Mendapati kekasihnya memiliki hubungan dengan perempuan lain, membuat Agnes ingin balas dendam.
"Emang siapa yang mau sama kamu? Udah tepos, pendek, miskin lagi."
Agnes menatap tajam Wira, mantan kekasihnya. Laki-laki itu baru saja putus sudah mengatainya.
"Lihat saja nanti, aku akan mendapatkan laki-laki yang baik tidak seperti kamu, tukang selingkuh. Mana selingkuhannya istri orang. Dih amit-amit deh."
PLAK PLAK
Agnes tidak hanya membalas ucapan Wira, tapi juga menamparnya.
Disisi lain, ada seorang laki-laki tengah diejek oleh mantan istrinya.
"Setelah tidak denganku, memang ada yang mau denganmu? Laki-laki yang sibuk bekerja, tidak tahu cara memanjakan istrinya."
Akankah Agnes memiliki takdir bertemu dengan laki-laki yang berstatus duda ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membongkar Hubungan Gelap
Liburan kemarin sangat menyenangkan bagi Agnes karena di minggu pagi dia dapat doorprize cukup banyak karena memenangkan beberapa lomba. Bu Sintia benar-benar memanjakan mereka dengan berbagai jenis acara, mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian uang bonus, sampai lomba-lomba dengan hadiah sangat menggiurkan.
Andi, dia mendapatkan kulkas baru. Kata Andi, kulkasnya akan diberikan pada ibunya yang memiliki usaha warung kecil-kecilan.
Selfia adalah orang yang paling sewot saat Andi memenangkan hadiah utama. Kata Selfia, Andi main curang saat melawannya di final bulu tangkis. Tapi mau bagaimana lagi hasilnya memang poin Andi lebih unggul. Jadi Selfia mendapat juara dua dengan hadiah oven. Lumayan untuk membuat kue lebaran.
Pukul 11 siang, semua telah berkemas karena mereka akan makan siang lebih dulu sebelum pulang. Acara ditutup saat makan siang, Bu Sintia memberikan pesan agar kami tetap mempertahankan kinerja dengan baik, jika perlu bulan selanjutnya ada peningkatan agar akhir tahun bisa liburan lagi ketempat lain. Hal itu tentu membuat kami semakin semangat dalam bekerja. Selain gaji, ada benefit lain yang kami dapatkan dari perusahaan. Seperti liburan gratis ini.
Sepanjang perjalanan pulang, hampir semua orang tidur pulas. Mungkin karena lelah karena semalam tidak sedikit yang memilih begadang, terutama yang belum menikah. Mereka menghabiskan waktu dengan bermain game.
Lain halnya dengan Agnes dan Selfia. Pukul 11 malam mereka langsung masuk tenda. Selfia, dia terus menginterogasi Agnes. Bertanya tentang Daru yang Agnes sendiri tidak tahu apa-apa tentang laki-laki itu.
"Kita kenal juga sebuah kebetulan aja, Sel. Udah kamu jangan tanya-tanya akau terus, pokoknya aku ga tahu, beneran." kata Agnes berseru kesal.
Untung saja perjalanan pulang, Selfia sudah tidur duluan. Gadis itu tidak mengusik ketenangan Agnes.
**
Senin pagi suasana kerja divisi marketing terlihat damai sekali. Andi dan Selfia keduanya tampak akur karena baru mendapatkan tugas dari Bu Sintia.
Mas Wahyu tengah bertemu Bu Sintia menyerahkan laporan penjualan. Mas Rio sedang mengedit produk baru yang akan lounching tahun depan. Aina sedang keluar untuk bertemu klien, anak itu baru awal bulan sudah mendapat proyek baru saja. Sedangkan beberapa orang yang tersisa sedang sibuk dengan tugas inti mereka masing-masing. Termasuk Agnes, dia baru saja mendapat tugas baru dari Bu Sintia.
Besok dia akan ikut Bu Sintia ke kantor cabang bersama bos besar. Agnes akan bertugas menyampaikan beberapa materi terkait marketing pada anak baru disana. Bagi Agnes tidak terlalu sulit hanya saja dia sedang nyeri pinggang karena hari pertama palang merah.
Sampai jam makan siang baru ruangan mereka mulai ramai, terdengar Andi dan Selfia kembali ribut memperdebatkan sesuatu tidak jelas. Pemandangan yang sudah umum terjadi, sehingga penghuninya tidak heran lagi.
"Nes, kamu dipanggil Bu Sintia ke ruangannya." Aina masuk ke ruangan dengan terburu-buru.
"Ada apa, Ai?" tanya Agnes merasa tidak memiliki salah apapun.
"Ga tau, cuma di ruangan Bu Sintia ada Pak Adhi Baskara." jawab Aina membuat Selfia bergegas mendekati Agnes.
"Nes, apa jangan-jangan ituuuu... "
Agnes menggeleng, tanda Selfia tidak boleh mengatakan apapun. "Aku kesana dulu, ya."
Agnes berjalan sedikit cepat dengan perasaan was-was. Dia mencoba menebak apakah kedatangan Pak Bas terkait dengan hubungan gelap istrinya dan mantan kekasihnya, Wira. Atau karena hal lain.
TOK TOK TOK
Agnes mengetuk pintu ruangan Bu Sintia, setelah diizinkan masuk, baru Agnes masuk.
"Agnes, duduk sini. Ada yang perlu kami tanyakan." ujar Bu Sintia tersenyum padanya.
Terlihat selain Bu Sintia dan Pak Baskara, ada Bu Denada selalu direktur tempatnya bekerja.
"Maaf Bu, ada apa ya?" tanya Agnes merasa suasana cukup menegangkan. Pak Baskara juga terus menatapnya, seakan ada sesuatu yang ingin diketahui.
