Istri yang tak dihargai adalah sebuah kisah dari seorang wanita yang menikah dengan seorang duda beranak tiga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sulastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalo ini Hesti yang lucu saat tidur
Pagi tiba dan Hesti serta Ana berangkat ke restoran untuk memulai hari kerja mereka. Suasana pagi yang ceria dan rasa segar setelah tidur membuat mereka saling berbagi senyum dan tawa. Namun, ketika mereka mulai bekerja, kenangan dari malam sebelumnya kembali menghibur mereka.
Ketika mereka berada di dapur restoran, Hesti dan Ana saling berpandangan, dan senyum mereka mulai melebar.
Hesti menahan tawa"Ana, ingat nggak waktu kita bangun tadi pagi? Aku masih ngakak, lihat kamu ngiler di rambutku."
Ana tersenyum sambil cekikikan "Iya, aku juga ngakak. Aku malu banget, tapi ternyata situasinya lucu."
"Hahaha, iya, emang lucu. Kita tidur dengan posisi yang sangat canggung."Hesti tertawa tapi malu...
"Benar. Aku kira kita sudah tidur seperti itu sejak berabad-abad. Tapi yang penting kita tidur nyenyak."
Hesti tersenyum"Ya, dan itu menambah cerita lucu dalam persahabatan kita."
Saat mereka melanjutkan pekerjaan, mereka terus cekikikan dan berbicara tentang momen lucu tersebut. Suasana di restoran terasa lebih ringan dan ceria berkat tawa mereka.
Ana: "Kita harus sering-sering tidur bareng seperti itu, supaya bisa ada cerita lucu setiap kali kita bangun."
"Haha, siapa tahu. Tapi rasanya kita akan lebih banyak bercerita dan berbagi dari pada ngiler di rambut."tawa Hesty
Hari berlalu dengan tawa dan kebersamaan yang semakin mempererat hubungan mereka. Momen lucu dari malam sebelumnya menjadi bahan candaan yang membuat hari mereka lebih ceria dan penuh semangat.
Setelah beberapa waktu berlalu, Hesti memutuskan untuk menginap di kamar Ana. Kali ini, giliran Hesti yang mengalami situasi tidur yang konyol. Kamar Ana dilengkapi dengan dipan yang tinggi, dengan kasur busa di bawahnya.
Hesti merasa nyaman dan mengantuk setelah seharian bekerja. Ia terbaring di atas dipan dan tertidur dengan nyenyak. Namun, tanpa disadari, dia mulai bergerak tak karuan saat tidur.
Hesti berbaring di dipan"Ah, enak sekali tidur di sini..."
Hesti mulai bergerak saat tidur, dan karena dipan yang tinggi, ia beberapa kali jatuh dari dipan ke kasur busa di bawahnya. Kejadian ini membuat Hesti terbangun beberapa kali dalam keadaan bingung.
Hesti terbangun dan bingung"Oh tidak, aku jatuh lagi!"
Ana yang tidur di sisi lain kamar terbangun dan melihat Hesti yang jatuh ke bawah.
Ana tertawa ringan"Hesti, kamu jatuh lagi. Sepertinya dipan ini terlalu tinggi untukmu."
Hestintersenyum malu"Iya, sepertinya aku terlalu aktif saat tidur. Maaf sudah membuat keributan."
Hesti mencoba kembali naik ke dipan, tetapi karena masih mengantuk, ia beberapa kali jatuh lagi.
"Hesty bungkin kamu bisa tidur di kasur busa di bawah saja. Lebih aman dan nyaman."
Hesti tertawa"Sepertinya itu ide yang bagus. Aku sudah jatuh terlalu sering."
Hesti akhirnya memutuskan untuk tidur di kasur busa di bawah, merasa lebih nyaman dan aman. Ana tersenyum melihat temannya yang tidur dengan nyenyak di bawah.
Pagi hari tiba, dan Ana bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Hesti terbangun di kasur busa, merasa lebih nyaman setelah tidur tanpa khawatir jatuh lagi.
Hestin terbangun, melihat Ana "Selamat pagi, Ana! Maaf kalau aku membuat kekacauan malam tadi."
"Selamat pagi, Hesti. Tidak apa-apa, kamu malah membuat malam jadi lucu. Aku senang melihat kamu tidur nyenyak meski jatuh berkali-kali."
Hesti tersenyum "Haha, terima kasih. Setidaknya aku sudah tidur dengan nyenyak dan sekarang siap untuk hari ini."
Baguslah. Aku sudah menyiapkan sarapan. Ayo kita makan dulu sebelum memulai hari."ujar Ana
Hesti dan Ana menghabiskan pagi mereka dengan sarapan dan berbagi cerita. Momen tidur Hesti yang konyol menjadi bahan candaan pagi hari, menambah keceriaan dan kekuatan persahabatan mereka.
"Terima kasih sudah meminjamkan kamar dan bersabar dengan tidurku yang kacau."
"Tidak masalah, Hesti. Kita sudah melalui banyak hal bersama. Hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, pasti."
Dengan semangat baru, Hesti dan Ana memulai hari mereka, merasa lebih dekat dan lebih ceria setelah berbagi momen konyol malam itu.