NovelToon NovelToon
Sabira

Sabira

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Putri asli/palsu
Popularitas:992.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: devi oktavia_10

Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.

Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.

Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.

Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.


Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Sejak kepergian Sabira, bu Karin jadi sangat pendiam, dia juga sering melamun, bahkan kini bibi yang selalu mendampingi Sabira pun ikut pergi, sungguh andai waktu bisa di putar dia tidak akan melakukan kesalahan, membuat anak perempuannya menderita, dan memilih untuk pergi dari rumah.

Begitu pula dengan pak Johan, dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dia yang memang sudah gila kerja, semakin gila kerja, untuk mengalihkan rasa kecewa pada dirinya sendiri, dan juga mengalihkan rasa bersalahnya kepada sang putri.

"Ma, kenapa makanannya cuma di aduk aduk? " tegur Devan.

"Mama rindu adik kamu, sudah berapa hari dia pergi tanpa kabar, apakah dia sudah makan atau belum, dia tinggal dimana? sementara semua uang dan kartu ATMnya dia tinggal." lirih bu Karin berkaca kaca.

Sungguh dia tidak bisa menelan makanan saat ini, dia terus teringat dengan anak gadisnya.

"Papa sudah selesai." pak Johan lansung berdiri, meninggalkan ruang makan itu.

Dia sama dengan sang istri, rasa sesal di dalam dadanya sangat menumpuk, dia benci dengan dirinya sendiri, hingga dengan tega mencambuk anak bungsunya tanpa ampun.

Andai waktu bisa terulang, ahhh... Sudah lah, semua sudah berlalu, kini tinggal penyesalan yang tidak berkesudahan.

Demi membela anak angkatnya, dia tega melukai anak kandungnya, sungguh rasanya pak Johan ingin berteriak sekencang kencangnya, untuk mengurangi sesak di dadanya.

Klau di pikir pikir anak gadisnya itu tidak pernah menyusahkannya, dia diam, tenang, mandiri, tidak pernah merepotkan mereka, tidak seperti anak angkatnya, yang selalu mencari perhatian ini dan itu.

Huuufff....

Pak Johan mengurai sesak di dada dengan mengeluarkan nafas beratnya, dia menerawang jauh ke depan sana, dengan tatapan kosong menghadap langit.

"Bu, ayah. Maafkan aku, aku gagal menjadi orang tua, aku melukai putri kecil ku, aku membuat cucu kesayangan kalian pergi dari rumah, tanpa bekal apa pun." lirih pak Johan terisak di balkon ruang kerjanya.

Agggkkk....

Dug....

Dug....

"Tangan sia lan!" pekik pak Johan memukul dinding berulang kali sebelum dia jatuh terkulai.

"Maaf kan papa nak, pulang lah. Papa mohon." lirih pak Johan.

Sementara di kamar yang berbeda, bu Karin terus tersedu sedu, menyesali perbuatannya, dia sangat merindukan putri kecilnya yang penurut, yang tidak banyak tingkah, lebih banyak diam dan mengerjakan apa pun sendiri, tidak banyak kenangan dirinya bersama sang putri, gara gara terlalu fokus dengan anak angkatnya yang selalu mencari perhatian kepadanya, sungguh bu Karin menyesali semuanya.

"Kamu dimana sayang, pulang lah. Mama janji akan menjadi mama yang baik untuk kamu, mama akan lebih menyanyangi kamu dan memperhatikan kamu, sayang. Tolong pulang Bira sayang." isak pilu bu Karin di dalam kamar mendekap erat foto sang putri.

Devan melepas kerinduannya di dalam kamar sang adik, dia merebahkan tubuhnya di atas kasur adiknya.

Devan mengusap sayang tempat yang biasa adiknya tiduri.

"Sekarang kamu nggak ada di sini, abang rindu, dek. Biasanya abang bisa memeluk kamu, kini nggak bisa lagi, tempat ini terasa hampa tanpa kamu." lirih Devan, air matanya mengalir begitu saja membasahi bantal yang dia pakai.

"Abang janji akan mencari bukti yang akurat, sampai benar anak pungut itu dalang di balik ini semua, lihat saja, abang akan membalasnya dua kali lipat dari yang dia lakukan kepada mu, dan abang akan membuat dia angkat kaki dari rumah ini." ujar Devan menggebu.

