Anna diperkosa Dean Monteiro yang menginap di hotel karena mabuk. Anna ancam akan penjarakan Dean. Orang tua Dean memohon agar putranya diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. Akhirnya Anna bersedia menikah dengan Dean, tapi Dean berniat ceraikan Anna demi menikahi kekasihnya, Veronica.
Anna terlanjur hamil. Perceraian ditunda hingga Anna melahirkan. Anna yang tidak rela Dean menikah dengan Veronica memutuskan untuk pergi. Merelakan bayinya diasuh oleh Dean karena Anna tidak sanggup membiayai hidup bayinya.
Veronica, menolak mengurus bayi itu. Dean menawarkan Anna pekerjaan sebagai pengasuh bayi sekaligus pembantu. Anna akhirnya menerima tawaran itu dengan bayaran yang tinggi.
Dean pun menikahi Veronica. Benih cinta yang tumbuh di hati Anna membuat Anna harus merasakan derita cinta sepihak. Anna tak sanggup lagi dan memutuskan pergi membawa anaknya setelah mendapat cukup uang. Dean kembali halangi Anna. Kali ini demi Dean yang kini tidak sanggup kehilangan Anna dan putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ~ Meminta Izin ~
Pagi itu, dengan langkah ragu-ragu bapak berpenampilan sederhana itu mencoba beranikan diri masuk ke area hotel. Awalnya merasa yakin untuk meminta izin, tapi melihat kemegahan hotel itu, nyali Pak Achryan menciut. Bapak itu bahkan tidak berani menginjakkan kakinya ke dalam lobi.
Pak Achryan mendadak bingung apa yang yang harus dilakukannya. Harus ke mana dan siapa yang harus Pak Achryan cari. Tidak tahu ke mana arah yang pertama-tama harus dituju, Pak Achryan hanya berdiri di depan sliding door yang bersih mengkilap mewah itu.
“Kenapa ada gembel di sini? Bereskan cepat! Pagi-pagi sudah membuat aku kesal. Berani sekali anak itu tidak masuk kerja. Dia pikir waktuku hanya untuk mengurus urusannya?” tanya Ny. Maria dengan berteriak, membuat seluruh lobi bergema karena kerasnya suara bentakan Ny. Maria.
Para pengawal Ny. Maria kalang kabut mendengar teriakan nyonya besar itu. Tak hanya para pengawal dan asistennya. Resepsionis, para karyawan hotel dan juga tamu di lobi itu dibikin kaget oleh kemarahan nyonya arogan itu.
Sebelum Ny. Maria keluar melalui sliding door lobi hotel, jalan yang akan dilaluinya harus dikosongkan. Pak Achryan yang berdiri di luar hanya bisa termangu. Para pengawal mendorong Pak Achryan agar segera menyingkir.
Tak seorang pun boleh menghalangi jalan Ny. Maria. Pak Achryan terpaksa melangkah ke bagian pinggir. Berdiri di samping pintu besar itu sambil mendengar luapan kekesalan Ny. Maria.
Siapa nyonya itu, tamu hotel kah atau pemilik hotel, atau ... apa mungkin dia atasan Anna. Sombong sekali orangnya, batin Pak Achryan.
Berpikir seperti itu Pak Achryan melangkah tergesa-gesa mengikuti rombongan Ny. Maria. Asisten Ny. Maria segera menghalangi Pak Achryan mendekat. Pak Achryan mencoba memanggil dan meminta izin untuk bicara pada Ny. Maria.
“Minggir Pak! Jangan halangi! Ny. Maria tidak akan mau berurusan dengan Bapak,” ucap pengawal Ny. Maria mengusir dengan kata-kata yang merendahkan dan tatapan mata yang tajam.
Pak Achryan akhirnya terdiam. Bapak itu hanya bisa menatap kepergian Ny. Maria yang masuk ke dalam mobil mewahnya. Seorang gadis berpakaian seragam menarik Pak Achryan untuk berdiri menjauh dari teras hotel. Seorang gadis yang masih muda dan terlihat lebih ramah.
“Bapak ada urusan apa? Bapak mau mencari siapa?” tanya gadis muda itu.
“Aku mau cari atasan putriku. Aku ingin minta izin karena putriku tidak bisa masuk kerja hari ini,” jawab Pak Achryan.
“Oh, putri Bapak kerja di bagian mana? Bapak jangan ke lobi Pak, itu untuk tamu hotel,” jelas gadis itu.
“Oh maaf ya, Nak. Bapak nggak tau. Apa yang tadi itu bukan atasannya? Putriku bekerja sebagai petugas kebersihan," jawab Pak Achryan.
"Oh, petugas kebersihan ada dua, Pak. Housekeeper dan Room Attendant," jelas gadis muda itu.
"Oh tapi dia bilang kerjanya bersih-bersih kamar hotel," jawab Pak Achryan.
"Apa cuma bersihin kamar hotel? Departemen Housekeeping itu petugasnya ada dua. Ada namanya Room attendant. Nah, Room Attendant itu yang bertanggung jawab membersihkan dan menjaga kamar tamu sesuai dengan standar kualitas hotel. Tugas utama room attendant itu merapikan tempat tidur, mengganti linen, handuk, dan perlengkapan mandi yang kotor atau bekas pakai. Membersihkan kamar mandi, menyedot debu, pokoknya memastikan keamanan dan kenyamanan kamar ...."
"Ya ya ya, kalau nggak salah tugas Anna memang itu," potong Pak Achryan.
