Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Perlu Takut
Setelah kelompok lain memasuki hutan, Klein bersama anggota timnya juga menyusul.
“Sekarang sudah sore, kurang beberapa jam sebelum hari gelap. Lebih baik temukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda, jika bisa lokasinya dekat dengan sumber air (sungai),” ucap Rachel.
Mendengar itu, Klein mengangguk ringan. Bukan hanya dia, tetapi anggota kelompok lain juga tahu kalau apa yang dikatakan Rachel benar. Jadi sama sekali tidak ada penolakan.
Sejujurnya, Klein sendiri cukup senang karena tidak perlu berjalan terlalu jauh.
Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka akhirnya menemukan tempat yang cukup cocok. Selain terbuka, tanahnya datar, dan padat. Tidak jauh dari sana, ada juga sungai cukup besar.
Sebenarnya tempat seperti ini tidak terlalu disarankan karena mencolok, belum lagi di sini banyak binatang buas.
Akan tetapi, Klein dan anggota timnya cukup yakin dengan kekuatan mereka. Monster di lingkaran luar hutan mungkin tidak akan membahayakan mereka. Setidaknya, begitulah teorinya.
“Melelahkan sekali. Ini benar-benar tidak nyaman,” gumam Klein yang membawa tongkat sihir di tangan kanan dan kotak koper di tangan kirinya.
“Berhenti protes seperti gadis kecil! Lihat anggota tim lain, bahkan Arianna membawa lebih banyak barang dibandingkan kamu!” balas Rachel.
Berbeda dengan Klein, Arianna dan Luna membawa tas ransel serta koper kecil. Sedangkan Rachel dan Vlad membawa tas ransel besar. Keduanya juga membawa pedang, bahkan Vlad masih membawa perisai di belakang ransel besar.
“Tunggu sebentar. Semakin aku melihatnya, kenapa aku merasa semakin curiga. Bukankah koper yang kamu bawa agak terlalu kecil?” Rachel mengangkat alisnya.
“Bukankah yang lebih penting isinya?” jawab Klein santai.
“Tunjukkan kepadaku,” ucap Rachel.
“Bukankah ini masalah privasi? Selain itu, apakah kamu tidak mempercayai ku sebagai anggota tim?” Klein menatap Rachel dengan ekspresi serius.
“Aku lebih percaya Arianna kembali menjadi gadis normal daripada mulutmu yang penuh kebohongan!” balas Rachel jijik.
“Apa maksudmu dengan menyebutkan Penyihir ini?! Penyihir ini jelas-jelas normal!” Arianna langsung protes.
“Bukankah perkataanmu kejam? Dasar harimau betina tidak berperasaan.” Klein menggeleng ringan.
Melihat ekspresi Rachel menjadi lebih dingin, Klein langsung mundur dan berdiri di belakang Arianna.
“Hubungan mereka benar-benar sangat baik,” ucap Luna sambil tersenyum lembut.
Vlad yang berdiri tidak jauh dari Luna mengangguk, tetapi tatapannya penuh rasa curiga. Lagipula, penampilan ketiga orang itu seperti kucing liar yang bertarung memperebutkan makanan.
‘Atau ini cara berpikir orang kota? Sepertinya aku harus belajar lebih banyak.’
Vlad berpikir keras sambil menatap tiga remaja yang saling berdebat.
Beberapa saat kemudian, Rachel berhasil merebut kotak koper Klein dan membukanya. Melihat isinya, ekspresinya langsung berubah drastis.
“Apa-apaan semua ini?!” Rachel memelototi Klein.
“Bukankah kamu bisa melihatnya? Pakaian ganti, dan berbagai rempah.” Klein memiringkan kepalanya.
“Bukan itu maksudku! Kenapa kamu membawa barang-barang tidak berguna ini!” Rachel hampir meraung.
“Pertama, itu semua berguna. Kedua, ramuan dan obat ada di koper yang Luna bawa. Ketiga, tenda dan perlengkapan camping dibawa oleh Vlad. Kamu juga membawa tenda, cukup untuk kalian tiga gadis. Bukankah aku tidak salah membawa sesuatu yang membuat hidup kita di sini lebih layak?” Klein menganalisis dengan nada serius.
“Tidak bisakah kalian berhenti memanjakan orang ini!” Rachel langsung menoleh ke arah Luna dan Vlad.
“Koper ini sama sekali tidak berat, jadi tidak apa-apa,” ucap Luna untuk membela Klein.
“Aku juga tidak merasa keberatan.” Vlad mengangguk. “Lagipula, Bos memperlakukan aku dengan baik.”
“Lihat! Mereka bahkan tidak protes. Selain itu, bobotnya sebenarnya tidak terlalu berat.” Klein mengangkat kepalanya dengan bangga.
“Dengar perkataan lelaki yang hampir pingsan setelah membawa koper kecil,” ucap Rachel sambil memutar matanya.
Setelah berdebat beberapa saat, mereka akhirnya membagi tugas. Vlad dan Rachel mendirikan tenda, Luna mencari kayu bakar untuk membuat api unggun dan memasak.
