NovelToon NovelToon
Mencari Kasih Sayang

Mencari Kasih Sayang

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ry

Gadis muda, bernama[Resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [Hari ramadhan],berusia 32 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [Resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan frontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 27 Ada aja tingkahnya

Rima sibuk berbenah membuka warung miliknya. Kebetulan, dia baru pulang dari pasar. Di sela kegiatannya, dia dihampiri dua anak tetangga depan rumahnya untuk meminta sesuatu.

"Teh Rima..." panggil Ahmad menghampiri.

"Eh, iya, ada apa, Mad?" tanya Rima.

"Itu, Teh. Kata Mamah, disuruh minta bunga buat acara tasyakuran 4 bulanan Bibi Santi, katanya," jelas Ahmad.

"Iya, sok atuh. Petik aja sendiri, bisa kan? Teteh lagi sibuk ini, mau buka warung," ucap Rima.

"Ok, bisa, Teh," jawab Ahmad.

Saat dua anak tersebut sedang memetik bunga di halaman rumah milik Rima, ada kejadian tak terduga. Mereka berebutan siapa yang ingin lebih banyak mengambil bunganya, hingga tanamannya sampai rusak dan ada yang sebagian tercabut.

"Waduh, kecabut sama batang-batangnya ini. Gimana dong?" kaget Riska mundur sedikit menjauhi tanaman bunga tersebut.

"Kamu sih, pake rebutan segala. Teh Rima pasti marah ini? Ayo cepet lari, nanti ketahuan dia," ajak Ahmad sambil berlari pulang, diikuti oleh Riska.

Setelah beberapa jam berlalu, perkiraan kedua anak tersebut sangatlah benar. Saat Rima keluar, pandangannya tertuju pada bunga yang berjejer di tepi halamannya, namun sedetik kemudian matanya melotot terkaget-kaget sambil berkata.

"Loh, loh, apa apa ini? Kenapa bunga saya jadi rusak gini? Pasti ulah mereka ini," ucap Rima sambil memungut pohon bunga yang tergeletak, kemudian melihat bunga yang lain rusak karena patah, mungkin tertarik dengan batangnya saat memetik bunga.

Akhirnya, Rima pun tersulut emosi, sambil berjalan mencari keberadaan anak-anak tersebut.

"Ahmad, Riska!" panggil Rima setelah melihat keberadaan mereka.

"Kenapa bunganya sampai rusak gitu? Mana kalian cabut sama pohonnya lagi. Kan jadi mati dah tuh bunga. Kalau minta itu ya hati-hati dong, kalau udah ke gini mana bisa ditanam lagi. Dasar anak bandel. Harusnya hati-hati dong, jangan merusak juga," ucap Rima dengan nada membentak.

Keduanya hanya diam menunduk, merasa takut oleh amukan Rima. Hingga setelah kepergian Rima, keduanya lari sambil menangis, mengadu pada ibunya.

"Huaaa, Ma, Mah..." suara Ahmad tersendat-sendat memanggil ibunya.

"Loh, loh... Kenapa pada nangis?" tanya Lilis setengah lari menghampiri anaknya di luar rumah.

"Huaaa, Di... Di Ma... Marahin Teh Rima," jawab Ahmad dengan suara terisak.

"Memangnya dimarahin karena apa? Kalian buat salah?" tanya Lilis.

"I-itu... Ta... Tadi gara-gara pohon bunganya kecabut sama Riska, jadi... dan ada yang patah juga. Terus kita di marahin, Mah," jelas Ahmad.

"Ck... ck... Perkara bunga doang, sampai marahin anak orang. Aku tidak terima, yah, anak-anakku di marahin," sangkal Lilis tersulut emosi.

Alih-alih meminta maaf, Lilis malah masuk ke dalam rumah, mengambil uang, dan pergi menghampiri keberadaan Rima dengan penuh amarah.

 "Rima, keluar kamu! Aku tidak terima anak-anakku dimarahi hanya karena bunga. Mereka mungkin tidak sengaja merusak bunga kamu," teriak Lilis.

Rima membela diri, "Eh, eh, tunggu. Aku hanya bilang pada mereka saja. Biar lain kali, mereka tidak merusak bunga orang lagi."

Lilis melawan, "Halah, kamu ini suka menasehati orang. Tapi, kamu tidak pernah menyaring kata-katamu. Kamu bicara seenaknya saja, seperti tidak bisa berbicara dengan sopan."

Rima membalas, "Apa kamu ini? Kamu menyamakan aku dengan ibumu? Kalau anak salah, kita harus terima saja dan menasehati mereka dengan baik. Bukan malah memarahi mereka."