"Tapi ada satu lagi, Pak. Namanya housekeeper, kerjanya juga membersihkan kamar tamu, tapi berhubung hotel ini sangat besar jadi tugasnya di bagi dengan Room Attendant tadi itu. Housekeeper itu juga bagian kebersihan tapi untuk area umum seperti lobby, koridor, lift, restoran, ruang rapat, kolam renang, taman, dan banyak lagi. Room attendant adalah salah satu bagian dari tim housekeeping itu," jelas gadis itu panjang lebar.
"Bapak tambah bingung, Nak," ucap Pak Achryan.
"Hmm, begini saja jadi tugas putri Bapak hanya bersih-bersih kamar hotel saja, bukan yang lain? ” tanya gadis itu yang dibalas dengan anggukan ragu-ragu oleh Pak Achryan.
“Kalau begitu ke bagian Housekeeping Pak. Kalau Bapak mau cari kantor petugas room attendant atau housekeeper, Bapak jangan ke sini. Masuk lewat gerbang belakang, Pak. Housekeeping ada di bagian belakang hotel. Di sini hanya untuk manajemen dan tamu hotel. Tadi itu Ny. Maria, istri pemilik hotel ini Pak. Memang orangnya arogan apalagi sekarang lagi kesal, Pak,” ucap gadis itu yang mengajak Pak Achryan berjalan ke arah belakang.
“Orang kaya memang seperti itu, Nak,” jawab Pak Achryan dengan nada sedih.
“Dengar-dengar sebentar lagi putranya akan menikah, Pak. Mungkin karena itu jadi tambah stress,” jawab gadis itu.
Pak Achryan mengangguk. Beruntung Pak Achryan diantar gadis berseragam itu ke bagian housekeeping. Pak Achryan langsung dipertemukan dengan supervisor di housekeeping office. Begitu Pak Achryan menyampai izin untuk putrinya, supervisor itu langsung memijat keningnya.
“Ternyata Anna sakit? Tadi Ny. Maria datang mencari Anna. Ny. Maria marah-marah. Anna diancam akan dipecat bahkan ingin dituntut segala,” ucap supervisor wanita setengah baya itu sambil menggelengkan kepala.
“Apa dituntut? Apa kesalahan putriku?” tanya Pak Achryan panik.
Mata Pak Achryan sudah berkaca-kaca. Orang kecil seperti putrinya akan dituntut oleh orang kalangan atas. Meski ditanyakan pada supervisor, wanita setengah baya itu sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan Ny. Maria mencari Anna sambil marah-marah dan mengancam.
"Aku juga nggak tau Pak. Kabarnya Ny. Maria sudah menunggu lama di ruangannya tapi Anna tak kunjung datang. Personal asistennya bertanya kemari tapi kami sendiri tidak tau kabar Anna yang belum juga datang. Akhirnya Ny. Maria marah-marah. Kami sendiri nggak mengerti apa yang dikatakannya. Yang aku mengerti tadi itu Ny. Maria kesal karena dibuat menunggu oleh Anna," jelas supervisor wanita itu.
"Tapi Anna sedang sakit Bu. Bukannya niat dia bolos kerja. Karena itu juga saya datang untuk meminta izin, Bu," jelas Pak Achryan.
"Ya Pak, saya mengerti tapi jika benar Ny. Maria ingin memecat Anna, saya tidak bisa berbuat apa-apa, Pak," jelas supervisor itu.
"Ya ampun Anna, bagimana ini," ucap Pak Achryan akhirnya tertunduk.
Di rumahnya, Anna terbangun dengan lemas. Bu Rahayu langsung menyapa. Gadis itu heran saat terbangun ibunya telah duduk di sampingnya.
"Ibu ngapain di sini? Jam berapa ini? Aku harus berangkat kerja," ucap Anna.
"Kamu nggak boleh kerja dulu, Nak. Kamu sedang sakit. Kamu nggak akan kuat bekerja. Sebaiknya kamu istirahat dulu ...."
"Nggak Bu, aku harus berangkat. Aku ada jadwal ...."
"Tapi Bapak udah ke hotel untuk meminta izin agar kamu nggak usah kerja dulu hari ini, Nak," ucap Bu Rahayu meraih tangan Anna yang sudah bangkit untuk bersiap-siap.
"Apa? Bapak ke hotel? Ngapain Bu? Ya ampun," ucap Anna lalu menutup wajahnya dan terduduk.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Nak? Kamu ada jadwal apa?" tanya Bu Rahayu dengan raut wajah cemas. "Semalam, kenapa kamu pulang terlambat bahkan sampai hujan-hujanan dan masuk angin. Apa yang terjadi padamu?" tanya Bu Rahayu sambil menangkup wajah putrinya.
"Kasian Bapak. Kalau bertemu, apa yang mereka lakukan pada bapak?" tanya Anna.
Terbayang dalam benaknya, Pak Achryan sedang berhadapan dengan Ny. Maria dan putranya. Pak Achryan yang memperkenalkan diri sebagai ayahnya pasti akan dihina oleh Ny. Maria. Anna tak sanggup membayangkan ayahnya yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba dibentak oleh orang-orang kaya arogan itu.
"Aku harus ke hotel Bu, kasian Bapak," ucap Anna.
"Jangan Nak, kamu belum pulih. Biarlah udah minta izin. Kamu nggak ada gunanya masuk kerja ...."
"Bukan masalah kerjaan Bu, tapi aku harus mengurus surat-surat untuk menikah ...."
"Apa?"
Sebuah pertanyaan yang singkat tapi menunjukkan rasa kaget yang luar biasa. Bukan hanya Bu Rahayu tapi Pak Achryan yang juga telah sampai di depan kamar Anna. Mereka tak menyangka putri mereka telah menetapkan sebuah keputusan penting tanpa persetujuan mereka.
...🍀🍀🍀 ~ Bersambung ~ 🍀🍀🍀...