Dia bangkit dari tidurnya, dan mengambil laptop dan kembali mencari bukti bukti di rekaman CCTV, dia harus bekerja lebih extra, karena banyaknya rekaman yang hilang, dan harus di pulihkan terlebih dahulu.

Sementara Aura mengeram kesal melihat tingkah keluarganya itu, bukannya hidup Damai dan mendapat perhatian lebih setelah kepergian Sabira, justru dia merasa terabaikan, keluarga angkatnya itu malah sibuk dengan diri sendiri dan larut dengan kesedihan karena kepergian Sabira dari rumah ini, dia tidak suka itu.

Rencananya berjalan mulus, bisa mendepak Sabira dari rumah besar ini, dan dia menjadi putri satu satunya keluarga Rajendra, semua sudah berjalan dengan sangat baik, tapi kenapa kini dia merasa di abaikan, justru semua orang sedang memikirkan Sabira, dia di acuhkan oleh mama dan papa angkatnya itu.

Yang biasanya dia bergelayut manja di bahu papa angkatnya dan selalu mendapat perhatian dari mama angkatnya, tapi semenjak Sabira pergi, semua abai dengan dirinya.

"Hiii... Gue nggak suka dengan keadaan ini, kenapa sih, loe sudah pergi dari rumah ini, tapi masih saja membuat gue susah, harusnya loe nggak usah saja lahir ke dunia ini, gara gara loe hidup gue jadi berantakan." gerutu Aura.

"Gue harus melakukan sesuatu, agar semua perhatian keluarga kembali tertuju sama gue, dan melupakan anak sia lan itu." semangat Aura.

Aura beranjak ke kamar Sabira, entah apa yang ingin dia lakukan di kamar itu.

Tanpa dia sadari di dalam kamar Sabira ada Devan yang duduk diam melihat tingkahnya.

Aura mencoba membuka lemari pakaian Sabira dan mencari sesuatu di sana.

Setiap gerak geriknya, tidak lepas dari mata Devan.

Deg...

Aura terlonjak kaget, saat matanya bersirobok dengan mata tajam Devan, dia tidak menyangka di dalam kamar itu ada Devan.

"A-abang." gugup Aura sungguh dia tidak menyangka aksinya di ketahui oleh Devan.

"Ngapain loe mengobrak abrik lemari adek gue! " bentak Devan.

"N-nggak kok." ujar Aura dengan gemetar.

"Apanya yang nggak, gue lihat pakai mata kepala gue masih saja loe bisa ngeles, dari manusia picik, jadi begini selama ini kelakuan loe, suka menerobos masuk ke dalam kamar orang tanpa izin haa...! bentak Devan dengan sangat kencang, membuat Aura terperanjat kaget dan mulai ketakutan.

"Devan, ada apa ini? kenapa ribut ribut." Kaifan masuk ke dalam kamar Aura, karena mendengar suara teriakan di dalam kamar itu.

"Lihat, kelakuan adik kesayangan loe itu, berani beraninya dia mengacak acak kamar Sabira." marah Devan menatap nyaman ke arah sang abang.

Kaifan mengerutkan dahi bingung, dan menatap penuh selidik ke arah Aura.

"E-enggak kok, a-aku hanya ingin meminjam gaun Sabira aja, iya gaun." susah payah Aura mencari alasan agar tidak di marahi oleh Kaifan.

"Gaun? loe yakin nyari gaun? " ulang Devan terkekeh sinis dan menggelengkan kepala.

"I-iya aku nggak bohong." ucap Aura mulai berani.

Hahaha....

"Klau cari alasan itu yang tepat, nyet! sejak kapan adek gue punya gaun Haa... " seru Devan dengan lantang.

Dia tau banget sang adik tidak mempunyai gaun, lagian klau pun ada, nggak akan bisa Aura pakai, karena tinggi Sabira yang hampir mencapai 180 cm sementara Aura yang hanya 148 cm ya pasti kelelep sama baju Sabira.

Dengan kelakuan Aura itu semakin Yakin Devan dengan kebusukan Aura, dia akan terus mencari bukti kejahatan wanita itu.

Glek.....