Lilis melemparkan selembar uang kertas biru kepada Rima dan berkata, "Ambil, aku ganti bunga yang rusak dengan anak-anak."

Rima menolak, "Eh, eh, apa ini? Aku tidak butuh uangmu! Aku hanya ingin bungaku kembali seperti semula."

Lilis berbalik dan berjalan meninggalkan Rima, yang masih terlihat marah.

Sementara itu, Resa menjadi bahan gosip di kalangan tetangga. Seseorang memanggil Tina saat ia melintas di pertigaan jalan. "Eh, Tina, dengar-dengar Resa udah ada yang lamar ?"

Tina menjawab, "Kalau ia, memangnya kenapa gitu, Bi?"

Bi Ihat melanjutkan, "Gak ada apa-apa, sih. Cuma nanya aja"

Tina mengangkat alisnya, merasa jengah dengan pembahasan mereka. "Bu Ibu, maaf, saya duluan, mau berangkat kerja, takut kesiangan."

Tina berlalu, meninggalkan kumpulan ibu ibu yang masih membicarakan Resa. "Hadeuh, kalau masalah gosip, cepat sekali menyebar," keluh Tina sambil menepuk jidatnya.

Resa keluar dari kamar mandi dengan tergesa, tanpa ia sadari jepitan yang menempel di rambutnya terlepas, sehingga rambut panjangnya tergerai sampai bokong. Handuk yang ia pakai menutupi kepalanya pun tak bisa menutupi sebagian rambutnya yang panjang.

Hari, yang sedang menyeruput kopi, sampai tercengang ketika ujung matanya tak sengaja melirik sekelebat orang yang melintas di hadapannya.

"MasyaAllah... Sungguh indah ciptaan mu," gumamnya seraya tersenyum simpul dan menyeruput kopinya lagi.

gadis remaja beraroma vanila yang menenangkan itu berkeluh kesah, "Haduh, repot sekali... Gini ni, kalau belum siap-siap, udah ditungguin orang. Mana jepitannya pake lepas segala lagi."

Resa mengibaskan handuk yang menempel di kepalanya, namun rambut panjangnya malah tergerai. Ia menyambar jepitan yang ada di dekatnya dan menggulung rambutnya kembali. Setelah itu, ia mengoles tipis wajahnya dengan pelembab dan taburan powder, lalu lip gloss di bibirnya. Kemudian, ia memakai jilbab yang senada dengan gamis yang ia pakai, dan selesai.

Resa pun menghampiri Hari yang sudah lama menunggu di ruang tamu. "Ayo, kita berangkat," ajak Resa setelah keluar dari kamarnya.

Hari mendongak, menatap pada Resa sambil tersenyum. Lalu, ia bangkit dari tempat duduknya dan keluar mengikuti Resa. Sebelumnya, ia sudah berpamitan pada Komala dan meminta izin untuk mengantar jemput Resa saat bekerja, sekarang dan seterusnya.

Di lain tempat, untuk mengusir rasa bosan,gadis remaja yang berada di sebuah toko baju yang baru di buka , dirinya duduk di salah satu kursi. Tangannya sibuk meng-scroll layar ponsel sambil sesekali cekikikan sendiri. Mungkin kalau di lihat orang yang lewat, dikira dia gila, kali ya, ketawa sendirian.

(Serius mau nanya, orang yang pemikirannya matang, itu matangnya di kukus, di rebus, atau di goreng?)

(Sue loe, Tin, dikira singkong, kali, tuh pikiran orang di samain sama makanan)

(Hahaha... Santuy, dong. Jangan ngegas gitu. Aku kan nanya, baik-baik)

(Iya, habisnya pertanyaan mu itu unik banget, Tin. Lagi badmood aku, Tin. Hibur napa!)

(Kenapa, may best? Di anggurin bujang lapuk? Udah tau aku) tebak Tina diiringi emoticon ngakak mengejek.

(Ko, tebakan kamu benar sekali, Tin?) jawab Wina menekuk wajahnya muram, kemudian merebahkan kepalanya di atas tangan yang ia letakan di atas meja.

(Iya, dong, siapa dulu, Tina? Gini deh, gak usah mikirin orang yang gak suka sama kita, sebab jalan menuju surga gak lewat depan rumahnya, besti)

(Ck, serius napa, Tin? Aku gak bisa nyerah gitu aja. Udah terlanjur nyaman sama dia)

(Buat apa mencintai tanpa di cintai? Mending cintai ususmu. Minum Yakult tiap hari)

(Hahaha, bisa ae, dirimu, Tin. Makin bertambah lah bebanku, Tin)

(Lah, emangnya selain galau sama si bujang lapuk, kamu ada masalah apa lagi?)

