NovelToon NovelToon
Langit Yang Redup

Langit Yang Redup

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰

------------------------

"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"

Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.

"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."

Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?

"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"

Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.

Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Mencoba kuat

Hari-hari yang Ifa lalui terasa berat dan menyakitkan. Tapi, Ifa tetap bungkam dengan apa yang terjadi. Bukan Ifa sok kuat tapi Ifa berusaha sabar menghadapi sikap Akmal. Ifa berharap di awal bulan puasa ramadhan ini sikap Akmal berubah.

Memang Akmal tidak pernah memukul dirinya. Tapi, jika sudah mengenai masalah ranjang Akmal akan berubah seperti predator dengan kata-kata tajam menyakitkan.

Apalagi, lucu jika mereka bercerai sedang pernikahan mereka baru beranjak satu Minggu. Apa kata orang nanti dan bagaimana tanggapan keluarga.

Ifa mencoba bersikap baik-baik saja di hadapan kedua orang tuanya.

Awal bulan ramadhan memang Abi Farel meminta Ifa menginap di rumah. Ingin sahur pertama bareng dan buka pertama bareng.

Wajah Ifa nampak pucat akibat kelelahan melayani nafsu Akmal. Ingin rasanya Ifa mengatakannya. Tapi, Ifa mengurungkan niat karena tak mau kedua orang tuanya khawatir.

Setidaknya Ifa merasa sedikit lega karena Akmal tak berani macam-macam di hadapan kedua orang tuanya. Bahkan Akmal bersikap sopan dan baik.

"Wajah kakak pucat, kakak sakit?"

Tanya ummah Sinta khawatir melihat wajah putrinya pucat.

"Tidak ummah. Kakak mungkin kelelahan saja."

"Hm, pengantin baru."

Ifa hanya tersenyum tipis saja menanggapinya.

Ummah Sinta tak bertanya lebih karena paham apa yang terjadi pada putrinya.

Bagi sebagian orang hal wajar pengantin baru kelelahan. Tapi, tidak bagi Ifa karena apa yang Akmal lakukan melebihi batas wajar. Bagaimana ada suami yang memaksa istri dalam keadaan tak baik-baik saja. Bahkan bersikap kasar saat melakukannya. Bukan kenikmatan yang di dapatkan melainkan sakit hati.

Ifa berusaha baik-baik saja apalagi melihat Abi Farel begitu asik mengobrol dengan Akmal membuat Ifa tak tega menyakiti hati cinta pertama nya.

Ifa membantu ummah Sinta menyiapkan makan untuk buka.

Harfa belum pulang dari rumah sakit.

"Kakak istirahat saja. Biar ummah yang siapkan semuanya."

"Gak apa ummah. Kakak juga ingin membantu ummah. Apalagi ini buka pertama."

"Menyiapkan buat suaminya,"

Ifa tersipu membuat ummah Sinta terkekeh geli. Ummah Sinta tak tahu jika putri tomboy sedikit pemalu.

"Semoga pernikahan kalian tetap bahagia nya. Ummah senang sekali melihat nak Akmal terlihat sangat menyayangi kakak."

"Aamiin, doa kan saja ummah."

Hati Ifa sungguh teriris. Kedua orang tuanya punya harapan besar pada anaknya agar tetap bahagia. Ifa tak tahu harus berkata apa. Tak tega rasanya Ifa memberitahu ummah Sinta.

Mereka tak tahu bahwa Ifa saat ini sedang ke sakitan. Bahkan jika di buka baju Ifa akan terlihat memperihatinkan.

Tubuh Ifa penuh dengan lembab bukan karena KDRT tapi karena KDR (kekerasan di atas ranjang).

Persiapan untuk buka puasa sudah selesai. Nampak sebuah mobil memasuki area parkir.

Harfa keluar dari mobil dengan wajah cerianya. Karena memang Harfa selalu ceria dan cerewet.

"Assalamualaikum Abi, kakak ipar."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, dek."

Harfa menyalami Abi Farel dan hanya tersenyum tipis saja pada Akmal tampa berjabat tangan. Harfa tahu batasan walau bagaimanapun Akmal bukan muhrim untuk dirinya.

"Ummah sama kakak di mana, bi?"

"Di dapur."

"Adek masuk dulu, ya."

Harfa berlari kecil masuk kedalam rumah. Mencari keberadaan ummah Sinta dan Ifa.

"Assalamualaikum ummah, kakak."

"Waalaikumsalam, dek."

Harfa mencium punggung tangan ummah Sinta begitupun dengan Ifa.

"Wah, makannya terlihat lezat."

"Astaghfirullah dek. Masih lama bukanya."

"Bercanda kak."

Cup!

Harfa menautkan kedua alisnya menatap Ifa intens.

"Kakak sakit?"

Tanya Harfa cemas, pasalnya Harfa mendengar Ifa meringis tatkala ia memeluknya.

"Biasalah dek, pengantin baru."

Celetuk ummah Sinta membuat Ifa menunduk malu. Harfa pun ikut tersenyum.

"Apa sesakit itu, kak?"

"Wus! Adek. Jangan menggoda kakak. Mandi sana."

"Ummah gak asik."

"Adek, dengerin ummah."

"Iya-iya."

Harfa berlari menaiki anak tangga. Ummah Sinta dan Ifa hanya bisa menggelengkan kepala. Harfa memang anak ceria dan cerewet membuat Ifa merasa sedikit terobati akibat tingkah adiknya.

