Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7 Malam pertama?
Acara pun selesai, kini di mansion Anggara hanya tersisa dua keluarga inti saja.
"Xanders Daddy harap kamu dapat menjaga rumah tangga kamu dengan baik, jadilah pria yang bertanggungjawab. Daddy tau pernikahan ini karena perjodohan, tapi Daddy harap kamu dapat menjaga Caca karena ia berhak mendapat kan hidup yang lebih baik" Ucap Tuan Smith dengan tegas.
"Xanders gak akan main-main dengan pernikahan ini dan Xanders pastikan akan menjaga Acha dengan baik" jawab Xanders tak kalah tegas.
"Mommy pegang ucapan kamu Xanders, jaga mantu mommy yang cantik ini dan jangan buat dia menangis" ucap Rere serius.
"Sayang sekarang kamu adalah anak mommy juga, jadi jangan sungkan buat cerita ke mommy kalau ada apa-apa Oke" ucap Rere pada Caca.
"Iya mom, makasih banyak karena udah mau menerima Caca dengan baik" Caca tersenyum tulus pada Rere, ia senang karena mertuanya begitu baik padanya.
"Kalian akan menginap disini dulu atau langsung pulang ke apartmu Xanders?" tanya Alex alias tuan Smith.
"Xanders terserah Caca saja"
"Boleh ga Dad malam ini nginep disini dulu, Caca masih pengen disini soalnya" ujar Caca dengan ragu.
"Boleh, tak masalah"
"Terimakasih Daddy" Caca tersenyum lembut.
"Sama-sama, kamu sekarang juga putri Daddy jadi jangan sungkan seperti itu" Alex tersenyum tulus pada sang menantu.
Ia hendak memeluk Caca tapi sebuah suara menghentikan pergerakannya.
"Ck, gak usah peluk-peluk istri Xanders" Xanders memberi peringatan pada sang Daddy.
"Cih posesif sekali anak ini" Decih Alex pada putranya.
Sedangkan Caca, pipinya sudah bersemu merah mendengar kata istri yang dilontarkan oleh Xanders.
"Sudah-sudah, malam semakin larut lebih baik kalian bersih-bersih lalu istirahat" Maya melerai keributan Xanders dan Alex.
"Iya ma, kalau gitu Caca pamit ke kamar dulu Dad, mom, Ma, Pa" pamit Caca pada mereka semua.
Mereka semua mengangguk sebagai jawaban, Xanders yang ditinggal pun segera mengejar langkah Caca.
Sesampainya di kamar, Caca mendudukkan tubuh lelahnya di pinggiran ranjang.
Tak lama Xanders masuk ke dalam kamar. Caca tersentak melihat keberadaan Xanders. Perasaan gugup itu kembali hadir kala mengingat malam ini adalah malam pertama bagi mereka.
"Kamu bersih-bersih duluan ya habis itu baru aku. Sebentar aku siapin dulu air hangatnya" ucap Xanders, ia segera menyiapkan air hangat untuk sang istri.
"Gue harus apa ya sekarang" gumam Caca.
"Kalo dia minta Hak nya malam ini gimana, gue bener-bener belum siap sumpah" monolog Caca risau.
"Air hangatnya udah siap, gih kamu mandi dulu sekarang" kata Xanders.
"Oke, gue mandi dulu"
lima belas menit sudah Caca berada di dalam kamar mandi, ia terlihat mondar-mandir seperti setrikaan.
"Aduhh... Nih kebaya kenapa susah banget sih dibuka nya, resletingnya pake acara taro di belakang lagi, kan tangan gue gak nyampe" gerutu Caca kesal.
"Gimana dong, masa gue harus minta tolong Xanders sih"
Setelah cukup lama berdiam diri, akhirnya Caca memutuskan untuk meminta bantuan pada Xanders.
"Ehmm, Xanders" panggil Caca, ia berdiri di depan pintu kamar mandi.
Xanders yang tengah bersandar pada headbord ranjang pun menoleh, ia bergegas menghampiri Caca.
"Kenapa cha, kok belum mandi?" Tanya Xanders bingung.
"Emm... Emm... i-ni" ucap Caca gugup.
"Kenapa hmm?" Tanya Xanders lagi.
"Boleh minta tolong bukain Resleting kebaya nya engga?" Cicit Caca di akhir kalimat.
"Tangan gue gak sampe" Caca menundukkan kepalanya malu.
Xanders tersenyum lembut mendengarnya "Sini balik badan, biar aku bukain" titah Xanders.
