Pengembaraan seorang pendekar muda yang mencari para pembunuh kedua orang tuanya.Ia berkelana dari satu tempat ketempat lain.Dalam perjalanannya itu ia menemui berbagai masalah hingga membuat dirinya menjadi sasaran pembunuhan dari suatu perguruan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendapatkan kejutan
kress...! Pisau hasil lemparan Antasena pun akhirnya berhasil mengenai tumbuhan yang ditunjuk Nyai Damah tadi.
Antasena pun langsung merasa gembira melihat hasil latihannya tidak sia sia.
"Ibu lihatlah aku telah berhasil mengenai sasaran itu, " ucap Antasena,sambil menunjuk ke arah tumbuhan itu.
"Bagus Antasena, bagus. Kamu tidak mengecewakan aku, " puji Nyai Damah, merasa bangga dan juga kagum, karena dengan dua puluh satu percobaan Antasena mampu mengenai sasaran itu.
"Jurus pisau terbang pencabut nyawa, akhirnya aku bisa menemukan mu Tirani, " ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari semak semak yang ada dihadapan mereka berdua.
Nyai Damah sangat terkejut mendengar orang itu menyebut nama Tirani, namun Nyai Damah langsung menutupi rasa keterkejutannya itu dengan meniup api pembakaran kelinci di hadapannya.
"Orang orang dari perguruan Semeru bagaimana bisa mereka sampai disini."Batin Nyai Damah, dengan rasa heran.
"Siapa mereka Ibu, kenapa mereka menyebut ibu dengan Tirani? " tanya Antasena,tentang lima orang berpakaian serba merah yang sudah berdiri di hadapannya itu.
"Mereka adalah orang-orang dari perguruan semeru Antasena dan mengapa mereka menyebut nama Tirani aku sendiri juga tidak tahu," ucap Nyai Damah, sambil membolak-balik daging kelinci yang sedang dibakarnya.Nyai Damah dapat mengenali mereka dari pakaian yang mereka kenakan.
"Hahahaha..! Kau jangan pura-pura bodoh Tirani, meskipun sudah puluhan tahun kau menghilang dari keramaian.Tapi aku masih mengenal betul jurus pisau terbang yang di peragakan oleh pemuda tadi.Kau boleh membohongi anak mu tapi tidak dengan ku. Di dunia persilatan ini hanya kau satu satunya yang mempunyai jurus itu," kata salah satu dari lima orang itu yang bernama Jaran Kempong.
"Apakah kakang tidak salah orang kalau wanita tua itu yang berjuluk sepasang iblis pencabut nyawa? " bisik teman di sampingnya yang bernama Pramana,ia merasa ragu karena melihat wanita yang ada di depannya terlihat biasa biasa saja.
Jaran Kempong mengangguk pelan."Kau jangan tertipu dengan penampilan Pramana, "ucap Jaran kempong.
"Ada apa kalian jauh jauh dari semeru datang kemari, apakah kalian punya urusan dengan ku? " tanya Nyai Damah.
"Tentu saja punya Tirani, sepak terjang mu beberapa tahun lalu bersama Jalarupa masih membekas dalam ingatan ku. Apakah kau sudah lupa saat kau membunuh Jurik langgar dan membantai orang orang semeru waktu itu hah?," tanya Jaran Kempong, dengan suara berapi api.
"Jurik langgar....? apa hubungannya dengan mu? " tanya Nyai Damah sedikit lupa dengan orang yang bernama Jurik langgar itu.
"Dia adalah ayah ku,dan perlu kau tahu saat ini semua perguruan sedang mencarimu Tirani, " ucapan Jaran Kempong.
Antasena yang tidak tahu menahu tentang persoalan orang orang itu dengan ibunya itu hanya diam saja. Tapi jika mereka berani menyakiti ibunya itu, ia akan segera bertindak apapun yang terjadi.
"Kau tidak tahu peristiwa itu yang sebenarnya jadi kau jangan singgung permasalahan yang telah lalu itu," ucap Nyai Damah sambil mengangkat daging kelinci bakar dari perapian.Wanita itu seakan malas untuk melayani orang orang itu.
Namun dalam hati Nyai Damah tidak bisa membiarkan orang orang itu pergi begitu saja dari hutan itu.Karena jika ia sampai membiarkan mereka pergi hidup hidup.Maka ketenangan yang selama ini di jalannya akan terusik oleh orang orang dari berbagai perguruan yang pasti akan datang mencarinya.
