Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Tapi kita harus menjenguknya,"desak Bara.
"Jika aku tidak mau kenapa?"ujar Sinta yang seolah menantang."apa kau akan memukulku?"
"Katakan saja alasanya?
"Aku tidak memiliki alasan,"jawab Sinta yang sebenarnya menahan diri untuk tidak emosi.
"Tapi,papanya Chris sering mengirimimu makanan?
"Apa aku pernah meminta?"tanya Sinta membungkam mulut Bara,"jangan memaksakan jika aku tidak ingin pergi. Sekalipun kau menyeret kakiku sampai patah, aku tidak akan pergi."tegasnya yang benar-benar menolak.
"Katakan padaku jika kau menginginkan sesuatu,"ucap Bara yang berusaha merayu.
Sinta hanya diam saja, perasaan kecewa pada Bara kembali menumpuk dalam hatinya. Tentang status Bara yang duda,dan tenang Bara yang mengetahui latar belakang Sinta yang sebenarnya.
"Sinta apa kau sedang mara?"tanya Bara.
"Jangan ganggu aku,"pinta Sinta yang menepis tangan Bara.
Bara bingung harus melakukan apa sekarang.
kapan kau ingin bertemu dengan Anita?" ujar Bara seketika membuat Sinta mengubah posisinya menghadapi Bara.
"Secepatnya,"jawab Sinta,"pertemukan aku dan dia,"ucap Sinta.
"Kalau begitu soreh ini saja,"ucap Bara memberitahu.
Sinta langsung mengiyakan, rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Anita, sahabat yang sudah menjual Sinta pada Bara yang di anggap sebagai lelaki hidung belang.
Hingga sore menjelang,saat ini Sinta sedang dalam perjalanan menuju tempat hiburan malam yang ada di perbatasan kota. Di sanalah Anita bekerja dan tinggal menjadi gadis kupu-kupu malam.
"Dia duduk di sebelah sana,"ucap Bara memberitahu,"aku akan menunggu di sini. Di sana ada orang yang akan menjagamu tanpa sepengetahuan Anita. Dia mengenakan kemeja berwarna biru muda,"ucap Bara, Sinta mengangguk , segera ia menghampiri Anita yang saat ini tengah duduk santai sambil menunggu tamu yang datang.
"Hai,Anita. Apa kabar?"sapa Sinta yang mengejutkan Anita yang sedang menikmati sebatang rokok.
"Sinta,gumamnya kaget.
Sinta tersenyum pada Anita, senyum sinis penuh kebencian dan dendam.
"Apa uang hasil menjual diriku sudah habis sampai kau bekerja di tempat seperti ini?" tanya Sinta dengan nada mengejek.
"Sinta,tahu dari mana kau jika aku berada di tempat ini? Dan kau masih hidup?
*Apa kau sedang mengharapkan kematian ku Anita? Sinta bertanya balik.
Raut wajah Anita terlihat gelisah,ingin pergi tapi ia sedang menunggu tamu yang sudah memesan dirinya padahal tamu tersebut adalah Sinta.
Bertemu kembali dengan Anita membuat Sinta melupakan masalahnya sejenak karena menurutnya bertemu Anita jauh lebih menyenangkan daripada bertemu keluarga.
****
"Kupikir setelah menjualku pada lelaki yang tidak di kenal, hidupmu berubah menjadi lebih baik.ternyata tidak,kau sekarang justru menjual dirimu sendiri."ucap Sinta yang merasa lucu melihat keadaan Anita sekarang.
"Sinta, jangan menghina kehidupanku jika kehidupanmu pun jauh lebih menyakitkan dari pada aku."ucap Anita yang sama sekali tidak merasa bersalah pada Sinta.
"Kenapa harus menyakitkan?apa kah kau tahu jika aku di nikahi laki-laki yang sudah membeliku?kau pasti sudah tahu jika dia sangat tampan dan kaya,jelas hidupku jauh lebih baik di bandingkan dengan hidupmu," sahut Sinta kemudian tertawa," menurutmu,apa aku terlihat menderita sekarang?"tanya Sinta kemudian berdiri untuk menunjukkan dirinya pada Anita.
Apapun yang di kenakan Sinta semuanya bermerek,tentu saja hal ini membuat mata Anita terasa panas melihatnya.
