Dalam novel Janji Cinta di Usia Muda, Aira, seorang gadis sederhana dengan impian besar, mendapati hidupnya berubah drastis saat dijodohkan dengan Raka, pewaris keluarga kaya yang ambisius dan dingin. Pada awalnya, Aira merasa hubungan ini adalah pengekangan, sementara Raka melihatnya sebagai sekadar kewajiban untuk memenuhi ambisi keluarganya. Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan perasaan mereka berubah. Ketulusan hati Aira meluluhkan sikap keras Raka, sementara kehadiran Raka mulai memberikan rasa aman dalam hidup Aira.
Ending:
Di akhir cerita, Raka berhasil mengatasi ancaman yang membayangi mereka setelah pertarungan emosional yang menegangkan. Namun, ia menyadari bahwa satu-satunya cara untuk memberikan kebahagiaan sejati pada Aira adalah melepaskan semua kekayaan dan kuasa yang selama ini menjadi sumber konflik dalam hidupnya. Mereka memutuskan untuk hidup sederhana bersama, jauh dari ambisi dan dendam masa lalu, menemukan kebahagiaan dalam cinta yang tulus dan ketenangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Kebenaran yang Tersembunyi
Pengungkapan yang Membingungkan
Dira berdiri terpaku di taman, tatapannya tak lepas dari sosok yang berdiri di hadapannya. Rendi. Hati Dira berdegup kencang. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang jauh lebih besar dari apa yang ia bayangkan.
Rendi: (tersenyum dingin) "Apa yang kau pikirkan, Dira? Aku tahu kau sudah melihat fotonya."
Dira meremas amplop di tangannya, mencoba menenangkan diri. Setiap inci tubuhnya merasakan ketegangan yang mencekam, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, ia merasa benar-benar tak berdaya.
Dira: (dengan suara bergetar) "Apa maksudmu dengan semua ini, Rendi? Siapa orang-orang dalam foto itu?"
Rendi: "Itu bukan urusanmu. Yang jelas, kau telah membuat kesalahan besar dengan mencari tahu lebih banyak."
Dira menelan ludah, berusaha menahan rasa takut yang mulai merayap ke dalam hatinya. Rendi, pria yang selama ini ia anggap sebagai sahabat, kini tampak seperti ancaman yang lebih besar daripada yang ia bayangkan.
Dira: (dengan tegas) "Aku akan mencari tahu lebih banyak. Aku tidak akan berhenti sampai aku tahu semuanya."
Rendi mengangkat alis, matanya tajam seperti pisau.
Rendi: "Hati-hati, Dira. Ini bukan permainan yang bisa kau menangkan."
Dira tidak mengindahkan peringatan itu. Ia sudah lelah dengan kebohongan, dengan segala sesuatu yang disembunyikan darinya. Ia harus tahu siapa yang benar dan siapa yang salah.
---
Kebenaran yang Membuat Hancur
Setelah pertemuannya dengan Rendi, Dira pulang dengan perasaan kacau. Arga belum menghubunginya sejak pagi, dan ia merasa terjebak dalam ketidakpastian. Namun, malam itu, teleponnya berbunyi.
Arga: (di ujung telepon) "Dira, aku tahu kau marah padaku. Tapi tolong dengarkan penjelasanku."
Dira menatap layar ponselnya, menghela napas panjang. Ia merasa bingung, tetapi ada sesuatu dalam suara Arga yang membuatnya ingin memberi kesempatan terakhir. Ia menjawab telepon itu dengan hati yang penuh keraguan.
Dira: "Aku mendengarkan."
Arga: "Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, tapi Rendi... dia bukan hanya musuh yang kau pikirkan. Dia memiliki rencana yang jauh lebih besar. Dia terlibat dalam segala sesuatu yang terjadi pada kita, bahkan sejak awal kita bertemu."
Dira: "Apa maksudmu? Semua ini karena Rendi?"
Arga: (suara serak) "Ya. Dia yang mengatur semuanya, Dira. Aku tidak bisa melawan dia sendirian. Aku... aku terlalu takut untuk memberitahumu."
Dira: (dengan suara teredam) "Kau takut? Kau takut lebih banyak daripada kau mengkhianatiku? Apa yang kau sembunyikan dariku, Arga?"
Arga: (terdiam) "Aku tidak bisa mengatakan semuanya. Tapi aku berjanji, aku akan menjelaskan segalanya, jika kau memberi aku kesempatan."
