Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23.
"Ini alamatnya, Tuan!" ujar Paul, menghentikan mobil di depan rumah minimalis.
"Kau yakin ini alamatnya?" tanya Christopher memandang rumah, yang menurutnya kecil, hampir sama dengan Paviliun di belakang Mansion nya.
"Iya, Tuan!" angguk Paul dengan yakin.
Christopher turun dari mobil, lalu berjalan ke depan pagar rumah tersebut, memperhatikan sebentar keadaan rumah, yang sepertinya begitu sepi.
Perlahan tangannya membuka pintu pagar, lalu berjalan ke depan pintu rumah minimalis tersebut.
Tangan Christopher kemudian mengetuk pintu rumah, dan menunggu seseorang untuk membuka pintu.
Tidak ada reaksi dari dalam rumah, Christopher mencoba mengetuk kembali pintu rumah tersebut.
Tetap tidak ada respon dari dalam rumah, keadaan rumah terasa begitu sepi.
"Sepertinya tidak ada orang!" ujar Christopher, setelah menunggu beberapa menit untuk mendengar pergerakan dari dalam rumah.
Tetap tidak ada reaksi dari dalam rumah, ia pun berbalik dan kembali ke dalam mobil, yang kemudian diikuti oleh Paul masuk ke dalam mobil.
"Mungkin mereka pergi keluar, nanti setelah pulang dari pesta, kita mampir lagi ke mari, Ayo!" sahut Christopher, lalu memandang sekali lagi rumah minimalis itu, sebelum mereka meninggalkan lokasi perumahan itu.
"Baik, Tuan!" angguk Paul, "Jadi anda malam ini tidak memiliki pasangan wanita!"
"Tidak apa-apa, lagi pula aku hanya sebentar saja ke pesta itu, sekadar menunjukkan diri, kalau aku hadir di momen penting putranya!" kata Christopher datar.
"Baik, Tuan!"
Mobil pun meluncur, menuju lokasi tempat pesta pertunangan rekan bisnis Christopher.
Suasana pesta tampaknya sudah di mulai sedari tadi, terlihat dari tamu undangan yang sudah menikmati makan malam.
Begitu Christopher memasuki aula hotel, seorang pria anggota keluarga Tuan rumah pesta, mengarahkan Christopher dan Paul menuju tempat duduk, yang sudah di sediakan untuknya.
"Silahkan, Tuan!" sahut pria itu menarik kusi Christopher, dan mempersilahkan Christopher untuk duduk.
Sementara Paul, menarik sendiri kursi untuk dirinya sendiri.
Dua Pelayan wanita melayani Christopher dan Paul, menuangkan minuman ke dalam gelas mereka, lalu menyajikan makan malam pembuka untuk mereka berdua.
Dengan tidak bersemangat, Christopher mencicipi Appetizer yang telah di sajikan di mejanya.
"Tuan!"
Paul melihat sesuatu yang membuat ia tidak percaya, tanpa sadar menepuk lengan Christopher.
"Ada apa?" tanya Christopher.
"Itu.. anda lihat di sana!" Paul menunjuk ke suatu arah di antara tamu pesta.
Mata Christopher menoleh ke arah yang di tunjuk Paul, seorang gadis sedang berdiri bersama seorang gadis lainnya, sedang mengobrol dengan seorang pria.
Brak!
Christopher spontan berdiri dari duduknya, dan nyaris menjatuhkan kursinya ke belakang, saking kagetnya melihat pemandangan yang ia lihat.
"Pria itu lagi, pantas saja istriku meninggalkan paviliun, ternyata dia yang telah menghasut, untuk merayu Nie!" ujar Christopher mengepalkan tangannya.
Dengan langkah panjang Christopher menuju tiga orang, yang sedang mengobrol tersebut.
"Stefanie!" panggil Christopher.
Ke tiga orang yang sedang mengobrol itu, menoleh ke arah Christopher, dan tentu saja membuat Stefanie terkejut bukan main.
Stefanie spontan berlindung di balik punggung Laura, ia tidak menyangka ternyata Christopher masih ada ikatan dengan keluarga sepupu Laura.
"Stefanie, ke mari!" panggil Christopher dengan tekanan yang dalam.
"Tidak mau!" jawab Stefanie, masih berdiri di belakang Laura.
Christopher membeku di tempatnya, ia tidak menyangka Stefanie takut padanya, mungkin karena sikapnya yang begitu kasar pada gadis itu, sehingga tidak ingin dekat dengannya.
"Itu kak Jennie, istri kakak ipar ada di sana!" sahut Stefanie menunjuk ke satu arah di aula pesta tersebut.
Christopher semakin membeku di tempatnya, ia tidak menyangka Stefanie tidak masih tidak mengerti akan posisinya saat ini.
Mereka sudah menikah, tapi Stefanie menganggap dirinya hanya sebagai pengganti sementara saja.
"Aku katakan sekali lagi, kemari!" sahut Christopher, tidak tahan dengan sikap Stefanie, yang masih tidak menyadari status mereka berdua.
"Tidak mau! itu kak Jennie... seharusnya kakak ipar mencari istri kakak, bukan mencari aku!" sahut Stefanie masih berdiri di balik punggung Laura.
"Kau yang istriku bukan dia!" ujar Christopher dengan nada yang mulai tinggi.
"Tidak! kak Jennie yang istri mu, bukan aku!" jawab Stefanie dengan berani.
"Tuan, anda tidak boleh memaksa seperti itu, Stefanie sudah mengatakan ia bukan istri anda, jadi jangan membuat dia ketakutan!" ujar pria yang sedari tadi diam saja, menyaksikan percakapan antara Christopher dan Stefanie.
"Anda siapa, berani angkat bicara antara aku dan istriku!!" wajah Christopher menggelap memandang pria tersebut, dengan nada tinggi.
Stefanie memegang tangan Laura, ia sudah mulai tidak nyaman melihat Christopher yang marah.
Bersambung......
othor jangan lama lama lah up nya 🤗