Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Perdebatan Kevin dan Aurora masih berlanjut. Aurora yang suka mengomel, dan Kevin yang hobi menggoda istrinya.
"Tanpa kerja pun aku tidak akan miskin, baby" ucap Kevin sambong.
"Sombong sekali anda tuan, di kutuk sama tuhan baru tahu rasa" kesal Aurora.
"Kamu ini kenapa marah-marah terus sih? apa yang semalem kurang hmm" goda Axel sambil menaik turunkan alisnya.
Plak.....
Aurora yang kesal langsung memukul bahu suaminya. wanita iti kesal dengan otak mesum suaminya itu. Tiap malam Axel tak pernah absen untuk mengerjai tubuh Aurora, yang sudah menjadi candu untuknya.
"Ternyata menikah sangat menyenangkan" batin Kevin sambil menatap istrinya yang tengah merajuk.
"Ganti bajumu, lalu ikut aku ke kantor.... Aku janji tidak akan mengganggumu"ucap Kevin.
Aurora menatap mata Kevin seolah mencari kepastian dari ucapannya itu.
Aurora mengangguk patuh, dia berjalan baik ke lantai atas menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya sesuai perintah suaminya itu.
Tak butuh waktu lama Aurora sudah turun dengan memakai pakaian rapih, serta membawa tas yang berisi tugas kuliahnya. Ia sebentar lagi akan lulus, jadi dia harus fokus dan tak bisa menyia-nyiakan kesempatan baik ini.
"Ayo" ajak Aurora.
Kevin menggandeng lengan istrinya dan membawanya ke mobil, yang sudah siap di depan mansion
Sopir membukakan pintu untuk Aurora dan Kevin. Setelah itu mereka berdus masuk, sopir mu menutup pintunya. Perlahan sopir mulai melajukan mobilnya menuju ke perusahaan Alexander.
Setibanya di perusahaan Alexander, mereka langsung disambut oleh Haikal dan para karyawan yang lain. Kevin hanya diam terus melangkah tanpa melepaskan tangannya dari pinggang istrinya.
Sesekali Aurora tersenyum membalas sapaan mereka.
Kevin membimbing istrinya masuk kedalam lift di ikuti Haikal di belakangnya.
Ting
Lift terhenti di lantai yang mereka tuju. Mereka bertiga keluar dari lift menuju ke ruangan Kevin.
Ceklek......
Haikal membuka pintu ruangan Kavin, dan mempersilahkan mereka masuk terlebih dahulu, setelah dirinya menyusul masuk kedalam.
Haikal membacakan jadwal untuk Kevin.
"Hari ini jam sepuluh pagi, anda ada meeting dengan perusahaan Nusa tuan, di restoran Xx" ucap Haikal.
"Kamu saja yang menemuinya, aku tidak mau meninggalkan istriku sendirian di sini" kata Kevin.
"Kenapa tidak di ajak meeting sekalian tuan, acara juga di restoran bisa sekalian makan siang bersama" saran Haikal.
"Tidak usah protes Kal," kesal Kevin.
Haikal hanya mampu menghela nafas sabar, dan pamit keluar dari ruangan Kevin. semenjak bucin dengan istrinya banyak pekerjaan yang di limpahkan ke Haikal.
Tapi apalah daya, Haikal hanya seorang asisten yang harus patuh dengan semua perintah tuannya. Apalagi dia sudah di bayar cukup besar untuk bekerja dengannya.
Kevin mulai mengerjakan pekerjaanya, ia mulai mengecek beberapa berkas serta email yang sudah masuk. Kevin menepati janjinya untuk tidak menganggu Aurora yang tengah fokus mengerjakan tugasnya kuliahnya.
Namun sesekali pandangan Kevin melirik ke arah istrinya.
"Baby, kamu ingin makan sesuatu" Tawar Kevj. dari kursi kebesarannya.
"Aku butuh minum dan cemilan, sayang" pinta Aurora manja
Kevin menganggukkan kepalanya, setelah itu ia menyuruh sekretarisnya untuk membelikan minuman dan makanan kesukaan istriny.
