Vonis dokter tentang dirinya yang seorang penderita Azoospermia membuat Dean memutuskan untuk memiliki anak adopsi. Karena baginya, tak ada wanita yang ingin menikah dengan pria yang di anggap mandul sepertinya.
Namun, pertemuannya dengan Serra membuat perubahan baru dalam hidupnya. Serra, seorang wanita yang memilih Childfree dalam kehidupannya. Membuat kekasihnya memilih untuk menikah dengan wanita lain karena pilihannya itu.
Tak di sangka, Serra dan Dean justru jatuh hati pada seorang anak bernama Chio. Ia bocah berusia 3,5 tahun yang harus menetap di panti asuhan setelah mengalami kecelakaan bersama kedua orang tuanya. Naasnya, kedua orang tuanya tak dapat di selamatkan.
Satu tujuan dua masalah yang berbeda, sayangnya pilihan keduanya mengadopsi jatuh pada anak yang sama.
“Kita nikah aja deh, kamu childfree dan aku gak bisa ngasih kamu anak. Impas kan? Biar kita sama-sama dapat Chio.” ~Dean
“Ya sudah, ayo nikah!“ ~ Serra
Pernikahan yang saling menguntungkan? Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembelaan Mama Nessa
Brak!!
Nessa membuka pintu ruang kerja Nicholas, ia mendatangi perusahaan dan akan protes pada mantan suaminya itu. Melihat kedatangan Nessa yang secara tiba-tiba, tentu membuat Nicholas terkejut. Ia yang sedang meeting dengan rekan bisnisnya tampak kaget dengan kedatangan wanita itu dengan raut wajah yang marah.
Brak!
Nessa membanting koper itu tepat di hadapan Nicholas, ia lalu berkacak pinggang dan menatap dingin pria yang ada di hadapannya itu. Melihat koper yang Nessa bawa, membuat Nicholas menghela nafas pelan. Dirinya benar-benar tak menyangka, jika Serra akan mengatakan hal ini pada Nessa.
"Maaf, lain waktu kita akan bahas kerja sama kita." Ucap Nicholas pada wanita muda itu. Nessa melirik ke arah rekan bisnis Nicholas sampai wanita itu menghilang dari balik pintu.
"Calon istri ke empat?" Tebak Nessa dengan seringai di bibirnya.
Nicholas masih tampak santai, ia mengangkat kakinya di atas meja dan menatap Nessa dengan tangan yang terlipat di depan d4da. "Kenapa? Cemburu? Tenang saja, masih ada satu posisi yang sengaja aku biarkan untukmu."
"Dasar tidak waras!" Desis Nessa yang membuat Nicholas tertawa di buatnya.
"Lupakan! Aku datang ingin mengembalikan uang yang kamu berikan pada menantuku! Nichooo, kamu gak ada hak untuk meminta Serra bercerai dari Dean!"
"Aku papa nya Dean, aku berhak menetukan apa yang terbaik untuk putraku. Aku tidak ingin, Dean tanpa penerus. Apa kamu tidak kasihan pada anakmu sendiri? Menantumu itu memilih Childfree, kau tahu?"
"Aku tahu!" Sentak Nessa dengan tatapan tajam. Nicholas yabg mendengar itu syok, dirinya pikir Nessa tak mengetahuinya. Ia lalu menarik kakinya dari atas meja dan menatap Nessa dengan tatapan heran.
"Kamu tahu tapi kamu membiarkannya? Ibu macam apa kamu ini?"
"Jangan tanyakan aku ibu macam apa, tanyakan pada dirimu sendiri ayah macam apa kamu. Putraku bahagia dengan kehidupannya sekarang, jangan di ganggu lagi! Jika kamu mengusik kebahagiaan putraku, aku tidak akan tinggal diam Nicho!" Nessa sambil menunjuk wajah Nicholas.
Nicholas berdecih sinis, ia mengalihkan pandangannya sejenak. "Baiklah, aku akan beri satu syarat."
