati hanya karena kalimat dari pria brengsek seperti Damien ini.
Pagi ini Amara memutuskan untuk berangkat kerja lebih pagi demi menghindari pertemuannya dengan Damien. Bahkan Amara berniat tidak membuatkan sarapan untuk Damien, biarkan pria itu mati kelaparan dan Amara menjadi janda saja.
Setelah menatap tampilannya di kaca, Amanda mengancing kancing terakhir pada kemejanya kemudian memoleskan lipstik tipis pada bibir pinknya sebelum meraih laptop dan tas kerjanya kemudian beranjak keluar dari kamarnya.
Area ruang tamu masih gelap karena Amara tidak berniat untuk menyalakan lampu karena takut gerak-geriknya dapat membangunkan Damien. Mereka memang tidur di kamar yang terpisah selama ini dan Amara tahu Damien merupakan tipe pria yang sangat peka jadi suara bising atau cahaya dapat dengan cepat membangunkannya.
Amara berjalan dengan perlahan ke arah rak sepatunya, berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menimbulkan suara.
Tanpa Amara sadari, sepasang mata melihatnya dari sudut ruangan. Manik birunya bergerak, mengamati setiap gerak-gerik Amara mulai dari mengambil heels dari rak sepatu dan hendak memakainya sebelum kepalanya menoleh ke arah belakang dan tatapan mereka beradu.
“Sh*t!” umpat Amara pelan yang lagi-lagi terkejut dengan kehadiran Damien yang terkesan tiba-tiba, tangannya refleks melepaskan heels membuat heels itu terbanting ke lantai dan menimbulkan suara tabrakan yang cukup keras.
Kenapa pria itu selalu suka muncul secara tiba-tiba seperti ini? Apa hobinya sekarang adalah bermain petak umpet?
“Damien, kau mengagetkanku,” protes Amara.
Damien tampak santai, tidak memperdulikan protes Amara, dia malah memilih untuk menekan tombol pada mesin kopi kemudian seketika, aroma kopi menyerbak kelaur sepanjang ruangan dan cairan hitam itu mulai turun ke cangkir dibawahnya.
“Kau tidak tidur?” tanya Amara lagi saat memperhatikan Damien masih memakai kemeja kantornya.
Damien tidak terlihat seperti seseorang yang hendak berangkat kerja, lebih tepatnya seperti orang stress dengan kemeja yang keluar tak beraturan, dasinya sudah lepas entah kemana dan tiga kancing kemejanya terbuka menampilkan dada bidang pria itu.
Yang membaut kesal adalah dalam penampilan berantakan seperti itu sekalipun Damien terlihat tampan. Bohong jika Amara tidak menikmati pandangan didepannya itu. Tapi lagi-lagi ia bersikeras untuk membangun tembok pertahanannya tingi-tinggi, Amara harus menancapkan fakta pernikahan kontrak mereka.
“Sudah selesai menatapku?” tanya Damien yang berhasil merenggut fokus Amara kepadanya berakhir dengan manik mereka yang kembali bertemu. Damien memberikan tatapan menggodanya dengan menaikkan alis kanannya ke arah Amara.
Amara berdecak pelan, “Tidak akan tergoda, sudah biasa,” ujar Amara berusaha santai sembari kembali memungut heels nya yang jatuh dan memakainya kembali.
Di awal pernikahan, Amara sering terkejut dengan penampilan Damien yang sering berkeliaran di apartemen tanpa memakai atasan dan terkadang hanya memakai boxer ataupun keluar dengan bathrobe yang membungkus tubuhnya yang sehabis mandi.
Dulu Amara sering kali menahan malu atau berdoa agar Damien tidak menangkap basah pipinya yang merona atau memerah, tetapi lama kelamaan Amara sudah lebih bsia mengontrol diri walaupun bohong jika mengatakan kalau jantungnya tidak berdegup tiap kali melihat Damien dalam keadaan seperti itu.
“Aku ada kerjaan,” ujar Damien menjawab pertanyaan Amara diawal. Dan terbukti sudah dugaan Amara, Damien benar-benar tidak tidur semalaman.