Caca pun segera berbalik, dengan perlahan Xanders menurunkan resleting kebaya itu.
Terpampanglah punggung putih nan mulus milik Caca.
GLEKK
Xanders menelan ludahnya.
"Shitt" umpat Xanders, benar-benar menggoda sekali.
Ntah mendapat keberanian darimana Xanders mulai mendekatkan wajahnya pada tengkuk leher Caca.
"CUP" Xanders mengecup Punggung mulus milik Caca.
Tubuh Caca menegang, matanya melotot sempurna. Ia merasakan sensasi aneh pada tubuhnya saat bibir basah Xanders menempel di permukaan kulitnya.
"XANDERSSSS KURANG AJAR LO YA" teriakan melengking Caca membuat Xanders tersadar.
Caca menahan kebayanya agar tak merosot ke bawah, ia menatap nyalang Xanders.
"Maaf Sayang, aku kelepasan. Maaf" Xanders berujar penuh penyesalan, ia benar-benar panik sekarang, takut sang istri akan marah padanya.
Mendengar kata Sayang keluar dari mulut Xanders membuat rona kemerahan di pipi Caca.
Argh Caca benar-benar dibuat tak berdaya oleh Xanders.
"UDAHLAH AWAS, GUE MAU MANDI" Caca menutup pintu kamar mandi dengan jengkel.
"Sial, kenapa lo bodoh banget Xanders" Xanders merutuki kebodohannya sendiri.
Sedangkan di dalam kamar mandi, Caca mencak-mencak tak jelas.
"Xanders sialan" Umpat Caca.
"Apaan coba asal cium-cium, Kan jadi merinding sebadan-badan anjir"
"Aaaaa mama Caca malu".
*
*
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Caca yang sudah selesai mandi. Ia mengenakan piyama tidur berwarna pink, warna kesukaannya.
"Lo mandi sana" ujar Caca.
"Yaudah aku mandi dulu" .
lima belas menit kemudian, Xanders keluar dengan bertelanjang dada, ia hanya mengenakan celana kolor hitam sebatas dengkul nya.
"AAAAA" Teriak Caca kencang.
"ACHA, HEY KENAPA" Xanders mendekati Caca dengan panik.
"Lo kenapa gak pake baju Xanders" Ucap Caca jengkel, ia menutup mata dengan kedua tangannya.
Xanders paham sekarang, ia tersenyum jahil. Xanders semakin merapatkan tubuhnya pada Caca.
"kenapa, bukannya Sekarang malam pertama kita" goda Xanders.
"Apasih, gak jelas banget Lo. Gak ada malam-malam pertama"
Caca yang sudah merebahkan diri pun terkejut dengan pergerakan Xanders yang kini sudah berada di atasnya.
Xanders mengungkung tubuh Caca, mengikis jarak diantara keduanya.
"Xan-ders L-lo mau a-pa" Tanya Caca terbata.
"Mau malam pertama, ayo" Ajak Xanders, ia semakin mendekatkan wajahnya pada Caca.
Terlihat jelas posisi mereka yang semakin mendekat, bahkan hembusan nafas mint dari Xanders dan aroma strawberry dari Caca sekarang menyatu.
Mata mereka saling memandang satu sama lain.
Tiba-tiba Sebuah benda kenyal menempel pada permukaan bibir Caca.
Hanya menempel, tidak lebih.
Deg!
Caca membeku seketika, sampai ia bingung untuk merespon.
Xanders melihat raut wajah kaget dari Caca.
Xanders bangkit dari atas tubuh Caca. Pergerakan Xanders menyadarkan Caca dari keterkejutan nya.
"HUAAA XANDERS FIRST KISS GUE" Teriak Caca tak terima.
"Manis" ujar Xanders terkekeh.
"Xanders Lo mesum banget jadi cowo"
"Lo udah ambil first kiss gue" sambung Caca.
"Aku suami kamu Ca kalo kamu lupa"
"kamu tenang aja, aku gak akan meminta hakku sekarang"
"Aku tau kamu belum siap" Kata Xanders.
"Udah malem banget, kamu tidur sekarang aku mau selesaiin pekerjaan sebentar".
Bersambung....
udah kepo banget nih sama ceritanya
Nanti author kasi link
lanjut Thor jangann kasih kendor
dari kemarin ada niatan mau bikin tapi masih maju mundur😓😓
lanjutt lgi thorr
fiks orang-orang harus baca sih gila banget nih author nya bikin cerita sebagus itu