Tapi Nyai Damah tidak bertindak gegabah untuk menghadapi orang orang itu karena memikirkan keselamatan Antasena. Ia tahu pasti mereka juga menargetkan untuk membunuh Antasena.
"Aku tahu jelas Tirani, karena aku melihat didepan mataku kaulah yang telah membunuh ayah ku, "ucap Jaran Kempong kekeh pada pendiriannya.
Melihat situasi yang semakin lama semakin memanas Nyai Damah kemudian mengambil tindakan.
"Antasena terima ini dan berikan pada ayahmu, pasti dia sudah pulang dari ladangnya, " ucap Nyai Damah sambil menyerahkan kelinci bakar itu.
Antasena meraih kelinci bakar itu dari tangan Nyai Damah, tapi tidak langsung pergi dan masih berdiri terpaku di samping nya.
"Kenapa masih diam saja Antasena, sana pergi..! " teriak Nyai Damah dengan lantang.
"Tidak ibu, aku tidak akan pergi meninggalkan ibu sendiri, karena orang orang itu pasti akan menyakiti ibu, " ucap Antasena.
"Anak bodoh, bagaimana bisa para pendekar kelas menengah itu menyakiti ku, ayo sana pergi dan berikan daging kelinci itu pada ayahmu, " ucap Nyai Damah. sambil mendorong Antasena untuk pergi dari situ.
Namun Antasena masih saja terpaku dan tidak tega meninggalkan ibunya yang sudah tua itu sendiri.
Jaran Kempong yang mendengar percakapan mereka itu tersenyum menyeringai dan tidak punya niat untuk membiarkan satupun dari mereka berdua pergi hidup hidup.
"Apa kau tuli Antasena...! " bentak Nyai Damah.
Melihat ibunya benar benar sangat marah bahkan lebih marah dari biasanya, Antasena tidak berani lagi menolaknya.Antasena benar benar takut jika ibunya menjadi marah besar.
"Baik ibu, aku akan segera pergi dari sini," ucap Antasena.Tidak ingin melihat ibunya itu bertambah marah lagi.
"Bagus, ingat apa yang telah ayah dan ibu ajarkan padamu Antasena, "pesan nyai Damah.
"Aku mengerti ibu, aku akan menunggu ibu di rumah, " ucap Antasena, langsung melesat pergi dari situ menuju ke desa Parang Sari.
"Praja, Baron dan Sani , kalian bertiga cepat kejar anak itu dan bunuh sekalian! " perintah Jaran kempong.
Tiga orang yang ada di belakangnya itu langsung melesat pergi mengejar Antasena.
Nyai Damah sengaja membiarkan tiga orang itu itu pergi karena ia yakin Antasena mampu mengatasinya.
"Aku masih penasaran dengan kalian, bagaimana bisa orang orang dari semeru bisa sampai tahu keberadaanmu di sini? " tanya Nyai Damah penuh selidik.Padahal desa Parang Sari sangat jauh dari keramaian.
"Supaya kau tidak mati penasaran baiklah aku akan memberitahumu.Aku mendengar tentang kamu secara kebetulan dari orang-orang desa Parang Sari yang telah pindah ke desa Banjar.Mereka mengatakan kalau di desa Parang Sari saat ini cuma tinggal dua orang, laki laki dan perempuan. Aku yang penasaran memutuskan untuk datang kemari menyelidikinya dan akhirnya kedatangan ku tidak sia sia setelah aku bertemu kamu di sini, "ucap Jaran kempong, menjelaskan.
"keyakinan ku semakin bertambah setelah aku melihatmu mengajari pemuda tadi jurus pisau terbang pencabut nyawa milik mu Tirani, " sambung Jaran kempong.
Nyai Damah manggut-manggut setelah mendengar penjelasan dari Jaran kempong itu, rasa penasarannya pun sudah hilang seketika.
"Hehehe...! Kalian mungkin bisa datang kemari,namun aku tidak menjamin kalian bisa kembali hidup hidup dari hutan ini, " ucap Nyai Damah, dengan terkekeh kekeh.
"Apa yang kita tunggu kakang ,ayo kita bunuh wanita itu, "ucap Pramana sudah tidak sabar.
" Karena kau sudah tidak sabar baiklah ayo kita serang dia bersama sama, "ucap Jaran kempong.
Melihat kedua orang itu akan mulai menyerang Nyai Damah segera menyiapkan pisaunya.
Jaran kempong dan Pramana langsung menyerang Nyai Damah dengan pedangnya.
Traaang...! pedang mereka berdua ditangkis oleh Nyai Damah dengan pisaunya sehingga terdengar bunyi berdentang dengan disertai percikan api kecil.