Amara tidak memberikan respon apa-apa lagi dan sudah hendak memegang gagang pintu untuk keluar sebelum suara Damien berhasil menghentikan pergerakannya.
“Aku antar.”
Amara berbalik dan menoleh ke arah Damien dengan tatapan bingungnya.
“Tidak perlu,” tolak Amara halus.
Tetapi tiba-tiba raut wajah Damien berubah serius. Berbeda dengan raut usil Damien beberapa waktu lalu, kini ia menatap lurus kedua manik Amara. Tidak ada raut bercanda lagi dalam dirinya.
“Bernades kembali.”
Dua kata yang keluar dari mulut Damien berhasil menyihir Amara untuk tenggelam dalam pikirannya. Untuk sesaat Amara tidak dapat berpikir dengan jernih, ia berharap kalau dirinya itu salah dengar, tetapi melihat betapa seriusnya raut Damien sekarang, Amara tahu kalau pria itu sedang tidak bercanda.
Apakah ini alasan Damien tidak tidur semalaman?
Pria itu terlihat sangat capek. Benar-benar berbeda dengan Damien yang tertawa lepas saat makan malam bersamanya kemarin. Dan ngomong-ngomong tentang kemarin malam, ingatkan Amara untuk membalaskan dendamnya kepada Damien karena ia masih kesal dengannya.
“Mulai hari ini, pulang dan pergi denganku,” ujar Damien lagi sembari menatap lurus ke arah kedua manik hazel milik Amara.
Amara menggeleng pertanda tidak setuju, “Tidak perlu, aku bisa menyuruh bodyguardku…”
“Jangan membantah Amara,” potong Damien kemudian dengan gerakan cepat meraih cangkir kopinya dan meneguknya sekali, tidak menghabiskannya sebab masih panas kemudian segera meraih kunci mobilnya dan berjalan ke arah Amara untuk keluar apartemen bersama.
Amara menghembuskan napas kasat, sepertinya setelah ini kehidupannya akan semakin rumit saja. Dengan kembalinya Bernedes, itu bukan merupakan sebuah pertanda baik.
Semua orang tahu kalau Bernades adalah musuh bebuyutan Damien sejak dulu. Mereka berdua selalu terlibat skandal, mulai dari mantan pacar Bernades yaitu Florynn. Benar, dulu mereka bertiga berkuliah di tempat yang sama dan yang membuat Amara lebih tercengang adalah Bernades merupakan orang yang membuli Florynn sedangkan Damien merupakan dewa penyelamat wanita itu. Tidak heran kenapa Florynn sangat tergila-gila dengan suaminya ini.
Kemudian permusuhan mereka semakin menjadi-jadi saat keduanya lagi-lagi mengambil bidang bisnis yang sama yaitu perhotelan. Hotel Damien dan hotel milik Bernades sama-sama terkenal dan kedua hotel utama mereka juga bersaing ketat.
Usut punya usut, kematian ibu Damien ada hubungannya dengan Bernades. Ada yang bilang kalau Bernades yang melakukannya karena menaruh dendam kepada Damien. Kasus itu terjadi sekitar lima tahun yang lalu, sebelum pernikahan bisnis mereka terjadi. Setelah kematian ibu Damien, kondisi kelaurga Damien benar-benar terpuruk dan kebetulan ayah Damien dan ayah Amara bersahabat sehingga mereka berakhir dengan kondisi seperti ini.
Tetapi Amara tidak tahu betul kebenarannya sebab Amara sendiri tidak berani bertanya hal se-privasi seperti ini kepada Damien. Intinya, semua orang tahu kalau Bernades merupakan musuh bebuyutan Damien.
Lima tahun yang lalu, setelah skandal misterius kematian ibu Damien, Bernades benar-benar menghilang seperti ditelan bumi.
Tetapi sekarang Amara mendengar kabar bahwa pria itu kembali, entah apa yang akan terjadi setelah ini Amara tidak tahu, tapis atu hal yang pasti, semua hal yang berhubungan dengan Damien selalu berbahaya.
Damien dan dunia misteriusnya itu benar-benar berbahaya.
---