Meski awalnya ingin makan dendeng dan bekal lainnya, ide itu ditinggalkan karena Klein membawa bumbu.
Di sisi lain, Klein yang awalnya ingin mencari kayu bakar dan membuat api unggun langsung ditendang keluar oleh Rachel, menyuruhnya berburu dengan Arianna. Lagipula, itu semua idenya.
Selain itu, jika Klein membuat api unggun, Luna yang berburu pasti juga akan memasak untuk menggantikan tuannya. Rachel sangat tahu, gadis itu benar-benar ‘mengurus’ masternya dengan baik.
Dengan kata lain, memanjakannya.
Sementara tiga anggota lain sibuk, Klein pergi berkeliling dengan Arianna.
“Lihat di sana, Arianna. Iblis putih bertanduk muncul, kalahkan dia!” ucap Klein.
Tidak jauh dari mereka, tampak kelinci putih besar bertanduk keluar dari semak-semak. Panjang tubuhnya sekitar satu meter. Itu adalah mutated beast, Horned White Rabbit.
Ya, level 0. Itu berarti setara binatang buas yang bisa ditangani manusia biasa asal cukup sehat dan kuat.
“Hehehe~ Serahkan pada Penyihir ini!” ucap Arianna bangga.
Mendengar teriakan Arianna, kelinci itu berbalik dan melompat pergi. Namun, sebelum menjauh, Arianna telah memegang tongkat dengan kedua tangan lalu membidiknya.
“Fire Ball!”
BANG!
Bola api melesat, ditembakkan ke arah Horned White Rabbit tepat sasaran. Hanya saja, Klein tertegun ketika melihat kelinci itu hampir dibakar menjadi arang.
“S-Seperti yang diharapkan dari Penyihir Matahari Suci.” Klein melipat tangan dan mengangguk. “Tapi, bisakah kamu menggunakan mantra lebih ringan lain kali? Wind bullet cukup. Lagipula, kita perlu membawanya kembali lalu memakannya.”
“Ah! Jadi begitu!” Arianna mengangguk penuh semangat. “Meski sangat disayangkan karena makhluk kecil itu terlalu lemah untuk Penyihir ini, tetapi setidaknya Penyihir ini bisa sedikit bermain dan melakukan pemanasan.”
Melihat Arianna begitu termotivasi untuk berburu, Klein mengangkat sudut bibirnya lalu mengacungkan jempol. “Good job!”
Menit demi menit berlalu. Ketika matahari hendak terbenam, Klein dan Arianna kembali ke tempat tim mereka mendirikan tenda.
Arianna menarik tali dari tanaman merambat dimana lima kelinci dan dua burung diikat di sana dengan ekspresi penuh semangat.
Sementara itu, Klein mengikuti di belakang dengan ekspresi lelah.
Sejak awal sampai akhir, dia tidak berburu tetapi merasa lebih lelah daripada berburu.
Awalnya Klein menipu Arianna untuk melakukan tugas, tetapi siapa sangka gadis itu menjadi sangat bersemangat dan mencoba melakukan perjalanan ‘leveling’ dimana Klein hampir terseret ke area lebih dalam beberapa kali.
Setelah berbagai macam bujukan, gadis itu akhirnya patuh untuk kembali.
Daripada berburu mangsa, mengendalikan gadis ini benar-benar membuat Klein kehabisan banyak tenaga.
Merasakan tatapan Rachel yang penuh dengan kemenangan, sudut bibir Klein berkedut keras.
‘Harimau betina ini!’
Meski marah, Klein memilih untuk mengabaikannya, setidaknya untuk saat ini. Setelah itu, hasil buruan diberikan kepada Vlad untuk dibersihkan sementara Luna bersiap untuk memasak.
Ketika matahari terbenam, kegelapan menyelimuti hutan. Hanya ada api unggun menjadi sumber cahaya, membuat mereka menjadi semakin waspada.
Setelah beberapa waktu, kelinci panggang dan sup ayam (burung) disajikan.
Ketika menyantap hidangan nikmat buatan Luna, Klein tampak puas. Bukan hanya dia, anggota lain juga sama. hanya saja, ekspresi Rachel sedikit rumit.
‘Bukankah mereka seharusnya makan biskuit terkompresi dan dendeng alot? Kenapa makan kelinci panggang yang harum dan minum sup? Bukankah ini malah mirip camping, bukan survival?’
Ketika Rachel melamun, suara lolongan serigala tiba-tiba terdengar di kejauhan. Mendengar itu, ekspresi semua orang menjadi serius.
Tidak lama kemudian, suara malas Klein kembali terdengar.
“Kita memang perlu waspada, tetapi di sisi lain-“
“Kita tidak perlu takut pada mereka.”
Mendengar itu, mereka pun sadar. Mereka yang awalnya gugup menjadi lebih tenang. Walau hampir tidak bisa dikatakan memiliki pengalaman bertarung yang sebenarnya-
Tetapi orang-orang ini jelas yakin dengan kekuatan mereka!
>> Bersambung.