Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Pagi sudah menyapa, jam dinding mulai berbunyi menunjukkan pukul 4 subuh, suara adzan terdengar di telinga begitu merdu, mengingatkan hati yang selama ini di penuhi dengan belenggu dosa, sejenak perempuan hamil itu mulai beranjak dari kasurnya, langkah kakinya tergerak untuk pergi ke kamar mandi dan tangannya mulai mengambil air wudhu untu menjalankan ibadah wajib dua raka'at tersebut.
Takbir sudah berkumandang shalat pun sudah terlaksana dengan penuh khusu' hati yang awalnya berat untuk menjalani hari-hari kini mulai terasa sedikit plong, beban pikiran yang menghinggap di otaknya seakan ringan karena hati mulai berserah diri kepada sang ilahi.
"Ya Allah Ya Rabbi, hamba tahu dan sangat menyadari atas dosa besar yang selama ini hamba lakukan, hamba mohon kepadamu untuk mempermudah jalan hamba, tolong buka hatinya untuk menikahi hamba, karena anak hamba juga butuh identitas dari ayahnya," pinta Namira di dalam doa.
Meskipun doanya terdengar egois, Namira tidak peduli yang saat ini dia khawatirkan adalah sosok anak yang ada di dalam kandungannya, dia tidak peduli, kalau pria yang sudah menghamilinya merupakan pria beristri, yang terpenting saat ini anak yang ada di kandungannya itu mendapatkan status yang sah dari ayah kandungnya.
"Nanti aku akan menemui mu Mas, dan meminta pertanggung jawaban darimu." Tekad Namira sudah bulat.
*****
Siang harinya, Namira tiba-tiba saja mengajak ketemuan Sam di tempat biasa, sedangkan Sam saat ini masih ada meeting mendadak, sejenak hati pria itu sudah merasa tertekan karena memang akhir-akhir ini Namira sekali saja berbuat semaunya sendiri, tidak seperti dulu yang selalu nurut dengan perintahnya.
Dengan langkah yang berat akhirnya Sam mulai memenuhi keinginan perempuan yang saat ini tengah mengandung benihnya itu, bahkan dia reka tidak menghadiri meeting hari ini, itu semua gara-gara Namira yang memaksa untuk bertemu.
"Mas, kau sudah datang apa belum," isi chat dari Namira, yang membuat Sam begitu tersulut.
"Iya ini sudah di perjalanan," balasan dari Sam.
Namira sudah harap-harap cemas ingin mengutarakan isi hatinya, karena memang ada dua kemungkinan. Iya atau tidak dua kemungkinan itu yang sekarang membuat hatinya takut.
"Ayo Mir, kau harus tetap optimis tidak boleh menyerah," ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Lima belas menit kemudian akhirnya Sam mulai datang di kamar hotel tempat biasa dia bertemu dengan Namira, sejenak Sam memperhatikan penampilan gadis itu yang berbeda dari biasanya, saat ini Namira terlihat kurus karena memang kehamilan ini begitu menyiksa dirinya.
"Kau kenapa? Apa kau sakit," ucap Sam yang merasa khawatir.
Namira tidak menjawab dia langsung memeluk tubuh kekasihnya itu. "Mas, dari kemarin aku tidak nafsu makan bahkan makanan yang masuk ke dalam perutku, muntah begitu saja, sampai-sampai aku harus mengeluarkan semua isi perutku," keluh Namira.
"Kau sudah periksa," ucap Sam dengan lembut.
"Sudah Mas tadi malam diajak Kak Loly, ke bidan," sahut Namira.
"Uangmu sudah habis Mir?" tanya Sam, Namira seakan merasa sakit hati di pikirannya dia meminta Sam kesini untuk meminta uangnya.
"Masih Mas, uangku Masih, kedatanganku kesini hanya ingin meminta pertanggung jawaban dari Mas," tuntut Namira.
"Iya, Mir. Kau harus sabar, bukannya kau tahu sendiri aku pria beristri, butuh waktu yang tepat untuk kita menikah," sahut Sam.
"Terus, mau sampai kapan, apa kau tega melihat anak ini tumbuh sendiri tanpa ada indentitas, mendengarnya saja aku sudah tidak kuat Mas, jika nantinya kau benar-benar membiarkan darah dagingmu sendiri harus menderita," ucap Namira sambil di iringi dengan air mata.
"Aku pasti bertanggung jawab, mana mungkin aku membiarkan darah dagingku sendiri hidup di luar genggaman ku, kau hanya butuh sabar dan jaga dia dengan baik," pinta Sam.
"Aku pegang janjimu, dan aku hanya memberimu waktu satu bulan, karena kata bidan tadi malam kandunganku sudah memasuki Minggu ke 16, lama-lama perutku ini akan menyembul dengan sendirinya, apa kau mau aku jadi omongan para tetangga karena mengandung di luar pernikahan," tekan Namira di kalimat terakhirnya.
"Iya Mir, aku pasti akan tanggung jawab, dan untuk saat ini aku meminta mu untuk sabar, dalam menghadapi situasi ini, aku juga butuh waktu untuk meyakinkan hati istriku," ucap Sam sambil membingkai wajah manis kekasih kecilnya itu.
Saat ini pikiran Sam, gelisah tak menentu, andai saja dulu istrinya tidak mengalami trauma berat seperti itu, mungkin saat ini rumah tangganya masih utuh seperti sedia kalah, karena kejadian itu. Pondasi rumah tangga yang sudah di bangun selama 6 tahun goyah begitu saja.
