NovelToon NovelToon
Adik Angkat Tersayang

Adik Angkat Tersayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / EXO / Trauma masa lalu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chinchillasaurus27

Tentang kisah seorang gadis belia yang tiba-tiba hadir di keluarga Chandra. Gadis yang terluka pada masa kecilnya, hingga membuatnya trauma berkepanjangan. Sebagai seorang kakak Chaandra selalu berusaha untuk melindungi adiknya. Selalu siap sedia mendekap tubuh ringkih adiknya yang setiap kali dihantui kelamnya masa lalu .

Benih-benih cinta mulai muncul tanpa disengaja.

Akankah Chandra kelak menikahi adiknya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinchillasaurus27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minta Maaf

Chandra's POV

"Dek bangun, udah nyampek." Gue menggoyang-goyangkan pundak Gaby.

"Eeeuuuunggggghhh..."

"Yok turun." ajak gue sambil mengambil tas yang ada di kursi penumpang.

Di luar udah ada mama sama Kak Yura yang nyambut kedatangan kita.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. YaAllah mama kangen."

Kita berdua bersalaman sama mereka, lalu berpelukan. Kita melepas kangen sama mama dan kak Yura.

"Papa mana?" tanya Gaby yang masih ada di pelukan mama.

"Masih keluar dek." jawab Mama.

Kita semua lalu masuk ke dalem. Ini pertama kalinya gue sama Gaby menginjakkan kaki di restoran baru milik papa yang cabang Solo. Baru 3 hari yang lalu bukanya. Gue sama Gaby pas pembukaan resto disuruh kesini sih, tapi ya gimana lagi kan masih sekolah sama kerja jadi gak bisa.

Restoran ini dua lantai, yang bawah difokuskan jadi restoran yang atas masih kosong. Kata mama dijadiin ruangan buat istirahat aja nanti. Kayak rumah gitu, ada kamar tidur, ruang tv, ruang keluarga, kamar mandi, dapur.

Disini masih rusuh, makanya mama, papa, kak Yura gak pulang-pulang karena ngurus semua itu.

"Emang siapa yang mau nempatin sih ma? Kalo tinggal disini yang di Jakarta siapa yang ngurus?" tanya gue pada mama. Kita berdua lagi duduk di kursi meja makan.

"Rencananya kakakmu yang bakalan tinggal disini."

"Kak Yura?"

Mama mengangguk.

"Terus kerjaannya ditinggal gitu?"

"Kayaknya sih gitu. Soalnya kakakmu bentar lagi mau nikah juga."

Mata gue auto melotot. Gue kaget denger kabar menggembirakan ini, "Seriusan ma?"

"Iya."

Gue inget-inget. Oiya kan pacarnya kakak gue orang Solo, pantes aja.

Terlihat Kak Yura keluar dari kamar diikuti dengan Gaby di belakangnya.

"Wihhh selamat dong!" seru gue sambil menyalami kakak gue itu.

Kak Yura cuma mengernyit, si Gaby apalagi, dia cuma melongo kearah gue.

"Kenapa sih?" tanya Gaby heran.

Mama mau membuka suara, "Ka--"

"Jangan-jangann, jangan dikasih tau adek!" ucap gue. Biar dia bingung. Gue suka liat mukanya kalo lagi cengo kayak gini.

"Apa ma?" Gaby coba mencari jawaban.

"Ih apaan?"

"Apasih?"

"Kenapa selamat?"

"Aku ketinggalan apa ma, kak?"

"Apaansih kak? Kasih tau dong!" ucap Gaby yang sekarang mengguncang-guncangkan pundak gue.

Gue ketawa ngelihat Gaby yang kebingungan ini.

"Chan..." panggil mama. "Jangan dibikin kesel adeknya." ucap mama.

Oke deh, gue kasih tau Gaby aja.

Gaby sontak berteriak heboh. Dia kegirangan lalu berlari meluk kak Yura yang lagi minum teh.

"Hah kak Yura mau nikah! Horeeee aku bakalan punya kakak baru!" pekik Gaby yang masih bergelayutan di pelukan kak Yura.

Bener-bener kayak anak kecil deh.

.

.

.

.

.

.

