Benar kata peribahasa.
Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa, Kasih Sayang Anak Sepanjang Galah. Itu lah yang terjadi pada Bu Arum, Ibu dari tiga orang anak. Setelah kematian suami, ketiga anaknya malah tidak ada yang bersedia membawa Bu Arum untuk tinggal bersama mereka padahal kehidupan ketiganya lebih dari mampu untuk merawat Ibu mereka.
Sampai akhirnya Bu Arum dipertemukan kembali dengan pria di masa lalu, di masa-masa remaja dulu. Cinta bersemi meski di usia lanjut, apa Bu Arum akan menikah kembali di usianya yang sudah tak lagi muda saat ia begitu dicintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Simpanan Bos.
Yasmin kini tengah dekat dengan Bastian, salah satu Klien tetap di perusahaan tempat ia bekerja. Namun untuk membuka kembali lembaran baru, Yasmin masih trauma sama seperti adiknya, Shanum.
"Udah lama nunggu, Bang." Yasmin baru saja keluar dari perusahaan.
Bastian berdiri di samping mobil, dia menunggu Yasmin di tempat kerja wanita itu.
"Enggak juga, makasih ya mau temenin beli kado buat anakku."
Ya, Bastian adalah seorang Duda dengan anak berusia 5 tahun. Tiga tahun lalu saat Bastian menjadi Klien yang di handle Yasmin, laki-laki itu baru saja menjadi Duda ditinggal meninggal oleh istrinya. Baru satu tahun ini hubungan Yasmin dan Bastian semakin dekat meski Yasmin masih belum mengiyakan ajak menikah dari Bastian.
"Yuk pergi!"
Baru saja Bastian membuka pintu mobil, seseorang menarik kerah kemejanya lalu memukuul wajah lelaki itu.
Brughhh
"Jauhi istriku bajinggaan!"
"Bang Halim! Ya Allah, Bang Bastian!" Yasmin memeriksa wajah Bastian, ada darah di sudut mulut lelaki itu.
"Siapa dia, Yas?"
"Mantan pengkhianat!" sarkas Yasmin seraya menatap dingin mantan suaminya.
"Oh, pantesan aja kamu nggak mau balikan sama dia pas diajak rujuk... dia nggak punya attitude!" ejek Bastian.
Halim tak terima, dia kembali maju dan kali ini Bastian sudah siap jika Halim ingin berkelahi.
"Jangan maju lagi, Halim...!!! Atau aku laporkan kamu ke polisi! Ada banyak Cctv dan dashcam mobil merekam pemukuulan mu pada Bang Bastian barusan!"
"Yas... aku nggak suka kamu dekat sama pria lain! Aku sudah berubah! Aku nggak akan mudah terjebak wanita lagi dan aku janji akan setia selamanya sama kamu!" Halim memegang tangan Yasmin langsung ditepis wanita itu.
"Jangan berani menyentuh ku lagi! Aku bukan istrimu dan berhenti memanggilku istrimu di depan orang lain!"
"Yas, aku akan terus mengganggumu kalau kamu nggak mau balikan sama aku! Aku nggak akan biarin kamu menikah dengan pria lain!"
"Lakukan saja! Aku muak padamu!" bentak Yasmin tak takut sama sekali pada mantan nya itu, ia membalikkan tubuh untuk naik ke dalam mobil.
"Yas! Tunggu! Aku datang selain ingin rujuk dengan mu, aku ingin tanya... kamu kenal Pak Agam?"
Sekarang Yasmin memang sudah sering bertemu Ibunya dan Ayah sambungnya dan semakin dekat, namun mereka selalu bertemu di kota Pak Agam dengan Yasmin datang ke kota tempat tinggal ibunya itu sekarang tinggal.
"Emangnya kenapa? Ada urusan apa kamu sama Ayah?!"
"Ayah? Maksud mu?"
"Dia suami baru Ibu! Ada urusan apa kamu sama Ayah Agam?!"
"Jadi kamu yang minta Ayah tirimu menghancurkan perusahaan ku tiga tahun lalu?! Demi balas dendam padaku! Iya!"
"Kamu ngomong apa sih! Aku nggak ngerti! Kalau gila jangan niat bagi-bagi! Sendirian aja!"
"Jangan pura-pura Yas! Tiga tahun lalu setelah kita resmi cerai, perusahaan ku tiba-tiba aja semakin hancur dan ada yang mengakuisisi perusahaan! Aku bukan pemilik perusahaan lagi itu karena kamu! Ngaku aja... kamu nyuruh Bapak tirimu untuk hancurkan perusahaan ku kan!"
Yasmin tak ingin mendengar omong kosong mantan suaminya lagi, karena dia memang tidak tahu apa-apa. Yasmin hanya tahu jika perusahaan Halim hancur karena banyak investor menarik investasi.
Yasmin menarik tangan Bastian. "Ayo pergi, Bang. Aku males ladeni dia!"
