NovelToon NovelToon
Vivian: Perempuan Di Ujung Harapan

Vivian: Perempuan Di Ujung Harapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Trauma masa lalu / Chicklit
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nysa Yvonne

Akibat salah bergaul dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang tua. Vivian, baru saja duduk kelas 3 SMP mendapati dirinya tengah hamil. Vivian bertekad akan menjaga bayi tersebut tanpa ada niat sedikit untuk membuangnya. Vivian sangat menyayanginya, janin tersebut adalah darah dagingnya dan Aksel, mantan pacarnya. Disisi lain, hal yang paling Vivian hindari adalah Aksel. Vivian cukup menderita, Vivian tidak ingin Aksel masih dalam bayangnya.

Mereka masih sangat belia dan Aksel adalah anak laki-laki yang bisa menghilang seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Vivian seorang perempuan, yang menghadapi berbagai stigma masyarakat. Vivian memiliki tekad bahwa selagi otot yang kuat, tulang yang keras dan otak yang cerdas untuk mencukupi kebutuhan anaknya, dan yang terbaik untuk anaknya.

Lalu bagaimana Vivian melalui semua ini? Bagaimana dengan kedua orang tuanya?

Yuk ikuti kisah perjalanan, perjuangan serta tekad Vivian dalam Novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nysa Yvonne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12-Melarikan Diri

Sementara di Kamar

Vivian yang baru saja berbenah diri dan sudah berbaring di ranjangnya menatap langit-langit kamarnya itu. Seolah memikirkan sesuatu, dan tidak bisa memejamkan matanya. Dirinya terus gelisah, sedari tadi gelisah yang hanya berguling-guling di ranjang itu, kesamping kiri dan kanan sekarang dirinya terduduk lagi.

"Aku merasa ada yang disembunyikan oleh Bibik, tapi apa? Mengapa ini seperti teka teki buatku. Setiap kata-katanya tadi menyiratkan akan sesuatu, sesuatu yang tidak pernah Aku ketahui."gumamnya dengan kening yang mengkerut.

"Hff... Ya sudahlah mending aku tidur, besok mau ke rumah sakit gantiin Mama jagain Papa." ucapnya sambil menghela nafas panjang lalu kembali berbaring lagi. Tampak Vivian memejamkan matanya perlahan dikamar itu mulai terdengar hembusan nafas yang teratur menandakan sang pemilik kamar sudah damai dalam tidurnya.

...----------------...

Sementara Vivian tertidur malam itu, kini beralih pada seorang pemuda yang duduk dengan tatapan kosong, keadaannya cukup memprihatinkan. Pemuda itu terus menggumamkan satu nama, nama yang selalu menjadi kenangannya dan obsesinya Vivian.

"Vivian" "Vivian" "maaf" "Vivian" "maaf" "maaf" Aksel terkadang mengucap maaf disela-sela nama yang ia ucapkan.

Berat badannya sudah menurun drastis dari sebelumnya. Mata cekung dan tampak lingkaran hitam seperti panda. Ia duduk melipatkan kedua kakinya.

Tok... Tok... Tok... Suara pintu yang diketuk dari luar kamarnya.

Kemudian pintu itu terbuka, seorang perawat membawakan makanan untuk Aksel. Aksel sekarang dirawat oleh seorang perawat, kejiwaan sudah terganggu tapi tidak dibiarkan Aksel oleh Alex untuk ke Rumah Sakit Jiwa.

"Tuan..."panggil perawat itu, tapi tidak ada sahutan oleh Aksel. "Tuan..."panggilnya lagi. "Tuan, waktunya minum obat"panggilan ketiga itu Aksel langsung menoleh ke arah suster tersebut.

"Gue nggak gila! Gue bilang gue gila! Dengar nggak sih apa yang gue bilang! Haaaaa...."teriak Aksel semakin keras.

"Kenapa orang dirumah ini ngurung Gue ha! Gue mau bebas mau balik ke kontrakan Gue! Gue nyaman dirumah kecil itu damai, dari pada disini suasana suram ini..."ia terus mengatakan itu dengan suara keras dan diakhiri kalimat yang lirih.

(Gue nggak mau disini seumur hidup, Gue harus keluar dari sini dan Gue akan ambil Vivian ke pelukan Gue) Gumamnya dalam hari sambil menatap tajam perawat itu.

Perawat tersebut memberikan makanan tersebut ke Aksel. Perawat itu sedikit terheran tumben Tuan Muda itu menurut begitu saja. Setelah mengabiskan makanan tersebut, perawat itu obat yang dikonsumsi rutin selama Aksel pemulihan.

Dirasa sudah selesai, perawat tersebut keluar dari kamarnya "Baik Tuan, terimakasih Saya permisi dulu...".

