Deskripsi: Hazel merasa dunia runtuh saat dia dipecat akibat fitnah dari rekan kerja dan baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh. Dalam keputusasaan, dia pulang ke rumah dan menyerahkan segalanya pada orang tuanya, termasuk calon pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Namun, saat keluarga dan calon suaminya tiba, Hazel terkejut—yang akan menjadi suaminya adalah mantan bos yang selama ini sangat dibencinya. Dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga dan penuh rasa malu, Hazel harus menghadapi pria yang dianggapnya musuh dalam diam. Apakah ini takdir atau justru sebuah peluang baru? Temukan jawabannya dalam novel "Suamiku Mantan Bosku"😗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aping M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Pernikahan
Hazel, bak princes yang menjadi pusat perhatian, berjalan turun dengan kecantikan yang melekat padanya. Dia mengenakan dress selutut berwarna keemasan, menciptakan sentuhan kemewahan yang ada pada dirinya.
Karena banyaknya pujian yang di dengar Lucas, pria itu yang awalnya acuh, seketika matanya tertuju pada sosok Wanita cantik tetapi juga tentunya terkejut, karena mengapa Hazel? Lalu kenapa dia, semua pertanyaan terlintas begitu saja dalam pikirannya.
“Hazel, ayo beri salam pada om Henry dan tante Nara”
Hazel yang tersenyum kikuk menyapa semuanya termasuk Lucas.
Keduanya bahkan tidak berterus terang bahwa mereka sudah saling mengenal, terlebih Lucas yang begitu syok karena rupanya Hazel merupakan putri dari Foster Harrison.
Hazel yang tertunduk malu, menyapa Lucas tanpa melihat ke arahnya, setelahnya ia pun duduk di samping Lucas yang memang sengaja disediakan meja hanya untuk 6 orang.
“Foster, bagaimana mungkin putri secantik ini, tidak pernah masuk berita dalam profil keluargamu?” tanya Henry bingung.
Foster yang mendengarnya tertawa, sedangkan ibu Mega tersenyum.
Lucas yang sedang menikmati hidangannya, rupanya mendengarkan percakapan antara kedua pria paruh baya itu, dia pun juga penasaran. “Hahaha, Hazel ini memang dari dulu tidak menyukai jika wajahnya terekspos oleh berita, Bahkan saat ini, dirinya memiliki Kartu Keluarga sendiri, Ya, seperti itulah Hen”ujar Ayah Foster menjelaskan.
“Permisi, Om, Tante, bolehkah saya tahu apakah di sini terdapat taman belakang?” tanya Lucas dengan sopan, menarik perhatian semua orang di ruangan itu.
“Tentu, Lucas. Kamu ingin menikmati waktu berdua saja dengan Hazel, bukan?” balas Ibu Mega, dengan senyuman penuh makna di wajahnya.
“Bolehkah saya mengajak Hazel sejenak ke taman belakang?” Lucas melanjutkan, dengan nada yang menunjukkan harapan.
“Mengapa perlu meminta izin, silakan saja. Ini kesempatan baik untuk kalian berdua semakin mengenal satu sama lain,” sahut Ayah Foster, memberikan restu dengan nada penuh dukungan.
“Ayo, Hazel. Ajak calon suamimu ini berkeliling ke taman belakang,” ucap Ibu Mega, mendorong Hazel agar mengambil langkah pertama.
Hazel hanya bisa mengangguk dan memimpin Lucas keluar, sementara pikirannya terbagi antara rasa canggung dan antisipasi.
Namun, ketika mereka berdua jauh dari keramaian, Lucas memulai percakapan yang serius dan mendadak.
“Jadi, Hazel, aku ingin tahu sebenarnya apa tujuanmu bekerja di kantorku?” tanya Lucas, dengan nada yang mencerminkan rasa ingin tahu yang mendalam.
Hazel merasa bingung dengan pertanyaan tersebut. “Maksud Anda, Pak?” tanyanya, mencoba mencerna maksud di balik kata-katanya.
