NovelToon NovelToon
Prajurit Perang Di Dunia Sihir

Prajurit Perang Di Dunia Sihir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Anak Genius / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:544
Nilai: 5
Nama Author: Sapoi arts

Letnan Hiroshi Takeda, seorang prajurit terampil dari Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II, tewas dalam sebuah pertempuran sengit. Dalam kegelapan yang mendalam, dia merasakan akhir dari semua perjuangannya. Namun, ketika dia membuka matanya, Hiroshi tidak lagi berada di medan perang yang penuh darah. Dia terbangun di dalam sebuah gua yang megah di dunia baru yang penuh dengan keajaiban.

Gua tersebut adalah pintu masuk menuju Arcanis, sebuah dunia fantasi yang dipenuhi dengan sihir, makhluk fantastis, dan kerajaan yang bersaing. Hiroshi segera menyadari bahwa keterampilan tempur dan kepemimpinannya masih sangat dibutuhkan di dunia ini. Namun, dia harus berhadapan dengan tantangan yang belum pernah dia alami sebelumnya: sihir yang misterius dan makhluk-makhluk legendaris yang mengisi dunia Arcanis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sapoi arts, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah baru dalam fantasi

Hiroshi mengangguk, memahami niat kesatria muda yang terpesona dengan keunikan dirinya.

Meski belum sepenuhnya mengerti apa yang akan terjadi di kerajaan, dorongan untuk menjelajahi dunia baru ini sangat kuat.

Hiroshi: "Jika ini akan membantu, maka aku akan pergi."

Dengan cepat, Hiroshi mengambil senjata laras panjangnya, menyimpannya di punggungnya. Ia mengenakan jubah tentara yang masih bersih, menyesuaikan posisinya agar nyaman. Tas kecilnya, berisi amunisi dan beberapa barang penting lainnya, digantung di sisi tubuhnya. Ia merasa siap, meski perutnya berkerumun dengan campuran antisipasi dan kecemasan.

Kesatria muda itu tersenyum lebar, tampak puas melihat persiapan Hiroshi.

Kesatria Muda: "Bagus! Semoga kamu siap menghadapi tantangan yang lebih besar di kerajaan. Banyak yang ingin tahu tentangmu!"

Setelah memastikan semuanya siap, mereka mulai bergerak menuju kerajaan. Hiroshi berusaha menjaga sikap tenang, tetapi rasa ingin tahunya semakin mendalam. Dalam perjalanan, pemandangan indah pegunungan dan lembah yang hijau membuatnya terkesan, jauh berbeda dari medan perang yang penuh darah yang pernah ia alami.

Di sepanjang jalan, mereka melintasi beberapa desa kecil, di mana penduduk menyambut para kesatria dengan antusias. Anak-anak berlarian dan menyalami mereka, sementara orang dewasa mengangguk penuh hormat. Hiroshi merasa terasing, tetapi juga merasakan kehangatan yang baru.

Hiroshi: "Mereka tampak bahagia. Apa selalu seperti ini di dunia ini?"

Kesatria Muda: "Ya, kami berusaha menjaga kedamaian. Namun, selalu ada ancaman dari luar. Itulah mengapa kami perlu pelindung seperti kamu."

Hiroshi hanya mengangguk. Dia mulai berpikir tentang tanggung jawab baru yang mungkin akan diembannya. Jika dia bisa membantu orang-orang di sini, mungkin ini adalah kesempatan untuk menebus masa lalu yang kelam.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di gerbang besar kerajaan. Gerbangnya menjulang tinggi dengan ukiran yang rumit, dan para penjaga bersenjata lengkap berdiri di sampingnya.

Kesatria Muda: "Di sinilah tempatnya! Mari, kita masuk!"

Hiroshi melangkah ke dalam, merasa sedikit cemas tetapi bertekad untuk menghadapi apa pun yang ada di depan. Saat mereka melintasi gerbang, rasa percaya diri mulai tumbuh dalam dirinya. Dia mungkin tidak memiliki sihir, tetapi dia memiliki pengalaman, dan itu bisa menjadi keunggulan tersendiri.

Hiroshi: "Mari kita lihat apa yang bisa aku lakukan di sini."

Dengan semangat baru, dia melangkah ke dalam kerajaan yang megah, siap untuk menjelajahi tantangan dan kesempatan yang menantinya.

Setelah memasuki kerajaan yang megah, Hiroshi terpesona oleh suasana di sekelilingnya. Bangunan-bangunan tinggi dengan arsitektur yang indah dan ornamen berkilau membuatnya merasa seolah-olah berada dalam mimpi.

Kira: Menggerakkan tubuhnya, menunjukkan isyarat agar Hiroshi memahami lebih jelas dan membuka helm besi yang menutupi wajahnya. "Selamat datang di kerajaan Arcanis! Nama saya Kira."

Ketika helm itu terangkat, Hiroshi terkejut melihat wajah cantik seorang wanita dengan rambut panjang yang berkilau.

Hiroshi merasa bingung, tidak mengerti apa yang Kira katakan. Dia hanya bisa mengangguk dan mencoba menangkap maksudnya dari ekspresi dan gerakan tubuhnya.