Terima kasih sudah menjualku pada laki-laki itu sebab hidupku sekarang berubah menjadi jauh lebih baik,"ucap Sinta sedikit berpura-pura. Ia tidak memberitahu bagaimana penderitaanya saat pertama masuk ke dalam rumah Bara,"berkat kau menjualku, akhirnya aku menemukan keluarga ku yang ternyata kaya raya,"bisik Sinta lalu tersenyum pada Anita.
"sialan kau Sinta!"umpatnya yang tidak terima.
Napasnya keluarasyk tak beraturan,sorot mata Anita menunjukkan kebencian. Gadis ini berniat menampar Sinta tapi dengan cepat Sinta meninju perut Anita hingga membuatnya menjerit kesakitan.
Suasana bar yang semula biasa saja berubah menjadi ramai, Bara segera menghampiri Sinta,tidak ada yang menolong Anita sebab mereka tahu siapa Bara.
"Kita pulang sekarang,"ajak Bara kepada istrinya.
Sinta tersenyum sinis pada Anita setelah itu ia pergi dari sana, sudah berusaha ia menghindari Sinta tapi pada kenyataannya mereka bertemu juga. sialnya,hidup Sinta benar-benar berubah sekarang.
"Ayo ikut kami,"ajak seorang pria yang tiba-tiba menyeret Anita dari bar tersebut.
Gadis ini meraung,ia tidak terima jika dirinya di usir tanpa alasan yang jelas. Dua kali tamparan yang mendarat di wajah Anita sebagai hadiah atas rasa sakit hati Sinta.
"Mulai sekarang,jangan perna kau injakkan kakimu di bar ini,"ucap seorang pria lalu mendorong Anita.
Gadis ini mengumpat kesal,ia tidak tahu jika laki-laki yang membeli sahabatnya di segani banyak orang.
"Awas saja,kau Sinta. Aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan bahagia ,apa pun caranya,aku akan menghancurkan mu kalau perlu aku akan merebut laki-laki itu darimu,"ucap Anita dengan angkuh.
Percaya diri yang cukup tinggi karena ia merasa dirinya sangat hebat dan lebih tangguh dari Sinta. Anita bersumpah akan merebut Bara dari Sinta jika benar laki-laki itu telah menikahi Sinta.
Dalam perjalanan pulang sudah menjelang malam, sebenarnya Sinta merasa kurang puas karena ia hanya memberi Anita satu pukulan, andai dirinya tidak hamil sudah pasti Sinta akan menghajar Anita Sampai ia puas.
"bisakah kita mampir sebentar ke rumah sakit?"sekali Bara menawarkan.
"Aku lelah,aku hanya ingin pulang,"jawab Sinta.
"kita harus menjenguk papanya Chris?"ucap Bara lagi dan lagi.
"Kau saja,aku tidak mau,"sekali lagi Sinta tetap menolak.
Bara menghembuskan napas pelan,ada apa dengan Sinta sampai ia menolak menjenguk papanya Chris yang sedang menunggu dirinya di rumah sakit.
"Kalau begitu besok saja,"ucap Bara.
"Aku tidak mau!"bentak Sinta dengan raut wajah kesal,"jangan memaksaku,jika kau mau menjenguknya silakan pergi sendiri.
"Kau ini kenapa?bukankah kau perna mengatakan jika kau ingin bertemu dengan papanya Chris ?
"Tidak, aku tidak perna mengatakanya,aku tidak mau bertemu dengan siapa pun!"jerit Sinta dengan suara bergetar.
Bara langsung menarik Sinta ke dalam pelukannya,pria ini benar-benar tidak mengerti apa yang sudah terjadi pada Sinta yang sebenarnya.
"Ya,kita tidak akan pergi ke rumah sakit," ucap Bara yang menenangkan Sinta.
Dapat bara rasakan hembusan napas naik turun penuh Bahkan dada Sinta terus berdegup sangat kencang tak beraturan.
"Aku tidak mau ketemu Chris,aku tidak mau ketemu siapa pun,"ucap Sinta membuat Bara semakin heran pada sikap Sinta.
"Kau ini sebenarnya kenapa?"tanya Bara yang benar-benar merasa heran.