Lucas menghela napas sebelum berbicara lagi, “Sungguh mengejutkan bagiku mengetahui bahwa wanita yang kini dijodohkan denganku ternyata adalah mantan sekretarisku yang baru saja aku pecat minggu lalu.”
“Ada masalah apa dengan itu?” Hazel bertanya, dengan rasa ingin tahu yang sama.
Lucas melanjutkan, “Itu sungguh menarik! Aku tidak pernah menyangka situasi bisa berputar seperti ini. Namun, yang membuatku penasaran, bagaimana reaksi temanmu nanti? Kamu tahu dia sangat membenci orang kaya. Jika dia mengetahui bahwa kamu sebenarnya berasal dari keluarga Harrison yang kaya raya... Oh, tidak. Dia pasti akan merasa kecewa dan mungkin juga membencimu.”
Hazel merasakan ketegangan meningkat, namun ia berusaha menjaga ketenangan. “Apa yang Anda inginkan dariku dengan mengetahui semua ini?” tanyanya, suaranya mengandung sedikit kekesalan.
Lucas memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan, “Hazel, kamu ternyata cukup peka. Selama setahun ini, kamu adalah satu-satunya sekretaris yang mampu bertahan bekerja denganku. Yang aku inginkan hanyalah kamu membiarkan aku tetap berhubungan dengan Reina. Dan yang kedua, jangan pernah kamu mengungkapkan apapun tentang hubungan kita kepada siapapun.”
Lucas menambahkan dengan nada yang agak angkuh, “Lagipula, pernikahan kita ini hanya formalitas di atas kertas. Hati-hati, jangan sampai kamu jatuh cinta padaku.”
“Jika memang bapak hanya menginginkan pernikahan, sebaiknya kita batalkan saja perjodohan ini. Lagipula aku tidak ingin menikah dengan bapak” geram Hazel.
Lucas mendekatkan jarak pada Hazel, membuat Hazel semakin takut, wajahnya terlihat sangat kejam bahkan dirinya teringat masa lalu saat Lucas mengancamnya karena pele*han terhadapnya.
Ditinggalkan sendirian dengan pikirannya, Hazel merenung, air matanya menggenang tanpa sadar. Dia tidak pernah membayangkan bahwa kehidupannya akan menjadi lebih rumit Ketika dia berpikir bahwa semuanya sudah berakhir, tetapi justru ini adalah awal permulaan bagi dirinya.
...****************...
Satu bulan setelah pertemuan keluarga Lucas dan Hazel, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.
Dengan suasana yang penuh kebahagiaan namun juga diliputi oleh berbagai pertanyaan di hati masing-masing, mereka melangsungkan pernikahan dalam sebuah upacara yang sederhana namun sangat bermakna. Upacara pernikahan itu diadakan di taman belakang rumah keluarga Hazel yang terbilang sangat luas, dihiasi dengan rangkaian bunga yang indah dan lampu-lampu yang menambah kesan magis pada malam hari.
Sebuah altar kecil telah disiapkan di bawah rindangnya pohon-pohon besar, membuat suasana menjadi lebih intim dan pribadi. Keluarga dan beberapa teman dekat Lucas hadir untuk menjadi saksi atas ikatan sakral ini.
Kehadiran mereka, yang terbatas pada anggota keluarga dan teman-teman dekat, menambah kesan hangat dan penuh keintiman pada upacara tersebut. Keputusan untuk tidak mengundang rekan-rekan Reina dan hanya menghadirkan sanak saudara menegaskan keinginan mereka untuk menjaga momen ini tetap sederhana namun berarti. Udara di taman itu dipenuhi dengan aroma bunga-bunga yang menyegarkan, semakin memperkuat kesan sakral dan pribadi dari upacara yang mereka jalani.
