Xiao Yuen sang putra mahkota kerajaan Hindipura, yang dianggap sampah lantaran memiliki Dantian yang cacat semenjak lahir, setiap saat, mendapat hinaan dan siksaan dari pangeran Gumantri saudara tiri nya.
Hingga pada suatu hari, seorang pertapa tua mengajak nya pergi ke Negeri seberang untuk mencari keberadaan ayah nya.
Bertemulah dia dengan ayah nya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shi Lai Yung, Si Ratu Duyung.
Jo dan Do tertawa meraung suara tawa nya mirip suara singa mabok.
"Gooooooh!" Bo meraung marah menatap kearah Jo dan Do yang menertawai diri nya.
Xiao Yuen berjalan beberapa lama, hingga tiba di pinggir pantai.
Di kejauhan nampak biru laut bertemu biru nya langit, seolah olah Dunia ini hanya diisi oleh sebuah pulau ini saja.
Xiao Yuen mencoba berjalan menyusuri pinggir pantai ini, entah akan sampai kemana.
Hingga sekian lama nya Xiao Yuen berjalan menyusuri tepian pantai ini, yang dia lihat hanyalah biru nya Lutan tak bersisi.
Setelah berjalan sangat lama, nyaris seharian, menyusuri pantai berpasir dan teluk teluk kecil, akhirnya Xiao Yuen tiba kembali di tempat nya semula.
Ternyata pulau ini tidak terlalu besar, anak kecil tidak sampai satu hari berjalan, bisa memutari pulau ini.
Akhirnya dengan langkah gontai, tubuh yang letih dan lesu, Xiao Yuen kembali ke tengah pulau tempat ke empat mahluk Lagoh itu tinggal.
Saat Xiao Yuen datang dan duduk di dekat Lagoh betina, tidak ada seorang pun yang memperdulikan diri nya, sepertinya semua nya sudah tahu jika anak kecil itu bakalan kembali lagi ketempat itu.
Bi menyodorkan dua kerat daging panggang kepada Xiao Yuen bersama batok tempat air laut di tampung.
Daging panggang itu cukup di celupkan saja ke air laut, baru dimakan, rasa nya sangat enak.
Tidak terasa, nyaris dia purnama Xiao Yuen tinggal di pulau kecil bersama empat mahluk Lagoh itu. Setiap hari, kerja Xiao Yuen hanya berkeliling pulau itu, berharap ada kapal atau perahu yang lewat.
Hingga pada satu siang, saat berjalan di pantai, tiba tiba Xiao Yuen mendengar suara lenguhan nyaring bersahut sahutan.
"Gooooooh!" ....
"Gooooooh!" ....
"Gooooooh!" ....
"Gooooooh!" ....
Karena penasaran, Xiao Yuen diam diam berjalan kembali ke tengah pulau tempat goa besar itu berada.
Dari balik sebuah semak semak, Xiao Yuen melihat empat orang mahluk Lagoh itu sedang bertengkar hebat.
"Gooooooh!, Bi!, aku sudah tidak tahan lagi, kita makan sekarang saja anak manusia itu!" ucap Bo marah.
"Gooooooh!, benar Bi!, untuk apa kita beri dia makan yang banyak, persediaan daging kita hampir habis sudah, lebih baik kita makan sekarang saja!" ujar Jo mendukung usul Bo.
"Gooooooh!, aku juga setuju Bi, kita santap sekarang saja!" tambah Do juga.
"Grrrrrr!, kalian kalian ini bodoh, hanya perut saja yang di pikirkan, selang dua purnama lagi, menurut perhitungan ku akan terjadi gerhana bulan, saat itulah kita korbankan dia, darah nya akan membuka portal ke dimensi kita kembali, saat itulah kebebasan kita datang, dia dikirim Dewa untuk kebebasan kita!" bentak Bi marah.
Ketiga mahluk Lagoh jantan itu meraung tak karuan, saling salah menyalahkan.
Perlahan Xiao Yuen mundur kembali ketepi pantai, duduk merenung di atas batang pohon yang roboh kelaut.
"Berarti waktu ku hanya tinggal dua purnama saja, bila dalam dua purnama aku tidak bisa meninggalkan pulau ini, berarti aku akan di korbankan untuk membuka portal ke dimensi mereka kembali!" pikir Xiao Yuen merenung sendirian.
"Tetapi aku harus pura pura tidak mengetahui niat mereka, paling tidak aku bisa bertahan hingga dua purnama lagi, malam ini purnama pertama, berarti tinggal satu purnama lagi" pikiran Xiao Yuen terus berputar.
Malam ini malam terang bulan purnama penuh, Xiao Yuen kembali berjalan jalan di tepi pantai menikmati bulan purnama, sekaligus memikirkan cara pergi dari tempat itu.
Selagi Xiao Yuen merenung, dia tidak melihat awan hitam tiba tiba bergulung gulung di tengah laut disertai kilat dan petir yang menggelegar.
Xiao Yuen tersadar, saat rontok hujan mulai membasahi tubuh nya.
Karena tidak keburu ke tengah pulau, Xiao Yuen pergi ke ceruk batu karang yang sering menjadi tempat nya berlindung dari terik matahari.
Ceruk batu karang itu tidaklah besar, muara nya hanya muat untuk satu orang anak kecil saja. Barulah di dalam nya agak luas, bisa berbaring seorang manusia dewasa.