Dengan susah payah Aura menelan ludahnya, ternyata dia salah mencari alasan, tentu saja membuat Devan semakin curiga.

"Sudahlah, sudah malam, jangan ribut ribut, Kasiaan mama lagi istirahat." lerai Kaifan menyuruh Aura keluar dari kamar Sabira.

"Bela aja terus, sampai dia besar kepala, lihat saja sampai gue menemukan bukti dia bersalah, jangan harap anak pungut itu merasakan akibat yang pernah dia perbuat sama adek gue." peringat Devan dengan tegas.

Hati Aura semakin menciut saja, apa lagi Devan kini terang terangan menyebutnya anak pungut, selama ini walaupun Devan tau dia hanya anak angkat Devan nggak pernah kasar kepadanya, namun semenjak tragedi kolam renang itu, sikap Devan sangat berubah kepadanya.

Bersambung....

Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘

1
Erlina Ibrik
Luar biasa
Erlina Ibrik
Johan atau Burhan?
Mamah dini
Bagas Bagas blm di terima udh pede banget , bagus Bira bangkit jgn lemah tunjukan pd mereka kmu anak hebat kuat cerdas ,jgn mau di buli buli , lawan aja selama itu benar .
Mamah dini
semoga semua cita citamu terwujud Bira ,
Mamah dini
dikira c Regan yg mau sm Bira karna slalu mengawasinya walau BKN dia yg turun lgsung, e.....h ternyata untuk ponakan NY , TPI makasih tuan Regan udh ngawasin Bira kalau ada apa2 kan ada yg nolongin Bira .
Mamah dini
alhamdulilah sekarang devan udh eling tingal c kaifan yg belum eling (sadar he he )
Mamah dini
BKN nya Bira satu sekolah ya sm c aura
Mamah dini
untuk bang devan jgn terlalu sering meluk Bira waktu tdr karna kalian BKN anak kecil LGI , peluk waktu melek aja itu lbh baik , moga bahagia terus Bira , satu persatu kluargamu pasti merindukanmu .
Mamah dini
dua bab menguras air mata
Mamah dini
semoga secepatnya terbongkar semuanya sampai akar akarnya .
Mamah dini
mudah2an terbongkar nya kelicikan aura , Sabira udh pergi jauh kuliah keluar negri, jadi penyesalan kluarga nya makin menjadi terutapa c ringan tangan semoga dapat karma, dikit dikit tampar dikit dikit tampar , coba tampar kmu sendiri sakit gak kaifan .
Fajar Ayu Kurniawati
.
Dinna Rachel
Luar biasa
Mamah dini
udh gak ada di rumah baru kalian mulai sadar , kemarin2 pd ke mana hah .
Mamah dini
kebenaran pasti terungkap walaupun terlambat, Sabira ku doakan semoga kmu baik2 saja di luar sana , dn kejar cita2mu Sampai dapat lihat kan pd mereka kmu bisa tanpa kluargamu ,
Mamah dini
aku kurang suka tuh sm c kaifan ringan betul tangannya main tampar aja,, BP nya juga orang tua bukan sih loe itu , tanya dulu ATH apa sebab nya kenapa gitu ini MH slalu main hakim sendiri , iihh kluarga GK beradab .
Mamah dini
sediiih banget thor kasian kmu Bira , sabar ya sayang kmu pasti bisa melewati itu semua yg kuat ya Bira tetap semangat , mudah2an kluarga seperti ini GK ada di khidupan nyata , sebab mengerikan .
Mamah dini
kemarin2 c devan ikutan marahin bira sekarang sayang sm Bira walau diam diam,kenapa GK tunjukin aja kalau kmu GK seperti c kaifan , devan , JDI kan c Bira TDK terlalu sedih karna masih ada yg sayang , takut banget sm c aura , apa istimewa nya sih .
Mamah dini
sabar Bira masa depanmu akan cemerlang dgn prestasimu , pasti semua keluargamu akan menyesal dn malu sm kmu ,
Mamah dini
kluarga yg salah ini MH GK patut di contoh, ihh amit2 anak pungut di ratukan anak sendiri jadi orang lain , suatu saat pasti kalian semua akan menyesal setelah tau siapa c aura , dn setelah Sabira sukses kalian akan malu sm Bira , semangat Bira.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!