Darra Smith adalah seorang anak yatim piatu yang menikah muda dengan suaminya Raynard Walt. Di tahun kedua pernikahannya, semuanya berubah. Mertua dan kakak iparnya kerap ikut campur dengan rumah tangganya. Di tambah perusahaan yang dibangun suaminya mengalami masalah keuangan dan terancam bangkrut. Situasi kacau tersebut membuat Raynard selalu melampiaskan kemarahannya kepada Darra. Ditambah lagi Darra tak kunjung hamil membuat Raynard murka dan menganggap Darra adalah pembawa sial.
"Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu, Darra. Aku ingin bercerai!"
Kalimat itu seperti suara gelegar petir menghantam Darra.
Setelah kejadian pertengkaran hebat itu, kehidupan Darra berubah. Bagaimana kisah selanjutnya
ikuti terus ya....
Happy Reading 😊😊😊
Update hanya hari senin sampai jumat 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENCINTAI WANITA LAIN
💌 POSESIF SETELAH BERCERAI 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
VISUAL HELENA MALLE
Sementara itu, Ray diminta ibunya untuk mengantar Helena. Dengan alasan supir pribadinya tidak bisa menjemput karena ada urusan keluarga. Pesta ulang tahun sudah berakhir 15 menit yang lalu. Jam sudah menunjukkan pukul 22.20 wib.
Ray membuka pintu dan mempersilakan Helena masuk. Helena tersenyum manis dan duduk di bagian sebelah supir sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi mobil. Ekspresi wajahnya berbinar bahagia.
Bruk!
Ray menutup pintu bagian depan dan sedikit berlari mengitari mobil untuk masuk dan duduk dibagian kemudi.
"Kau jadi repot-repot mengantarkan ku pulang, Ray." Ucap Helena saat Ray sudah duduk di sebelahnya.
Ray tersenyum. "Tidak kok. Aku justru bahagia bisa mengantarmu pulang. Kau adalah tanggung jawabku. Karena kau adalah tamu penting mommy. Kalau terjadi sesuatu kepadamu, tentu saja aku akan merasa bersalah."
Helena tertawa. "Terimakasih atas perhatiannya Ray, kau tidak berubah ya, kau masih sama seperti yang dulu." Kata Helena tersenyum sambil memasang sabuk pengaman.
Lagi-lagi Raynard tersenyum. Ia memperbaiki posisi duduknya. Ia pun memutar kunci di dalam kontak untuk menghidupkan mesin mobilnya dan memasukkan persneling, lalu mulai menginjak pedal gas untuk menjalankan mobilnya. Mobil mewah itu bergerak meninggalkan kediaman Walt.
"Kapan kau kembali ke Austria, Hele?"
Helena melemparkan senyum manis untuk menggoda Raynard dan balik bertanya. "Kau ingin aku kembali?"
Ray menoleh saat mendengar perkataan Helena. Tatapan mereka bertemu.
Deg!
Jantungnya seketika berdetak. Dengan cepat Ray memalingkan wajahnya menatap ke depan. Debaran ini kembali lagi. Helena adalah cinta pertamanya. Ia menghembuskan napasnya dengan pelan. Ray terlalu gugup dengan situasi ini. Apalagi dengan kedipan mata Helena yang menggodanya. Kali ini Ray benar-benar dibuat salah tingkah.
"Hei.... kenapa diam saja?" Helena tersenyum sambil menepuk paha Ray.
Deg!
Deg!
Debaran yang tadinya hanya berdetak pelan kini semakin kencang karena sentuhan Helena. Ray benar-benar kesetrum.
"Apa kau tidak ingin menahan ku di sini? Aku bisa membantu perusahaan Walt yang sedang bermasalah. Aku tinggal bilang aja ke daddy. Semuanya akan beres."
Mata Ray berubah teduh saat mendengar perkataan Helena. "Sebenarnya aku tidak ingin merepotkanmu Helena. Benar, perusahaan Walt sedang mengalami masalah dan aku sangat membutuhkan bantuan dari keluarga Malle."
