NovelToon NovelToon
Sepupuku Suamiku.

Sepupuku Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:53k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Kepergok berduaan di dalam mobil di daerah yang jauh dari pemukiman warga membuat Zaliva Andira dan Mahardika yang merupakan saudara sepupu terpaksa harus menikah akibat desakan warga kampung yang merasa keduanya telah melakukan tindakan tak senonoh dikampung mereka.

Akankah pernikahan Za dan Dika bertahan atau justru berakhir, mengingat selama ini Za selalu berpikir Mahardika buaya darat yang memiliki banyak kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6.

Seperti malam sebelumnya, malam ini Mahardika kembali tidur di sofa, tapi kali ini Za diselimuti perasaan bersalah melihat tindakan Mahardika tersebut. Tidak seharusnya ia enak-enakan tidur di ranjang sementara Mahardika yang notabenenya pemilik ranjang justru tidur di sofa.

Za membawa sebuah bantal bersamanya kemudian beranjak turun dari ranjang, melangkah ke arah sofa di mana saat ini Mahardika tengah merebahkan tubuhnya.

"Ada apa?." Tanya Mahardika melihat Za berdiri di dekat sofa sambil memeluk bantal dan juga selimut.

"Mas saja yang tidur di ranjang, biar aku yang tidur di sofa!." kata Za, dan itu berhasil membuat Mahardika menautkan kedua alis tebalnya.

Ada apa lagi dengan istriku ini, begitulah kira-kira pertanyaan yang terlintas dibenak Mahardika.

"Ranjang itu kan miliknya mas, masa iya pemilik ranjang tidur di sofa, tamu tidur di ranjang."

Mahardika menghela napas panjang mendengar perkataan Za.

"Za, kamu itu istrinya mas, bukannya tamu. Jadi, berhentilah berpikir yang aneh-aneh!." balas Mahardika dengan suara yang terdengar lembut tapi penuh penekanan. "Kembali dan tidurlah...! sudah pukul dua belas, bukankah besok kamu akan mulai bekerja." imbuh Mahardika.

Za masih diam saja, tak bergeming dari posisi berdirinya, sehingga Mahardika pun merubah posisinya jadi duduk.

"Zaliva Andira....coba mengertilah maksud mas, nggak mungkin mas bisa enak-enakan tidur di ranjang sementara kamu tidur di sofa!." Mahardika berusaha memberi pengertian pada istrinya itu.

"Tapi aku juga nggak mungkin membiarkan mas tidur di sofa setiap malam, sementara aku enak-enakan tidur di ranjang empuknya mas." Za pun mengutarakan rasa tidak enak dihati. Lagipula membiarkan Mahardika tidur di sofa pastinya membuat tubuh pria itu sakit semua karena tak nyaman.

Setelah perdebatan alot, Sebenarnya bukan perdebatan sih karena faktanya Mahardika hanya berusaha memberi pengertian Za saja yang keras kepala, hingga akhirnya keduanya pun sepakat untuk berbagi tempat tidur mulai malam ini.

"Untuk apa ini, Za?." Tanya Mahardika ketika Za meletakkan guling ditengah-tengah mereka.

"Pembatas. Mas nggak boleh sampai melewati guling ini!." peringat Za. "Selama aku belum memutuskan menerima syarat dari mas, kita akan tetap tidur dengan pembatas seperti ini. dan ingat, jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan!." imbuh Za.

Mahardika hanya bisa menghela napas panjang serta mengiyakan semua celotehan istrinya itu. "Okey."

Untuk pertama kalinya pasangan suami-isteri tersebut tidur diatas ranjang yang sama.

Keesokan paginya.

"Argh......"Mahardika dibangunkan oleh suara teriakan Za. Untungnya kamar Mahardika di fasilitasi kedap suara, kalau tidak, bisa dipastikan suara Za mampu menghebohkan semua penghuni rumah. Bagaimana tidak kaget jika terbangun dalam dekapan seorang pria, untungnya Za tidak sampai menendang Mahardika hingga terjatuh ke lantai.

"Ya ampun...ada apa lagi sih, Za? kenapa kamu berteriak seperti itu?." tanya Mahardika dengan muka bantalnya.

"Mas sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan, iyakan?." tuding Za.

"Kesempatan dalam kesempitan gimana sih, Za?."

"Mas sengaja mengambil kesempatan saat aku tertidur, iyakan?."

Mahardika kembali menghela napas panjang lalu menatap sisi tempat tidur yang telah kosong, sisi tempat tidur yang semalam di tempati oleh Zaliva.

Sontak saja Zaliva mengelus tengkuknya ketika mengikuti arah pandang Mahardika. Ternyata bukan Mahardika yang mengambil kesempatan tetapi justru ia yang melewati pembatas, sedangkan guling yang diletakkan ditengah sudah teronggok tak beraturan dilantai.

"Maaf..." lirih Za dengan pandangan tertunduk, malu telah melayangkan tudingan buruk pada Mahardika.

"Lain kali dipastikan dulu sebelum marah-marah, Sayang!." balas Mahardika sambil mengacak gemas surai panjang milik Za, kemudian beranjak turun dari tempat tidur.

"Boleh nggak sih berhenti memanggilku seperti itu mas, geli dengarnya!." rengek Za dengan nada setengah berteriak agar dapat didengar oleh Mahardika yang sudah memasuki kamar mandi.

Mahardika tak menjawab, pria itu hanya mengulum senyum mendengar rengekan Zaliva yang terdengar manja ditelinganya.

