My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Hukuman
...Wajah dan senyuman itu sungguh begitu menggemaskan, Ucapan terakhirnya terkesan manja namun kenapa begitu manis di dengar....
...(Langit Cakrawala)...
Setelah selesai waktu istirahat semua Maba kembali berkumpul di dalam Aula kampus.
Di sana semua berkumpul jadi satu dan duduk di lantai begitupun dengan Alis juga Leta yang tampak duduk bersebelahan dan mengobrol karena memang para anggota BEM belum masuk.
Hingga semua langsung hening bahkan tatapan matanya beralih ke arah pintu yang terbuka menampakkan Arga yang berjalan masuk di susul Langit dengan tetap pesonanya namun sosok perempuan di belakang Langit membuat beberapa mahasiswi berdecak kesal melihat tingkahnya.
Siapa lagi jika bukan Luna dan Siska yang sok menjadi Kating di Kampus. Sikapnya yang sombong membuat banyak Maba tidak menyukainya padahal Ospek belum juga sehari namun sudah banyak yang merasa kesal dengan sikap dua wanita itu.
"Tuh cewek siapa sih kok gue liat nempel Kak Langit Mulu." Ucap Alis menatap Luna tidak suka.
"Biarin aja, siapa tau mereka pacaran."
"Tapi gue liat Kak Langit cuek deh."
Leta menatapnya, namun ternyata Langit pun sedang menatap ke arahnya membuat Leta langsung memalingkan wajahnya.
Sedangkan di depan semua Maba, langit berdiri dengan kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku celananya.
Luna tampak tersenyum karena berdiri di samping Langit, dia mendengar bisik-bisik dari pada Maba yang merasa iri dengannya karena bisa dekat dengan ketua BEM mereka.
Arga yang selalu menjadi pembuka dalam acara Ospek ini masih tampak bicara. Seharusnya Langit lah yang bicara di depan mereka, namun Langit yang memang bersifat dingin juga sangat irit bicara membuat Arga lah yang menggantikannya.
"Lo berdua," Ucap Arga menatap Alis juga Leta.
"Kita Kak?" Ucap Alis menunjuk dirinya.
"Ya kalian, gue liat dari tadi ngobrol terus. Coba salah satu dari kalian maju."
"Lo aja Ta maju" Ucap Alis mendorong Leta.
"Kok gue kan Lo-
"Udah maju-
Leta berdecak kesal, namun dia beranjak bangun dan berjalan maju.
"Jadi Lo tau kan salah Lo apa?"
"Iya Kak, lagian Alis yang ngajak ngobrol bukan gue."
Arga tersenyum,
Sebenarnya ini hanya akal-akalan saja untuk bisa dekat dengan Leta.
"Tetap saja Lo ngobrol, jadi gue bakal kasih hukuman karena Lo gak dengerin gue ngomong dari tadi."
"Alis juga dong Masa cuma gue."
"Alis juga bakal kena tapi sekarang Lo dulu."
Leta menghela napasnya, namun dia juga hanya bisa pasrah.
"Ya udah apa hukumannya."
Arga terdiam seperti memikirkan sesuatu, dia bahkan menatap sekeliling dan matanya berhenti pada Langit. Senyuman terukir di wajahnya membuat Langit menautkan kedua alisnya.
"Gak usah aneh-aneh"
"Udah Lah Ar, buruan apa hukumannya." Ucap Luna menatap mereka.
Dia sendiri juga tidak suka dengan Leta yang selalu menjadi pusat teman-temannya bahkan Luna beberapa kali memergoki Langit tengah menatapnya.
"Keliling kampus gak sih hukumannya." Celetuk Siska
"Gak usah ngaco, bisa pingsan tuh Maba" Ucap Gala yang juga berdiri di sana.
"Arga buruan,,"
"Iye ,, Iye,," Ucap Arga yang mulai melangkah menuju meja pojok. Dia mengambil setangkai bunga di atas meja dan membawanya.
"Lo rayu dan kasih bunga ini untuk- Langit."
Semua yang ada di sana tampak terkejut, bahkan Luna membulatkan matanya.
"Kok Langit sih, yang lain." potong Luna tidak terima.
"Nih bunganya Lo kasih ke Langit, noh yang itu orangnya sekali Lo harus rayu juga."