"Aunty sudah cerita. Jadi berterima kasihlah kepada aunty Floren. Dia menghubungiku seminggu sebelum acara ulang tahunmu dan kau lihat aku sekarang ada di sini karena kamu."
"Terima kasih banyak, Helena. Aku tidak tahu dengan cara apa membalasnya."
"Kau ingin membalasnya?"
"Hmmm..." Raynard mengangguk serius. "Aku ingin membalasnya. Kau meminta apa?"
"Hmmm....." Helena mengetuk dagunya berpikir. "Apa ya?"
"Katakan saja, aku akan memenuhi keinginan mu?"
"Aku ingin?????" Helena sengaja menangguhkan kalimatnya. "Nanti saja. Aku butuh waktu untuk berpikir."
"Baiklah. Aku tunggu, Helena."
"Aku pegang janjimu." Helena membuat gestur mengangkat kelingkingnya. Tanda bahwa Ray harus menepati janjinya.
Ray tersenyum saat melihat gestur itu. "Oh ya...Apa perutmu masih sakit?" tiba-tiba Ray teringat, sejak acara pesta tadi Helena mengeluh sakit perut.
"Hmm, masih sakit, pinggangku juga terasa pegal. Kalau tamu bulanan mau datang, sakitnya memang seperti itu."
"Apa mau datang bulanan seperti itu? Istriku juga sering mengeluh tapi setelah datang bulan."
"Pppffftttt...." Helena menahan tawanya. "Setiap wanita beda-beda. Ada yang sakit sebelum dan ada juga yang sakit setelah datang bulan."
"Ohhhh begitu ya." Ray kembali fokus menatap jalanan. "Rumahmu dimana Helena?" tanya Ray lagi. Tatapannya masih fokus pada jalanan dan kemudi.
"Aku tidak mau pulang ke rumah." bibir Helena mengerucut ke depan.
"Heuh?" Ray menatap bingung. "Maksudnya?" tanyanya lagi.
"Kita ke villa keluargaku aja."
"Ke villa? Selarut ini?" Tanya Ray lagi. Pikirannya langsung berkelana entah kemana. Ray memang pernah mendengar Helena punya villa yang tidak jauh dari kota. Hanya setengah jam perjalanan ke sana.
"Iya Ray. Banyak yang ingin aku tanyakan padamu. Setidaknya ini perayaan pertemuan kita setelah sekian tahun."
Ray menarik napas panjang lalu menganggukkan kepalanya. Ia tidak bisa menolak. Apalagi Helena ingin membantu perusahaan Walt. Mereka larut dalam pikirannya. Helena sibuk mengirim pesan. Entah pesan itu untuk siapa. Sementara Ray, hatinya tidak tenang saat Helena mengajaknya ke Villa.
⭐⭐⭐⭐⭐
Perjalanan 20 menit ditempuh, akhirnya mereka tiba di depan villa bertingkat tiga dengan bercat putih itu. Raynard segera menghentikan mobil dan memarkirnya dengan baik. Ray turun lebih dulu untuk membuka pintu untuk Helena. Helena tersenyum melihat Ray mengitari mobil dan membuka pintu untuknya.
"Silakan Helena..." kata Ray.
"Terima kasih Ray. Lagi-lagi kau membuatku tersanjung atas tindakan manismu."
Ray hanya tersenyum saat mendengar perkataan Helena. Mereka melangkah menuju taman yang dihiasi dengan air mancur yang cantik. Villa ini memiliki pintu masuk ubin dekoratif. Seorang lelaki bertubuh tegap menyambut kedatangan mereka.
"Selamat malam nona Helena," Sapa seorang pria berdiri tegap di depan pintu. Ia membungkukkan badannya untuk memberi hormat.
"Selamat malam David." Balas Helena dengan senyuman ramah.
Mereka melangkah masuk ke dalam Villa. Helena dan Ray saling melempar senyum.
"Selamat malam nona! Seperti yang anda minta, semuanya sudah disiapkan." Kata pelayan dengan sopan, ia maju beberapa langkah ingin mengambil jas milik Ray dan menggantungkannya.
"Apa kau mengubungi mereka untuk menyiapkan ini?" Tanya Ray berbisik.