Yasmin masuk ke dalam mobil Bastian, diikuti Bastian yang duduk di depan kemudi.
Halim menggedor-gedor kaca mobil, sebelum akhirnya mobil pergi dari parkiran perusahaan.
"Sial! Aku nunggu dari tadi! Malah ada pria lain! Siapa sih laki-laki itu?! Enggak mungkin lebih baik dariku, apalagi Yasmin pasti masih mencintaiku tapi dia masih gengsi buat balikan! Cih! Pake balas dendam segala padaku, itu pasti karena dia ingin kembali padaku setelah rumah tanggaku sama Sintia hancur!" Halim tersenyum mengejek.
...➿➿➿➿➿➿...
Bastian tersenyum mesem saat Yasmin mengobati lukanya, setelah membeli kado untuk ulang tahun anak Bastian, keduanya datang ke rumah Yasmin.
"Aku nggak pernah masukin pria ke rumah setelah jadi Janda, tapi sekali ini untuk mengobati lukamu aku melanggar pendirian ku." Yasmin mengoleskan antiseptik ke luka di sudut mulut Bastian menggunakan cotton bud.
"Emangnya kenapa?"
"Status Janda di mata masyarakat masih dianggap jelek, akan ada saja orang mengatakan Janda itu wanita gattal."
"Kalau gitu secepatnya kita resmikan hubungan kita, mau kapan aku lamar kamu ke ibumu?"
Yasmin kaget mendengar ucapan Bastian, tak sengaja ia menekan keras cotton bud di luka laki-laki itu.
"Awww!!! Perih!"
"Rasain! Asal ngomong aja sih!"
"Aku serius, Yas!"
"Enggak segampang itu, Bang! Aku masih nggak percaya sama kamu!"
"Kurang percaya apalagi, Yas? Selama setahun ini, aku sudah membuktikan keseriusan ku. Aku nggak pernah dekat dengan wanita manapun selain kamu. Anak-anak kita bahkan sudah dekat karena kita sering anak jalan-jalan bareng. Kamu nunggu apalagi? Jangan katakan, kamu masih cinta sama mantan suami kamu?"
"Sembarangan!"
"Terus?"
"Kasih aku waktu lagi."
"Dua hari."
"Hah?"
"Aku kasih waktu 2 hari, saat ulang tahun anakku... aku ingin jawaban kamu."
Akhirnya Yasmin mengangguk, dia memang harus mengambil keputusan dan tidak menggantung hubungan nya dengan Bastian.
.
.
.
Shanum membawa dokumen untuk dilaporkan ke atasannya di divisi pemasaran, seorang staf wanita menyenggol dengan sengaja bahu Shanum sehingga dokumen berhamburan ke lantai.
"Ups! Sorry! Gue sengaja!"
Shanum berjongkok, memunguti dokumen dia sudah terbiasa dikerjain para staf wanita karena parasnya yang cantik dengan hijab semakin mengeluarkan aura kecantikan Shanum menjadikan para staf pria selalu terpesona pada janda muda itu.
Tak ada pegawai yang tahu, jika Shanum adalah putri sambung dari Pak Agam begitupun Ahmad. Mereka hanya tahu, Pak Agam mempunyai satu anak yaitu Izy.
"Makanya jadi janda jangan ganjen! Munafik segala! Kepala ditutup jilbab tapi kelakuan minus! Apa Ibumu nggak ngajarin kalau jadi wanita janda harus punya harga diri...?! Kok kamu nggak punya harga diri sih sering naik mobil Pak Agam! Incaran kamu tinggi juga ya! Bos perusahaan! Janda Najissss...!!!"
Shanum pernah mengalami sakitnya sikssaan secara verbal dan fisik dari mantan suaminya, jadi hanya ledekan-ledekan seperti itu sudah terbiasa. Namun kali ini, ia tak terima nama ibunya dibawa-bawa.
Plak!
"Jaga mulut kotor mu, Dinda! Selama ini kamu ganggu aku, kamu rendahin statusku sebagai janda! Kamu injak-injak harga diriku! Aku diam saja! Tapi... jangan pernah keluar hinaan dari mulutmu pada Ibuku! Dia segalanya bagiku...!!!"
"Harga diri?! Lo itu udah nggak punya harga diri, Shanum! Udah Lo jual ke Pak Bos...! Dibayar berapa Lo layanin Bos di ranjang! Lo jadi simpanan Pak Agam kan!"
"Kamu...!!!"
Keributan terjadi, Shanum terus membalas hinaan dari Dinda sampai keduanya pun dipisahkan staf lain.
Di ruangannya, Pak Agam mendengar laporan dari sekertaris nya jika Shanum disebut-sebut sebagai simpanan dirinya.
"Bawa pegawai yang menghina putriku kesini!"
Pak Agam geram, sepertinya dia harus memperkenalkan Shanum dan Ahmad sebagai anaknya pada seluruh pegawai di perusahaan.