Aleta menerimanya, dia menatap Langit yang tampak diam menatapnya.
Glek.!
Gila tatapan matanya udah kaya mau nelen gue, ya kali gue samperin.
"Ayo Leta" Teriak Alis membuat Leta semakin kesal dengan teman satunya itu.
"Tenang aja Lun, paling Langit juga gak bakal terima tuh bunga. Lo kaya gak tau langit aja." bisik Siska.
Sementara Leta, dia menelan ludahnya kasar dan mulai berjalan mendekat dengan bunga di tangannya.
Hingga kini dia sudah berdiri di depan Langit yang tubuhnya menjulang tinggi membuat Leta harus mendongak untuk menatapnya.
"Em- Kak Langit yang baik hati,paling ganteng di kampus ini mau ya terima bunga dari aku. Plis.."
Langit menatap Leta yang tersenyum manis dengan puppy eyes yang membuatnya sangat menggemaskan.
suasana tampak tegang, beberapa anggota BEM lainnya saling tatap. Bagaimana bisa Arga memberi hukuman seperti ini. Mereka tau bagaimana sifat langit. Yang sangat dingin bahkan tidak pernah mau tersentuh oleh orang lain.
"Ayo Kak terima," Lirih Leta saat Langit tetap diam bahkan dia sudah sangat kesal juga kepalanya yang terasa pegal karena harus mendongak menatap langit yang lebih tinggi darinya.
"Ih kak Langit,,," Kesal Leta menghentakkan kakinya.
Arga sendiri hanya tersenyum menatapnya, dia sengaja melakukan itu semua. Dia ingin melihat bagaimana Langit terhadap Aleta.
"Gue bilang juga A- pa" Ucap Siska membulatkan matanya saat Langit malah menerimanya.
"Yey,, Makasih Kak Langit." Ucap Leta tersenyum dan berlari pergi.
"What, Langit terima bunga itu?"
"Gue gak lagi mimpi kan, Langit beneran terima tuh bunga?"
"Wah Wah Wah,, Luna bakal tersaingi."
Beberapa bisikan terdengar, bahkan semua anggota BEM tampak kaget.
"Gal, Cubit gue Gal."Ucap Boni
"Aduh sakit ege,,"
"Lo tadi minta gue cubit,," Kesal Gala namun juga masih kaget dengan apa yang di lihatnya.
Sementara Leta sudah kembali duduk di Samping Alis yang menggelengkan kepalanya.
"Aleta Lo beruntung banget Kak Langit terima bunga Lo."
"Biasa aja, lagian ini salah Lo." Kesal Aleta.
Luna mengepalkan tangannya, dia tidak percaya Langit mau menerimanya. Bahkan selama ini dia yang selalu memberikan sesuatu bahkan tidak ada satu pun yang langit terima tapi Aleta yang hanya Maba baru tapi bisa mendapatkan perhatian Langit.
"Oke gue ucapin selamat buat Lo Aleta karena Lo berhasil membuat langit terima bunga dari Lo." Ucap Arga menatap Aleta dan melirik Langit yang masih memegang bunga dari Leta.
Sementara Aleta yanga memutar bola matanya, terlalu lebay menurutnya.
Langit sendiri menatap bunga di tangannya dan beralih menatap Aleta yang sudah bersama Maba lainnya.
Bayangan senyuman Leta, matanya bahkan ucapan terakhir Leta yang terkesan manja membuatnya semakin gemas dan penasaran dengan gadis itu.
Wajah dan senyuman itu sungguh begitu menggemaskan, Ucapan terakhirnya terkesan manja namun kenapa begitu manis di dengar.
Acara kembali di lanjutkan, bahkan Arga beserta beberapa anggota BEM tampak kembali bermain, tidak banyak juga salah satu dari mereka yang mengadakan kuis.
"Langit, kok Lo terima tuh bunga?" Ucap Luna membuat Langit mengernyit keningnya.
"Harusnya Lo gak usah terima, dia pantas di hukum Lo liat gayanya, bahkan dia juga terus ngobrol sama tuh temen ya."
Langit tidak menjawab dan berjalan keluar karena memang Ospek sudah selesai untuk hari ini.
"Awas saja tuh Aleta, gue gak bakal biarin Langit Deket sama Lo. Langit punya gue sampai kapanpun."