"Apa?"
"Kembali denganku."
"Heuh? Kau ... waras? Aku kembali dengan pria seperti mu? Jangan harap Nicho! Istri ke empat, cih ... aku tidak mau!" Nessa tampak kaget dengan permintaan mantan suaminya yang tak masuk akal.
"Itu persyaratannya,"
"Aku tidak mau! Kecuali jika kamu ceraikan semuanya dan jadikan aku satu-satunya! Gak mau kan? Iya lah, kamu kan suka punya banyak." Nessa berniat berbalik, tapi perkataan Nicholas membuat langkahnya terhenti.
"Aku bisa menceraikan mereka semua untuk mu,"
Nessa yang mendengar nya menghela nafas kasar, "Terima kasih, aku tidak suka mengulang kesalahan yang sama. Cukup Nicho, kamu tuh sudah tua. Sudah loyo, belagak masih muda."
"Kau ...." Nessa tersenyum menyeringai menghadapi rasa terkejut Nicholas setelah ia meremehkannya. Tanpa mengatakan apapun lagi, Nessa beranjak pergi meninggalkan Nicholas yang kesal di buatnya.
.
.
.
Malam hari, Serra menemani Chio menonton. Entah mengapa, anak itu suka sekali animasi belajar sembari memperagakan tubuhnya. Serra yang melihatnya pun gemas, ia sampai mengambil video saat putranya berdiri di depan televisi dan memperagakan seperti yang ada di animasi tersebut.
"Ngapain Serr?" Tanya Nessa yang baru saja datang.
"Ini Ma, lagi ambil video Chio. Buat kenang-kenangan saat dia besar nanti." Jawab Serra.
Nessa duduk di sebelah menantunya, ia turut tersenyum melihat kelincahan cucunya itu. Walaupun Chio anak angkat putranya, tapi Nessa menerimanya. Ia menganggap Chio seperti cucunya sendiri.
"Tadi Mama sudah bertemu dengan papa Dean dan mengembalikan uang itu. Kalau dia datang mengganggumu lagi, katakan pada mama. Tapi semoga si tidak, pria tua itu selalu saja nekat." Ucap Nessa tiba-tiba.
Serra mengangguk, ia tahu jika mama mertuanya pasti bisa mengatasinya dan membelanya. Ia sangat bersyukur, memiliki mama mertua yang menerimanya. Tak seperti drama pernikahan yang selalu ia tonton. Pasti banyak sekali mertua yang tak suka dengan menantunya.
"Dean pasti sudah cerita tentang keluarganya kan sama kamu?" Tanya Nessa sambil menatap menantunya itu.
"Sudah Ma, dia bercerita banyak. Aku awalnya kaget sih setelah tahu kalau Papa Dean itu punya banyak istri. Gak nyangka aja," ujar Serra.
"Mama sama Alma itu tadinya bersahabat Serra, kami sudah dari SMA bersahabat. Setelah lulus, kami berpisah. Bertemu lagi belasan tahun kemudian, Alma mengatakan jika dirinya sudah menikah dengan belum memiliki anak. Dia nangis-nangis memohon, agar Mama mau menikah dengan suaminya dan memberikan penerus. Sebab, Tuan Arkatama memaksa Papa Dean untuk menceraikan Alma dan menikah dengan wanita yang bisa memberikannya penerus."
Serra mengamati raut wajah Nessa yang terlihat serius. Wanita paruh baya itu memainkan bantal sofa sembari menceritakan alasan mengapa dirinya ada di posisi menjadi istri kedua. Jika orang tak tahu bagaimana cerita, mereka pasti akan menyalahkan Nessa.
