Aku takkan pernah mengantarmu
pamit pada bait-bait puisi terakhirku ~
Hanya saja bila di batas kejenuhan
ini datang kembali,....
Tolong carikan aku secarik lirik
yang bisa membuatku bertahan
dengan keresahanmu ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miphz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#7 Sebenarnya Aku Cemburu
Sepanjang perjalanannya pulang menuju Rumah Pak Slamet, tak sedikitpun pikiran Vino lepas dari orang yang namanya Andi.
Selama berpacaran sama Rani Vino dan Rani tak pernah saling menunjukkan rasa cemburu mereka, selain mereka sama sama sudah dewasa mereka juga percaya bahwa hati mereka sudah berkomitmen.
Tanpa terasa Vino sudah nyampe saja didepan gerbang rumah Pak Slamet, dia membuka gerbang lalu masuk memarkirkan motornya, kali ini dia berniat pulang naik taksi dan kembali menjemput Rani dengan motornya sendiri.
"Assalamualaikum Bu,"
Salam Vino sembari menyalami Ibu Mona.
"Walaikumsalam nak."
Jawab Bu Mona.
"Saya langsung pulang dulu bu, saya sudah pesan taksi, nanti Rani saya jemput bawa motor saya."
Tutur Vino sembari berpamitan.
"Tumben tidak masuk dulu nak?, Bapak ada lho didalem."
Tawaran Bu Mona yang seakan heran,tidak biasanya Vino langsung pulang, biasanya paling sebentar dua jam dia sama Pak Slamet ngobrol.
Kali ini membuat pertanyaan sendiri didalam hati Bu Mona.
Namun Bu mona tetap membiarkan Vino pulang, Bu Mona orang yang tidak pernah memaksa siapapun, sebagai istri Bu Mona sangat menghormati Pak Slamet, hampir menjadi istri dan ibu yang sempurna, lemah lembutnya selalu membuat adem siapapun.
"Siapa buk?"
Suara Pak Slamet dari dalam rumah.
"Nak Vino pak, tapi langsung pamit pulang, mungkin ada urusan penting, jadi buru buru dan tidak menyapa bapak, tapi dia titip salam buat bapak, katanya lagi dia nanti mau jemput Rani,"
Jawab Bu Mona dengan segala alasan menutupi rasa heran dirinya terhadap Vino.
Taksi yang ditumpangi Vino hampir sampai dipersimpangan menuju rumah Vino, namun Vino menghentikan taksi dan turun disebuah cafe.
Vino menghabiskan waktu untuk sekedar ngopi disana, Vino lebih suka menghabiskan waktu disiang hari dengan hal hal yang membuatnya bisa lepas dari pekerjaan, sedangkan malam dia berkutat didepan komputer kadang sampai dini hari, kebiasaan ini selalu terbayang Vino ketika ada istri yang menemani saat kerja nanti.
Di lain tempat Andi yang memperhatikan Rani tak berani mendekat ataupun membahas Vino, dia berperang dengan rasa pikirannya sendiri, sedang Rani terlihat santai dan seperti biasa dengan wajah yang ceria dan ramah, pelanggan pun sangat suka jika dilayani Rani.
Meskipun hanya pelayan Restoran, Rani juga disegani pelanggan yang sering datang ke restoran tersebut, sebab attitude Rani yang benar benar bikin kagum banyak orang.
Disela sela jam istirahat Rani yang sedang menuju kebelakang guna ingin minum menemui Andi yang sudah berdiri didepan loker tempat dia menaruh tas dan perlengkapan lainnya milik Andi.
Andi sengaja berlama lama disitu, karena lagi mengumpulkan keberanian untuk bertanya sama Rani.
Rani yang mendapati Andi sedang gelisah pun mulai bertanya
"Hee An, kamu sedang nyari apa?, sudah makan?"
"Emm, ini, ini saya lagi nyari sendok, sepertinya ibuku lupa menaruh sendoknya."
Jawab Andi yang jujur serasa buka bekal tak ada sendoknya.
"Pakai tangan An, nanti cuci tangan, selesai kan?,"
Tutur Rani sambil meringis menatap Andi.
Andi merasa salah tingkah dengan tatapan Rani yang intens, mereka duduk bersama menghabiskan bekal mereka, seperti biasa makan pun harus cepat karna memang waktu beberapa menit dibuat bergantian sama teman lainnya.
Disela sela mereka makan Andi mencoba memulai pertanyaan, namun tiba tiba Rani beranjak dari duduknya dan kembali menutup bekalnya.
Bekal yang dimakan Rani belum habis, tapi nampaknya Rani tau kalo temannya sedang kuwalahan, Rani melihat dari celah pintu yang banyak orang berdatangan.
"Lho Ran kok gak dilanjutkan makannya?"
Tanya Andi yang sebenarnya ingin mencegahnya.
"Nanti saja An,"
Jawab Rani sembari melangkah.
Andi yang akhirnya hanya merasa kesel sendiri juga buru buru minum dan tak nafsu lagi menghabiskan bekalnya.
Tak lama Andi menyusul Rani dan kembali berkutat dengan pekerjaannya.
Jam empat sore mereka keluar dan berganti sif sampai jam sebelas malam, kadang bisa lembur jika musim liburan.