Kira: Menatap Hiroshi dengan senyum dan gestur yang penuh semangat. "Mari, ikuti aku!"

Hiroshi mengikuti Kira, tetap berusaha memahami situasi ini. Dia melihat Kira memperkenalkan dirinya kepada beberapa orang di jalan, menggunakan gerakan tubuh dan isyarat untuk berkomunikasi. Hiroshi berusaha meniru gaya Kira, berusaha agar terlihat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Saat mereka tiba di aula kerajaan yang luas, Hiroshi melihat banyak orang berkumpul, beberapa sedang berdiskusi serius. Kira memberi isyarat agar Hiroshi tetap di belakangnya saat mereka mendekati raja.

Raja: Melihat Kira dengan ekspresi tertarik. "Ah, Kira! Kau membawa seseorang yang menarik."

Hiroshi merasakan tatapan raja yang penuh perhatian dan berusaha untuk tampak percaya diri meskipun merasa bingung.

Kira: Menyampaikan dengan gerakan tangan dan ekspresi, memperkenalkan Hiroshi. "Dia Hiroshi. Tidak bisa menggunakan sihir, tapi memiliki keterampilan bertarung."

Raja tampak terkejut dan mengamati Hiroshi dengan serius.

Raja: Mengangkat alis, mengisyaratkan kekaguman. "Tanpa mana? Ini jarang terjadi."

Hiroshi terdiam, tidak memahami sepenuhnya tetapi merasakan kepentingan situasi ini. Dia ingin menunjukkan kemampuannya, meskipun tidak tahu harus berkata apa. Dengan percaya diri, dia mengangguk dan menunjukkan sikap bertarung.

Hiroshi: Dengan gerakan tangan, menunjukkan bahwa dia bisa bertarung dengan pedang dan punya pengetahuan tentang strategi.

Raja mengangguk, terkesan dengan kejujuran Hiroshi.

Raja: Mengisyaratkan dengan serius. "Kami membutuhkan seseorang dengan pengalaman untuk melindungi kerajaan. Ada ancaman yang mendekat."

Hiroshi merasa tergerak, menyadari ini adalah kesempatan untuk menggunakan kemampuannya demi sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Hiroshi: Dengan ekspresi tegas, menunjuk ke dirinya sendiri dan mengangguk, menunjukkan kesediaannya untuk membantu.

Setelah pertemuan di aula raja Kira membawa Hiroshi ke rumahnya yang luas, suasana di dalam rumah terasa hangat dan nyaman. Kira menjelaskan setiap sudut rumah dengan gestur yang penuh semangat, berusaha mengkomunikasikan keindahan dan fungsi masing-masing ruangan.

Kira: Menggenggam tangan Hiroshi dan menunjuk ke ruang tamu yang besar dengan sofa empuk dan perapian. "Ini tempat kami berkumpul. Sering digunakan untuk bersantai."

Hiroshi mengamati dengan seksama. Dia terpesona oleh ornamen-ornamen yang menghiasi dinding, lukisan-lukisan indah, dan beberapa buku yang tersusun rapi di rak.

Dia merasa seolah-olah berada di dunia yang sangat berbeda dari medan perang yang sebelumnya dia kenal.

Saat mereka bergerak ke dapur, aroma masakan tercium menggugah selera. Beberapa pelayan terlihat sibuk menyiapkan makanan dan membersihkan meja.

Kira: Menyapa salah satu pelayan dengan senyuman. "Ini Mira. Dia membantu di rumah ini."

Mira: Mengangguk hormat kepada Hiroshi, meski tidak mengerti bahasa yang dia gunakan. "Selamat datang, tuan."

Hiroshi membalas dengan senyuman, merasa sedikit canggung. Dia berusaha menunjukkan rasa terima kasih meski tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata.

Kira kemudian membawa Hiroshi ke taman belakang yang indah, dikelilingi oleh tanaman berwarna-warni dan bunga-bunga yang bermekaran.

Suasana di sana tenang, dan suara air mengalir dari kolam kecil menambah kesan damai.

Kira: Menunjuk ke arah tanaman. "Ini kebun kami. Banyak sayuran dan buah-buahan yang kami tanam sendiri."

Hiroshi mengamati dengan penuh minat, meskipun dia tidak mengerti sepenuhnya apa yang Kira katakan. Dia berusaha menangkap makna dari setiap gerakan tangan Kira, sambil merasakan betapa damainya tempat ini.

Setelah berkeliling, Kira membawanya kembali ke dalam rumah. Dia tampak puas melihat Hiroshi berinteraksi dengan lingkungan baru ini.

Kira: Dengan senyuman hangat, mengisyaratkan agar Hiroshi merasa nyaman di rumah. "Kau bisa tinggal di sini selagi kau mau."

Hiroshi mengangguk, rasa syukur mengalir dalam hatinya. Dia merasa, meskipun terpisah dari dunia lamanya, mungkin ada harapan baru di tempat ini..

1
Yurika23
mampir ya thor
Yurika23: siap kak
Sapoi arts: Tentu @Yurika23 , terima kasih atas support-nya! Akan mampir juga 😊
total 2 replies
si Rajin
keren, penulisannya juga rapih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!