(Kemarin aku tuh beli cilok. Uangnya kurang 5 ribu. Yang jual marah-marah. Dari situ, aku belajar bahwa tidak ada yang menerima kekuranganku)

(Hahaha... Dasar sedeng, ya jelas marah, lah. Loe kira si mang cilok bapakmu, yang bisa ngasih gratisan)

(Ya, gak ada salahnya, dong. Berharap si emangnya baik hati karena udah jadi langganan jajan gitu)

(Jangan bergantung sama seseorang, Win, karena mereka bukan pohon, dan lo juga bukan monyet)

(Jirrr... Siapa juga yang mau di samain sama monyet, ogah gue)

(Hehehe, canda, Win. Ya, udah, gue nyanyiin "Balonku ada lima", deh, biar lo seneng, gimana? Tapi lo jangan nangis kejer, karena balon hijaunya meletus)

(Tanpa meletus balon hijau pun, hati gue sangat kacau, Tin)

(Hahaha... Kita hadapan, tapi malah ngobrol lewat chat, kaya jauh aja. Sini, nongol, lo. Jangan murung di dalam toko mulu. Biasanya juga lo gak tahu malu, cerita sambil teriak-teriak)

(Gue lagi dalam mode senyap. Gak mau di ganggu. Jangan bikin suasana tambah gerah, mending lo diam aja)

(Indonesia emang lagi panas banget, Win. Beda sama Indomaret, adem)

(Gue simak, ko, makin kesini makin ngelantur aja, balesan lo, Tin. Tambah badmood gue jadinya. Apa lagi, telaktiran cilok loe. Gak bikin perut gue kenyang)

(Lah, siapa suruh minta di hibur, terus kalau lo gak kenyang sama pemberian gue, ya loe beli lagi sendiri, sana. Napa bilang sama gue?)

(Gak ada jalan lagi, Tin. Kan udah gue bilang yang kemarin aja, kan kurang 5 ribu. Masa gue ngutang lagi? Lo juga bukan bantuin gue, malah ngelantur kemana-mana.

(Gue tahu win!)

(Apa tin? )

(Terkadang satu satunya jalan keluar adalah pintu)

Wina hanya mencebikan bibir,merasa jengah dengan keabsuran temannya. Lalu meletakan ponselnya dan menenggelamkan kepalanya kedalam tangan yang ia telungkupkan di atas meja sedangkan tina masih cekikikan sambil mengamati besti nya yang lagi dalam mode senyap katanya.

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
resa harus berani menentukan sikap. kalau gak, orang gak bakal tau
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sesama kang random dilarang baper.. 🤣🤣
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bos baik, karyawan betah
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
tina pernah pacaran sama nathan? nathan sengaja buat dekati resa kayaknya. ah, ganteng tapi cemen
Yuningsih: ok dah,tak hempas jauh jauh🤭
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: hempas langsung ke laut biar hanyut.. 🤭🤭
total 3 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
wati gak ada kapoknya. langsung nikahkan sajalah
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semua iba melihat mereka, tapi belum tentu perduli. 😔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: kasihan ya
Yuningsih: betul 👍
total 2 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat. selalu ikhlas & bersyukur.. andai resa seceria tina
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: betul itu kak
Yuningsih: iya Ka,tapi begitulah nyatanya, setiap orang punya karakteristik sendiri" 🤭
total 2 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang resa masih terlalu muda. wajar labil. kasian juga
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ika tantrum gak jelas
Yuningsih: hihihi 🤭
total 1 replies
Taurus girls
bisa aja gombalnya
Yuningsih: hihihi 🤭
total 1 replies
Taurus girls
jodoh memang kadang seperti itu Res.
Yuningsih
🤭 kakanya menyimak dengan baik sampai tahu siapa aja karakter dalam cerita ini, terimakasih karena sudah memberikan support terbaiknya dengan selalu meninggalkan jejak di komentar dan like nya.cerita ini berlanjut di novel kedua yang berjudul TAKDIR PERNIKAHAN kalau berkenan, nanti mampir juga ya,sekali lagi terimakasih banyak untuk dukungan nya 🥰
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
rizky, hasan, hari, bobi, siapa lagi ya penggemar resa? 😁
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sampai punya akun bersama? 🥺🥺🥺
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
resa sudah tau hari duda? masih nerima? ya sudahlah..
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
setidaknya resa bisa tertawa & lupa bebannya.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bijaknya rizky. 😊👍😔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
salah memillih sepertinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!