Memastikan perawat tersebut sudah pergi, ia beranjak menuju kamar mandi dan memuntahkan obat yang masih belum ia telan.

Huek... Uhuk, uhuk "aahh... Pait banget" sambil membersihkan mulutnya. Ia melanjutkan membersihkan diri, mencukur seluruh rambut-rambut yang mulai tumbuh diwajahnya dan merapikan rambutnya sedikit panjang.

"Ancur banget bentukan Gue, tapi masih ganteng kok... Oke Gue rapiin ini dulu"ucapnya sambil berkaca, melihat pantulan dirinya. Tapi kalo dilihat lagi, Aksel masih sering menbentuk oto tubuhnya, jadinya tubuhnya sedikit kekar walaupun terlihat ramping.

Ceklek... Pintu kamar mandi tersebut terbuka, menampilkan Aksel yang sudah terlihat rapi dan kharismanya lebih meningkat dari biasanya.

Segera ia berpakaian lengkap, tidak lupa parfum maskulin yang sering ia gunakan. Tampaklah Aksel dengan outfit kasual nya.

Ia segera membuka laptopnya, ia tengah fokus mengerjakan sesuatu. Klik, klik, klik... "Finish"tampak senyum dingin yang mengerikan ditampilkan Aksel, siapapun yang melihatnya akan merinding.

Aksel membereskan barang-barang yang sekiranya diperlukan ke ranselnya, mulai laptop dan printilan lainnya. Sret, sret... Zipper tas pun terkunci rapat, ia langsung menyandang tas tersebut ke punggungnya.

Tap... Ia terjun dari jendelanya hingga mendarat ke rerumputan dibelakang rumahnya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan kemudian ia berlari menjauh dari kediamannya itu, tanpa ada satu pun orang hang mencurigai dirinya.

Tap, tap, tap... Langkah kaki Aksel semakin cepat dan kini dirinya tengah berada di tepi jalanan untuk mencari ojek.

"Pak bisa antar Saya pak?"tanyanya pada seorang bapak-bapak yang tampak mangkal di pangkalan ojek itu.

"Oh bisa dek, dimana alamatnya dek?"tanya tukang ojek tersebut.

"Antarin saya ke alamat ini ya Pak..."ucap Aksel memperlihatkan alamat yang tertera di kertas yang sempat ia tulis tadi.

"Owh, oke siap dek. Pake helm dulu dek"jawab ojek tersebut menyerahkan helm kepadanya. Motor mereka pun berjalan memecah jalanan tersebut.

Sekitar setengah jam, mereka diperjalanan. Akhirnya mereka sampai di alamat yang mereka tuju.

"Ini untuk bapak, lebihnya ambil saja ini rejeki banyak"ucap Aksel memberikan dua lembar uang seratusan pada ojek tersebut. Belum sempat dirinya mendengarkan ucapan terimakasih, dirinya bergegas masuk ke rumah yang telah ia sewa.

Rumah itu berada tepat di lingkungan kediaman Vivian, persis terletak di depannya. Dari depan tersebut Aksel memantau Vivian dari jauh. Karena sewaktu-waktu dirinya menjalankan rencananya. Tapi itu ia tahan sampai ujian akhir berakhir.

"Cantik" gumamnya yang sudah dilantai dua bertepatan posisinya dengan kamar Vivian, ia menggunakan teropong melihat pemandangan yang ada didepannya. Tampak Vivian damai dalam tidurnya, Vivian memang jarang sekali menutup gorden yang ada dikamarnya tersebut. Sehingga siapapun bisa melihatnya, tapi Vivian tidak menghiraukan hal itu, karna ia merasa perumahan ini hanya ada 2 rumah yang bertingkat dua. Rumah kedua ada di depan rumahnya yang ia masih merasa, rumah tersebut masih kosong. Namun kenyataannya sekarang Aksel adalah penghuni rumah tersebut saat ini.

Aksel sebenarnya melakukan ini bukan hanya obsesi, tapi ada kerinduan yang mendalam selama ini belum tersalurkan. Jika saja dirinya normal mungkin Vivian tak akan pergi meninggalkan dirinya dan meminta berpisah, dan tidak ada luka diantara mereka. Jika berpisah pun tidak ada dendam.

Sampai saat ini Aksel masih belum mengetahui Vivian tengah mengandung benihnya kala itu. Dirinya tau Vivian menghindari dirinya selain benci ada juga trauma.

...----------------...

Keesokan harinya

"Pa... apa kita jujur aja ke Vivian tentang kebenaran sebenarnya Pa..."Mariana bertanya pada Christian, mereka tengah sarapan berdua sembari menunggu kedatangan Vivian.