Gaby's POV

Selesai makan malem, aku lalu menuju kamar mau ganti baju. Aku kalo bepergian jauh harus ganti baju. Gak enak kalo pakek baju ini terus, bau mobil, bikin mabuk. Menurutku ya kalo gak ganti baju rasa capek nya gak ilang, kayak ngikut terus gitu.

Ada yang samaan?

Apa hanya aku aja?

Hmm...

Saat masuk ke dalam kamar, aku sudah mendapati Chandra yang rebahan di atas ranjang.

Lah si Chandra kok udah ada di kamar sih, perasaan tadi masih ngobrol sama papa diluar.

"Minggir aku mau ganti baju." suruhku pada Chandra.

"Aku gak liat, aku lagi main ponsel nih."

"Awas aja kalo ngintip, rabun tuh mata."

"Ooo kamu mau punya kakak yang matanya rabun."

"Ya gak gitu."

Aku jalan ke pojokkan. Aku lalu mengambil tas item gede yang dibawa dari rumah tadi.

Loh loh loh, kok baju aku yang gini sih. Tebel semua, lengannya juga panjang-panjang semua. Kan panas, mana disini belum pasang AC. Wah gak bener nih Chandra bawainnya.

"Udah belom sih? Kok lama banget?" tanya Chandra yang pandangannya masih fokus ke ponsel.

"Kok gini?"

"Apanya?"

"Liat sini dong."

Chandra menolehkan kepalanya kearahku "Gini apanya dek?"

"Kenapa yang gini, kan gerah kak."

"Lah kamu kan gak tahan kalo dingin. Gampang pilek."

"Tapi sekarang ini gerah banget Kak. Bakal keringetan banyak nih."

"Aduh lha terus gimana dong, apa kakak pinjemin baju kakak yang kayak gini aja. Mau gak?" ucap Chandra sambil menunjukkan baju yang melekat di tubuhnya.

Singlet gitu?

"Emang kakak bawa berapa?"

"Dua. Yang satu aku pakek ini."

"Gausah kak, aku coba pinjem kak Yura aja." ucapku lalu berjalan keluar kamar.

"Maap ya!" seru Chandra.

"Iyaaa."

Sekadang aku udah ganti baju, minjem punya nya kak Yura. Kegedean sih, gak ada yang kecil. Emang ya orang-orang di rumah itu gede semua. Papa gede, Chandra tinggi gede, kak Yura juga tinggi, mama ya lumayan. Kayaknya gen nya emang badannya gede gede. Cuma aku doang nih yang kuntet.

Aku mulai melangkahkan kaki balik menuju kamar tadi.

Eh Chandra?

Aku melihat Chandra lagi ngobrol sama mama sambil duduk di sofa. Keliatan punggungnya doang mereka.

Disana Mama lagi ngusap-ngusap punggung Chandra.

Kok atmosfir nya jadi sedih gini ya? Kayaknya Chandra lagi curhat sama mama soal Kak Silvy deh. Ngasih tau mama kalo hubungan mereka sekarang sudah berakhir.

Aah aku gak ikut nimbrung aja deh, aku takut kalo ikut sedih juga. Akhirnya aku memilih melanjutkan langkah kakiku buat pergi ke kamar aja.

Huhh...

Aku membuang napas kasar. Kok jadi mellow gini sih. Dari pada sedih-sedihan mending aku melakukan aktifitas lain aja deh. Tapi ngapain ya?

Eh, ponselku. Aku baru inget kalo punya ponsel.

Aku lalu mengambil ponselku yang berada di atas meja yang ada di sudut kamar, setelah itu merebahkan diri ke kasur.

Seharian aku gak ngehidupin data internetnya. Ponselku sengaja aku mode pesawat biar gak ada notif chat yang masuk. Aku lagi males. Males dichat Jevin.

Nah kan, baru juga aku idupin data internetnya, lihat lah udah dispam kan aku sama dia.

...Jeje♡...

