NovelToon NovelToon
JADE ( Who Stole My Virginity)

JADE ( Who Stole My Virginity)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Cinta Murni
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Esma_04

............. Call Me Jade ..........

" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.

Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.

Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.

Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....

Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Senja temaram di ufuk barat saat sang mentari mencoba kembali ke peraduannya. Semilir angin mengelus lembut setiap perawakan di pinggiran kota Semarang kala itu.

Joe melajukan motornya hingga sampailah dia di Komplek Pondok Pesantren Abah Kyai. Menuju Pos Satpam, Joe memperkenalkan dirinya dan meminta ijin untuk bertemu pengurus pondok.

Tak berniat untuk masuk ke dalam Kantor Pengurus Pondok karna Joe mengajak Jade yang masih belum berpakaian syar'i.

" Jade, tunggulah di sini sebentar, aku harus menemui Gus Zayyan, Pengurus Pondok di sini ." Ucap Joe lembut.

" Ya, tentu." Jawab Jade sambil menunduk.

Entahlah..Jade merasakan sesuatu yang seolah menghantam tepat di ulu hatinya. Tatapannya nanar, lurus mengamati beberapa santriwati di area Pondok Banat.

Note: Dalam area Pondok Pesantren dimana terdapat santriwan dan santriwati maka akan dipisahkan dalam dua kawasan. Kawasan Pondok Banat dikhususkan untuk santriwati ( santri wanita) sedangkan Kawasan Pondok Banin dikhususkan untuk santriwan ( santri pria).

"Haaah...pasti rasanya nyaman sekali seperti mereka. Aku juga ingin selalu menutup auratku. Bismillah..aku akan menjelaskan pelan-pelan ke ayah seperti kata Pak Sammy." Gumam Jade sambil tersenyum

Sementara di Kantor Pengurus Pondok, tepatnya di ruangan Gus Zayyan.

" Baiklah Jubair, Paman akan membantumu tapi dengan syarat, tetaplah jaga marwah kalian dimanapun kalian berada. Ingatlah dua malaikat di sisi kanan dan kirimu ." Ucap Gus Zayyan.

" Terima kasih, Paman." Balas Joe sumringah.

Kedatangan Joe ke Pondok selain mengambil beberapa kitab titipan sang kakek, Joe juga meminta ijin untuk memakai salah satu mobil di pondok agar dia bisa menjalankan misinya untuk mengenal pujaan hatinya lebih dekat lagi.

" Sekarang pulanglah, ambil jeda di jalan untuk shalat maghrib. Paman tidak mungkin menyuruh kalian untuk shalat berjama'ah di sini karna keadaan Jade akan menimbulkan ketidaknyamanan di area pondok. Dan biarkan Pak Jajang menyopir untuk kalian, Paman tidak mau mengambil resiko jika hanya kalian berdua di dalam mobil itu ." Sambung Gus Zayyan.

" Sekali lagi terima kasih Paman. Saya ijin pulang dulu. Assalamu'alaikum ." Pamit Joe ramah.

" Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh." Jawab Gus Zayyan.

Joe segera meninggalkan kawasan pondok dan kembali ke Pos Satpam. Di sana sudah terlihat Pak Jajang yang mulai sekarang akan bertugas menjadi sopir pribadi Joe.

( Ingat ya Guys...Joe baru sebulan lebih pindah di Indonesia, masih berstatus WNA jadi nggak usah ngarep dia bakalan beli mobil sendiri plus nyetir sendiri kemana-mana. Ini bukan genre mafia yang bisa bergerak bebas tanpa takut terkena pasal ✌ )

Joe menitipkan kunci motor beserta dua helmnya pada Pak Satpam kemudian mengajak Jade serta Pak Jajang untuk beranjak kembali ke rumahnya.

" Alhamdulillah, tinggal ngrayu Kakek semoga segera dipermudah ." Batin Joe sembari melirik Jade dengan ekor matanya.

Pak Jajang membuka pintu Honda Civic Type R 6 berwarna putih yang sudah terparkir apik di halaman outdoor ponpes.

Joe duduk di depan, di samping Pak Jajang sedangkan Jade di belakang bersama dengan tumpukan kitab-kitab milik Abah Kyai di kursi sebelahnya.

Pak Jajang melajukan mobil dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Semarang hingga terdengarlah suara adzan maghrib berkumandang.

" Nak Jubair, mau jeda shalat dulu atau lanjut ?" Tanya Pak Jajang.

Joe terlihat mengamati sekitaran dan berucap; " lanjut saja Pak, sepertinya masih keburu shalat di rumah. Aku udah lengket banget kayaknya harus ganti baju juga ." Jawab Joe.

Jade yang berada di kursi belakang hanya menyimak pembicaraan mereka tanpa berniat untuk menyela. Ada rasa ingin segera bertemu sang ayah dan mengutarakan kelanjutan masa depannya sebagai ukhti yang sudah dirancang apik oleh Author pemilik kebon tauge ini.

Tidak kurang dari 10 menit, merekapun sampai di depan rumah Abah Kyai. Sebuah rumah bercorak sederhana, hanya saja cukup luas untuk area bangunan rumah beserta halamannya.

" Jade, ikutlah turun. Adik-adikmu juga di sini, ibumu harus menemani ayahmu dan mungkin mereka akan pulang agak malam ." Ucap Joe tanpa menoleh ke belakang.

Joe membuka pintu disampingnya, memutari mobil dan membuka pintu di seberang kursi Jade.

" Ada apa?" Tanya Jade.