Setelah Mahardika selesai dengan kegiatannya dikamar mandi, kini giliran Za yang mandi.

Beberapa saat kemudian, Za terlihat keluar dari kamar mandi dengan menggunakan jubah mandi untuk menutupi tu-buh polosnya. Mahardika yang tengah memasang arloji pada pergelangan tangannya lantas menoleh ke arah sang istri.

"Bersiaplah....! Mas tunggu di luar!." kata Mahardika. Ia tahu jika Za pasti malu mengenakan pakaian dihadapannya, makanya pria itu memutuskan untuk menunggu di luar. Tak apalah bersabar sebentar lagi, asalkan Za tidak membencinya, apalagi sampai berpikir untuk kabur lagi darinya.

Kurang lebih setengah jam Za pun keluar kamar, bergabung di meja bersama suami dan juga kedua mertuanya.

"Cantiknya mantu mama...." Puji mama Riri melihat menantunya sudah terlihat rapi dengan pakaian kerjanya. Semalam Mahardika telah menyampaikan pada ibunya tentang keinginan Za untuk bekerja, dan mama Riri tidak keberatan. Wanita itu justru bangga karena selain cantik menantunya juga seorang dokter.

"Mama bisa aja." balas Za seraya mengulas senyum tipisnya.

"Kamu akan mengantar istri kamu berangkat kerja kan, Dika?." tanya papa Okta memastikan.

"Tentu saja, pah."

"Bagus kalau begitu."

Usai sarapan pagi Mahardika dan Za pun berangkat, setelah pamit pada papa Okta dan juga mama Riri tentunya.

Setibanya di depan gerbang rumah sakit, Za lantas mengulurkan tangannya ke hadapan suaminya. Mahardika yang paham dengan maksud tindakan Za itupun menyambut uluran tangan Zaliva.

"Sebagai anak yang berbakti pada orang tua, Aku hanya ingin menunaikan pesan mama." Tutur Za setelah mencium punggung tangan Mahardika. Bukannya tersinggung, Mahardika justru tersenyum mendengarnya. Ia tahu betul setinggi apa gengsi yang di miliki istrinya itu.

"Semangat kerjanya, sayang!." Ucap Mahardika saat Za hendak membuka pintu mobil. Za memutar bola matanya dengan malas, lelah rasanya mengingatkan Mahardika untuk berhenti memanggilnya dengan sebutan sayang, tapi pria itu tetap saja memanggil demikian, hingga pada akhirnya Za pun membiarkannya saja walaupun kupingnya terasa geli mendengarnya.

"Sore nanti mas jemput." imbuh Mahardika dan dijawab anggukan oleh Za.

Hal pertama yang dilakukan Zaliva di gedung berlantai empat tersebut adalah menemui Dirut RS di ruangannya.

"Selamat pagi, dokter."

"Selamat pagi, silahkan masuk!." Hendrik mempersilahkan Za masuk ke ruangannya.

Di dalam ruangannya, Hendrik memberi beberapa arahan kepada Za serta menyampaikan pada Za di mana penempatannya bertugas. Setelah semua urusannya di ruang Dirut RS selesai, Za pun pamit undur diri guna memulai pekerjaannya. Walaupun Hendrik merupakan sahabat baik Mahardika, selama di lingkungan kerja Za bersikap professional.

"Selamat pagi semua, kenalkan nama saya Zaliva Andira dan saya merupakan dokter umum yang mulai hari ini akan bergabung di ruangan IGD. Saya harap kedepannya kita semua bisa bekerjasama dengan baik, dan jika seandainya saya melakukan kekeliruan maka jangan sungkan untuk menegurnya! Karena bagaimanapun saya hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari salah dan silap." Za memperkenalkan diri pada Tim nakes yang bertugas di ruangan IGD. Ya, Za di tugaskan di ruang Instalasi Gawat Darurat.

1
Felycia R. Fernandez
masih aja gengsi se gede gunung ya Za 😆😆😆😆
bener nih kata papa Okta,baru juga ditinggal sebentar udah sedih...
gimana nanti jika pisah beneran...
Felycia R. Fernandez
kayaknya iya nih dokter Yuli jadi ipar nya Zaliva 😆
Anonymous
Zalifa sudah jatuh cinta
secret
smg dokter yuli bkl jd ibu sambung zaki
Desmeri epy Epy
dobel up dong Thor
Felycia R. Fernandez
makasih kk Thor Selvi 🙏
secret
smg segera keluar dehh 3 kata ajaib dri kalian, biar mkin plong jalanin hubungannyaa
irma hidayat
jangan sampai disingapor ada pelakor thor
irma hidayat
akan abil +dr yuli kalau ya moga jadi baik
Ariany Sudjana
kalau gini Yuli akan jadi sama Abil
Dinarra
makasiii kaka udah crazy up yaa❤️
Selvia: sama-sama syg....jngn lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya.....
total 1 replies
Dwi ratna
ngmng dong dik klo za cinta pertamamu
Selvia: jangan lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya
total 1 replies
Supryatin 123
thank Thor ngasih up nya bnyak bingit.lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.
zheny pudji
wachhhhh....seneng banget up nya hari ini bnyak thanks kak
Selvia: sama-sama syg, jngan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
Rita Susanti
makasih thor hari ini upnya ngebut nih/Good//Good/
Selvia: sama-sama syg...jangan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
yg ada tantrum guling2 tuh si dika 🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
jodohnya yuli kah?
Wahyuni Riansyah RO
cerita yang bagus dan menarik....selalu di tunggu update nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!