Helena mengangguk tersenyum. "Hmmm. Tadi aku diam-diam mengirim pesan bahwa malam ini ada tamu istimewa mau datang ke villa." lagi-lagi Helena tersenyum berkedip menggoda Ray.
"Oke, terima kasih pak David. Sekarang kalian bisa pulang." Ucap Helena kepada tiga pelayan yang ada di sana.
"Baik nona. Kalau anda membutuhkan sesuatu, nona bisa menghubungi saya."
Helena mengangguk tersenyum dan membiarkan pelayan meninggal Villa. "Sekarang ikut aku Ray!" kata Helena melangkah lebih dulu.
Ternyata benar di atas meja sudah tersedia makanan kecil dan wine mahal.
"Silakan duduk!" Helena menunjuk kursi sofa dan Helena pun duduk di samping Ray. Dia memiringkan badannya agar menghadap ke arah Raynard.
Tatapan mereka bertemu. Helena tersenyum lembut kepada Ray. Melihat senyum itu, seketika jantung Ray bergemuruh. Ia melarikan pandangannya ke bawah. Rasa gugup seketika menyerangnya. Helena menggeser posisi duduknya agar semakin mendekat dengan Ray. Wajah Ray terasa panas. Ia mulai menahan napas.
Untuk mengalihkan perhatiannya, Ray mengambil handphonenya, memeriksa beberapa pesan yang masuk. Karena sedari tadi ia merasakan benda pipih itu berbunyi. Sementara Helena menuang wine ke gelas cantik berkaki dan diam-diam Ia merogoh sesuatu dari tas kecilnya. Lalu, menuangkan seluruh isi bungkusan itu ke dalam gelas dan memberikan kepada Ray.
"Ini untukmu." Helena memberikan wine ke tangan Ray.
Ray meletakkan handphonenya setelah membalas pesan masuk. Ia menerima wine dari tangan Helena. "Terima kasih, Helena."
"Bersulang."
TING !
Permukaan gelas mereka bertemu, berdenting menghasilkan suara yang merdu.
"Terima kasih karena sudah menemaniku malam ini." Kata Helena mengangkat gelasnya lagi. Ia menyesap minuman anggur itu secara perlahan.
"Sama-sama, Helena." Kata Ray menyesap minuman anggurnya juga. Ray tersenyum seadanya. Sementara Helena memperhatikan betul saat Ray meminum wine hingga akhirnya tercipta senyuman tipis di bibirnya.
"Kau masih ingat Melati?"
"Siapa Melati?"
"Aihh...kau pura-pura lupa, wanita yang pernah menangis saat kau tolak."
"Astaga gadis cupu itu?"
"Kau tahu dia sekarang lumayan cantik lho."
"Oh, iya?" Ray mulai tertarik dengan perbincangan itu.
"Kenapa kau menolaknya?" tanya Helena.
Ray memegang dahinya. Tiba-tiba dia merasa pusing. Keringat dingin mulai mengalir ke tubuhnya. "Karena aku mencintai wanita lain." ucapnya hampir tak terdengar. Matanya berkunang-kunang. "Ada apa denganku? Apa aku mabuk. Kenapa aku menginginkan Helena?"
"Hei....kau mencintai siapa? Kenapa aku tidak tahu?" Tanya Helena begitu antusias. Ia menyembunyikan senyuman puasnya saat melihat obat itu mulai bekerja.
"Aku mencintaimu, Helena. Aku menginginkanmu."
Deg!
BERSAMBUNG....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel ke sepuluh aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
mkne di peluk mau saja hingga Dave lihat, kasian Dave jng ma dara lah dara blm selesai dng masa lalunya, hatinya masih ma mantan. biar saja balikan ma mantan jd istri ke dua. 🤣🤣.
orang kl dah move on dia akn biasa saja, tp kl lihat sikap dara dah tau dara blm move on, mending Dave cari yg lain saja lah, Dara blm selesai dng hatinya, drpd sakit nnti.
Dara biar jd istri ke dua ray kn masih cinta. kl dah gk cinta pasti akn biasa saja dan dng elegant melawan ray. 🤣