"Dia terus memohon-mohon, sampai akhirnya ... ya kebodohan mama, menerima permohonannya. Mama menikah dengan Papa Dean, dan lahirlah Dean. Adanya Dean, membuat Alma cemburu. Karena, Papa Dean lebih memperhatikan Mama. Kira-kira ... Satu setengah tahun kemudian, Alma di nyatakan hamil. Ia tentu sangat senang, dan di saat hamil itu lah dia mulai banyak tingkah. Dia membenci Mama, memaksa Mama untuk bercerai dengan papa Dean karena takut anaknya tersingkirkan."
"Tuan Arkatama apa masih ada?" Tanya Serra penasaran.
"Sudah meninggal, untungnya." Ucap Nessa sembari tertawa kecil. Serra juga ikut tersenyum, ia tahu mama mertuanya ini suka sekali bercanda.
"Mama ... sudah coba bertahan untuk Dean. Tapi, saat Dean remaja Mama capek. Mama di titik capek dengan kelakuan Alma. Akhirnya, mama memutuskan untuk bercerai."
"Habis itu bercerai?" Tanya Serra penasaran.
Nessa menggeleng, "Gak segampang itu, butuh waktu dua tahun agar bisa bercerai dengan papa Dean. Sangat sulit, dia terus menyulitkan mama bercerai dengannya."
"Waah, rumit juga ya Ma. Ya mungkin juga Nyonya Alma takut posisi anaknya tergantikan dengan putra wanita lain. Tapi, dia kan yang mulai ini semua? Dia tidak mau di ceraikan dan memilih bertahan demi memasuki wanita lain. Seandainya bisa menunggu sedikit lagi saja." Lirih Serra.
"Yah, begitu lah."
Obrolan mereka terhenti saat Dean masuk ke ruang keluarga. Pria itu duduk di samping Serra dan bersandar manja padanya. Serra yang melihat sikap Dean merasa heran, apalagi saat ini Dean meletakkan kepalanya di bahu wanita itu.
Melihat kemesraan keduanya, Nessa membawa cucunya pergi. Memberikan waktu pasangan muda itu untuk bersama. Chio tentu bingung, ia lagi seru-serunya menonton animasinya tapi sang Oma justru membawanya.
"Syuut, biar Chio cepat dapat adek yah!"
"Adek?" Tanya Chio bingung.
"Iya, biar dapat adek jadi Chio punya teman main yah!" Dengan polosnya, Chio mengangguk. Ia membiarkan Nessa membawanya ke kamar. Namun, Chio tiba-tiba teringat sesuatu.
"Glandma, tadi Mama cama Papa teliak-teliak!"
"Oh ya? Teriak apa?"
"Teliak ulaaal! Katanya papa punya Ulal!"
"Eh?" Nessa baru mengerti maksud dari cucunya itu.
"Ular yang bisa tembak-tembak dor dor jadi adek, ituuuu," seru Nessa.
"Iya? Tem ...,"
"Syuut, tidur!"
___
Mau di u p semalam mati lampuuuu, batrai loow, hujan gede+gludug listriknya takuut😪
Ini nih, kemarin komennya tembak dor. Ide dari kalian ini pokoknya😆
memang anak pak Nicholas 😃👍🏻🙆🏻♀️
nikmati konsekuensi yg kamu pilih Tara rarararara🎶🎵🎶
"bulan kemarin"
coba baca lagi
Semoga cepat membuahkan hasil,
Dan Serra mau menerimanya.
Oalah ternyata Dean suka minum
Vitamin juga. Pasti sebelumnya mama
Nessa dah konsultasi kedokter langsung.
Mama Nessa selain menyembunyikan,
tentang kemandulan Dean, Beliau juga
berusaha membantu proses penyembuhannya.
Cecep menghamili Tara demi penerus
dan anak yang dia kandung prempuan.
Kalau sampai Tara hamil gender prempuan lagi dan lagi, Cecep terpaksa akan nikah lagi atau mencer4ikan dia.
Anak prempuan seolah mala pet4ka, padahal semua laki2 juga lahir dari prempuan🤦♀️ yang salah itu buatnya sebelum menikah, soal jenis kelamin siapa yang tahu.