Sayang

Sayang

Sayang

Yang

Yang

Gaby

Yang

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku minta maaf

Aku gak bakalan berhenti

sampek kamu bales chat ini

Yang

Aku mohon

Maafin aku yang

Yang plis

Sayang

Yang

Yang

Yang

Yangg

Maaf

Aku nyesel

Aku gak bakal gitu lagi

Aku janji

Tolong maafin aku

Hukum aku yang

Sayang

Jangan putusin aku

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Aku gamau putus

Kasih aku kesempatan

Aku nyesel yang

Yang

Sayang

Sayang

Sayang

Gaby

By

By

Sayang

Sayang

Sayang

Sayang

Yang

Gaby

Sayang aku minta maaf

Yang

Aku mohon

Sayang

Gaby aku janji gak

bakalan gitu lagi

Maafin aku yang

Gaby

Aku cinta sama kamu

Yang aku mohon

Sayang

Maaf

Maafin aku

Sayang

Yang pliss

Baca dong

Kamu kemana yang

Yang

Sayang

Yang

Gaby

Sayang

Sayang maafin aku

Maaf yang

Sayang

Aku mohon

Tolong

Gaby dengerin aku

Aku cinta mati sama kamu

Aku gak bisa hidup tanpa kamu.

Terserah deh kalo dia gak mau putus. Yang penting aku udah gak mau lagi berhubungan dengan dia. Selesai kan.

Aku gak mau ngeladenin dia lagi. Titik.

Kenapa dia gak dari awal mikir dulu sebelum ngelakuin hal itu sama Max ya? Kenapa dia gak mikir dulu kalo udah punya aku coba?

Aku lihat sendiri dia melakukannya tanpa ada beban sama sekali. Dia tahu kalo yang dia lakuin itu salah tapi kenapa dia tetep ngelakuin? Aku bener-bener gak habis pikir.

Aku langsung mengganti nama kontak Jevin.

"Kenapa kok sedih gitu?" tanya Chandra yang ternyata dia udah berdiri di ambang pintu. Kayaknya udah dari tadi deh.

"Siapa yang sedih." ucapku yang tanpa sadar mengusap kedua mataku. Anjir kenapa aku sampek ngeluarin air mata sih???

Chandra mendekat, menjatuhkan tubuh besarnya itu di sebelahku dengan posisi perutnya terlebih dahulu.

Dia kemudian menghela napas panjang.

Aku lihat matanya sembab. Benerkan pasti tadi dia abis curhat sama mama sampek nangis-nangis. Uluh-uluh kakakku sayang....

"Kenapa mewek gitu?"

"Hah? Siapa yang mewek sih."

Ih ini Chandra kenapa mergokin aku terus sih?

"Ituuu." ucap Chandra sambil menekuk bibirnya kebawah. Maksudnya mau niruin aku yang kata dia mewek tadi. Padahal kan ekspresiku gak sejelek itu tadi.

"Aku gak mewek kak, sumpah." ucapku pelan.

Aku lalu meletakkan ponselku ke meja sebelah ranjang. Tanganku beralih memainkan rambut Chandra. Memelintir lalu menyisirnya menggunakan jari. Aku geli banget sama rambutnya, rasanya pengen aku kepang deh.

"Ayo tidur." ajak Chandra.

"Ayoo."

Chandra lalu menarik sebuah selimut agar menutupi tubuh kita.

"Mimpi indah." ucap dia sembari melingkarkan lengannya ke perutku.

"Mimpi indah juga."

.

.

.

.

.

.

Chandra's POV

"Mama ini ditaruh mana?" tanya Gaby yang lagi membawa sebuah pot tanaman janda bolong di tangannya.

"Dekat jendela aja dek." ucap mama.

Selesai sarapan kita membantu mama beres-beres ruangan. Gue lagi merakit sebuah kursi yang baru aja nyampek lewat jasa kurir pengiriman kilat. Mama lagi nyapu-nyapu. Sedangkan kak Yura, lagi nyusun barang-barang di rak.

"Mama aku ngapain lagi nih?" tanya Gaby.

"Udah, kamu istirahat aja dek. Nanti sore kan pulang, besok juga langsung sekolah kan kamu. Jaga tubuh biar gak capek dek."

Gaby ngelihat ke arah gue. Lah ngapain kok malah mandangin gue sih?

"Chandra kamu kalo udah selesai langsung istirahat juga ya." suruh mama.

"Iyaaa." ucap gue.

Hmm padahal gue belum capek sama sekali loh... Tapi ya sudah deh.

~to be continue...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!