Sementara Vino sudah menunggu Rani diparkiran tempat dimana Rani selalu menunggunya.
Ketika melihatnya Rani tersenyum sumringah melihat calon suaminya, ini membuat Andi yang belum sempat ngobrol bersama Rani pun kesal dan ingin marah.
Namun Andi bukan tipe Pria yang suka gegabah, dia masih menampakkan senyum terpaksanya terhadap Vino.
Vino yang menyadari itupun membalas senyum Andi, dan sekali lagi Vino meminta maaf atas kejadian tadi pagi.
"Lho kenapa, kok kamu gak cerita?"
Tanya Rani sedikit kaget.
"Kamu gak papa kan, mana yang sakit?"
Tanya Rani lagi sebelum Vino sempat menjawab pertanyaannya.
Ini membuat Andi tak mau melihat Rani yang sedang meraba badan Vino guna mencari jika didapati luka ditubuhnya.
"Enggak ada sayang, q gak papa, malahan gerobaknya yang terluka,"
Jawab Vino dengan tawa leluconnya.
"Iiih kamu!"
Jawab Rani kesal tapi manja.
"Maafkan Vino ya An!?"
Tutur Rani mewakilinya lagi.
"Gak papa,bahkan Vino memberiku uang lebih buat bapak saya, padahal gerobaknya cuma penyok sediki.."
Jawab Andi menjelaskan.
Akhirnya mereka pulang bersama lagi, ditengah tengah jalan Andi sempat memupuskan harapannya terhadap Rani, dan ternyata malah membuatnya terasa nyeri didadanya.
Dia belum mau berhenti berharap sebelum melihat Rani benar benar menikah entah sama Vino ataupun pria lain, batin Andi yang masih belum percaya pernyatan Rani tadi pagi.
Kali ini Andi benar benar cemburu, tapi apa daya Andi bahkan tidak ada hubungan apapun sama Rani, status mereka hanya berteman.
Andi dan Rani berteman semenjak kerja direstoran, Andi yang senior baru menyadari jika dia tinggal satu kompleks bersama Rani.
Hal ini yang selalu membuat Andi tambah semangat bekerja sambil menunggunya didepan gerbang rumah Rani.
"Haruskah sampai disini saja perasaan ku yang belum sempat ku sampaikan padanya?"
batin Andi.
Didapati pikirannya sedang kacau Andi menepi sambil melambaikan tangannya memberi kode bahwa dia akan berpisah jalan.
Vino yang melihatnya pun merespon balik dengan melambaikan tangan.
Sementara Vino dan Rani langsung pulang, mereka tak pernah mampir kemana kemana sebelum mereka berpamitan sama orangtua masing masing.
Mereka benar benar cukup mengerti dan paham menempatkan hubungan mereka.
Sesampainya dirumah seperti biasa mereka duduk bersama.
Kali ini Kak Rini ikut nimbrung, sebab dia juga tak ada kegiatan selain membantu Ibu Mona mengurus rumah.
Sedangkan sore hari mereka menikmati suasana indah tepat disamping rumahnya,yaitu taman yang tiap sore terlihat senja yang indah.
Disitulah Rani dan Vino selalu menghabiskan waktu untuk privasi mereka.
Vino dan Rani yang sudah menetapkan tanggal pernikahan, mencoba mengajak berbicara sama Pak Slamet dan Bu mona.
"Pak, Bu, kita sudah menemukan tanggal untuk pernikahan kita, saya mau ditanggal 23 sesuai umur Rani Pak, boleh kan?"
Ucap Vino mewakili Rani.
"23 itu hari jum'at nak, itu bagus!, tapi untuk jam sholat jum'at kita adakah istirahat ya.?"
Saran Pak slamet dan Bu Mona.
"Tentu pak."
Jawab Vino.
"Bapak dan ibu kamu sudah tau?"
Tanya Bu mona.
"Belum bu, waktu kami berkumpul itu jarang, sebab ibu kerja, ketika ibu pulang kadang akunya yang sudah berkutat dengan kerjaan saya sendiri."
Jawab Vino.
"Bener bener kamu tu Vin, masak orangtua sendiri belum dikasih tau!"
Semprot kak Rini.
"Iya kak besok saya kasih tau habis pulang dari sini."
Jawab Vino.
"Besok,?"
Tanya Rani dengan shock.
Karna berarti Vino akan menginap dirumahnya dan ini membuat Rani tidak nyaman, selama berpacaran Vino baru dua kali menginap dirumah Rani itupun karna kepepet terjebak hujan, hal ini tidak membuat Rani senang tapi malah takut, sebab dia sangat menjaga nama baik keluarga, takut jadi gosip tetangga.
Vino yang nyengir dan mengedip kan mata pun ditoyor Rani, Rani tidak mau Vino menginap.!
Kak Rini tersenyum melihat tingkah dua anak itu, sebenarnya gaya pacaran mereka itu sama persis sama Rini dan Andre yang sekarang ini menjadi suaminya.
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
Mampir juga di novel ku ya kak/Rose/
selisih 12 tahun, yayaya
kalau selisih 16 tahun cocok ga ya?🤔🤔🤔
😆😆😆😂😂😂😂