Joe mengernyit heran kemudian menatap Jade sekilas. Tanpa berniat menjawab, Joe mengambil kitab-kitab di kursi samping Jade.

" Hhhmmm...kamu ngarepin apa emangnya ?" tanya Joe dengan senyum smirknya.

" Astaghfirullah..ada apa denganku. Kenapa saat di dekatnya, kewarasanku seperti menghilang." Gumam Jade dalam hatinya.

Joe melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Allahumma innii as-aluka khairal mauliji, bismillahi wa lajnaa, wa bismillahi kharajnaa, wa 'alallahi rabbanaa tawakkalnaa ucapnya lirih. Kemudian mengucap salam;

" Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh . Kakek...Joe pulang ."

Joe disambut dengan pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya, di ruang tamu nampaklah ketiga adik Jade sedang bercengkrama dengan kakek dan neneknya beserta Bik Maryam.

Rumah Abah Kyai memang hanya ditinggali oleh Abah dan Nyai ( nenek Joe), seorang abdi ndalem yang biasa dipanggil Bik Maryam dan Joe sendiri.

" Assalamu'alaikum...." Ucap Jade dan Pak Jajang bersamaan.

" Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh ." Jawab penghuni ruangan itu bersamaan.

Joe dan Jade masuk dan segera takzim kepada abah dan nyai. Kemudian merehatkan diri sejenak di sofa ruang tamu. Sementara Pak Jajang memilih menunggu di teras depan rumah.

" Jade, mau bersih-bersih dulu atau mau shalat dulu ?" Ucap Bu Nyai lembut.

" Jade shalat aja dulu ya Bu Nyai, nggak bawa baju ganti soalnya ." Jawab Jade.

" Ya udah sana pake kamar tamu. Mukenanya ada di gantungan samping pintu ya Jade ." Tutur Bu Nyai.

Joe menatap bayangan Jade dari sorot lampu hias, berjalan perlahan menuju kamar tamu. Tak kuasa hatinya melangitkan doa; " Ya Rabbana, lindungilah gadis kecilku dimanapun dia berada. Amiin yarobbal'alamiin."

" Kakek, Nenek..Joe masuk dulu ya. Mau mandi dulu sebelum shalat." Pamit Joe pada kakek dan neneknya.

" Baiklah. Temui kakek di kamar setelah shalat. Ada yang ingin kakek sampaikan." Sahut Abah Kyai.

" Hmmm." Hanya gumaman halus yang terdengar dari bibir tipis Joe. Joe tahu, jika kakeknya selalu tiga langkah di depannya mengenai susunan rencana yang tertulis di otak Joe.

Abah Kyai menatap lekat ketiga adik Jade satu per satu, kemudian tersenyum simpul. " Bagaimana aku harus membahagiakan kedua cucuku jika mereka terlibat perasaan pada satu wanita? Bukankah kebahagiaan terbesar orang tua adalah melihat anak-anak mereka tertawa bersama seperti ini ?" Batinnya kemudian.

Jade keluar kamar tamu dengan wajah yang lebih segar, meskipun masih memakai seragam sekolahnya. Diapun bergabung dengan Bu Nyai dan Bik Maryam untuk menjaga ketiga adik-adiknya.

Rumah mereka mengapit sebuah Masjid Besar di kawasan itu. Rumah Jade di sebelah kiri sedangkan Rumah Abah Kyai di sebelah kanan masjid.

Sedari Jade kecil, Jade sering bermain di rumah Abah Kyai karna ayah Jade adalah anak angkat dari Abah Kyai.

( Sequel tentang asal usul orang tua Jade akan dirilis setelah Novel ini ongoing di Bab ke-21 ya ! Makanya dukung terus author pemilik kebun tauge ini biar lebih semangat menulis )

Sementara Joe yang sudah menyelesaikan Ibadah Shalat Maghribnya segera menuju kamar sang kakek sambil menenteng kitab-kitab yang pasti akan ditanyakan sang kakek.

_____ To Be Continued _____

1
Defie0282
apa
DityaR
Keren, semangat, Thor! /Smile/
Esma_04: makasih kak Ditya 🙏
total 1 replies
ZyffaR
otw
Esma_04: makasih kak Zyffa
total 1 replies
Ambar
kaya kisah fabel nggak sih ?
Esma_04: hehehehe
total 1 replies
jadi beneran saudara kandung ?
Esma_04: ho oh
total 1 replies
/Sob/
Esma_04: kenapa
total 1 replies
adiiik
Rianawati
semangat kak, keren ceritanya /Rose/
Esma_04: makasih kak riana
total 1 replies
Delita bae
salam kenal 👋saya mampir😇 jika berkenan mampir juga👍🙏
Delita bae: mksh ya saling dukung🙏😁
Esma_04: otw..
total 2 replies
unboxing kah
Esma_04: hu um
total 1 replies
katanya mau jaga Jade buat adiknya
Esma_04: emang buat adiknya /Facepalm/
total 2 replies
Defie0282
ini unboxing beneran apa mimpi lagi?
Esma_04: beneran
total 1 replies
Defie0282
bukan muhrim kali
Esma_04: hhmmmm
total 1 replies
Defie0282
definisi suami idaman
Esma_04: setujuuuu
total 1 replies
Defie0282
cie...cie...
Defie0282
mungkin maksudnya keluarlah
Esma_04: emang gitu
Esma_04: emang gitu
total 4 replies
Defie0282
bibit pelakor
Esma_04: katanya minta konflik
total 1 replies
Defie0282
co cweeeeet
Defie0282
kapan updatenya lagi?
Defie0282
cuaks
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!