"Agnes, sebelumnya saya minta maaf jika pembicaraan kita nanti akan masuk ke ranah pribadi kamu. Tapi demi kebaikan bersama terutama nama baik kamu selaku karyawan disini, saya kira ini perlu dilakukan." kata Bu Denada membuat Agnes semakin yakin pasti ada sangkut pautnya dengan mantan kekasihnya itu.
"Brengsek Wira, udah jadi mantan masih ngerepotin aja." batin Agnes mengumpat kesal.
"Iya Bu, tidak apa. Jika memang diperlukan tentu saya akan mengatakan dengan jujur." jawab Agnes berusaha tenang. Dia meyakinkan diri sendiri jika pembicaraan ini tidak akan merugikan dirinya sama sekali.
Bu Denada melihat ke arah Pak Basuki dan menganggukkan kepala, tanda mempersilahkan pria itu untuk mulai pembicaraan.
"Agnes, kita bertemu kembali ya. Tapi maaf pertemuan ini tidak ada hubungan dengan pekerjaan, melainkan ranah pribadi. Saya bisa saja langsung membuat janji temu berdua denganmu. Namun untuk menghindari kecurigaan di mata orang lain karena posisi saya sudah beristri dan kamu gadis lajang, lebih baik turut melibatkan Bu Sintia dan Bu Denada sebagai saksi. Saya harap kamu tidak keberatan." Pak Baskara berkata dengan tenang, juga sedikit menampakkan senyum.
Agnes mengangguk mendengarnya.
Pria itu kembali melanjutkan perkataannya. "Saya ingin bertanya, apakah kamu mengenal laki-laki bernama Wira Ardian?" tanya Pak Baskara sambil menunjukkan selembar foto.
Hanya sekilas melirik saja Agnes sangat tahu itu foto Wira. Dia mengangguk dan menjawab, "Iya, dia mantan kekasih saya. Harusnya sebentar lagi kami menikah, tapi karena dia berselingkuh jadi pernikahan dibatalkan dan hubungan juga berakhir."
Pak Baskara tersenyum sinis melihat foto Wira, entah darimana dia mendapatkan foto ini.
Bu Sintia dan Bu Denada hanya terdiam, keduanya memang sudah tahu jika Agnes tidak jadi menikah karena kekasihnya berselingkuh. Namun untuk lebih jelasnya, Agnes belum bercerita apapun. Kini, Pak Baskara tiba-tiba menanyakan mantan kekasih Agnes. Dalam hati mereka mulai menduga, apakah selingkuhan mantan kekasih Agnes ini adalah istri Pak Baskara atau putri Pak Baskara?
"Kamu tahu siapa selingkuhan Wira?" tanya Baskara membuat Bu Sintia dan Bu Denada menatap Agnes, mereka benar-benar tidak sabar menunggu jawabannya.
"Jika saya tidak salah mengenali, selingkuhan Wira adalah istri Pak Baskara."
Jawaban Agnes membuat Bu Sintia dan Bu Denada menghela napas kasar. Dugaan mereka memang benar. Berbeda dengan Pak Baskara yang tersenyum kesal.
"Minggu lalu setelah pulang bekerja, saya tidak sengaja bertemu Wira di taman kota. Kami sempat berdebat sedikit dan tidak lama sebuah sedan hitam berhenti di depan Wira. Pengemudinya seorang perempuan dan itu mirip dengan istri bapak." kata Agnes menceritakan pertemuan tak sengaja itu. "Kaget, tentu saja saya sangat kaget, Pak. Bagaimana bisa Wira lebih memilih perempuan yang usianya jauh di atas kami sebagai selingkuhannya dan itu istri orang. Ketika sudah pulang, saya segera membuka galeri, mencari foto bersama kita saat acara perusahaan. Untuk memastikan bahwa perempuan itu benar istri Pak Baskara apa bukan, dan ya tebakan saya benar. Itu memang istri anda, pak."
"Hemm, berani sekali mereka. Sudah bosan hidup yaa.. " ujar Pak Baskara berseru marah.
"Nes, kenapa kamu ga bilang ke saya? Biar bisa bilang ke Pak Baskara?" tanya Bu Sintia tidak menyangka jika ini sangat gong sekali.
"Agnes ga ada bukti, Bu. Sekedar omongan takut jadi fitnah. Lebih baik Agnes simpan sendiri."
"Tapi itu malah menyakiti hati kamu, kan? Juga Pak Baskara, karena baru mengetahuinya sekarang." sahut Bu Denada menatap prihatin Agnes dan Pak Basuki.
"Saya tidak masalah, toh ini bukan pertama kalinya. Hanya saja, yang kali ini sudah sangat kelewatan. Hubungan gelap mereka sudah benar-benar merugikan ku banyak sekali." Pak Baskara menjawab sambil menggelengkan kepala.
BRAKKKKK
Tiba-tiba pintu dibuka paksa, seseorang masuk dengan teriakan menggelegar...
"Hentikannnn.... "
so,trima aja mas daru jd clon suami....😁😁😁
udh d ajak prwatan mehong,d krimin bunga pula....agnes jgn smp nolak y kl d tmbak....😁😁😁
Move on dri kdal buntung,biar dia nysel s'umr hdp....yg pnting pdkt dlu,spa tau d ajak nkah.....😁😁😁
mas daru udh smngt bgt pdhl,taunya slh sngka....d kira agnes udh pnya pcar.....
pdhl pnya suami yg baik,mlah slingkuh....mna cma porotin pula....
yg jd krban ga cma psangannya,tp kluarga s bjingn jg.....
aku udh mmpir....
Bru awl,udh esmosi....tp jg nyesek....
pgn bejek2 mreka yg jd psngn slingkuh...😠😠😠