"Itu sih tergantung kesiapan Mama juga, Papa juga setuju jika kita jujur sekarang. Daripada nantinya ia tau sendirinya, lebih baik kita langsung yang menyampaikannya"Christian menjawab dengan lugas sambil mengunyah, dirinya tampak lebih segar dan sepertinya sebentar lagi ia akan diperbolehkan pulang.

"Iya Pa... Tapi mama takut, takut kehilangannya... Mama sangat menyayanginya..."ucap Mariana sedih

Ceklek... Tampak pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan wajah Vivian yang ceria, padahal kedua orang tuanya terlihat tegang, mereka belum siap mengatakan hal tersebut.

"Pagi... Mama... Papa..."sahut Vivian ceria kemudian menciumi kedua pipi kedua orang tuanya secara bergantian.

"Loh kok respon Papa Mama gini..."ucapnya pura-pura merajuk dengan memajukan bibirnya satu senti.

"Ahh kok gitu sih ngomongnya... Sini dong peluk Mama"ucap Mariana, Vivian langsung memeluk sang Ibu. Tanpa Vivian sadari ada setetes air mata yang dikeluarkan oleh Mariana. Ia segera menghapusnya.

"Ekhm... kondisi kamu gimana? cucu Mama dan Papa sehat kan? Tadi masih mual?" Mariana dengan beberapa pertanyaannya.

"Aduhh Mama selalu begini. Satu-satu dong nanyanya. Oke, Aku mual tadi pagi tapi nggak terlalu parah kok tadi dibantu Bik Sum juga. Cucu Mama dan Papa sehat kok." Vivian menjelaskan semuanya dengan ceria. Christian yang melihat interaksi kedua bidadarinya itu, hanya menggeleng kepala.

1
Jeje
Next
IamEsthe
"Maksud lo apaan, Sel?"
IamEsthe
berlari dan berteriak...
tanpa tanda koma. tanda koma sbg penghubung dua kalimat biasanya pada kata penghubung akan tetapi, meskipun, walaupun, melainkan, sedangkan dll.
IamEsthe
dipanggil, bukan di panggil.

harus tau penggunaan kata 'di' sbg penunjuk dan sbg kata kerja
Nysa Yvonne: Okee kak, terimakasih atas perbaikannya kak, sangat berguna sekali ilmunya🤗
total 1 replies
IamEsthe
"Yang, tunggu,"
Nysa Yvonne: Okee kak, terimakasih atas perbaikannya kak, sangat berguna sekali ilmunya🤗
total 1 replies
Serena Serenity
Kira-kira berapa tahun ya jarak antara Alexander dan Olivia?
Nysa Yvonne
Halo guys, jika ada kritik dan saran pada penulisanku silahkan di komen ya guys, aku sangat membutuhkannya saat ini, terimakasih🤗🤗
Harmoni_ny
Kai sepertinya...
Nysa Yvonne: Terimakasih sudah mengunjungi karyaku, ikuti terus ceritanya ya...🤗🤗
total 1 replies
Bidak Catur
Serem juga papanya Aksel, nggak kebayang Ibunya pasti tersiksa kaya Vivian deh, bahkan bisa jadi lebih parah dari itu...🤔(jidi pinisirin.../Hey/)
Nysa Yvonne: Terimakasih sudah mengunjungi karyaku, ikuti terus ceritanya ya...🤗🤗
total 1 replies
Serenarara
Kelas 3 SMP gw lagi resep nonton film barbie loh. /Shy/
Nysa Yvonne: Haha bener banget, tapi lingkungan sekolah gw emang dah gak aman gitu dulu, tapi gw nonton dance practice blackpink... Jadi nylis salah satu pengalaman lingkungan sekitar juga/Hey/
total 1 replies
Zilong Epic Abadi
Wait, kenapa nih kok sampah dibilang Vivian oleh ibunya sendiri ya?
lunaa~✯
Hai kak aku mampir,yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Serenarara
Aksel mau tanggung jawab nggak ya?
Serenarara: Paling nggak kirim duit aja dah buat nafkah anak. Bikinnya mau die
Nysa Yvonne: Kalo tanggungjawab bagus juga sih, tapi masalahnya kan Aksel sendiri rada-rada gitu orangnya, dan Vivian kayaknya nggak bakalan mau tinggal bareng dia./Frown//Frown/ Rumit sekali hubungan mereka....
total 2 replies
Zilong Epic Abadi
Lanjutkan....
Bidak Catur
Suka ceritanya, lanjutkan👍
MailsukaMeimei
Lanjutkan kak...
Xavier
🔥🔥🔥
Harmoni_ny
Keren ceritanya, semangat kak dalam berkarya🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!