Ifa mengeratkan tubuhnya sedikit tak nyaman.

Setiap melayani nafsu Akmal maka ujungnya Ifa akan sakit badan. Kata yang pantas sepertinya bukan melayani tapi di paksa melayani.

Rasa tak rela ada di hati Ifa karena Akmal merenggut harta berharganya dengan cara kasar. Membuat Ifa merasa sakit yang amat dalam.

Ifa terus mencoba menahan sakitnya sendirian. Mencoba bertahan dengan alasan yang sudah Ifa pikirkan matang-matang.

Di depan semua keluarga Ifa nampak baik-baik saja apalagi Ifa tak mau merusak suasana buka pertama itu.

Allahuakbar... Allahuakbar ...

Suara adzan berkumandang pertanda buka puasa.

Ifa bersyukur karena Allah memberi kekuatan ia bisa tuntas puasanya di saat badannya lemah.

Buka kali ini nampak berbeda. Karena kini ada Akmal di meja makan yang biasanya empat orang itu.

Kebahagiaan terpancar di wajah semuanya. Tapi, kali ini hanya wajah Ifa saja yang terlihat berbeda.

Sudah buka puasa mereka berjamaah bareng dengan Abi Farel yang jadi imam. Sudah selesai berdzikir dan berdoa.

Ummah Sinta, Ifa dan Harfa mencium punggung tangan Abi Farel.

Terlihat sempurna keluarga itu tapi mereka tak tahu jika putri mereka sedang tak baik-baik saja.

"Nanti imam tarawih nak Akmal, ya?"

Ucap Abi Farel membuat Akmal tersentak. Mata Akmal memutar seolah kebingungan. Semua orang menunggu jawaban Akmal begitu juga Ifa. Ifa juga ingin di imami oleh Akmal. Pasalnya selama mereka menikah mereka tak pernah sholat berjamaah bareng.

Ifa penasaran bagaimana suara Akmal dan bagaimana bacaan ngaji Akmal.

"Maaf Abi, tenggorokan Akmal sedikit tak enek. Akmal takut nanti malah tak lancar."

Alibi Akmal membuat semua orang nampak kecewa. Abi Farel mencoba memahami jika memang benar Akmal sedang sakit tenggorokan.

"Ya sudah, nanti hari berikutnya saja."

"Insyaallah, Abi."

Suara Akmal terdengar lembut dan meyakinkan.

Mereka mengobrol ringan tepatnya Abi Farel banyak bertanya masalah Agama. Sejauh ini memang Akmal bisa menjawabnya membuat ummah Sinta di buat kagum. Begitu juga Harfa dan Ifa. Bahkan Ifa tak menyangka jika Akmal ilmu agamanya hebat tapi kenapa Akmal tak bisa memperlakukan Ifa dengan baik.

Ifa masih heran dan tak percaya seolah Akmal punya kepribadian ganda.

Seolah Akmal yang sedang menjelaskan panjang lebar itu bukan Akmal yang selalu meminta di layani setiap saat.

Tutuk tanya juga lembut nan tegas membuat Ifa seolah melihat sosok lain dalam diri Akmal.

Ifa menatap bagaimana bahagia nya kedua orang tua nya mempunyai menantu seperti Akmal. Jika di lihat dari agama memang bagus dan seolah banyak mengerti dan paham.

Ifa masih tak percaya dan tak mau percaya karena sejatinya tidak seperti itu.

Ifa heran benar-benar heran dan merasa bingung.

Ifa masih mencoba berusaha memahami siapa yang menjadi suaminya itu.

Sifat dan karakter nya sungguh berbeda.

Menyesalkan Ifa atau haruskah bangga. Ifa tak tahu. Yang jelas tubuhnya lah yang merasakan bagaimana perlakukan Akmal.

Jika seperti itu memang terlihat normal tapi jika sudah di kamar. Akmal akan berubah menjadi sosok lain. Sosok pemaksa dan haus akan nafsu.

Seolah tak akan ada puasnya jika sudah maslah satu itu.

Ifa hanya berharap waktu jangan cepat berlalu. Jujur Ifa tidak mau berada dalam satu kamar berdua dengan Akmal karena Ifa tahu apa yang Akmal lakukan pada tubuhnya nanti.

Andai saja tubuh Ifa terbuat oleh manusia mungkin sejak awal seluruh anggota tubuh Ifa tak akan bisa bergerak lagi.

"Ya Allah, lindungilah Ifa."

Bersambung ...

Akmal ternyata bermuka dua 🥴🥴🥴

Visual pemeran bisa di lihat di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok: Rahma Book

Jangan lupa tinggalkan jejak yang banyak ya hehehe ...

Boleh kasih banyak bunga juga 🤭🤭

1
DISTYA ANGGRA MELANI
Oh malang sekli hidup zain kecil, smg hnya prank aja, smg ada kesembuhan untuk baby kecil... Smngt
Siti Wiharti
bagus ceritanya jadi terbawa ikut ngerasa jadi Ifa😭
Rahma Qolayuby: Alhamdulillah, terimakasih kakak. Jangan jadi Ifa ya🤭
total 1 replies
Jumi Saddah
👍👍👍👍👍👍👍👍😍
Jumi Saddah
ntar lahir jgn mirip bapak tpi mirip ibu nya,,,
Rahma Qolayuby: Aamiin 🥰
total 1 replies
Diah Bundayaputri
dasar biadab😡😡😠😠😠👹👹👺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!