Badai terus mengamuk beberapa saat dengan deburan ombak setinggi rumah menghantam luar ceruk.
Setelah beberapa saat lama nya, badai pun mereda dan purnama kembali memancarkan cahaya indah nya, laksana jutaan butir berlian bertaburan di gulungan ombak yang menerpa pantai.
Xiao Yuen kembali keluar dari ceruk batu karang, melihat sisa sisa badai tadi.
Baru beberapa langkah dia berjalan di tepi pantai berpasir putih itu, tiba tiba dia melihat tubuh seorang wanita berambut panjang, terbaring di tepi pantai, separo tubuh bagian atas nya di atas pasir, sementara pinggang kebawah di dalam air.
Xiao Yuen mencoba mendekati wanita itu dengan hati hati sekali.
Wanita terbaring telentang itu berwajah cantik dengan Tiara kecil terselip di kepala nya.
Seperti nya wanita itu pingsan di tepi pantai sepi itu.
Setelah dengan berbagai upaya yang bisa dia lakukan, wanita itu membuka mata nya, menatap kearah sekeliling nya, lalu pandangan mata nya tertuju kearah Xiao Yuen.
Wanita itu duduk diatas pasir menatap kearah Xiao Yuen dengan heran.
"Siapa kau anak manusia?" tanya wanita itu menatap kearah Xiao Yuen.
"Nama saya Xiao Yuen kakak, saya juga terdampar sendirian di pulau ini beberapa purnama yang lalu, kakak ini siapakah?" tanya Xiao Yuen heran.
"Nama saya Shi Lai Yung, saya bukan manusia seperti mu" jawab wanita itu.
"Haah?, bukan manusia?, empat orang penghuni pulau ini juga bukan manusia, menurut pengakuan mereka, mereka adalah mahluk Lagoh!" ujar Xiao Yuen.
Mendengar ucapan dari Xiao Yuen itu, mata Shi Lai Yung terbelalak kaget, "haah?, mahluk Lagoh?, mereka mahluk ganas yang memakan semua yang mereka temui, dari tumbuhan, hewan, hingga manusia dan siluman pun mereka makan, aneh bila kau tidak mereka makan!" ujar wanita cantik itu.
"Saya bukan nya tidak mereka makan kak, tetapi belum, menurut rencana mereka yang sempat saya dengar, dua purnama lagi ada gerhana bulan, dan mereka akan mengorbankan saya sebagai tumbal untuk membuka portal kembali ke Dunia mereka" jawab Xiao Yuen jujur.
"Benar, dua purnama lagi akan terjadi gerhana bulan, kalau begitu kau harus pergi dari pulau ini dik!" ujar wanita itu.
"Saya tidak tahu harus pergi kemana kak, pulau kecil ini dikelilingi lautan, tidak ada satu pulau pun sejauh mata memandang, kemana saya harus pergi?" ucap Xiao Yuen putus asa.
"Adik!, aku Shi Lai Yung ratu duyung laut selatan, saat aku bermain menikmati bulan purnama tadi, tiba tiba datang badai yang menyeret ku ketempat ini hingga aku pingsan, kau sudah menolong ku, kini giliran ku untuk menolong mu, ikutlah dengan ku keselatan!" ajak Shi Lai Yung.
"Meskipun saya bisa berenang, tetapi lautan seluas ini tanpa terlihat sisi nya, bagai mana saya bisa mengarungi nya kak?" tanya Xiao Yuen bingung.
Shi Lai Yung mengeluarkan batu sebesar jempol tangan, bercahaya biru redup dan diberikan nya kepada Xiao Yuen.
"Adik!, telanlah batu mustika ini, batu kini bernama Hai Sian cu" kata Shi Lai Yung menyerahkan batu Hai Sian Cu (mustika Dewa Laut) kepada Xiao Yuen.
Tanpa berpikir panjang, Xiao Yuen segera menelan batu bercahaya biru redup itu.
Tetapi dia heran, karena batu itu tidak ada manfaatnya yang dia rasakan sama sekali, baik perasaan nya maupun bentuk tubuh mu.
"Kenapa aku tidak merasa apa apa kak?" tanya Xiao Yuen heran.
"Nanti kau akan mengetahui manfaat dari batu Hai Sian Cu itu adik, yang utama kau harus pergi dari pulau ini secepat nya, atau kau habis dimakan empat mahluk Lagoh yang kelaparan itu!" ujar Shi Lai Yung.
"Tapi kak, lautan ini begitu luas nya, bagai mana aku bisa berenang melewati nya?" tanya Xiao Yuen bingung.
"Turun saja ke dalam air ini, dan kau akan tahu manfaat dari batu Hai Sian Cu itu" ujar Shi Lai Yung.
Xiao Yuen masih ragu ragu menuruti ucapan dari Ratu Duyung Shi Lai Yung itu.
"Gooooooh!" ....
Terdengar suara raungan di kejauhan, dari arah atas pulau.
"Cepatlah adik!, aku tidak bisa berlama lama disini, atau mahluk itu akan memangsa ku juga!" ujar Shi Lai Yung ketakutan.
Xiao Yuen segera masuk kedalam air mengikuti Shi Lai Yung si ratu Duyung itu, namun masih tidak ada keanehan yang terjadi dengan diri nya.
...****************...