Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seven. New School
...Hiii Bestieeee 🤞...
.................
Kini Rehan dan Naumi sudah berada di halaman rumah Naumi. Dengan cepat Naumi turun dari motor Rehan.
Tanpa berkata apa-apa, Naumi sudah saja lari menerobos masuk ke dalam.
Rehan menggeleng heran, "Gila, gak bilang makasih dulu tu anak." gumam Rehan.
Daripada duduk sendiri di atas motor, Rehan mulai menyalakan motor nya dan pergi meninggalkan halaman rumah kecil milik Naumi.
Sedari tadi Naumi sibuk mengelus ngelus perut nya yang sedikit nyeri, entah karena apa Naumi juga tidak tahu. Naumi juga sudah berkali-kali keluar masuk kamar mandi.
Seketika Naumi ingat dengan Rehan, "Oh iya belum bilang terimakasih dengan Rehan." dengan cepat Naumi mengambil handphone nya yang terletak di dalam tas sandang milik nya. Tas sandang pemberian Aska.
Naumi membuka aplikasi yang berwarna hijau, lalu menekan nama Rehan di kontak WhatsApp nya.
...Anda: Rehan, mksh ya udh nganterin aku pulang. Maaf tadi aku lngsng msuk aja soal nya udh kebelet bgt....
Selesai memilih kata kata yang pas Naumi segera menekan tombol enter/kirim. Tidak langsung mematikan layar handphone, Naumi membaca ulang pesan nya. "Astaga, kenapa harus ada kata kebelet nya." pekik Naumi panik. Namun, ketika pesan nya hendak di hapus, ceklis dua warna biru sudah tertera, itu artinya Rehan sudah membaca nya.
( Yaelah, gercep amat si Rehan)
Ting.
Suara notifikasi masuk dari handphone Naumi, Rehan lah yang mengirim pesan.
^^^Anda: Rehan, makasih ya udah nganterin pulang. Maaf tadi aku langsung masuk aja soal nya udah kebelet.^^^
Rehan: Oh pantesan tdi ada bau gaenak di atas motor, trnyata bau itu.... 🥰
...Anda: Bau apa emang? Perasaan aku gaada buang angin di jln tdi....
Rehan: Bau Parfum kamu maksud aku.
Setelah membaca pesan terakhir dari Rehan, Naumi langsung mencampakkan handphone nya ke sembarang arah. Malu sungguh ia sangat malu untuk sekarang.
"Ish masa sih tadi ada bau kentut, perasaaan aku gaada isshhh...."
Naumi menjambak rambut nya prustasi, kesel sama Rehan.
Naumi menghela nafas nya sejenak, lalu ia mulai membaringkan tubuhnya di kasur empuk nya. Kasur yang tak seberapa harganya, Namun masih terlihat sangat cantik padahal Naumi sudah membeli nya sekitar dua tahun yang lalu.
Sekarang Naumi sedang tidur dengan terlentang, menatap ke atas langit atap nya. Seketika air bening tiba-tiba saja jatuh dari sudut mata Naumi.
Naumi teringat akan kekasih nya, Aska.
"Aku rindu ka." lirih Naumi.
"Apa aku tidur aja kali ya, mana tau bangun-bangun aku udah sama kamu. Pasti seru." ucap Naumi tertawa kecil.
Naumi mulai memejamkan mata nya dan benar saja Aska datang menemui nya, namun tidak mengajak Naumi pergi dari dunia ini, hanya sekedar menemani tidur lewat mimpi yang indah.
Bagi Naumi, mimpi bertemu Aska adalah mimpi terindah yang selalu Naumi nantikan di setiap malam.
.....🌺.....
Pagi Hari Kemudian...
"Sekarang ini jadi sekolah baru lo, sekolah yang murid nya rata-rata kaya semua. SMA Sultan Anjaya." ucap Rehan pada Naumi.
Pagi ini Naumi dan Rehan sudah berada di sekolah. Naumi melihat betapa banyak nya para siswa-siswi yang sekolah di SMA favorit ini. Mata nya juga tak luput memandang gedung yang sangat besar ini. Pantesan aja murid nya kaya semua, fasilitas nya saja lengkap dan berkualitas semua.
"Udah ayo ke kelas!" ajak Rehan sembari dengan tangan nya yang menggengam tangan Naumi.
"Tapi,"
"Tapi apa?" tanya Rehan jengah.
"Aku ngerasa gak pantes untuk sekolah disini, aku kan bukan anak orang kaya."
Rehan tertawa kecil sembari mengacak rambut lurus milik Naumi. "Bentar lagi kan bakalan jadi istri orang kaya." ujar Rehan menggoda dan mengedip kan sebelah mata nya.
