Figo derlangga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun, laki laki itu hanya tertarik dengan James, asisten laki laki pribadinya.
Keadaan seketika berubah drastis ketika Figo bertemu dengan maid baru dirumah miliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Gudang
Shearen hendak melangkah pergi ke dapur. Sudah ada banyak orang di sana, Valerie juga tengah duduk bersama beberapa pelayan yang memijat tangannya.
"Kenapa jalanmu seperti itu?"
"Ada banyak tanda merah di lehermu."
"Maaf, Non."
"Apa kamu belajar menjadi jalang di rumah ini?" Valerie menaikkan alisnya.
"I-itu hanya alergi, aku salah makan," jawab Shearen mencoba menutupi bekas merah merah di lehernya.
"Nyonya, sekali lagi maafkan kesalahan Shearen, biarkan aku yang menghukum anak ini," kata Adeline.
"Urus anakmu. Beri dia hukuman agar dia tidak mengulangi kesalahannya lagi."
"Kau hanya seorang pelayan di rumah ini. Jangan bertingkah seperti bos di rumah ini," ucap Valerie mempertegas perkataannya.
Adeline menarik tangan Shearen dengan kencang, wanita itu membawa Shearen ke sebuah gudang kecil di sebelah dapur.
Plak.
"Bu, aku minta maaf."
"Kenapa kau selalu menyulitkan hidupku? Kalau kau tidak kembali malam ini, aku dan Elena bisa menjadi gelandangan karena dipecat dari pekerjaan ini."
"Jika kau ingin menjadi gelandangan, jangan ajak aku dan Elena."
"Kau dan ibumu sama saja, sama-sama menyusahkanku."
"Ibumu dulu seorang jalang. Apakah kau ingin melanjutkan pekerjaan ibumu?" ucap Adeline sambil menekan pipi Shearen.
"Bu, maafkan aku, aku-aku tidak akan melakukannya lagi, Bu."
"Tolong lepaskan aku, sakit."
"Apakah ini sakit?" Adeline mengencangkan cengkeraman tangannya pada pipi wanita itu.
"Aku bisa melakukan hal yang lebih keras dari ini jika kau berani mengulangi kesalahanmu lagi," kata Adeline.
"Ingat, satu hal lagi."
"Jangan pernah mendekati Tuan Figo. Aku hanya ingin Tuan Figo menjadi milik putriku Elena, bukan kau, anak murahan."
"Elena jauh lebih cantik dan jauh lebih baik darimu. Seharusnya kau sadar dengan posisimu."
"Kau hanya pantas untuk pria di luar sana. Kamu sama sekali tidak pantas untuk Tuan Figo, paham?"
"Ingat, Tuan Figo hanya milik putriku Elena Netra, kamu sama sekali tidak pantas mendapatkan Tuan Figo."
"Hari ini aku akan menghukummu. Kau harus bermalam di gudang, tidur dengan tikus."
"Beri aku hukuman yang lain, jangan biarkan aku tidur di gudang."
"Kenapa? Kau paling takut dengan kegelapan, kan?"
“Justru itulah yang aku inginkan. Aku ingin melihatmu tersiksa,” kata Adeline.
...•••••••...
"Apa kau ingin pergi ke kantor pagi ini?" Valerie menatap Figo yang baru saja menuruni tangga rumah.
"Dasimu berantakan. Aku akan membantu membenarkannya." Valerie meraih dasi yang dikenakan oleh adiknya, tapi Figo menepis tangan wanita itu.
Figo melangkahkan kakinya pergi keluar dari rumah dan segera pergi ke kantor.
Setelah tiba di kantor, laki-laki itu segera masuk ke dalam ruangan miliknya.
"Tuan, bukankah kau tidak ingin pergi ke kantor hari ini?" John menatap laki-laki itu bingung.
"Apa ada yang membuatmu kesal di rumah hari ini?"
"Berikan dokumen yang harus diperiksa hari ini," ucap Figo.
"Apa kau sakit?" John menatap Figo bingung. Sifat laki-laki itu berubah drastis.
"Berikan dokumen yang harus diperiksa hari ini."
John menyerahkan beberapa dokumen kepada Figo.
"Tuan, jawab pertanyaanku dulu. Apa kau sakit?"
"Itu urusanku."
"Ada informasi apa selama aku tidak pergi ke kantor?"
"Ada beberapa perusahaan yang ingin bergabung dengan perusahaan kita. Anda perlu menyetujui hal ini."
"Aku akan mengeceknya nanti."
"Pergilah."
"Apa aku perlu menyuruh orang untuk membuatkanmu minuman?"
"Tidak."
"Tumben sekali. Ada apa denganmu hari ini?"
John memutar bola matanya. Kenapa sifat Figo berubah 100 persen.
"Apa Jobs Group menyetujui untuk bergabung bekerja di perusahaan kita?" tanya Figo.
"Iya, mereka sudah setuju untuk bergabung bekerja sama dengan perusahaan kita," ucap John.
...••••••••...
01.00
Sepulang dari kantor, Figo segera masuk ke dalam rumahnya. Laki-laki itu berjalan ke arah dapur terlebih dahulu untuk mengambil minuman di dalam lemari es.
Hiks.
Telinganya tiba-tiba terpanah mendengar suara tangisan. Sorot mata Figo menelusuri isi dapur, tapi tidak ada keberadaan orang di sana. Rumahnya benar-benar sepi, tidak ada orang lain lagi selain dirinya.
Hiks.
Sorot matanya tertuju pada ruangan kecil yang berada di samping dapur. Figo bisa mendengar ada suara orang menangis dari dalam sana.
Figo menyalakan lampu dapur. Laki-laki itu membuka pintu gudang yang sudah jarang sekali dipakai itu.
Laki-laki itu menyalakan senter lampu lewat ponsel miliknya sebagai penerangan.
Sorot matanya tiba-tiba membulat ketika mendapati keberadaan wanita yang tengah duduk meringkuk di ujung ruangan.
Figo berjalan menghampiri wanita itu, lalu menjongkokkan badannya, menyamakan tingginya dengan wanita di hadapannya.
Figo menarik tangan wanita itu untuk melihat dengan jelas wajahnya.
Hiks.
"Rhea?"
Figo menatap wajah Rhea yang terlihat pucat di sana.
"Rhea."
"Kenapa kau bisa di sini, hah?"
"Siapa yang melakukan ini? Katakan?" Figo mengusap keringat yang ada di wajah wanita itu, panik.
"Kenapa kau bisa di sini? Siapa yang melakukan ini? Katakan!" Figo menatap Shearen dengan tatapan panik.
Tanpa butuh waktu lama, Figo segera menggendong tubuh wanita itu untuk dibawa ke dalam kamar miliknya.
Figo menaruh tubuh wanita itu di atas ranjang king size miliknya.
Tangan Shearen menelusup masuk ke dalam perut Figo, memeluk tubuh laki-laki itu dengan erat.
Figo membulatkan matanya, tumben sekali Shearen memeluknya terlebih dahulu.
"Siapa yang melakukan ini?" Figo benar-benar panik ketika melihat wajah wanitanya itu pucat.
"Apa Valerie menyiksamu?"