Sam begitu bingung harus melakukan apa lagi, tidak mungkin dia bisa berterus terang kepada istrinya, apalagi baru setahun ini istrinya sembuh dari trauma beratnya, jalan satu-satunya dia harus menyuruh perempuan yang sekarang mengandung benihnya itu untuk bersabar, hanya itu yang sekarang bisa dia ucapkan terhadap Namira.
"Mas, kenapa melamun?" tanya Namira.
"Enggak ada, aku hanya sedikit lelah saja," sahut Sam, sambil mendekap tubuh Namira.
"Aku rindu," bisik Namira dengan manja di telinga Sam.
Pria mana yang menolak pesona perempuan cantik seperti Namira, bahkan di saat hatinya gundah seperti ini Sam tidak bisa menolak keinginan kekasih kecilnya itu.
Mereka pun melepas hasrat yang sudah lama membelenggu, Namira perempuan itu terlalu hanyut ke dalam cinta yang terlarang sehingga dirinya tidak bisa menahan diri untuk tidak bersentuhan dengan pria tampan di hadapannya itu.
"Mas, I love you," bisik Namira setelah melakukan hubungan terlarang.
"I love you to, Sayang," sahut Sam dengan nada seraknya.
Sang badan sudah mulai lelah dan mata pun terpejam dengan sendirinya, tanpa di sadari dengkuran halus keluar dari mulut mereka masing-masing.
*****
Di dalam bangunan rumah yang begitu mewah, seorang istri tengah menyiapkan kejutan istimewa untuk suaminya karena memang besok hari ulang tahun suaminya yang ke 38 tahun, Novia sudah mempersiapkan semua kejutan untuk nanti malam.
"Wah semoga saja nanti Mas Sam, suka dengan kue buatanku," ucap Novia dengan senang.
Sengaja wanita cantik itu membuat kue tart dengan tangannya sendiri, di karenakan suaminya itu begitu menyukai makanan yang dia buat, karena memang Novia tipikal wanita rumahan yang gemar memasak, bahkan ibu mertuanya sampai sekarang selalu memuji masakan menantunya itu.
*****
Sedangkan di dalam bangunan akomodasi sepasang kekasih itu masih nyenyak dalam tidurnya, hingga malam pun tiba mereka masih damai di dalam tidurnya, hingga suatu panggilan telepon mengagetkan tidur mereka.
"Mas, sepertinya handphone mu bunyi angkatlah," titah Namira.
"Iya Mir," sahut Sam, sambil mengambil handphone nya lalu mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari istri tercintanya.
"Iya Sayang kenapa," ucap Sam.
"Mas, ini sudah jam 11 malam loh, aku sudah siapkan semua untukmu," sahut istrinya itu.
"Iya Sayang, maaf ya! Mas sibuk sampai lupa dengan acara kita," bohong Sam.
"Baiklah kalau begitu cepetan aku tunggu," ucap istrinya.
Panggilan pun sudah di akhiri, kini Sam pun mulai masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, untuk menghilangkan jejak parfum wanita lain di tubuhnya, sejauh ini Sam begitu pandai dalam menjaga hubungan terlarangnya ini bersama seorang gadis yang usianya terpaut jauh dengannya.
"Mas ini kemeja barunya," ucap Namira yang memang sudah menyiapkan baju baru untuk kekasihnya itu.
"Terima kasih Sayang, maaf ya, mas, harus cepat-cepat karena istri mas sudah menyiapkan kejutan untuk mas," pamit pria itu sambil memakai kemejanya.
"Iya, tidak apa-apa, maaf ya aku tidak bisa memberimu kejutan, hanya bisa mendoakan semoga dimanapun keberadaanmu selalu diberi kebahagiaan," ucap Namira dengan tulus.
"Terima kasih Sayang, kamu tidak usah memberiku kejutan, karena kamu sudah memberiku kado istimewa," ucap Sam, sambil mencium perut rata kekasihnya.
*****
Sam pun mulai tiba di rumahnya, dan seperti dugaannya istrinya tengah menyambung kedatangan dirinya dengan begitu meriah, semua ruangan terasa gelap gulita ketika dia membuka pintu, dan saat itu pula kejutan mulai hadir.
"Happy birthday," ucap sang istri bersamaan lampu yang sudah nyala.
"Wah, terima kasih banyak Sayang," sahut Sam dengan begitu haru, kali ini pria tampan itu bisa merasakan bagaimana tulusnya cinta istrinya.
"Happy birthday Papa, semoga bertambahnya usia ini kamu semakin sukses semakin menyayangi aku dan Brian, dan juga tetap setia," doa tulus sang istri untuk dirinya.
Deg!
Dunia Sam terasa runtuh mendengar kalimat yang di ucapkan oleh sang istri, bagaimana mungkin dia bisa setia sedang saat ini saja dirinya menyembunyikan sesuatu yang amat besar dan kalaupun itu terbongkar maka akan menjadi bumerang untuk rumah tangganya.
'Sayang, maafkan aku yang sudah melukai hatimu,' ucap Sam di dalam hati.
smoga ada yg menolong dg tulus iklas
karma samudra atas kelakuan jahat pd Namira dan anak kamu... semoga Novia ketahuan berselingkuh....