Dag dig dug. Dengan cepat Naumi memegang dada nya, yang seperti nya sedang menari- nari di dalam.
Rasa malu tentu sedang menghantui Naumi sekarang, karena apa? Ya pasti nya karena candaan Rehan yang konyol itu.
"Udah ayo masuk!" ajak Rehan, lalu merangkul pundak Naumi.
Mereka berjalan menuju kelas Naumi, kelas Rehan dan Naumi memang berbeda. Rehan XII MIPA2 sedangkan Naumi, XII MIPA5.
Sebenarnya Naumi sangat tidak nyaman berjalan sambil dirangkul oleh Rehan, apa lagi Naumi ini siswi baru pasti bakalan banyak gosipan yang akan menyerang diri nya.
Dan benar saja, sedari Naumi berjalan tadi, telinga nya tak luput mendengar ocehan-ocehan dari siswa/i disini.
"Siapa si itu, ih centil banget anak baru udah di rangkul- rangkul aja sama Rehan."
"Anjirr. Itukan Rehan pacar halu gue, kok bisa ngerangkul tu cewe."
"Cantik banget dia, insecure langsung gue gilak."
"Sok cantik banget sih."
"Ih kurus banget badan nya."
"Eh dia anak orang kaya gak ya? Kalau iya deketin ah, lumayan bisa di porotin."
"Gila senyum nya manis banget njirr."
"Omo! Cantik banget dia, vibes nya kek ciwi-ciwi Korea."
"Putih banget kulit nya kek susu."
"Ih itu siswi baru, jelek! Masih cantikan gue kali."
Begitu lah kira-kira pujian dan hinaan yang didengar oleh telinga Naumi, Naumi hanya membalas nya dengan senyuman setiap ada yang menatapnya.
"Han, mending kamu lepasin aja deh rangkulan nya! Gaenak kalau di lihat sama orang-orang." pinta Naumi.
Tanpa menjawab, Rehan langsung saja melepaskan nya, bahkan tanpa mengahadap ke arah Naumi. Naumi pun sedikit bingung di buat Rehan, apa Rehan marah?
Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di depan pintu kelas Naumi. "Masuk sana!" suruh Rehan.
"Kamu langsung ke kelas?" tanya Naumi.
"Enggak, ke kantin dulu. Oh ya kalau ada yang jahatin lo, langsung cerita ke gue aja." peringat Rehan, lalu Naumi hanya menjawab nya dengan anggukan kepala saja.
Setelah itu, Rehan pergi melangkah hendak ke kantin. Meninggalkan Naumi yang masih berdiri di depan pintu. Naumi bingung dengan siapa dia akan duduk. Naumi menatap ke seluruh sudut-sudut ruangan, masih banyak sih kursi yang kosong. Tapi apa itu benar-benar tidak ada pemilik nya atau pemilik nya belum datang.
Ah Naumi jadi pusing sendiri.
"Anak baru ya?" tanya dua orang gadis yang memukul pundak Naumi dari belakang.
Naumi sediki agak kaget, tetapi ia masih tetap memancarkan senyum manis, "iya." jawab nya.
Tanpa berbicara kedua gadis itu sudah menarik pergelangan tangan Naumi.
"Lo duduk di samping gue aja gimana! Kalau lo gamau gapapa juga sih." ucap salah satu gadis itu.
"Emang nya kursi ini gaada pemilik nya?" tanya Naumi.
Gadis itu menggeleng cepat, "enggak, ini kosong kok. Kek hati gue." jawab nya sambil tertawa kecil.
Naumi pun ikut tertawa, "aku duduk sama kamu aja deh, lagian aku juga bingung mau duduk dimana. Eh tapi kalian emangnya gak duduk barengan?" tanya Naumi pada kedua gadis itu.
"Enggak. Kalau gue duduk nya disini." ucap salah satu gadis itu sambil menunjuk kursi didepan mereka. Lalu Naumi pun mengangguk.
"Karena lo udah duduk disamping gue, berarti sekarang lo temenan sama kita berdua dong ya."
"Boleh-boleh." jawab Naumi, karena ia juga tak punya teman.
"Kita belum kenalan lo," ucap salah satu gadis itu, lalu ia menyodorkan tangan nya ke arah Naumi, "kenalin gue Alzera Flore. Panggil aja Zera." ucap nya.
"Naumi Arzhika Angelica. Panggil aja Naumi." balas Naumi.
"Gue Ameylani. Panggil aja Amey atau Imei juga boleh." sambung gadis yang satu nya.
Naumi tersenyum, "Naumi." balasnya.
........
...Hii bestiee 👋...
...Apa Kabar??...
...Apakah baik?...
...Atau tidak?...
...Semoga Kalian Selalu Bahagia...
...Ok bye 😙...