Dira menggigit bibir bawahnya, memikirkan apa yang harus dilakukan. Ada begitu banyak kebingungan dan kebohongan dalam hidupnya, dan ia merasa semakin terperangkap.
Dira: "Aku akan menunggu, Arga. Tapi jangan harap aku akan mudah mempercayaimu lagi."
---
Jalan Gelap yang Terungkap
Pagi harinya, Dira memutuskan untuk menemui Adrian. Ia merasa bahwa pria itu adalah satu-satunya orang yang bisa memberinya jawaban yang jelas, meskipun ia tahu bahwa Adrian juga bukan sosok yang bisa sepenuhnya dipercaya. Namun, situasi yang semakin membingungkan membuatnya tidak punya pilihan lain.
Dira berjalan ke kafe tempat mereka biasa bertemu. Begitu masuk, ia melihat Adrian duduk di pojok ruangan, tersenyum seperti biasa. Tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Senyumnya tidak tulus, matanya menyiratkan sesuatu yang tersembunyi.
Adrian: "Dira, aku sudah menunggumu."
Dira duduk di hadapannya tanpa basa-basi.
Dira: "Aku ingin tahu semuanya. Siapa Rendi? Kenapa semua ini terjadi?"
Adrian menatapnya dengan intens, lalu menghela napas panjang.
Adrian: "Kau harus siap mendengar yang sebenarnya, Dira."
Dira mengangguk, meskipun hatinya mulai berdebar.
Adrian: "Rendi adalah bagian dari organisasi besar yang telah lama mengatur semua yang terjadi di sekitar kita. Mereka mengendalikan banyak hal, termasuk hidupmu. Semua yang kau alami, bahkan hubunganmu dengan Arga, adalah bagian dari permainan mereka."
Dira terdiam. Kalimat-kalimat itu seperti hantaman yang mengguncang setiap keyakinannya.
Dira: "Kenapa? Kenapa aku? Apa yang mereka inginkan dariku?"
Adrian: "Mereka ingin mengendalikan kekuatan yang ada padamu, Dira. Kau tidak tahu, tapi darahmu mengalir dari keluarga yang memiliki pengaruh besar. Mereka ingin memanfaatkanmu untuk tujuan mereka."
Dira merasa dunia seolah runtuh di hadapannya. Setiap orang yang ia percayai, setiap hubungan yang ia bangun, ternyata hanya permainan besar yang tidak ia pahami.
Dira: "Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Siapa yang harus aku percayai?"
Adrian: (dengan suara tenang) "Percayalah padaku, Dira. Aku akan membantumu keluar dari semua ini. Tapi kita harus berhati-hati. Rendi sudah tahu bahwa kau mulai mencurigainya."
---
Setelah pertemuannya dengan Adrian, Dira merasa semakin bingung. Ia tidak tahu siapa yang benar, siapa yang sebenarnya ingin membantunya dan siapa yang ingin menjatuhkannya. Namun, satu hal yang jelas di pikirannya: ia tidak bisa tinggal diam.
Saat ia berjalan pulang, ponselnya berbunyi. Sebuah pesan singkat masuk dari nomor yang tidak dikenal:
Pesan: "Jika kau ingin tahu lebih banyak tentang Rendi, temui aku di tempat yang kau paling takuti. Waktu hampir habis."
Dira merasa jantungnya berdegup kencang. Ia tahu pesan itu bukan hanya ancaman, tetapi peringatan. Ia harus bertindak cepat, atau semuanya akan terlambat.
Dengan napas tertahan, Dira memutuskan untuk pergi ke tempat itu. Tempat yang ia takutkan, tempat yang menyimpan banyak kenangan buruk, tempat yang selalu mengingatkannya pada kegelapan masa lalu.
Tiba-tiba, suara derap langkah terdengar di belakangnya. Ia berbalik, dan di sana, di bawah cahaya temaram, berdiri Arga.
Arga: (dengan wajah penuh penyesalan) "Dira, jangan pergi ke sana. Itu perangkap."
Dira menatap Arga dengan mata yang penuh pertanyaan.
Dira: "Apa yang sebenarnya terjadi, Arga?"
---
Akankah Dira percaya pada Arga, atau apakah ia akan melangkah ke dalam perangkap yang lebih besar? Apa yang akan terjadi ketika kebenaran akhirnya terungkap?
hasil tak akan maksimal sesuatu yg dpaksakn itu.
anggap aja sodara angkat, jika memang tidak berjodoh