................
Dena yang sudah tak bisa menahan rasa penasarannya pun akhirnya kembali menghampiri putrinya yang dari tadi tidak keluar juga dari kamar tidurnya.
Ceklek
Dena membuka pintu kamar putrinya.
"Sora, kamu masih sakit?" tanya Dena khawatir.
"Kepala ku pusing ma" keluh Rosa.
Dena duduk di tepi ranjang, dia menempelkan punggung tangannya di dahi Sora.
"Tidak panas" gumam Dena.
Dia yang curiga pun langsung menanyakan jadwal haid putrinya. Karena tak biasanya Sora sakit seperti itu. Apa lagi ini sampai muntah-muntah dari pagi.
"Kapan terakhir kamu haid sayang" tanya Dena dengan hati-hati.
Sora menggelengkan kepalanya tanda dia tidak ingat. "aku lupa ma, tapi sepertinya sudah lewat dari jadwal haid ku" kata Sora.
"Apa jangan-jangan kamu hamil sayang" tanya Dena sambil menatap putrinya serius.
"Mana Sora tahu ma. Tapi jika benar bukankah itu kabar baik ma" kata Sora dengan senyum penuh maksud.
"Kamu tunggu di sini, mama akan ke apotek membeli tespack." ucap Dena.
Dena keluar dari kamar putrinya, ia akan membeli tespack untuk memastikan kecurigaannya. Melihat dari sakit yang diderita putrinya itu seperti orang yang sedang hamil muda (gejala awal yang biasa di alami oleh ibu hamil).
"Bi, saya nitip Sora sebentar... Saya ingin ke apotek untuk membeli obat buat dia" dustanya. Bi Tini pun mengangguk.
Dena bergegas pergi mengendarai mobilnya menuju ke apotek terdekat.
Tiba di apotek Dena langsung membeli 5 tespack dengan merk yang berbeda, untuk memastikan akurasinya. Setelah mendapatkan yang ia cari Dena langsung pulang ke rumah.
Skip perjalanan______
"Sayang, aku coba tes urin kamu menggunakan ini" pinta Dena dengan nafas y ngos-ngosan.
"Besok pagi ma agar lebih akurat" ucap Sora.
Karena yang ia tahu jika ingin melakukan tes urin guna untuk mengetahui hamil atau tidak, itu lebih baik di lakukan pagi hari setelah bangun tidur.
"Coba dulu satu, besok kamu bisa mengeceknya lagi" ucap Dena yang tidak sabaran.
Sora mengangguk, dia membuka kresek yang di berikan oleh mamanya.
"Kenapa banyak sekali ma?" tanya Sora ketika mendapati lima tespack dengan merk yang berbeda.
"Untuk mendapatkan hasil yang akurat, makanya mama beli banyak" ucap Dena terlihat senang.
"Semoga Sora beneran hamil, dengan begitu aku akan meminta Kevin untuk menikahi Sora sebagai bentuk pertanggung jawaban." batin Dena dengan segala idenya.
Dasar ibu gila, mana ada orang tua senang melihat anaknya hamil di luar nikah, cuma ada di novel doang ygy.
Sora pun menuruti kemauan mamanya, ia menyibakkan selimut nya lalu beranjak dari tempat tidurnya. Dena membantu putrinya masuk ke dalam kamar mandi.
Dena tidak ingin terjadi sesuatu, karena Sora masih terlihat begitu lemas dan pucat.
"Mama tunggu di depan sayang" ucap Dena dan meninggalkan putrinya sendirian di dalam kamar mandi.
Dena duduk di tepi ranjang sambil berdoa agar hasilnya sesuai dengan apa yang dia harapkan.
Sementara iti di dalam kamar mandi Sora buang air kecil yang ia tampung di dalam wadah yang sudah di siapkan mamanya.
Sora memasukkan tespek kedalam wadah tersebut, lalu ia menunggu selama lima menit untuk mengetahui hasilnya.
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..