Semua mata memang tertuju pada Hazel, yang langkahnya di lorong bunga disertai oleh alunan musik yang lembut dan menghanyutkan. Gaun pengantinnya yang elegan menonjolkan keanggunan dan kecantikan Hazel dalam balutan kain yang mengalir indah, sedangkan buket bunga di tangannya menambah keindahan pada penampilannya. Cahaya lampu yang tembus melalui dedaunan pohon menambahkan kilauan alami pada rambutnya yang terurai dengan sempurna.
Di ujung lorong, Lucas menantinya dengan penuh antisipasi. Setelan jas yang dikenakannya tidak hanya menampilkan ketampanannya, tapi juga aura kedewasaan dan ketegasan yang menjadi bagian dari kepribadiannya. Senyumnya yang jarang terlihat, kini menghiasi wajahnya saat ia menatap Hazel mendekat, sebuah tanda bahwa momen ini memiliki arti yang sangat khusus
Pertukaran janji pernikahan berlangsung dengan penuh emosi. Meskipun keduanya sadar bahwa pernikahan ini dimulai dengan kesepakatan di atas kertas, namun saat itulah mereka berdua merasakan ada sesuatu yang lebih dalam di antara mereka, sebuah perasaan yang belum bisa mereka definisikan dengan kata-kata.
Setelah upacara selesai, acara dilanjutkan dengan resepsi yang hangat dan penuh keakraban. Tawa dan cerita berbagi di antara tamu, mempererat ikatan tidak hanya antara Lucas dan Hazel, tetapi juga antara dua keluarga yang kini telah menjadi satu.
Di tengah keramaian, Lucas dan Hazel justru saling terdiam, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir keduanya.
Selesai acara, kedua pasangan baru itu menghabiskan waktu bersama di kamar Hazel, sebuah permintaan dari Ibu Mega yang sebentar lagi harus mengikhlaskan putrinya untuk dibawa oleh suaminya ke mana pun dia pergi. Sebab, dua hari lagi, keduanya telah merencanakan untuk berangkat bulan madu hadiah paksa dari kedua orang tua Lucas.
Momen tersebut menjadi sangat pribadi dan emosional bagi mereka berdua, terutama bagi Hazel yang selama ini hidup di bawah sayap kasih sayang orang tuanya. Ruangan itu, yang telah menjadi saksi bisu atas pertumbuhan Hazel dari masa kecil hingga dewasa, malam itu menjadi saksi atas langkah baru yang akan dia ambil bersama Lucas.
Ibu Mega, dengan mata yang berkaca-kaca, memberikan pesan dan nasihat terakhir kepada Hazel. "Sayangku, kamu kini akan memulai hidup baru dengan suamimu. Ingatlah selalu untuk saling mendukung, menghargai, dan mencintai satu sama lain. Cinta adalah tentang memberi dan menerima, tentang berbagi suka dan duka," ujarnya dengan suara yang bergetar.
Lucas, yang mendengarkan dengan seksama, merasakan tanggung jawab yang kini ia pikul tidak hanya sebagai suami, tetapi juga sebagai anggota baru dalam keluarga ini.
Setelah momen berbagi itu, Ibu Mega meninggalkan mereka berdua, memberi kesempatan kepada pasangan baru itu untuk menikmati malam terakhir mereka di rumah sebelum memulai petualangan baru sebagai suami istri.
....
Dua hari kemudian, dengan hati yang berat namun penuh harapan, mereka berdua berangkat untuk bulan madu, meninggalkan rumah dan memulai perjalanan mereka sebagai pasangan yang telah diikat oleh janji suci.
Dengan perasaan canggung tanpa ada komunikasi yang terlintas, keduanya sampai di Bandara Paris-Charles De Gaulle, Hazel merasa kelelahan hingga ia tertidur di mobil penjemputan yang akan mengantarkan mereka ke sebuah hotel bintang 5 di paris, Hazel sangat lelap dalam tidurnya di pundak Lucas. Sedangkan Lucas hanya diam terpaku, ingin menggeser tapi tidak mungkin ia lakukan.